Anda di halaman 1dari 2

PILAR-PILAR TEGAKNYA AGAMA DAN DUNIA

Allah swt. menciptakan segala sesuatu berdasarkan fitrahnya. Misalnya, ikan Allah ciptakan fitrah hidupnya berada di air, cacing tanah fitrah hidupnya di dalam tanah. Selama ikan berada di dalam air, dan cacing tanah berada di dalam tanah, maka keduanya akan merasakan ketenangan dan kenyamanan. Akan tetapi apabila ikan dipindahkan ke darat atau cacing tanah dipindahkan ke permukaan tanah sehingga terkena terik matahari, maka kedua makhluk tersebut akan kehilangan rasa tenang dan nyamannya. Pertanyaannya kemudian dimanakah fitrah manusia? Untuk menjawab hal ini, Allah swt. berfirman dalam firman-Nya :

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum [30] : 30) Selama mausia tetap berada pada fitrahnya yakni hidup di atas agama Allah, maka ia akan merasakan ketenangan dan kenyamanan dalam hidupnya sebagaimana ikan di dalam air dan cacing di dalam tanah. Akan tetapi bila manusia sudah keluar dari karena enggan menggunakan agama untuk mengatur hidup dan kehidupannya, maka yang akan dirasakan adalah keresahan dan kegelisahan sebagaimana ikan yang dipindahkan ke daratan dan cacing yang dikeluarkan dari dalam tanah. Ketenangan hidup hanya akan di rasakan oleh manusia yang menggunakan agama untuk mengatur hidup dan kehidupannya. Namun demikian, di akhir zaman sekarang ini agama menjadi sesuatu yang asing seperti pertama kali kemunculannya. Rasulullah saw. bersabda :


Sesungguhnya agama itu bermula sebagai sesuatu yang asing, dan sesungguhnya agama akan kembali menjadi asing sebagaimana permulaannya, maka berbahagialah orang-orang yang dianggpa asing (saat itu). (HR. Thabraniy) Apa yang bisa dilakukan umat Islam ketika agama yakni Islam sudah kembali menjadi asing? Dalam hal ini perlu kiranya kita memperhatikan apa yang disampaikan oleh sahabat Ali ra. :


Agama dan dunia akan senantiasa tegak berdiri selama ada empat perkara Yang dimaksud agama dan dunia tetap tegak beridiri adalah bahwa agama tetapi digunakan untuk mengatur hidup dan kehidupan. Dan menurut beliau hal ini akan terjadi apabila empat pilar utamanya tetap tegak berdiri. Apakah empat pilar yang akan menopang tetap tegaknya agama dan dunia yang dimaksud? Pertama,

Selama orang-orang kaya tidak bakhil dengan apa yang telah diberikan (oleh Allah) Inilah pilar pertama yang akan menopang tetap tegaknya agama agar tetap digunakan untuk mengatur hidup dan kehidupan yakni peranan kaum aghniya (orang-orang kaya). Kedermawanan mereka untuk menggunakan hartanya dalam memperjuangkan agama menjadi bagian penting untuk tetap tegaknya agama. Sejarah membuktikan bahwa keberhasilan dakwah Rasulullah saw. tidak lepas dari peranan kaum aghniya; ada Abu Bakar, Utsman bin Affan, Abdurrahman bin 'Auf, dll.

Harta kita yang sesungguhnya adalah apa yang sudah kita berikan untuk Allah untuk memperjuangkan agama-Nya bukan yang harta yang kita kumpulkan dan kita banggakan jumlahnya, karena itu semua belum tentu dimiliki dan dinikmati. Allah swt. berfirman :


Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.(QS. Ali Imran [3] : 180) Kedua,


Selama ulama (orang-orang yang berilmu) mengamalkan apa telah mereka ketahui Pilar kedua adalah peranan kaum ulama agar dapat mengamalkan ilmunya. Yang dituntut dari mereka adalah : (1) Berusaha menjadi suritauladan bagi masyarakat dengan berusahan menunjukkan setiap perilakunya didasari ilmu yang dimilikinya, karena Allah sangat murka kepada mereka yang hanya bisa mengatakan tetapi tidak bisa melakukan (QS. Ash-Shoff [61] : 2-3). (2) Menegakkan amar makruf nahi munkar, karena merekalah yang memahami mana yang benar mana yang salah, mana yang boleh dilakukan mana yang tidak. Ketika fungsi ini tidak bisa dilakukan Allah swt. mengingatkan bahwa Bani Israil mendapat laknat Allah karena mereka membiarkan kemunkaran yang terjadi di kalangan mereka (QS. Al-Maidah [5] : 78-79). Ketiga,

Selama orang-orang bodoh (yang belum mengetahui sesuatu) tidak menyombongkan diri dari sesuatu yang belum mereka ketahui Pilar ketiga yang menopang tetap tegaknya agama dan dunia adalah ketawadluan umat Islam untuk tetap belajar tentang apa yang belum mereka ketahui, dengan kata lain mereka masih memiliki semangat untuk mendapatkan ilmu. Muhammad bin Fadll al-Balkhiy mengatakan bahwa lenyapnya Islam bisa desebabkan empat perkara : Mereka (umat Islam) tidak mengamalkan apa yang telah mereka ketahui. Mereka (umat Islam) mengamalkan sesuatu yang tidak mereka ketahui. Mereka (umat Islam) tidak mau mempelajari apa yang tidak mereka ketahui. Mereka (umat Islam) mencegah orang lain dari mempelajari apa yang tidak diketahui. Keempat, Selama orang-orang fakir tidak menjual akhirat mereka dengan dunia Pilar keempat adalah kesabaran orang-orang fakir dalam segala kekurangannya mereka tetap taat kepada Allah tidak mengorbankan kepentingan akhiratnya hanya demi mengejar kepentingan dunia yang sesaat. Dengan memperhatikan apa yang disampaikan oleh sahabat Ali ra. di atas dapat disimpulkan bahwa :selama orang-orang kaya di kalangan umat Islam masih mau mengorbankan sebagian hartanya untuk memperjuangkan islam, selama para ulama menunjukkan dirinya sebagai suritauladan bagi masyarakat dan berani melakukan amar ma'ruf nahi munkar, selama umat Islam masih memiliki semangat mempelajari agamanya dan selama umat Islam lebih serius memikirkan akhirat mereka daripada memikirnya dunia, maka agama akan tetap digunakan untuk mengatur hidup dan kehidupan. Wallaahu A'lam bish-showaab.

Anda mungkin juga menyukai