Anda di halaman 1dari 25

Konsultasi dan rujukan

Disarikan dari McWhinney, I.R. Freeman, T. (2009) Textbook of family medicine 3rd ed, Oxford University Press, Inc oleh Yusuf Alam Romadhon

background
Satu dari tugas dokter keluarga yang paling penting adalah pengelolaan semua sumber daya kedokteran dan masyarakat bagi pasien-pasien mereka. Tanpa kontinuitas perawatan dan tanggungjawab dokter keluarga, pelayanan kesehatan yang terfragmentasi dalam berbagai spesialisasi akan menjadi tak terkoordinasi, sia-sia dan berbahaya. Komunikasi efektif dengan kolega baik medis maupun profesi kesehatan lainnya karenanya merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai bagi praktisi kedokteran keluarga. Kegagalan berkomunikasi akan membahayakan pasien akibat salah diagnosis dan kesalahan dalam terapi. Kompleksitas kedokteran modern dengan berbagai risiko akibat terbelahnya tanggungjawab, merupakan situasi kerja yang penuh dengan bahaya. Sehingga perlu sistem komunikasi yang didesain untuk mengeliminasi terbelahnya tanggung jawab dan memperjelas garis komunikasi antar kolega dokter dan profesi kesehatan

Perjalanan penyakit dimatchkan dengan upaya kesehatan perorangan maupun masyarakat

Patroli surveilan epidemiologi

Sehat

Berisiko

Gangguan Kesehatan

SAKIT

Ketidakmampuan

Kecacatan

Sekarat

Promosi kesehatan

Proteksi Diagnosis Pengobatan Rehabilitasi dini spesifik tepat

Legislasi Paliasi

Consultation
Pada konsultasi, dokter yang bertanggungjawab merawat pasien, menanyakan kepada koleganya tentang pendapat mereka mengenai kondisi pasien. Istilah konsultan dalam konteks ini berarti orang yang dimintai konsultasi dan tidak berimplikasi secara khusus pada tugas dan tanggungjawab. Orang yang dimintai konsultasi bisa jadi seorang spesialis, atau anggota dari aliansi profesi kesehatan. Walaupun pendapat jelas mempunyai bobot, konsultasi yang diberikan ini tidak mengikat.

Karena urutan perannya dalam sistem perawatan kesehatan, sebagaian besar konsultasi yang diminta adalah berasal dari dokter umum kepada spesialis.

Penting untuk diketahui, ada jenis konsultasi lain yang juga digunakan. Seorang dokter keluarga dapat meminta pendapat dokter keluarga lainnya yang mempunyai keahlian dan minat pada bidang-bidang khusus tertentu. Seorang spesialis dapat meminta advis pada dokter keluarga setelah dilakukannya rujukan.

to be effective consultation
1. Dokter peminta konsultasi harus mengomunikasikan secara langsung dengan konsultan. Pada sebagian besar kasus, komunikasi hendaknya dalam bentuk tulisan, apakah itu berbentuk
1. 2. 3. 4. Surat Catatan pada kartu rumah sakit Atau dalam format khusus yang dikirim via email atau perangkat elektronik lain Bilamana permintaan bersifat mendesak, seperti konsultasi bedah pada kasus akut abdomen, komunikasi via telefon merupakan bentuk yang bisa diterima.

Bentuk komunikasi ideal tidak berarti dalam hari yang sama melainkan konsultan dan dokter yang meminta konsultasi melihat pasien secara langsung bersama-sama.

to be effective consultation
2. Dalam bentuk minimum, surat permintaan konsultasi harus mendata semua permasalahan pasien yang signifikan, pernyataan dokter mengenai temuan utama, pemeriksaan-pemeriksaan yang telah dilakukan, semua obat-obatan yang telah diresepkan, dan maksud dari konsultasi.
Alasan keperluan konsultasi banyak dan beragam meliputi :
Membantu memecahkan teka-teki diagnosis, Meminta advis mengenai rangkaian terapi atau tindakan khusus, Memberikan pendapat mengenai signifikansi hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan fisik, Atau hanya memberikan kepastian pada pasien.

to be effective consultation
3. Alasan konsultasi harus dijelaskan kepada pasien. Penting untuk ditekankan pada pasien agar melihat bahwa konsultasi dan rujukan bukan merupakan bentuk penolakan hal ini berisiko terutama pada konsultasi psikiatri

to be effective consultation
4. Konsultan harus menulis balik jawaban segera (atau via telefon pada kasus gawat) mengenai penemuan-penemuan beserta pendapatpendapatnya 5. If the consultant is unable to give an opinion, but thinks that another consultant would be appropriate, he or she should recommend this to the referring physician. The consultant should not refer the patient to another consultant himself or herself.

Failure to consult
Kegagalan konsultasi seringkali diakibatkan oleh dua sebab: 1. Kegagalan dokter dalam menilai keterbatasan mereka sendiri 2. Perasaan bahwa konsultasi merupakan kegagalan pribadi. Pengamatan saya (McWhiney) dengan dokter yang siap melakukan konsultasi biasanya merupakan tanda kematangan kepercayaan diri.

Problems may also arise when the referring physician disagrees with the consultants opinion.

Akan menjadi sangat sulit untuk menerima kenyataan bahwa sang konsultan salah, bahkan lebih sulit lagi untuk mengambil langkah apa yang diperlukan untuk melindungi kepentingan pasien. Kenyataannya, bila dokter yang merujuk dengan konsultan tidak bersependapat, masing-masing pihak mempunyai peluang yang sama untuk benar. Pengetahuan dan pengalaman khusus dari konsultan harus berjalan seimbang dengan pengetahuan dokter keluarga mengenai pasien dan penyakit mereka secara individual. Sehingga, dokter keluarga haruslah menerima kemungkinan bahwa sang konsultan bisa saja berpendapat salah.

How to solve this problem?

Pertama, dokter keluarga dapat mendiskusikan ketidaksetujuannya secara terbuka dengan konsultan. Bilamana tidak ada kegawatan, ia dapat merujuk pasien kembali untuk pertimbangan ulang. Bila langkah tersebut gagal menyelesaikan permasalahan, dokter keluarga sebaiknya memberikan advis kepada pasien mengenai ketidaksetujuannya dan menawarkan untuk meminta pendapat ketiga bila pasiennya juga menghendaki.

Referral

Definition
Rujukan bermakna pemindahan tanggungjawab pada sebagian aspek dari perawatan terhadap pasien. Bagi dokter keluarga, pemindahan tanggungjawab tidak pernah total, ia masih tetap bertanggungjawab terhadap kebaikan pasienpasiennya. Bahkan bla pasien menjalani bedah mayor pun di pusat layanan kedokteran yang jauh, dokter keluarga tetap ada untuk pasien, keluarga dan ahli bedahnya. Pembagian tanggungjawab antara dokter perujuk dengan spesialis harus secara jelas didefinisikan.

types of referral

Interval referral.
Pasien dirujuk untuk perawatan secara menyeluruh dalam periode waktu terbatas. Dokter perujuk tidak mempunyai tanggungjawab selama dalam periode ini kecuali pada keadaan yang telah disebutkan sebelumnya. Contoh yang sering adalah rujukan pasien untuk menjalani bedah mayor atau penyakit medis serius. Pada dasarnya perawatan yang bagus adalah setelah rujukan hanya spesialis saja yang meresepkan tindakan. Dokter keluarga sebaiknya memberikan advis dan komentar, kecuali ada permintaan untuk melakukan hal tersebut. Keadaan tersebut akan tampak misalnya bilamana pasien selanjutnya mengalami infeksi saluran nafas, ruam kulit atau penurunan mental setelah pembedahan. Dalam keadaan ini , akan menjadi alami manakala sang ahli bedah meminta dokter keluarga memberikan advis sebagai konsultan dengan pengetahuan khusus mengenai pasien dan keterampilan dalam menghadapi gangguan-gangguan yang bersifat umum.

Collateral referral
Dokter perujuk tetap dalam tanggungjawab penuh, tetapi merujuk pasien untuk perawatan permasalahan khusus. Rujukan dapat bersifat jangka panjang seperti glaukoma kronis, atau bersifat jangka pendek seperti permasalahan yang bersifat psikologis ataupun sosial.

Cross-referral
Pasien dianjurkan untuk mengunjungi dokter lain, dan dokter perujuk menerima tidak lagi bertanggungjawab pada perawatan pasien. Keadaan ini terjadi setelah swa-rujukan oleh pasien atau bahkan setelah dirujuk oleh dokter keluarga. Pada kasus lain, praktik ini dianggap salah, karena akan membuang-buang sumberdaya, mengakibatkan demoralisasi pada pasien, dan mengucilkan dokter keluarga. Bila konsultan merasa bahwa pendapat dokter spesialis lain diperlukan, ia sebaiknya menginformasikan kepada dokter perujuk sebelum membuat keputusan rujukan untuk dirinya sendiri.

Split referral
Rujukan ini terjadi pada kondisi praktik multispesialis, bila tanggungjawab harus dibagi kepada dua atau lebih dokter, seperti satu dokter untuk diabetes pasien, sementara dokter lainnya untuk penyakit jantung iskemiknya. Bahaya perawatan jenis ini adalah tidak ada seorang pun yang tahu siapa yang bertanggungjawab penuh pada pasien.

The danger of fragmented care is division of responsibility

This can all too easily lead to what Balint (1964) has called the collusion of anonymity. This refers to decisions being made about a patients management without a clear understanding of who is responsible for them. Although teamwork is necessary for good patient care, teams should not make decisions. It should always be clear who is responsible to the patient for clinical decisions.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai