Karya tulis ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah yaitu Pendidikan Bahasa Indonesia dari Dosen : Rika Widiawati, S. ,M.Pd.
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufiq dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Pengelohan Limbah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak. Karya tulis ilmiah ini disusun dengan sebaik-baiknya untuk diajukan kepada dosen mata kuliah bahasa Indonesia dalam memenuhi tugas individu yang diberikan oleh beliau. Pada penyusunan karya tulis ilmiah ini, penyusun mencari beberapa referensi dari beberapa media termasuk internet, dimana referensi tersebut ada kaitannya dengan karya tulis ilmiah ini. Tujuan lain dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah menjelaskan tentang limbah kakao, cara pengolahan limbah kakao beserta pemanfaatannya, dan penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan limbah kakao. Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak sempurna dan banyak kekurangan. Dan apabila ada kata kata atau kalimat yang tidak berkenan atau dapat menyinggung perasaan pembaca, penyusun memohon maaf. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penyusun harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Demikian karya tulis ilmiah ini saya susun. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Latar Belakang Penelitian....................................................... .......... 3 2. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah....................................... ......... 3 3. Rumusan Masalah.................................................................. .......... 4
BAB II Isi.............................................. .............................................................. 5
1. Definisi Kulit Buah Kakao.................................................................. 5 2. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao.......................................... . 5 2.1. 2.2. Proses Pengolahan dengan Fermentasi................................ 5 Proses Pengolahan tanpa Fermentasi. ................................. 7
BAB I PENDAHULUAN
Hambatan utama petani ternak khususnya dalam peningkatan populasi ternak yaitu terbatasnya bahan pakan. Perluasan areal untuk penanaman rumput sebagai pakan ruminansia sangat sulit, karena alih fungsi lahan yang sangat tinggi. Mengingat sempitnya lahan penggembalaan, maka usaha pemanfaatan sisa hasil (limbah) pertanian untuk pakan perlu dipadukan dengan bahan lain yang sampai saat ini belum biasa digunakan sebagai pakan. Limbah tanaman pangan dan perkebunan memiliki peran yang cukup penting dan berpotensi dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia (ruminansia = hewan pemamah biak, seperti sapi, biri-biri, domba dan kerbau) terutama pada musim kemarau. Pada musim kemarau hijauan rumput terganggu pertumbuhannya, sehingga pakan hijauan yang tersedia kurang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Bahkan di daerah-daerah tertentu rumput pakan ternak akan kering dan mati sehingga menimbulkan krisis pakan hijauan. Selain itu, sistem pemeliharaan ternak ruminansia sebagian besar masih tergantung pada hijauan pakan berupa rumput- rumputan dan pakan hijauan lainnya dengan sedikit atau tidak ada pakan tambahan. Untuk mengatasi masalah kekurangan pakan ini, diharapkan peternak bisa memanfaatkan limbah pertanian yang cukup banyak tersedia disekitarnya antara lain kulit buah kakao, pucuk tebu, jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai dan jerami kacang tanah melalui perlakuan tertentu.
1. Latar Belakang Penelitian Disini penyusun memilih kulit buah kakao, karena memiliki peran yang cukup penting dan berpotensi dalam penyediaan pakan ternak ruminansia khususnya kambing terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai pakan ternak dapat diberikan dalam bentuk segar maupun dalam bentuk tepung setelah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit buah
kakao segar yang dikeringkan dengan sinar matahari kemudian digiling selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak.
2. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Adapun tujuan diadakannya penelitian mengenai pengolahan limbah kulit kakao adalah sebagai berikut : a.) Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu tidak terstruktur, b.) Memahami dan memperdalam ilmu tentang limbah kulit buah kakao beserta cara pengolahannya yang baik, c.) Memahami cara penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan limbah tersebut. 3. Rumusan Masalah a.) Apa itu kulit buah kakao ? b.) Bagaimana cara / langkah-langkah pengolahan limbah kulit buah kakao beserta prosesnya ? c.) Bagaimana cara penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan tersebut ?
BAB II ISI
lain menyatakan kulit buah kakao kandungan gizinya terdiri dari bahan kering (BK) 88 %, protein kasar (PK)
8 %, serat kasar (SK) 40,1 % dan Total Digestible Nutrient (=gizi total yang dicerna) (TDN) 50,8 % serta penggunaannya oleh ternak ruminansia 30-40 %.
untuk
limbah .
kulit Manfaat
buah
kakao
adalah dengan
Aspergillus
niger
fermentasi
teknologi ini antara lain : Meningkatkan kandungan protein Menurunkan kandungan serat kasar Menurunkan kandungan tanin (zat penghambat pencernaan)
Berikut adalah langkah langkah pengolahan dengan fermentasi secara sederhana: 1. Kulit buah kakao yang telah dikumpulkan dicingcang/dicacah sampai menjadi partikel-partikel kecil. Pencacahan dimaksudkan untuk
memudahkan proses pengeringan dan penggilingan. 2. Hasil cacahan difermentasi dengan larutan Aspergillus niger dengan perbandingan 1 liter Aspergillus niger : 10 liter air (untuk 200 kg kulit buah kakao). Proses fermentasi berlangsung 56 hari, setelah itu dijemur sampai kering. 3. Selanjutnya dilakukan penggilingan kulit buah kakao yang telah kering dengan menggunakan mesin penggiling/penghancur/pencacah (hammer mill) atau ditumbuk. 4. Hasil penggilingan dapat berupa tepung (powder) atau butiran (crumble) tergantung ukuran saringan yang dikehendaki kemudian dicampur ke ransum sapi.
LIMBAH Dicingcang Limbah Tercingcang Dibasahi larutan Aspergillus Ditutup dengan goni / plastik Limbah Terfermentasi Dikeringkan 2 3 hari Limbah Kering Digiling
TEPUNG LIMBAH
menggunakan lesung atau alat penumbuk lainnya, kemudian dilakukan pengayakan. Untuk
buah kakao dapat dicampur dengan bekatul dan jagung giling masing-masing 15 %, 35 % dan 30 %.
Ini artinya bahwa ransum tersebut terdiri atas 15 % tepung kulit buah kakao, 35 % bekatul dan 30 % jagung giling.
Skema Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao Tanpa Fermentasi adalah sebagai berikut :
Ditumbuk
PAKAN TERNAK
5. Pada ternak kambing menunjukkan bahwa ternak nampak sehat, warna bulu mengkilat dan pertambahan berat badan ternak dapat mencapai antara 50150 gram per ekor per hari. 6. Untuk babi dapat juga diberikan sebagai pengganti dedak padi dalam ransum sekitar 35-40 %.
2. Saran
Demikian karya tulis ilmiah tentang Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak ini saya susun. Penyusun menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini tidak sempurna dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa penyusun harapkan demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penyusun juga memohon maaf bila ada kata kata yang kurang berkenan dan bila dalam karya tulis ilmiah ini ada yang tidak sesuai dengan kriterianya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin Wawo, (tanpa tahun). Mengolah Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak. Penyuluh Pertanian Madya.
Anonim, 2001. Sosialisasi dan Diseminasi Teknologi Pengkajian Ternak dengan Pemanfaatan Limbah Kakao. Instalasi Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian (IPPTP). Makassar.
Anonim, 2001. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Kambing. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Lembar Informasi Pertanian (Liptan).
Hasnah Juddawi, Albertus Sudiro dan Amirullah, (tanpa tahun). Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Ternak. Naskah Siaran Pedesaan. Instalasi Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian (IPPTP). Makassar.
Nasrullah dan A. Ella, 1993. Limbah Pertanian dan Prospeknya Sebagai Sumber Pakan Ternak di Sulawesi Selatan. Makalah. Ujung Pandang.
Anonim, (tanpa tahun). Pemanfaatan Limbah dalam Integrasi Perkebunan Ternak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali dan Bappeda Propinsi Bali. Leaflet.
11