Anda di halaman 1dari 7

PTO PENJELASAN 1 PEMETAAN SOSIAL KONDISI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

Pemetaan sosial dalam PNPM Mandiri Perdesaan Generasi adalah pembuatan peta sosial yang dapat menggambarkan lokasi sasaran dan layanan pendidikan dasar dan kesehatan ibu-anak di tingkat dusun. Pemetaan sosial disini dilakukan dengan: Mendata sasaran program, meliputi rumah tangga-rumah tangga yang memiliki ibu hamil, memiliki anak usia balita, memiliki anak usia sekolah dasar (SD/MI), dan rumah tangga yang memiliki anak usia sekolah lanjutan pertama (SMP/MTs) Mendata rumah tangga, sasaran yang selama ini tidak atau belum mendapatkan layanan pendidikan dasar (atau yang putus sekolah) dan kesehatan ibu-anak. Mendata keberadaan dan kondisi tempat dan fasilitas pelayanan pendidikan dasar dan kesehatan ibu-anak, baik yang dari pemerintah maupun swasta dan fasilitas umum lainnya yang terkait. Menggambarkan apa yang telah didata dalam sebuah peta dusun. Peta ini akan digunakan sebagai alat/media diskusi terarah untuk menggali gagasan kegiatan dengan kelompok masyarakat.

Langkah-langkah menyusun Peta Sosial Kondisi Kesehatan dan Pendidikan : 1. Pada saat musyawarah desa : a. b. Disepakati kriteria kesejahteraan yang ada dimasyarakat bersama masyarakat Disampaikan bahwa masyarakat akan mendata sasaran, menyusun sketsa peta sosial dengan legenda sarana prasarana umum, batas desa /dusun, sungai, jalan dan lain-lain. Sepakati legenda bentuk rumah misal kotak, segitiga, kombinasi kotak dengan segitiga dan warna rumah yang akan digunakan untuk simbol kesejahteraan rumah tangga yang didalamnya ada yang menjadi sasaran program, seperti rumah tangga miskin (RTM) dengan legenda warna merah, rumah tangga ekonomi menengah/sedang dengan legenda warna kuning, rumah tangga kaya, dengan warna hijau. Masyarakat diajak jug untuk menggalo lebih dalam lagi jika terdapat kategori rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang ada di masyarakat. Didalam legenda rumah tersebut sepakati simbol sasaran program misal : memiliki Ibu Hamil diberikan simbol huruf IH, memiliki anak usia bayi (usia 0-24 bulan) dengan simbol A0, (bayi usia 0-6 bulan dengan simbol A01 dan bayi usia 7-24 bulan dengan simbol A02) Rumah tangga memiliki anak usia Balita usia 25-59 bulan dengan simbol A1, memiliki anak usia SD dengan simbol A2, termasuk anak dengan kebutuhan khusus (ABK) rumah tangga memiliki anak usia SMP dengan simbol A3, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK). d. Bagi Sasaran prioritas belum dapat layanan dapat diberikan simbol khusus misal bendera, bintang atau tanda lalu-lintas stop dll dengan warna yang menyolok

c.

1- 1 | P e m e t a a a n S o s i a l K o n d i s i K e s e h a t a n d a n P e n d i d i k a n

e. f.

Sketsa Peta Sosial dilakukan pembagian/pemotongan per desa sehingga merupakan sketsa Peta Dusun Potongan Sketsa Peta sosial yang dibuat di desa akan dilengkapi dengan data sasaran, data sasaran belum mendapatkan layanan pada proses-proses selanjutnya (Musyawarah Dusun, Diskusi Kelompok Terarah/Focus Group Discussion), termasuk sasaran kepada anak dengan berkebutuhan khusus (ABK) Potongan sketsa desa yang sudah lengkap disatukan lagi menjadi Peta Sosial Kesejahteraan Desa

g.

2.

Pada saat pertemuan masyarakat di tingkat dusun: a. Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan bersama-sama menggambarkan lokasi sasaran dan kondisi kesehatan dan pendidikan dalam sebuah peta. Sampaikan bahwa yang akan menjadi sasaran program PNPM Mandiri Perdesaan Generasi, meliputi: ibu hamil, bayi usia 0-24 bulan, anak usia balita (25 bulan sampai dengan 59 bulan), anak usia 7-12 tahun dan anak usia 13 s/d 15 tahun). Selanjutnya, sampaikan bahwa rumah tangga yang didalamnya memiliki sasaran program akan digambarkan dalam peta sosial ini, termasuk sasaran program yang belum mendapatkan layanan. Sampaikan hasil kesepakatan di Musyawarah Desa tentang simbol-simbol legenda yang disepakati dan kriteria kesejahteraan sosial Ajak peserta secara bersama mengidentifikasi kesejahteraan sosial yang dan mendata rumah tangga sasaran, sasaran belum mendapatkan layanan. Dalam mengklasifikasikan tingkatan kesejahteraan yang berlaku di masyarakat, seperti: sangat miskin, miskin, sedang, kaya atau menggunakan istilah setempat lainnya sesuai dengan kriteria yang ditentukan masyarakat sendiri. Fasilitasi peserta membuat peta dusun di atas kertas lebar (kertas plano), dimulai dengan membuat batas dusun dan seterusnya sesuai dengan legenda/ keterangan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk membuat kerangka peta dusun, gunakan material yang bisa diubah-ubah (gunakan tali rafia), agar mudah dikoreksi oleh peserta. Jika peserta telah sepakat barulah gunakan spidol untuk menggambarkannya. Ajak peserta untuk mengidentifikasi dan menggambarkan simbol-simbol dan warna rumah warga masyarakat yang menjadi sasaran program dengan warna yang telah disepakati, di atas peta yang sudah dibuat. Jika dalam satu rumah tangga ada RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) maka diberikan warna sesuai kesepakatan misal merah. Minta peserta untuk menggambarkan di atas peta tentang simbol-simbol rumah warga masyarakat yang menjadi sasaran program sebagaimana yang telah disepakati. Jika dalam satu rumah tangga ada beberapa sasaran program maka simbolnya juga kombinasi antara simbol-simbol tersebut. Misalnya dalam satu rumah tangga miskin ada ibu hamil, ada anak usia balita dan ada anak usia 6-12 tahun, maka simbol yang digambarkan dalam peta adalah gambar simbol rumah dengan warna disepakati untuk rumah miskin dan simbol sasaran dengan kode IH, A1 dan A2. Ajak peserta untuk mendata sasaran program yang masuk kategori belum mendapatkan layanan seperti Rumah Tangga yang mempunyai: Bayi atau Balita yang jarang dibawa ke posyandu Bayi dan balita yang berat badannya dibawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS)

b. c.

d.

e.

f.

g.

1- 2 | P e m e t a a a n S o s i a l K o n d i s i K e s e h a t a n d a n P e n d i d i k a n

Ibu hamil yang jarang periksa ke bidan atau dokter Ibu hamil dengan kondisi kekurangan energi kronik (KEK) Anak usia SD atau SMP yang tidak sekolah, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) Anak usia SD atau SMP yang putus sekolah, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) Anak usia SD atau SMP yang terancam putus sekolah 15-18 tahun yang belum bersekolah SMP, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK)

Beri tanda khusus pada peta sosial dusun terhadap rumah tangga yang mempunyai sasaran program belum mendapatkan layanan. h. i. Ajak peserta untuk mendata tentang kondisi pelayanan pendidikan dasar (formal maupun informal) yang terjadi di masyarakat dengan menggunakan Form 5. Ajak peserta untuk mendata tentang kondisi pelayanan kesehatan ibu dan anak yang ada di masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun praktek swasta, gunakan Form 5.

3.

Pada saat Pertemuan di Tingkat Kelompok Masyarakat/Rukun Tetangga (RT), jika memungkinkan a. Peta Sosial Dusun yang telah dihasilkan pada saat pertemuan di tingkat dusun diklarifikasikan kepada anggota masyarakat di tingkat RT untuk memastikan ketepatan dan kebenarannya. Jika ada rumah tangga sasaran program yang belum masuk/tergambarkan dalam Peta Sosial Dusun, bisa ditambahkan dan jika salah dihapus atau dirubah.

b.

Berdasarkan hasil pemetaan, KPMD bersama Kader Dusun selanjutnya membuat daftar sasaran program tabel jumlah sasaran program. Contoh tabel sebagai berikut: Tabel 1.1. Daftar Sasaran Program Nama Sasaran Jenis Kelamin Kategori Sasaran (A0 (A01, A02), A1, A2, A3, IH dan ABK) Berasal dari kategori rumah tangga Belum Miskin Sedang Kaya dapat layanan

No

Usia

1- 3 | P e m e t a a a n S o s i a l K o n d i s i K e s e h a t a n d a n P e n d i d i k a n

Tabel 1.2. Jumlah Sasaran Program Jumlah No 1 2 3 4 Sasaran Jumlah ibu yang sedang hamil Jumlah ibu hamil KEK Jumlah ibu hamil resiko tinggi (resti) Jumlah ibu hamil yang jarang periksa ke bidan Jumlah bayi/anak usia 0-24 bulan yang terbagi menjadi 0-6 bulan dan 7-24 bulan Jumlah bayi yang jarang dibawa ke posyandu Jumlah anak usia 25 s/d 59 bulan Jumlah balita yang berat badannya dibawah garis merah pada KMS Jumlah balita yang jarang dibawa ke posyandu Jumlah anak usia sekolah SD/MI dan SMP/MTs, 7 s/d 15 th Jumlah anak lulus SD/MI yang belum terdaftar di SMP/MTs Jumlah ABK usia sekolah SD/MI dan SMP/MTs Miskin Sedang Kaya Lainnya/ Sangat Miskin Total Ket.

7 8

10

11

12

Acuan Diskusi Terarah (Focus Group Discussion) Hasil dari pemetaan sosial ini selanjutnya digunakan sebagai alat bantu dalam menggali gagasan masyarakat melalui diskusi terarah untuk menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat memenuhi ukuran keberhasilan. Diskusi terarah dilakukan dengan kelompok perempuan yang ada di tingkat dusun. Manfaatkanlah kelompok-kelompok perempuan yang sudah ada seperti: kelompok arisan, pengajian, PKK, dasawisma, dan lain-lain. Jika kelompok-kelompok perempuan seperti di atas belum ada di dusun, maka diskusi terarah dilakukan dengan mengundang penduduk perempuan di dusun, terutama sekali mereka yang termasuk dalam sasaran program.

1- 4 | P e m e t a a a n S o s i a l K o n d i s i K e s e h a t a n d a n P e n d i d i k a n

Namun sebelum mengajak peserta membahas tentang kegiatan yang dibutuhkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya diskusi. Selanjutnya ajaklah peserta diskusi untuk mengajukan pendapatnya tentang kondisi seperti apa dan masalah atau kendala apa saja yang dirasakan masyarakat terkait dengan 12 ukuran keberhasilan di bidang kesehatan dan pendidikan. Pada saat diskusi gunakanlah peta sosial yang telah dibuat dan data-data hasil pemetaan sosial untuk memberikan gambaran kepada peserta tentang kondisi umum dari sasaran program. Setelah ada gambaran informasi sebagaimana di atas, langkah berikutnya adalah mengkaji bersama masyarakat, apakah gambaran informasi kondisi pendidikan yang ada sudah mendekati seperti pada ukuran keberhasilan bidang pendidikan dan kesehatan atau masih cukup jauh dari ukuran keberhasilan tersebut? Jika kondisi pendidikan dan kesehatan yang ada masih belum seperti target pada ukuran keberhasilan, maka KPMD atau Kader Dusun perlu menggali permasalahan apa saja yang menyebabkan kondisi pendidikan dan kesehatan jauh dari ukuran keberhasilan tersebut. Pada saat menggali permasalahan lakukan secara berurutan apakah mulai dari bidang pendidikan terus bidang kesehatan atau sebaliknya. Untuk memudahkan jalannya diskusi, maka topik pembahasannya dilakukan secara berurutan, selesaikan topik yang satu baru ganti dengan topik yang lain. Hasil diskusi dituliskan pada formulir sebagaimana dibawah. Tabel 1.3. Daftar Gagasan Kegiatan Dusun : .................................... Sasaran Ibu Hamil Ibu Hamil KEK Ibu Hamil resiko tinggi (resti) Bayi 0-24 bulan terbagi : Bayi usia 0-6 bulan Bayi usia 7-24 bulan Balita usia 25-59 bulan Anak sekolah usia SD/MI, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK) Anak sekolah usia SMP/MTs, termasuk anak berkebutuhan khusus (ABK)
*) Masalah : ketidak sesuaian antara apa yang ideal (sesuai ukuran keberhasilan) dengan kondisi nyata yang terjadi

Masalah *)

Hambatan/ penyebab masalah

Gagasan Kegiatan/ kebutuhan

1- 5 | P e m e t a a a n S o s i a l K o n d i s i K e s e h a t a n d a n P e n d i d i k a n

Tips mendata sasaran tidak memanfaatkan pelayanan


Untuk mendapatkan data tersebut dengan cara yaitu: 1. Pada saat pemetaan sosial untuk mendata anak usia sekolah SD dan SMP yang belum sekolah atau yang putus sekolah (drop out). Caranya yaitu dengan mengajak peserta dalam musyawarah dusun untuk menghitung berapa anak didusun yang belum sekolah dan putus sekolah. Setelah Pemetaan Sosial untuk mendata Ibu Hamil yang jarang periksa ke bidan/ dokter, Ibu Hamil atau yang menginginkan kehamilan yang rencana melahirkannya tidak dengan bidan/dokter, Bayi yang jarang dibawa ke posyandu/ bidan, Balita yang jarang dibawa ke posyandu. Caranya yaitu Kader Dusun bersama KPMD menanyakan kepada sasaran program atau ibu/orang tua dari sasaran program dengan pertanyaan sederhana: Pertanyaan untuk Ibu Hamil: 1. 2. 3. Apakah ibu pernah memeriksakan kehamilannya ke bidan/dokter ? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori belum mendapatkan layanan. Jika pernah punya anak, tanyakan: Anak ibu sebelumnya, pada saat melahirkan dibantu oleh siapa ? Setelah itu lanjutkan ke pertanyaan 3 Untuk proses kelahiran bayi yang dikandung, ibu atau keluarga ibu ingin dibantu siapa? Jika jawaban diluar bidan/dokter masuk kategori belum mendapatkan layanan Apakah ibu pernah mengikuti konseling perawatan dan gizi ibu hamil ? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori belum mendapatkan layanan. Apakah ibu pernah mengajak suami atau pasangan ibu untuk mengikuti konseling ibu hamil ? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori belum mendapatkan layanan.

2.

4. 5.

Pertanyaan untuk ibu yang mempunyai bayi: 1. Apakah bayi ibu pernah dibawa ke posyandu atau diperiksakan ke bidan/dokter ? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori belum mendapatkan layanan. Jika jawaban pernah lanjut ke pertanyaan 2. Seberapa sering ibu membawa bayinya ke posyandu/bidan ? Jika jawaban kadang-kadang atau jarang, lanjutkan ke pertanyaan 3 Apakah dalam 3 bulan terakhir ibu pernah membawa bayi ibu ke posyandu/ bidan ? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori jarang mendapatkan layanan Apakah ibu pernah mengikuti kegiatan perawatan balita dan gizi (pengasuhan) bersama ? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori jarang mendapatkan layanan

2. 3.

4.

Pertanyaan untuk ibu yang mempunyai Balita:


1- 6 | P e m e t a a a n S o s i a l K o n d i s i K e s e h a t a n d a n P e n d i d i k a n

1.

Apakah anak balita ibu pernah dibawa ke posyandu atau diperiksakan ke bidan/ dokter? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori belum mendapatkan layanan. Jika jawaban pernah lanjut ke pertanyaan 2. Seberapa sering ibu membawa anak balita ibu ke posyandu/ bidan? Jika jawaban kadang-kadang atau jarang, lanjutkan ke pertanyaan 3 Apakah dalam 3 bulan terakhir ibu pernah membawa anak balita ibu ke posyandu/bidan ? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori jarang mendapatkan layanan.

2. 3.

HASIL PENDATAAN MASUKKAN DALAM TABEL 1.1. DAFTAR SASARAN PROGRAM dan TABEL 1.2. JUMLAH SASARAN PROGRAM

Beberapa hal penting yang harus dicatat untuk melengkapi peta sosial adalah: Apakah di dusun atau di desa terdapat Polindes atau Pustu? Berapa jauh lokasinya ? Apakah ada bidan di desa ? Berapa kali bidan dapat datang ke desa ? Apakah di desa ada sekolah SD atau SMP ? Berapa jauh lokasinya ? Informasi lain yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi masing-masing lokasi

1- 7 | P e m e t a a a n S o s i a l K o n d i s i K e s e h a t a n d a n P e n d i d i k a n

Anda mungkin juga menyukai