Anda di halaman 1dari 2

5.

Neurologic injury Cedera saraf adalah kerusakan pada jaringan saraf yang disebabkan oleh trauma seperti fraktur atau dislokasi. Cedera saraf perifer merupakan saraf di luar otak atau sumsum tulang belakang dan dibagi menjadi tiga menurut Seddon yaitu, neuropraxia, neurotmesis, dan axonotmesis. Sedangkan menurut Sunderland dibagi menjadi 5 stadium. Cedera yang paling ringan yaitu neuropraxia disebabkan oleh penekanan dan merusak selubung mielin saja, axon tetap intak dan belum mengalami degenerasi wallerian, sehingga gangguan fungsi saraf hanya berlangsung sementara dan akan kembali normal 2-4 minggu. Axonotmesis adalah cedera sedang yang merusak selubung myelin dan axon, tetapi perineurium, epineurium, dan endoneurium tetap intak. Pada keadaan ini terjadi degenerasi wallerian. Axon akan mengalami regenerasi dengan kecepatan 1mm/ hari dan fungsi akan kembali normal setelah 18 bulan. Neurotmesis adalah terjadinya kerusakan axon dan endoneurium, serta mengalami degenerasi wallerian, sedangkan epineurium dan

perineuriumnya dapat intak atau rusak sehingga sulit untuk mengalami penyembuhan sendiri dan harus dilakukan tindakan bedah.

Gambar 5.1 Klasifikasi Cedera Saraf Penyebab kerusakan saraf umunya ada tiga yang paling sering yaitu luka terbuka (benda tajam, peluru), traksi (peregangan, tindak bedah), dan patah tulang serta dislokasi sendi. Penyebab lebih jarang adalah kerusakan yang disebabkan oleh jepitan atau tekanan pada saraf karena pemasangan bidai, atau bebat yang terlalu kencang, torniket, keadaan yang membuat iskemik (emboli arteri, compartement syndrome), gangguan metabolik (diabetes mellitus, leukemia, defisiensi vitamin) serta injeksi pada serabut saraf. Gejala-gejala yang sering dikeluhkan pada penderita cedera saraf perifer adalah kausalgia yaitu nyeri hebat seperti terbakar yang menjalar, mati rasa, kesemutan, adanya paralisa, dan hipertrofi yang biasanya dapat terjadi setelah 2 minggu dan bisa menjadi luas. Dari hasil pemeriksaan fisik bisa dibuktikan juga dengan adanya hipereflex dari reflex fisiologis dan hasil positif dari tinnel test yang menunjukkan adanya penjempitan pada saraf. Selain dari gejala tersebut, untuk menilai keparahan, lokasi serta mengonfirmasi cedera saraf dapat dilakukan pemeriksaan EMG (Elektromiografi). EMG terdiri dari dua bagian:

studi konduksi saraf (baik motor dan sensorik) dan pemeriksaan jarum elektroda. Studi ini idealnya harus dilakukan 3 minggu setelah cedera. Ada beberapa macam gangguan pada saraf tepi yaitu (1) carpal tunnel syndrome (kompresi nervus medianus) dengan gejala otot jempol atrofi dan jari-jari kaku pada area fleksor retinakulum, (2) cubital tunnel syndrome (kompresi nervus ulnaris) dengan gejala nyeri dan kesemutan pada jari IV dan V, (3) thoracic outlet syndrome yang mengakibatkan tekanan pada pleksus brachialis, arteri subclavia, dan vena subclavia serta double crush syndrome. (4) Double crush syndrome merupakan suatu keadaan dimana satu batang saraf ditekan dari dua arah. saraf ulnaris, medianus dan radius sering mengalami keadaan ini. Selain keempat tadi terdapat juga gangguan yang jarang terjadi seperti supraspinal neuropathy, tarsal tunnel syndrome, meralgia paresthetica, anterior interosseus nerve syndrome, posterior interosseus nerve syndrome.

(1)

(2)

(3)

(4) Dari jenis cedera diatas, ada yang dapat mengalami regenerasi dan ada yang tidak. Biasanya pada kondisi nerve gap dengan neuroma in continuity dan keloid, cedera saraf tidak dapat pulih dan perlu dilakukan penyambungan saraf. Secara umum, tindakan untuk menyambung saraf yang sudah putus dengan penyambungan epineurium. Jenis penyambungan saraf tepi antara lain dengan (1) epineurial suture, (2) group fascicular repair, (3) fascicular repair, (4) nerve grafting. Faktor yang menentukan apakah cedera saraf akan dilakukan operasi atau tidak adalah mekanisme cedera, beratnya kehilangan neurologis, dan adanya nyeri yang hebat. Evaluasi untuk mengetahui apakah regenerasi terjadi dapat dilakukan pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan motorik (mampu berkontraksi lagi), tanda tinnel, kembalinya berkeringat yang menunjukkan regenesrasi serabut simpatis bermakna, dan pemulihan sensorik.

Anda mungkin juga menyukai