Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Menurut Siti Sundari Rangkuti, keberadaan hukum bagi masyarakat diharapkan dapat berperan sebagai agent of stability dengan fungsi perlindungan dan kepastian bagi masyarakat, serta sebagai agent of development atau agent of change dengan fungsi sebagai sarana pembangunan (Siti Sundari Rangkuti; 1986 1!" #ungsi$fungsi seperti itu dimaksudkan untuk dapat men%apai tu&uan hukum itu sendiri, yakni men%apai ketertiban, keadilan dan kepastian hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa serta bernegara" 'alam pada itu, aparatur pemerintah berke(a&iban mengusahakan agar setiap kaidah dapat ditaati masyarakat menurut tata %ara yang telah ditentukan" 'engan kata lain, dalam pr)ses penegakan hukum (termasuk &uga dalam *ukum +ingkungan!, baik pemerintah ,nd)nesia maupun masyarakat berke(a&iban bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku" *al ini se&alan dengan tuntutan ref)rmasi untuk me(u&udkan supremasi hukum dan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance!" Sehubungan dengan upaya perlindungan kelestarian lingkungan hidup beserta fungsinya, salah satu instrumen yang dapat dilakukan melalui penerapan sanksi hukum, seperti sanksi hukum administrasi, sanksi perdata (tanggung &a(ab perdata! serta sanksi pidana (-" *am.ah; 199/ 60!" Membatasi pada sanksi perdata atau tanggung &a(ab perdata, dika&i dari bentuknya adalah berupa ganti rugi" -dapun pihak yang berke(a&iban membayar ganti rugi adalah pihak yang karena perbuatannya diduga atau telah menimbulkan perusakan dan1atau pen%emaran lingkungan hidup yang berakibat kepada kerugian pihak lain"

2e(a&iban membayar kerugian ini se&alan dengan prinsip pen%emar membayar (polluter pays principle! yang dikembangkan dalam *ukum +ingkungan (2)esnadi *ard&as)emantri; 198/ 394!" Selan&utnya &ika dika&i dari pr)ses kelahirannya, ganti rugi sebagai suatu sanksi yang dibebankan kepada sese)rang dapat timbul melalui 3 (dua! &alur, yakni &alur pr)ses di luar lembaga peradilan dan &alur pr)ses melalui badan peradilan" 2edua &alur tersebut, dalam rangka penegakan hukum lingkungan merupakan hal yang menarik, minimal bilamana dika&i dari kelembagaan, pr)ses beserta fakt)r$ fakt)r penghambatnya" Sehubungan dengan hal itulah maka paper ini men%)ba membahas penerapan sanksi perdata berupa ganti rugi bersangkutan dalam kaitan dengan penegakan hukum lingkungan melalui &alur peradilan" B. RUMUSAN MASALAH -da beberapa permasalahan yang menarik untuk dika&i berkaitan dengan upaya penyelesaian sengketa lingkungan melalui class action" 'i antaranya adalah sebagai berikut 1" 5agaimanakah sanksi hukum perdata berupa ganti rugi dapat ter&adi untuk menyelesaikan sengketa lingkungan hidup 6 3" #akt)r$fakt)r apa yang mempengaruhi penerapan sanksi ganti rugi dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui &alur peradilan 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2risis ek)n)mi, krisis p)litik, dan krisis keper%ayaan masyarakat terhadap pemerintah yang berkepan&angan melanda ,nd)nesia, memberikan kesan bah(a berbagai sistem dan subsistem yang ada dalam tatanan kehidupan bernegara se)lah$)lah tidak mampu lagi mengak)m)dasi berbagai tantangan yang dihadapi" -paratur pemerintahan yang pada a(alnya di%iptakan untuk memberikan keteraturan dan pelayanan kepada masyarakat dalam berbagai kehidupan se)lah$ )lah sudah &enuh dan memerlukan per)mbakan" 7rang mulai berpaling kembali kepada hukum dan lembaga peradilan, apakah hukum masih sebagi benteng terakhir dari keadilan 6 *arapan terhadap peranan hukum dan lembaga peradilan untuk memberi penyegaran kepada masyarakat atas berbagai keka%aubalauan yang ter&adi menun&ukkan pemikiran supremasi hukum dipertanyakan implementasinya" Se%ara k)nsepsi)nal, pemikiran supremasi hukum &uga diangkat sebagai salah satu karakter pemerintahan yang baik sebagaimana dikemukakan Ryaas Rasyid dalam makalahnya yang ber&udul -rah 2ebi&aksanaan 8emberdayaan Sumber 'aya -paratur 9egara :ang 8r)fesi)nal 'alam ;ra 8embangunan ,nd)nesia 5aru (Ryaas Rasyid; 3444 0!" Menurut beliau ada 6 (enam! karakteristik dari good governance tersebut, yakni pertama, adanya kepastian hukum, keterbukaan, pr)fesi)nal dan memiliki akuntabilitas; kedua, mengh)rmati hak$hak asasi manusia; ketiga, dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan mengutamakan pelayanan prima kepada masyarakat tanpa diskriminasi; keempat, mampu mengak)m)dasikan k)ntr)l s)sial masyarakat; kelima, partisipasi, )t)akti<itas dan desentralisasi; keenam, berkembangnya sistem checks and balances"

Menyimak keenam karakteristik tersebut, maka kepastian hukum men&adi salah satu di antara yang perlu dikembangkan, sedangkan diketahui pers)alan kepastian hukum tidak dapat dilepaskan dengan masalah supremasi hukum dan lembaga peradilan" Menurut Sudikn) Mert)kusum), supremasi hukum dikenal &uga dengan the rule of law (negara hukum! yang diartikan dengan the governance not by man but by law (Sudikn) Mert)kusum); 3444 3!" 'alam hal ini dianut suatu a&aran kedaulatan hukum yang menempatkan hukum pada kedudukan tertinggi (,smail Suny; 198= 8!" *ukum di&adikan guiding principle bagi segala akti<itas )rgan$)rgan negara, pemerintahan, pe&abat$pe&abat beserta rakyatnya" *ampir semua akti<itas di bidang kenegaraan, pemerintahan dan kemasyarakatan harus berdasar atau dapat ditelusuri benang merahnya kepada hukum" 7leh karena itu, tindakan pemerintah yang bersifat mela(an hukum (onrechmatig!, melanggar (e(enang (onbevoegdheid!, se(enang$(enang ataupun menyalahgunakan (e(enang (detournement de pouvoir! dalam men&alankan ke(enangannya merupakan hal terlarang di ,nd)nesia sebagai suatu negara hukum" 'emikian pula sebaliknya, masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam baik yang dapat maupun tidak terbaharui haruslah &uga didasarkan pada hukum" 8erselisihan kepentingan antar manusia atau dengan pemerintah dan sebaliknya hanya dapat dilakukan melalui &alur$&alur hukum yang telah disediakan baik melalui lembaga di luar maupun di dalam lembaga peradilan, serta bukan dengan %ara$%ara yang tidak sah seperti main hakim sendiri (eigenrichting!"

BAB III PEMBAHASAN

A. Class Action Instrumen Penyelesaian Seng eta Ling ungan Hi!u" 'ikaitkan dengan k)mpetensi abs)lut lembaga peradilan di ,nd)nesia

sebagaimana diatur pada 8asal 14 >> 9)" 1= ?ahun 19@4 tentang 2etentuan$ 2etentuan 8)k)k 2ekuasaan 2ehakiman yang telah diubah dengan >> 9)" 0/ ?ahun 1999 tentang hal yang sama, adapun ke(enangan untuk menyelesaikan perkara perdata dengan p)k)k gugatan ganti kerugian ditetapkan men&adi k)mpetensi abs)lut lembaga 8eradilan >mum" Mengenai dasar penyebab timbulnya gugatan ganti rugi dalam 8eradilan >mum dapat di&umpai pada rumusan 5uku ,,, 2>* 8erdata, yakni perihal 8erikatan *ukum mulai 8asal 106/$1084 2>* 8erdata" 5erdasarkan se&umlah ketentuan itu, yang paling menarik untuk di%ermati adalah 8asal 106/$nya yang berkaitan dengan perbuatan melanggar hukum" 8asal 106/ 2>* 8erdata menetapkan tiap perbuatan melanggar hukum, yang memba(a kerugian kepada se)rang lain, me(a&ibkan )rang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut" Rumusan ini tidak men&elaskan pengertian dari perbuatan melanggar hukum, ke%uali syarat$syarat yang harus dipenuhi untuk menuntut ganti rugi karena alasan perbuatan mela(an hukum yang dilakukan )leh pihak tertentu" Menurut *ukum +ingkungan, pihak yang dimaksudkan tidak terbatas pada )rang per)rangan, lembaga dan badan hukum &uga dapat diminta untuk mempertanggung&a(abkan perbuatannya yang diduga mela(an hukum"Syarat$ syarat materiil yang harus dipenuhi untuk menuntut ganti kerugian atas dasar perbuatan mela(an hukum sebagaimana ditentukan pada 8asal 106/ 2>* 8erdata seperti berikut"

1"

-danya perbuatan mela(an hukum

8engertian hukum dalam k)nteks ini dimaksdukan dalam arti luas, sehingga tidak hanya menyangkut peraturan perundang$undangan" *al ini &uga dikemukakan )leh Ra%hmat Setia(an yang berpendapat perbuatan mela(an hukum yaitu tidak hanya &ika mela(an ke(a&iban hukum tertulis, tetapi &uga &ika melanggar itikad baik yang berlaku di masyarakat (Ra%hmat Setia(an; 1983 1=!" 3" -danya kesalahan (schuld!

2esalahan dalam hukum perdata tidaklah mengenal kualitas dan gradasi atau tingkat$tingkatan seperti halnya dalam 2>* 8idana" 'engan kata lain, kualitas kesalahan yang dilakukan dengan kesenga&aan (dolus! maupun kealfaan (culpa! di dalam hukum perdata diberikan akibat yang sama" Menurut hukum perdata, sese)rang itu dikatakan bersalah &ika terhadapnya dapat disesalkan bah(a ia telah melakukan1tidak melakukan suatu perbuatan yang seharusnya dihindarkan" -dapun perbuatan yang seharusnya dilakukan1tidak dilakukan ini tidak terlepas dari dapat hal itu dikira$kirakan dengan t)l)k ukur sebagai berikut" a! Se%ara )b&ektif, artinya manusia n)rmal dapat memperkirakan dalam keadaan tertentu, perbuatan itu seharusnya dilakukan atau sebaliknya tidak dilakukan; b! Se%ara sub&ektif, artinya )rang dalam kedudukan tertentu dapat memperkirakan bah(a perbuatan itu seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan; %! Mampu dibertanggung&a(abkan, artinya )rang yang melakukan perbuatan harus dapat bertanggung &a(ab atau dipertanggung&a(abkan, sehingga )rang tersebut harus sudah de(asa, sehat akalnya, dan tidak berada diba(ah pengampuan" 0" -danya kerugian (schade!

2erugian yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kerugian yang timbul akibat dari perbuatan mela(an hukum dan bukan kerugian yang timbul dari (anprestasi

atas suatu per&an&ian" 'i samping itu, kerugian yang dimaksudkan dalam k)nteks *ukum +ingkungan dikuantitaskan berupa uang atas kerugian yang bersifat materiil dan1atau immateriil, sehingga dapat meliputi beaya, kerugian yang nyata maupun tidak nyata diderita, serta keuntungan yang diharapkan" =" -danya hubungan sebab akibat (causaliteit!

*al ini untuk mengetahui hubungan suatu pihak dengan kerugian yang diderita )leh pihak lain" 'engan kata lain, perlu ada benang merah antara kerugian yang ter&adi sebagai akibat dari suatu perbuatan, sehingga &ika tidak ada perbuatan maka tidak ada akibat (kerugian!" >ntuk memenuhi persyaratan ini, dalam praktek peradilan dikembangkan te)ri adequate veroorzaking A)n 2ries yakni, yang dianggap sebagai sebab adalah perbuatan yang menurut pengalaman manusia yang n)rmal sepatutnya dapat diharapkan menimbulkan akibat, dalam hal ini adalah kerugian (-bdulkadir Muhammad; 1983 1=8!" 2eempat unsur di atas sifatnya kumulatif, sehingga bila salah satu unsur tidak terpenuhi berarti pihak yang digugat bebas dari dugaan mela(an hukum" Sehubungan dengan pihak penggugatnya, dalam k)nsep *ukum +ingkungan tidak semata$mata hak dari pihak yang merasa dirugikan se%ara langsung" Se&alan dengan prinsip dasar bah(a lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah hak setiap )rang (sic utere tuo ut alienum non laedas!, sebagaimana di&abarkan dalam 8asal / >>8+* yang menyatakan bah(a setiap )rang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, maupun 8asal 6 >>8+* yang menyatakan setiap )rang berke(a&iban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta men%egah dan menanggulangi pen%emaran dan perusakan lingkungan hidup" 8emerintah maupun masyarakat yang tidak merasakan se%ara langsung terhadap akibat kerusakan dan1atau pen%emaran lingkungan hidup se%ara pr)aktif &uga dapat menga&ukan gugatan atau meminta pertanngung&a(aban hukum kepada pihak yang diduga men%emarkan dan1atau merusak lingkungan hidup"

'engan kata lain, pr)ses penegakan *ukum +ingkungan sesuai dengan 8asal /, 6, 0@ dan 08 >>8+* dapat timbul atas inisiatif )rang sebagai per)rangan maupun pengusaha yang dirugikan se%ara langsung, )leh pihak masyarakat se%ara berkel)mp)k (class action!, pihak pemerintah, maupun pihak )rganisasi masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup, seperti +SM +ingkungan melalui gugatan atas nama lingkungan hidup (NGOs to sue, legal standing atau ius standi!" Mengenai masyarakat yang merasakan dirugikan )leh perbuatan pihak lain yang diduga men%emarkan dan1atau merusak lingkungan hidup, hak menggugatnya diatur dalam 8asal 0@ ayat (1! >>8+* yang menetapkan masyarakat berhak menga&ukan gugatan per(akilan ke pengadilan dan1atau melap)rkan ke penegak hukum mengenai berbagai masalah lingkungan hidup yang merugikan prikehidupan masyarakat" 2etentuan itu menun&ukkan, bah(a masyarakat yang merasakan dirugikan atas lingkungan hidupnya yang baik dan sehat dapat menga&ukan gugatan per(akilan masyarakat yang &uga disebut class action atau actio popularis" 'engan demikian, gugatan per(akilan kel)mp)k merupakan gugatan ganti kerugian dari sekel)mp)k ke%il masyarakat yang bertindak me(akili masyarakat dalam &umlah besar yang merasa dirugikan melalui lembaga peradilan" Menurut pen&elasan 8asal 0@ ayat (1! >>8+*, agar kel)mp)k per(akilan diakui memiliki hak gugat ada beberapa persyaratan yang mesti diperhatikan" 8ersyaratan yang dimaksudkan di dalam dan antara kel)mp)k per(akilan dengan masyarakat yang di(akilinya, meliputi a! adanya kesamaan permasalahan; b! adanya kesamaan fakta hukum; %! adanya kesamaan tuntutan yang ditimbulkan berkaitan dengan pen%emaran dan1atau perusakan lingkungan hidup yang didugakan;

Selan&utnya mengenai hukum a%ara yang mengatur gugatan per(akilan tersebut, saat ini telah ditetapkan 8eraturan Mahkamah -gung Republik ,nd)nesia (8;RM-R,! 9)" 1 ?ahun 3443 tentang -%ara Bugatan 8er(akilan 2el)mp)k" Se&alan dengan pen&elasan 8asal 0@ ayat (1! >>8+*, 8asal 3 8;RM-R, 9)" 1 ?ahun 3443 lebih memper&elas mengenai dasar pertimbangan dapat diterimanya suatu gugatan kel)mp)k, yakni bila a! &umlah angg)ta kel)mp)k sedemikian banyak sehingga tidaklah efektif dan efisien apabila gugatan dilakukan se%ara sendiri$sendiri atau se%ara bersama$sama dalam satu gugatan; b! terdapat kesamaan fakta atau peristi(a dan kesamaan dasar hukum yang digunakan yang bersifat substansial, serta terdapat kesamaan &enis tuntutan di antara (akil kel)mp)k dengan angg)ta kel)mp)knya; %! (akil kel)mp)k memiliki ke&u&uran dan kesungguhan untuk melindungi kepentingan angg)ta kel)mp)k yang di(akilinya; d! hakim dapat mengan&urkan kepada (akil kel)mp)k untuk melakukan penggantian penga%ara, &ika penga%ara melakukan tindakan$tindakan yang bertentangan dengan ke(a&iban membela dan melindungi kepentingan angg)ta kel)mp)knya" Sehubungan dengan gugatan per(akilan yang dia&ukan, menurut 8asal 0 8;RM-R, 1 ?ahun 3443 , di samping memenuhi ketentuan f)rmal dalam *ukum -%ara 8erdata, &uga di(a&ibkan memuat hal$hal a! identitas lengkap dan &elas (akil kel)mp)k; b! definisi kel)mp)k se%ara rin%i dan spesifik, (alaupun tanpa menyebutkan nama angg)ta kel)mp)k satu persatu; %! keterangan tentang angg)ta kel)mp)k yang diperlukan dalam kaitan dengan ke(a&iban pemberitahuan; d! p)sita dari seluruh kel)mp)k baik (akil kel)mp)k maupun angg)ta kel)mp)k, yang teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi yang dikemukakan se%ara &elas dan terin%i;

e! dalam satu gugatan per(akilan, dapat dikel)mp)kan beberapa bagian kel)mp)k atau sub kel)mp)k, &ika tuntutan tidak sama karena sifat dan kerugian yang berbeda; f! tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus dikemukakan se%ara &elas dan rin%i, memuat usulan tentang mekanisme atau tata %ara pendistribusian ganti kerugian kepada keseluruhan angg)ta kel)mp)k termasuk usulan tentang pembentukan tim atau panel yang membantu memperlan%ar pendistribusian ganti kerugian" 5eberapa %)nt)h kasus lingkungan hidup yang telah menerapkan instrumen gugatan class action melalui lembaga 8eradilan >mum adalah kasus kebakaran hutan di Sumatra 5arat dengan 8utusan 89 Medan 9)" =3/18dt"B1199@189"Mdn, kasus pen%emaran '-S Cay Seputih dengan 8utusan 89 Metr) 9)" 4=18dt"B13444189"M"

B. #a t$r%#a t$r Pen!u ung Penera"an Ganti Rugi untu Seng eta Ling ungan Hi!u" >ntuk mendukung penerapan ganti rugi sebagai salah satu sanksi hukum dalam menyelesaikan sengketa lingkungan hidup, maka ada beberapa fakt)r yang perlu diperhatikan baik bersifat hukum maupun n)n hukum" -danya pr)duk hukum yang mengatur se%ara tegas dan pasti tentang 5aku Mutu Sumber 'aya +ingkungan *idup di masing$masing pr)<insi, mekanisme pengambilan keputusan ganti rugi )leh pihak penengah beserta kekuatan hukum dan pelaksanaan eksekusi dari penetapan ganti ruginya, pr)sedur pemeriksaan gugatan class action beserta mekanisme eksekusi putusan pengadilan tentang hal itu merupakan beberapa %)nt)h pers)alan hukumnya" Selan&utnya adanya instrumen lab)rat)rium yang layak, ketersediaan aparat penegak hukum yang berkualitas, kesadaran dan budaya hukum masyarakat yang peduli serta ramah lingkungan merupakan %)nt)h beberapa fakt)r n)n hukum yang (a&ib diperhatikan dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui gugatan ganti kerugian"

5anyak kasus lingkungan hidup yang sulit diselesaikan melalui lembaga peradilan, karena sulitnya pembuktian maupun membuktikan untuk telah ter&adinya suatu tindakan pen%emaran dan1atau perusakan lingkungan hidup" *al ini sebagai k)nsekuensi masih dianutnya prinsip yang mendalilkan yang membuktikan dalam sebagian besar pr)ses penegakan *ukum +ingkungan" 'i samping itu, lemahnya k)mitmen dan persepsi dari aparat penegak hukum di bidang lingkungan hidup &uga masih me(arnai penegakan *ukum +ingkungan 2eperdataan" Sementara untuk menutupi kelemahan$kelemahan itu, )rang masih berpaling kepada penegakan pr)duk hukum 8emerintah 'aerah yang terkait dengan lingkungan hidup, seperti 8erda tentang kebersihan dan ketertiban umum yang memiliki keterbatasan dalam menyadarkan pihak$pihak p)tensial pen%emar dan1atau perusak lingkungan hidup"

BAB I& KESIMPULAN

Menyimak pembahasan yang telah dikemukakan, beberapa simpulan yang dapat dikemukakan terkait dengan p)k)k permasalahan yang dibahas, yakni sebagai berikut 1" Banti rugi sebagai sanksi hukum perdata dapat di&atuhkan untuk menyelesaikan sengketa lingkungan hidup di dalam peradilan melalui gugatan per(akilan kel)mp)k (Class Action atau Actio opularis!; 3" 8ersyaratan untuk diterimanya suatu gugatan kel)mp)k bilamana antara kel)mp)k ke%il masyarakat yang bertindak me(akili masyarakat dalam &umlah besar yang merasa dirugikan terdapat adanya kesamaan permasalahan, fakta hukum, dan tuntutan yang ditimbulkan karena pen%emaran dan1atau perusakan lingkungan hidup; 0" -da berbagai pers)alan yang mempengaruhi penerapan ganti kerugian tersebut baik yang bersifat hukum maupun n)n hukum" Se%ara n)rmatif berkaitan dengan pr)duk hukum yang memberikan landasan hukum bagi mekanisme penerapan sanksi hukum perdata berupa ganti rugi tersebut" Sebaliknya se%ara n)n n)rmatif berhubungan dengan fakt)r$fakt)r ekternal yang mempengaruhi dapat diterapkannya n)rma$n)rma hukum terkait dengan penerapan sanksi hukum perdata berupa ganti rugi, baik menyangkut kemampuan aparat penegak hukum, sarana dan prasarana hukum, kesadaran hukum masyarakat serta budaya hukum yang tumbuh dan berkembang di masyarakat"

DA#TAR PUSTAKA *am.ah,-", enegakan !ukum "ingkungan, 8enerbit -rikha Media Dipta, Det" ke$1, Eakarta, 199/" *ard&as)emantri, 2)esnadi, !ukum #ata "ingkungan, Bad&ah Mada >ni<ersity 8rress, 198/" -tm)sudird&), 8ra&udi, !ukum Administrasi$ Det" keempat, Bhalia ,nd)nesia, Eakarta, 1981" Setia(an, Ra%hmat, #in%auan &lementer 1983" Rasyid, Ryaas, Arah (ebi%aksanaan Negara +ang rofesional *alam &ra 3444" erbuatan 'elawan !ukum, 5andung, emberdayaan )umber *aya Aparatur embangunan ,ndonesia -aru, Makalah,

Rangkuti, Siti Sundari, !ukum "ingkungan *an (ebi%aksanaan "ingkungan *alam roses embangunan !ukum Nasional ,ndonesia, 'isertasi, >ni<ersitas -irlangga, Surabaya, 1986" FFFF, 3449, .ndang/undang Nomor 01 #ahun 1223 tentang engelolaan "ingkungan !idup 4.. "!5 FFFF, 199@, .ndang/undang Nomor 10 #ahun 6337 tentang engelolaan "ingkungan !idup 4.. "!5

Anda mungkin juga menyukai