Anda di halaman 1dari 21

Assalamualaikum Wr.

Wb Nama saya adalah Eko Saputro, saya lahir di Semarang dan tanggal lahir Saya bertepatan dengan hari kebangkitan bangsa yaitu pada 20 Mei 1993. Saya anak pertama dari dua bersaudara,adik saya masih duduk di bangku SMP. Ayah saya bernama M.Tukul dan Ibu saya bernama Sunarsi Saya lahir dari keluarga yang berkecukupan, pendidikan terakhir ayah saya hanya sampai SMP sedangkan ibu saya SD. Namun mereka adalah orang yang bertanggung jawab dan senang bekerja, mereka tidak senang memangku tangan dan hanya berdiam diri saja. Orang tua saya selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada saat itu Ayah saya bekerja di pabrik swasta, sedangkan ibu saya hanya berjualan di pasar. Keluarga kami hanya tinggal di kontrakan di daerah Kaligawe, setiap hari ibu pergi ke pasar setelah mengantar saya sekolah. Setelah pulang sekolah kadang-kadang saya di jemput ibu dan di ajak berjualan di pasar, kalau tidak di jemput saya langsung pulang sendiri karena sekolahan saya dekat dengan kontrakan. Jika saya di ajak ke pasar saya mainan sendiri disana,di saat temen saya sudah pulang dan bisa tidur siang di rumah, saya hanya bisa berdiam diri di tempat yang ramai dan kumuh. Dengan kondisi keluarga saya yang seperti itu dan lingkungan sekitar tempat tinggal saya yang baik, saya tumbuh menjadi seorang anak yang memiliki kepribadian yang kuat dan santun kepada lingkungan. a) Kehidupan Masa Sekolah Dasar. Ketika berusia 6 tahun saya bersekolah kelas 1 di SD Muktiharjo 5-6 di daerah Sawah Besar, Kaligawe Semarang. Di sekolah saya memiliki banyak teman, karena kepribadian saya yang baik di kelas saya di percaya oleh guru dan teman-teman untuk menjadi ketua kelas. Bagi saya kepercaan yang di berikan itu adalah sebuah amanah yang harus saya jalani, karena hal itu menjadikan saya seseorang yang disiplin dan bertanggung jawab. Orang tua saya mendidik saya dengan tegas, apalagi jika menyangkut masalah sekolah bapak saya tidak segan-segan memukul jika mendapat nilai merah di rapor. Bahkan saya pernah menangis di sekolahan di marahin, karena berkelahi dengan teman saya. orang tua saya mendidik seperti itu untuk menjadi anak yang rajin dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, tidak menyepelekan sekolah. Karena orang tua saya sangat menekankan pada pendidikan anak nya, mereka tidak mau jika anank nya bernasib seperti mereka. Dengan cara didikan orang tua yang seperti itu membuat saya menjadi tekun dalam belajar dan patuh terhadap perintah guru, hal itu membuat saya selalu mendapat ranking 1 setiap penerimaan rapor. Meskipun orang tua saya memiliki pendidikan yang rendah hanya lulus SD,tetapi saya menjadi termotivasi untuk bias lebih dari mereka dan akan membuat mereka bangga terhadap prestasi saya. Meskipun selalu mendapat ranking 1 itu tidak membuat saya berbangga diri dan kendur dalam belajar, saya tetap tekun dalam belajar. Hal itu di jadikan sebagai contoh bagi
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 1

teman-teman saya untuk belajar lebih giat lagi, agar bisa bersaing dan berkompetensi di dalam kelas. Saya juga selalu membantu teman-teman jika mereka bertanya ataupun ingin belajar dengan saya. Banyak guru, teman dan tetangga yang bangga terhadap saya, karena kesantunan di dalam berbicara, tingkah laku dan prestasi saya. Selain menuntut ilmu di sekolah, setiap malam saya belajar mengaji di rumah tetangga. Beliau mengajar ngaji kepada anak-anak yang ada di sekitar rumahnya. Sejak kecil orang tua saya selalu mendidik dan mengajarkan tentang agama kepada saya, bapak saya mengajarkan dan juga mencontohkan bagaimana menjadi seseorang yang baik di dalam beragama dan juga bermasyarakat. Setiap melaksanakan sholat fardu, bapak selalu mengajak ke masjid untuk sholat berjamaah karena dengan kebiasaan seperti itu membuat saya menjadi terbiasa untuk sholat berjamaah. Bahkan, jika bapak saya pulang kerja sampai malam saya sholat ke masjid sendiri, padahal untuk ukuran saya yang masih berumur 6 tahun jarak masjid ke rumah saya lumayan jauh, tidak hanya itu pada saat dulu penerangan dan rumah yang ada tidak terlalu banyak seperti sekarang. Selain sholat saya juga sudah di latih untuk berpuasa sejak kecil, meskipun masih puasa bedug setidaknya sudah melatih kebiasaan untuk berpuasa. Ketika pada waktu saya berumur 7 tahun dan masih duduk di bangku kelas 2 SD orang tua saya mengajak pindah ke rumah yang sudah di beli di daerah Genuk. Hal itu membuat saya terpukul dan menjadi sedih, karena sudah terlanjur memiliki banyak teman yang baik,menyenangkan dan juga sudah di anggap sebagai saudara sendiri, namun hal itu harus di tinggalkan karena akan pindah ke rumah sendiri. Sebenarnya saya sangat bersyukur karena kita tidak lagi mengontrak dan bias memiliki rumah sendiri, tapi saya belum siap untuk berpisah dengan teman-teman saya. Tepat pada waktu hari raya idul fitri tiba, kami pindah ke rumah yang baru dengan di antar para tetangga dan ketika saya harus pamit dengan teman-teman, saya sangat sedih sampai meneteskan air mata. Ketika waktu itu saya hanya berfikir, apa disini saya akan mendapatkan teman-teman yang baik seperti mereka. Bahkan sampai sekarang teman-teman saya pada waktu masih kelas 1 SD, mereka adalah teman yang paling baik. Bagi saya teman adalah orang yang berharga, tanpa teman kita bukanlah apa-apa sperti hal nya sebatang karang yang kesepian dan sendirian, hidup juga terasa hampa tanpa adanya teman. Teman bisa membuat kita tertawa dengan lelucon dan tingkah laku konyol yang mereka buat, dengan sifat yang berbeda satu dengan yang lain tidak membuat terpecah, tapi bisa membuat kita menjadi satu. Ketika saya baru beberapa hari menempati rumah baru, saya berkenalan dengan anak-anak di sekitar rumah. Kemudian saya di ajak mengelilingi tempat sekitar yang ada di daerah rumah saya. suasananya masih seperti desa, sejuk, banyak pohon dan masih banyak sawah yang luas hal itu membuat saya menjadi senang. Ssetelah saya memiliki dan kenal banyak teman, saya mengetahui ternyata banyak anak di daerah rumah saya yang kesopanannya kurang, mereka tidak menggunakan bahasa yang halus ketika berbicara dengan orang yang lebih tua tidak hanya itu mereka juga mengucapkan kata-kata kotor yang tidak sepantasnya di ucapkan. Terkadang
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 2

terjadi perkelahian gara-gara masalah kecil, karena ejek-ejekan kemudian jadi bertengkar. Lingkungan yang seperti ini berbeda jauh dengan anak-anak yang ada di rumah saya dulu. Meskipun begitu saya mempunyai prinsip sendiri, bahwa hal itu adalah salah dan tidak baik saya tetap menjaga kesopanan ketika bermain dan berbicara dengan tetangga sekitar. Setelah saya tinggal di rumah baru, orang tua saya memindahkan sekolah saya di sekolah yang dekat dengan rumah saya. kemudian saya di sekolahkan di SD Karangroto 02, saya juga tidak mengerti mengapa di sekolahkan di SD Karangroto 02. Padahal ada SD Karangroto 01, pada suatu saat saya bertanya kepada orang tua saya, mengapa saya di sekolahkan di SD 02 kemudian mereka menjawab, karena di SD 02 anak-anak nya lebih baik daripada SD 01. Setelah saya masuk dan sudah beberapa hari sekolah, saya membuktikan kata-kata orang tua saya, ternyata anak-anak yang ada di SD 01 lebih nakal. Saya juga sudah mendapatkan teman di sekolah baru saya, mereka baik dan juga pintar. Tapi saya merasa, anak-anak di sekolahan baru saya tidak sebaik teman-teman saya dulu. Mereka sering mengeluarkan kata-kata yang jelek dan tidak sepantasnya di katakana siswa, apa lagi masih SD. Namun ada juga teman saya yang soleh,baik dan pinter, sehingga saya juga mendapatkan teman yang bisa saya ajak saingan dalam hal pelajaran. Persaingan disini sangat sulit tidak seperti sekolah saya dulu, ada beberapa anak yang pandai dari siswa laki-laki maupun perempuan nya. Tetapi hal itu menjadi motivasi buat saya menjadikan saya lebih giat lagi dalam belajar, setelah ujian pada caturwulan 1 di laksanakan dan pembagian rapor, saya hanya mendapat ranking ke 3 dari 40 siswa, sedangkan peringkat 1 di peroleh anak putri. Saya merasa senang dengan hasil yang saya dapatkan, meskipun hanya menjadi ranking ke 3, tapi setidaknya sudah baik untuk siswa baru. Saya merasa menjadi lebih termotivasi, karena di SD 02 ini banyak anak yang bisa berkompetensi dan pandai. Pada saat dulu masih ada caturwulan, belum di laksanakan system semesteran sperti sekarang ini. Setiap caturwulan selama 4 bulan, jadi dalam 1 tahun ada 3 caturwulan. Kemudian pada caturwulan ke 2 saya menjadi rajin dan bersemangat dalam belajar, bahkan orang tua saya juga selalu menyuruh belajar. Meskipun hari libur saya tetap belajar dan hanya di perbolehkan tidak belajar ketika malem minggu ataupun hanya malam tanggal merah saja. Meskipun tidak ada PR saya tetap belajar agar bisa bersaing dengan teman-teman baru saya dan bisa menjadi siswa yang teladan. Namun saya mempunyai kendala ketika belajar, ketika ada PR dari guru dan ada soal yang sulit saya tidak bisa mengerjakannya dan orang tua saya juga tidak bisa mengajari, selain itu saya juga tidak mempunyai kakak untuk membantu. Terpaksa saya meminta bantuan kepada tetangga untuk mengajari saya ketika ada PR yang sulit. Ketika ada PR dan teman saya mengajak belajar kelompok, biasanya tidak pada mau karena yang benar-benar belajar hanya beberapa orang saja yang lainnya hanya bermain sendiri. Akhirnya usaha saya tidak sia-sia, pada waktu pengambilan
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 3

rapor semester 2 saya mengalami penigkatan menjadi peringkat 2. Saya sangat bangga dengan hasil yang saya capai, meskipun belum bisa mendapat peringkat 1 seperti saat saya masih kelas 1 di sekolah yang dulu, tapi saya adalah murid baru yang bisa bersaing dengan murid-murid lama. Guru saya pun juga bangga dengan prestasi yang saya capai, beliau pada saat itu member selamat kepada saya, sebagai murid baru saya siswa yang membanggakan dan dapat menjadi motivasi bagi siswa lainnya. Setelah saya mengalami peningkatan dalam prestasi saya, teman-teman saya tambah rajin belajar. Mereka tidak mau kalah dengan siswa baru seperti saya, namun ada juga yang tetap acuh dan tidak mau belajar. Di dalam kelas saya ada 6 orang anak yang saling bersaing untuk mendapatkan peringkat 1, setelah saya masuk menjadi 7 orang di dalam kompetensi itu. Dan biasanya yang dapat peringkat 1 itu selalu anak putri namanya Ika. Namun setelah masuk pada caturwulan ke 3 peringkat 1 di ambil sama anak putra, yang namanya Wisnu. Dia anak yang cerdas, padahal dia sebelumnya hanya biasa-biasa saja namun setelah saya masuk dia menjadi rival dalam pelajaran. Bahkan sampai saya lulus SD dia tetap menjadi saingan terberat saya dalam berkompetensi di dalam kelas. Mata pelajaran yang saya sukai pada saat di bangku sekolah dasar adalah matematika, karena matematika itu menyenangkan dan asik, tapi banyak orang yang tidak suka bahkan takut jika ada pelajaran matematika. Padahal jika kita bisa menjawab dan mengerjakan soal yang di tanyakan rasanya sangat senang dan bisa menjadi lebih percaya diri untuk mengerjakan soal yang lainnya yang lebih sulit lagi, meskipun membingungkan dan rumit tapi kalau kita bisa memecahkannya akan terasa menyenangkan. Namun ketika ada pelajaran IPA pada saat kelas 4 saya juga tertarik dengan dengan mata pelajaran IPA, apalagi jika berkaitan dengan ilmu biologi. Bagi saya IPA itu mengasikkan kita bisa lebih tahu tentang alam dan mengerti gejala-gejala alam yang ada di kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan mempelajari IPA, kita juga bisa mendekatkan diri kepada Tuhan semesta alam karena betapa megahnya ciptaannya, tidak hanya itu IPA juga bisa membuktikan kebenaran dari al Quran. Banyak ayat-ayat al Quran yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang ada di alam semesta seperti hujan, gerhana matahari, pelangi dll. Ilmu Pengetahuan Alam juga menjelaskan makhluk hidup lain, seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dengan mempelajari itu manusia bisa lebih mengerti dan sadar untuk menjaga alam semesta ini, tidak seenaknya sendiri merusak alam sehingga alam ini bisa lestari dan tetap terjaga. Seharusnya manusia sudah mengetahui hal itu karena manusia di turunkan di bumi sebagai khalifah yang di beri tanggung jawab untuk menjaga ala mini, sehingga harus tetap di jaga dan di lestarikan. Mata pelajaran yang tidak saya sukai adalah bahasa Inggris, saya mendapatkan mata pelajaran bahasa Inggris ketika kelas 6 SD. Bagi saya pelajaran Bahasa Inggris itu sangat membingungkan kita di ajarkan menghafal dan di latih berbicara dari bahasa negara lain. Selain kata-kata yang
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 4

susah cara pelafalannya juga sulit, huruf-hurufnya juga susah di tulis. Padahal bahasa itu adalah suatu kebiasaan, jadi tidak bisa dengan mudah mempelajari dan menghafal kata-kata yang ada. Apalagi mata pelajaran bahasa Inggris hanya di berikan 2 kali dalam satu minggu, hal itu menambah kesulitan belajarnya. Kecuali jika pelajaran bahasa Inggris itu di berikan setiap hari kepada siswa dan juga di ajarkan untuk berdialog dengan menggunakan bahasa Inggris mungkin siswa akan lebih mudah menguasainya. Pada saat memasuki kelas 4 SD system caturwulan sudah tidak di pakai lagi dan dig anti dengan semester. Setiap semester ada 6 bulan, jadi hanya ada 2 semester setiap tahun. Ketika semester 1 saya sangat menguasai semua mata pelajaran, apalgi IPA dan Matematika setiap ada ulangan saya selalu mendapat nilai tertinggi di kelas. Namun ada teman saya yang bernama Fahri, dia adalah saingan saya dalam pelajaran matematika, namun dalam pelajaran lainnya dia sangat kurang. Pada waktu semesteran 1 saya belajar sangat rajin dan lebih optimis untuk menjadi peringkat 1 si kelas. Setelah penerimaan rapor pada semester 1 akhirnya saya mendapat peringkat 1 dan menjadi yang pertama setelah saya masuk di SD Karangroto 02. Saya sangat senang dengan hasil yang saya capai, akhirnya usaha sayaa tidak sia-sia untuk menjadi yang pertama. Teman saya yang bernama Wisnu, dia mendapatkan peringkat ke 2, kami saling bersaing di dalam kelas. Namun dia yang menjadi ketua kelas saat itu, jadi dia lebih termotivasi untuk bersaing dalam hal belajar. Setelah memasuki semester ke 2 saya dan teman-teman juga ada beberapa kakak kelas, dipilih untuk mengikuti lomba pramuka antar SD se kecamatan. Setiap sore kami salalu latihan kami di bagi 2 kelompok yaitu putra putrid, setiap kelompok ada 10 orang. Setelah lomba, akhirnya sekolah kami mendapat juara ke 3 dari 15 SD yang ikut. Stelah di pertengahan semester persaingan di antara saya dan Wisnu sangat seru, apalagi setelah dia dipilih untuk menjadi ketua kelas. Tentu dia mempunya motivasi tersendiri, karena dia sudah menjadi pemimpin di kelas bagi teman-teman dia. Jadi dia tidak mau menjadi pemimpin yang tidak bisa di jadikan contoh bagi teman-temannya. Setiap ada ulangan kami saling bersaing untuk mendapatkan nilai yang bagus, tapi di dalam persaingan itu tidak membuat kami menjadi terpecah malah bisa menjadi sahabat yang dekat sampai sekarang. Setelah ujian semester 2 berakhir saya hanya mendapat peringkat ke 2 dan teman saya Wisnu menjadi yang pertama di kelas. Pada waktu saya kelas 5 SD, saya dan beberapa teman saya dipilih oleh sekolah untuk mengikuti lomba cerdas cermat se kota Semarang. Lomba itu di selenggarakan di GOR Jatidiri, saya merasa bangga karena bisa mewakili sekolah untuk mngikuti lomba itu. Lomba yang di selenggarakan adalah lomba matapelajaran yaitu, IPA, matematika, B.Indonesia dan IPS. Saya di pilih untuk mengikuti lomba IPA, karena selain matapelajaran yang paling saya sukai, itu juga merupakan matapelajaran yang paling menonjol bagi saya. sebelum saya dan teman-teman mengikuti lomba tingkat kota, kita di saring terlebih dahulu dengan beberapa Sekolah Dasar yang ada di kecamatan. Pada waktu itu diselenggarakan di SDN Genuk, ada beberapa SD yang mengikuti
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 5

baik Negeri maupun Swasta. Saya berangkat dengan diantar guru saya menggunakan motor pada waktu itu saya mendapat waktu pagi. Saya berangkat sekitar pukul 9, sedangkan teman saya yang mengikuti lomba Matematika berangkat pukul 7 pagi. Disana banyak anak yang pintar dan saling bersaing agar bisa lolos dan melaju ke tingkat kota. Pada waktu itu saya tidak ada persiapan sama sekali untuk mengikuti seleksi tingkat kecamatan, karena saya sudah menguasai beberapa materi Ilmu Pengetahuan Alam. Setelah mengikuti seleksi tingkat kecamatan alkhamdulillah saya dan teman-teman lolos semua. Ada 2 sekolah yang berhak mengikuti lomba selanjutnya di tingkat kota, yaitu SDN Karangroto 02 dan SDN Genuk. Lomba cerdas cermat tingkat kota akan di selenggarakan seminggu lagi, selama itu saya terus belajar rajin membaca materi dan pengetahuan umum tentang IPA. Namun guru saya tidak member tambahan pelajaran untuk persiapan mengikuti lomba tingkat kota, jadi kita harus belajar sendiri sebelum mengikuti lomba itu. Sebelum hari lomba itu diselenggarakan saya merasa gugup dan tidak percaya diri. Saat tiba waktunya, saya diantar guru saya pergi ke Jatidiri, sampai disana saya sangat kagum karena begitu banyaknya siswa-siswi yang berkumpul dari berbagai SD se-kota Semarang. Saat mulai mengerjakan soal yang diujikan, ada beberapa nomor yang sulit untuk dijawab. Lalu setelah waktu yang ditentukan selesai, saya langsung diajak pulang oleh guru saya dan tidak dikasih tau hasilnya. Setelah saya naik ke kelas 6 kelas saya merencanakan akan pergi Study Tour ke Jogja, disana kami akan mengunjungi beberapa museum dan tempat sejarah, tujuannya agar bisa belajar dan mengetahui secara langsung objek yang dipelajari, selain itu juga untuk berwisata bersama. Saya mengamati beberapa museum pesawat dan melihat banyak jenis pesawat mulai dari pesawat tempur, pesawat Hercules dan ada juga pesawat yang bertugas untuk membawa orang yang sakit atau gugur dalam medan perang. Kemudian saya juga mengunjungi Candi Borobudur yang pada saat itu masih menjadi 7 keajaiban dunia. Namun pada sore hari, candi sudah akan di tutup saya dan 2 teman saya terpisah dari rombongan, kami terpisah Karena banyaknya wisatawan yang akan keluar candi. Kami memutar-mutar pasar di sekitar candi, kami sangat kebingunan dan takut karena kami tidak tahu jalan keluar, kami tidak memiliki HP seperti anak jaman sekarang. Kami hanya berputar-putar saja mengikuti jalan yang ada di pasar, kemudian saya melihat rombongan teman-teman dan ada guru saya akhirnya kami menjadi lega setelah lengkap kami segera pulang, saya sangat senag karena bertambah pengetahuan, bisa berekreasi bersama temanteman dan mendapat pengalaman yang mengesankan tersesat di candi Borobudur. Pada waktu dulu belum ada Ujian Nasional bagi siswa SD jadi meskipun sudah kelas 6 kami tetap santai-santai dan tidak terbebani Ujian Nasional seperti sekarang ini. Pada waktu itu hanya ada ujian akhir yang diselenggarakan setiap sekolah masing-masing dan juga ada ujian praktik. Meskipun sudah di pastikan lulus semua, namun saya tetap belajar dengan tekun agar bisa lulus dengan prestasi yang memuaskan. Semua soal yang di ujikan dibuat oleh pihak sekolah sendiri jadi sudah dipastikan siswanya lulus semua. Pada saat ada ujian praktik saya masih bersaing
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 6

dengan Wisnu setiap ada kuis dari guru kami selalu berlomba untuk menjawabnya, bahkan teman-teman saya hanya ada beberapa saja yang dapat menjawab soal itu. Pada saat ujian dilaksanakan saya mengerjakan dengan teliti, ujian dilaksanakan selama 4 hari dan pengawasnya dari guru SD yang masih 1 rayon. Setelah ujian pada sekolah dasar selesai dan tiba pengumuman kelulusan, saya sangat gugup karena orangtua siswa juga diundang saat pengumuman itu meskipun sudah dipastikan lulus semua, tapi pihak sekolah akan memberikan hadiah bagi siswa yang mendapat prestasi yang baik. Saat diumumkan saya hanya mendapat perinkat ke 2 dan Wisnu mendapat peringkat 1, sedangkan peringkat ke 3 diperoleh Sulis. Semuanya adalah siswa putra, tidak ada siswa putrid yang mendapat peringkat atas. Saya sangat bersukur karena perjuangan dan kerja keras selama ini membuahkan hasil, Kemudian sekolah memberikan piala dan sejumlah uang kepada siswa yang mendapat prestasi mulia dari peringkat 1 sampai 3. Meskipun tidak bisa menjadi yang pertama saya bengga pada diri saya sendiri, apalgi dengan beberapa prestasi yang sudah saya raih yang penting adalah usaha dan kerja keras maka apapun hasil yang kita dapat tetap menjadi yang terbaik bagi kita. b) Hikmah Saat SMP Setelah saya lulus sekolah dasar, saya mendaftar untuk masuk SMP. Pada saat itu pendaftaran masuk SMP masih menggunakan Tes seleksi, jadi siswa yang akan masuk di seleksi terlebih dahulu dengan Tes bebarapa matapelajaran. Saya dan beberapa teman saya mendaftar di SMP 20 Semarang, itu adalah salah satu SMP negeri yang ada di Semarang yang sudah SSN. Pada saat sebelum pengumuman hasil tes seleksi saya sangat takut kalau tidak diterima pengumumannya juga selalu mundur, dari mulai pagi sudh ditunggu namun keluarnya pada malam hari, saat pengumuman bapak saya yang dating untuk melihat daftar siswa yang diumumkan diterima dan saya hanya dirumah, karena waktu pengumuman itu pada malam hari. Saya hanya berdoa di rumah dan terus merasa cemas, akhirnya bapak saya pulang dan rasa cemas itu malah semakin terasa. Saya langsung bertanya dan alkhamdulillah saya diterima dan lolos hasil seleksi. Hanya ada 3 dari teman saya yang diterima, salah satunya adalah saya sendiri. Setelah dinyatakan lolos saya dan orang tua saya segera melakukan daftar ulang pada esok harinya. Ketika itu saya dengan bapak saya yang melakukan daftar di SMP 20, saat masuk masih dikenakan biaya atau uang bangunan tidak seperti sekarang yang sudah digratiskan biaya apapun bagi siswa yang masuk di SMP negeri. Namun banyak siswa SMP yang tidak bersungguhsngguh dalam belajar, padahal sudah tidak dikenakan biaya apapun selama sekolah di SMP. Seharusnya para siswa itu bisa lbih semangat dalam menuntut ilmu karena mereka tidak lagi mendapat tanggungan biaya selama bersekolah. Banyak siswa SMP yang membolos saat jam sekolah, biasanya mereka pada pergi untuk maen PS atau game online. Bahkan yang lebih parah lagi saya sering melihat siswa SMP yang membolos dan menjadi anak punk. Sungguh disangkan apabila para generasi muda Indonesia seperti itu, padahal pemerintah sudah membantu untuk bersekolah gratis tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik.
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 7

Setelah masuk sekolah perdana SMP siswa baru diberi MOS, yaitu Masa Orientasi Siswa. Seperti program pengenalan masa SMP. Namun kenyataan nya MOS dijadikan oleh kakak kelas sebagai ajang balas dendam kepada siswa baru. Siswa baru diberi perlakuan yang tidak menyenangkan disuruh memakai sesuatu yang ane-aneh, seperti memakai topi segienam kalau yang putrid memakai pita sesuai tgl lahir. Siswa baru juga disuruh membawa makanan dan minuman yang aneh-aneh dari para senior. Pada waktu MOS, ketika itu disuruh membawa permen Kiss yang ada tulisannya I Love U, tapi saya tidak bisa menemukannya akhirnya saya mendapat hukuman dari para senior. Saya disuruh menyanyi di depan kelas, sangat malu sekali rasanya apalagi belum saling kenal antar teman. Banyak juga siswa yang mendapat hukuman dari para senior, meskipun begitu dengan adanya MOS para siswa baru bisa lebih cepat mengenal dan saling akrab. Setelah selesai MOS ada pembagian kelas bagi siswa baru, kemudian pada saat itu saya mendapatkan kelas VII C. Setiap kelas terdapat 40 siswa, pada waktu saya masuk, SMP 20 masih manempati gedung lama didaerah Gebang Anom, bersebalahan dengan SMA 10 Semarang. Kondisi sekolah pada saat itu sangat memprihatinkan dan tidak layak dijadikan tempat pembelajaran. Tempatnya dekat dengan pabrik-pabrik yang merupakan wilayah industry dan mengeluarkan suara bising yang sangat menganggu proses belajar mengajar. Selain tempatnya yang dekat dengan pabrik, wilayah didaerah sekitar sekolah juga dekat dengan rawa dan sungai, jika terjadi hujan maka sekolah akan banjir. Terkadang juga ada ular yang masuk dikelas, sering siswa diliburkan karena tejadi banjir. Pemerintah juga tidak bisa berbuat apa-apa dengan hal itu, karena tanah yang ditempati itu merupakan tanah mati yang hanya bisa dijadikan kawasan industry. Karena hal itu maka pihak sekolah,pemerintah dan perusahaan sekitar mengadakan perundingan untuk menukar tanah yang ditempati SMP 20 dan SMA 10 untuk ditukar dengan tanah milik perusahaan di daerah Genuk Indah yang merupakan komplek perumahan. Setelah dilakukan perundingan dengan proses selama bertahun-tahun akhirnya SMP dan SMA dipindah satu paket. Pihak perusahaan dan juga pemerintah juga membangunkan gedung baru kepada kedua sekolah itu. Akhirnya setelah saya masuk selama 3minggu gedung SMP 20 yang sudah dibangun sejak lama telah jadi dan siap ditempati, tidak hanya itu perlengkapan sekolah juga sudah disediakan dari pihak perusahaan seperti kursi, meja, papantulis dll. Akhirnya SMP 20 resmi pindah digedung baru didaerah Genuk indah. Gedung baru yang ditempati sangat bagus dan jauh berbeda dengan gedung yang lama. Dengan bangunan yang tingkat 2 dan halamannya yang luas, jauh dari kebisingan pabrik hal itu membuat proses belajar mengajar menjadi nyaman. Para guru dan siswa juga menjadi senang, sekolah tidak lagi meliburkan siswanya jika terjadi banjir

Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku

Pada saat saya kelas VII saya mempunyai banyak teman yang berasal dari berbagai SD mereka ada mempunyai kepribadian yang berbeda-beda. Namun banyak anak yang nakal terutama kakak kelas, mereka terkadang suka memalak para adik kelas. Bahkan ada teman saya yang ketika itu dipalak oleh kakak kelas, tapi dia tidak mau memberinya kemudian teman saya dipukul. Teman saya hanya bisa diam saja karena takut, disana juga banyak siswa yang sudah merokok, berjudi dll. Sebenrnya hal itu juga sudah dilarang oleh pihak sekolah, namun mereka besembunyi saat merokok dan biasanya pada merokok di kamar mandi. Sebenarnya apa yang mereka pikirkan anak sekolah yang seharusnya belajar, tapi mereka justru berfoya-foya dan melakukan hal yang tidak beguna. Apabila mereka ketahuan merokok maka diberi sanksi, pihak guru BK yang menangani masalah pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan para siswa. Biasanya guru BK member sanksi bagi para siswa yang ketahuan merokok dengan member rokok 1 anak 1 bungkus rokok yang harus dihabiskan ditengah lapangan dan tanpa berhenti. Meskipun sudah diberikan sanksi seperti itu, namun mereka tidak pernah kapok dan tetap merokok diwilayah sekolah. Setiap tahunnya selalu ada penerus siswa yang nakal di wilayah sekolah, jika generasi yang satu lulus ada lagi generasi siswa nakal dari siswa baru. Sepertinya hal semacam ini tidak bisa ditangani pihak sekolah. Saya sendiri juga mempunyai dan berteman dekat dengan siswa yang dikategorikan nakal di sekolah. Meskipun begitu saya tidak pernah ikut-ikutan seperti yang mereka lakukan. Saya juga memiliki teman yang sebenarnya dia ketika masih di SD orang yang baik, namun ketika masuk SMP dia menjadi terpengaruh oleh lingkungan sekitar dan menjadi anak yang nakal. Lingkungan sekitar akan sangat mempengaruhi kepribadian dari seseorang. Selama saya di SMP, saya selalu berangkat dengan mengendarai sepeda. Jarak antara sekolah dan rumah saya sekitar 4km. setiap pagi setelah sholat subuh saya belajar sebentar, setelah itu segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Saya berangkat dari rumah sekitar pukul 6 pagi dan perjalanan sampai di sekolah 30 menit, jadi saya sampai pukul 6.30 setiap berangkat saya selalu berangkat sendiri. Namun jika pulang saya pulang bersama teman-teman secara rombongan, saya mempunyai 2 teman yang rumahnya satu jalur dengan dengan rumah saya. setiap pulang sekolah kita selalu pulang bersama dengan rombongan anak yang bersepeda lainnya. Agar cepat sampai di sekolah saya melewati pabrik-pabrik yang jalannya rusak parah selain itu penuh debu dan panas. Hanya jalan itu yang bisa mempercepat menuju ke sekolah, jika berangkat rasanya sangat melelahkan karena hanya sendiri. Namun jika pada pulangnya rasa lelah itu tidak terasa meskipun panas terik dan debu diwilayah industry tapi kita pulang bersama teman-teman yang lainnya. Sesuatu yang dilakukan bersama-sama memang terasa ringan dan menjadi mengasikkan. Selama 3 tahun saya selalu berangkat dengan bersepeda, meskipun hujan atau panas saya tetap berangkat pagi dengan bersepeda. Banyak teman saya yang jika hujan diantar oleh orangtuanya naik motor. Jika saat pagi hujan, maka saya bersepeda menggunakan jas hujan terkadang saya
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 9

juga pernah terciprat air dari mobil atau motor yang lewat meski menjengkelkan tapi saya tetap sabar. Saat bulan puasa tiba saya sangat kecapekan, karena jalan menuju rumah saya melewati jembatan dan jalan dari jembatan itu menanjak, tanjakannya juga cukup tinggi jadi diperlukan tenaga yang lumayan kuat untuk mengayuh sepeda saat melewati jembatan itu. Pada waktu bulan puasa biasanya jam masuk sekolah diundur pada pukul 7.30 dan pulang pada pukul 12.30 siang. Jika pulang sekolah pada bulan puasa, rasa panasnya lebih panas dari hari biasanya. Saya mengayuh sepeda sekitar 4km dengan keadaan berpuasa, rasa panas yang sangat menyengat melewati kawasan pabrik dengan debu-debu dan jalan yang rusak, ditambah ketika melewati jembatan yang menanjak saya merasa tidak kuat dan lemes. Mesipun begitu saya tetap semangat dan selalu bersepeda selama 3 tahun. Semangat belajar itu yang membuat saya menjadi seorang yang tidak kenal lelah dan terus bekerja keras. Namun saya tidak sendirian ketika melewati rintangan seperti itu, ada dua teman saya yang rumahnya satu jalur dan dekat dengan daerah rumah saya, meskipun kami tidak satu kelas kami selalu pulang bersama-sama. Terkadang kita juga istirahat dulu disebuah warung yang tidak terpakai disekitar jembatan. Kami istirahat sambil mengobrol untuk melepas rasa panas dan capek, bahkan sampai tidak terasa sampai sore baru kita pulang kerumah. Karena kita selalu pulang bersama, kami menjadi bersahabat dan saling tolong menolong jika ada masalah. Kedua teman saya itu adalah Wisnu dan Keman yang juga merupakan teman SD saya. bahkan sampai sekarang jika saat idul fitri mereka terkadang mengunjungi rumah saya, selama 3 tahun kami selalu bersama meskipun tidak satu kelas. Ketika duduk di bangku SMP, saya tidak lagi seperti dulu sewaktu masih SDyang selalu mendapat peringkat atas. Saya hanya memiliki kemampuan dan kepintaran yang di golongkan standart atau di tengah-tengah, saya bukan termasuk siswa yang pinter dan juga tidak termasuk siswa yang kurang. Saya juga tidak tahu mengapa saat di SMP saya tidak lagi mendapat peringkat atas. Mungkin banyak teman saya yang lebih pandai dan cerdas daripada saya, karena siswa yang diterima juga melalui tes seleksi. Pada waktu SMP sudah tidak ada lagi pemeringkatan hasil belajar, jadi saya juga tidak tahu ketika itu mendapat peringkat berapa. Pada saat pemilihan pengurus kelas di semester 2 kelas VII saya dipilih dan di percaya menjadi bendahara kelas, menurut pendapat teman-teman kelas saya orang yang jujur jadi mereka memilih saya menjadi bendahara kelas. Padahal ada siswa putrid yang lebih cocok menjadi bendahara, tapi mereka justru memilih saya untuk menjadi bendahara. Walikelas saya juga setuju jika saya menjadi bendahara, ketika dipilih untuk menjadi itu saya hanya bisa pasrah saja dan menerimanya. Menjadi bendahara itu tidak mudah karena harus membawa uang dari teman-teman satu kelas dan juga harus bisa mengelola uang itu untuk keperluan kelas. Saya sebenarnya tidak siap untuk menjadi bendahara, tapi karena itu merupakan sebuah amanah yang diberikan kepada saya dan meupakan kepercayaan dari teman-teman serta walikelas, saya menerimanya dan menjalankan amanah itu dengan bijaksana. Selama menjadi
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 10

bendahara kelas, teman-teman tidak ada yang complain dengan kepengurusan saya. Saya mendapat sebuah pengalaman baru ketika dipilih menjadi bendahara kelas. Ternyata membawa dan mengelola uang dari orang banyak itu tidak mudah, selain memiliki tanggung jawab yang besar juga harus memiliki keahlian untuk memanajemen uang. Dari pengalaman saya anak lakilaki tidak cocok menjadi seorang bendahara, karena kebanyakan anak laki-laki tidak memiliki keahlian memanajemen uang dan tidak memiliki tingkat ketelitian yang tinggi seperti perempuan. Saat di SMP matapelajaran yang diberikan sudah mulai meluas IPA dan IPS dibagi lagi menjadi beberapa matapelajaran sperti ada fisika,biologi,sejarah,dll. Ketika saya SMP pun saya tetap senang dengan matapelajaran IPA yang sudah dibagi menjadi beberapa matapelajaran saya senang dengan biologi dan fisika. Namun ketika naik di kelas VIII semangat belajar saya menjadi kendur, saya sering mengerjakan PR di sekolah dan mulai terpengaruh dengan temanteman saya. Pada waktu di kelas VIII itulah saya mulai terpengaruh dan menjadi malas dalam belajar, namun saya tidak sampai terjerumus menjadi anak yang nakal. Saya sudah mulai meninggalkan sholat dan tidak mengaji lagi, saya memiliki dan bergaul dengan teman-teman saya yang nakal. Pada waktu itu saya mengetahui dunia luar yang mengerikan, banyak temanteman saya yang melihat film yang tidak sepantasnya dilihat oleh siswa pelajar. Saya juga menjadi terpengaruh untuk melihat film seperti itu, ketika itu saya penasaran dengan dan ingin melihatnya. Namun saya tidak terus-terusan dan menjadi kecanduan untuk melihat, saat itu mental saya sebagai pelajar sangat memprihatinkan. Ketika pada semester 2 di kelas VIII seperti biasa sekolah selalu mengadakan study tour ke beberapa tempat seperti TMII, ancol yang ada diwilayah Jakarta dan juga ke daerah Bandung dan Bogor. Ketika itu ada beberapa teman saya yang tidak ikut karena faktor ekonomi, disana kami tidak hanya pergi untuk rekreasi saja, tetapi kami juga disuruh membuat atau meresum apa saja yang telah didapat dari study tour tersebut. Disana saya sangat senang karena baru pertama kedaerah Jakarta, disana juga saya dan teman-teman juga mengunjungi Dufan yang merupakan taman bermain yang terbesar dan memiliki banyak pemainan yang seru. Saya mencoba beberapa permainan disana bersama teman-teman saya, sangat mengasikan jika bersama teman-teman. Ketika kita ke gunung Tangkuban Perahu didaerah Bandung, kondisi disana sangat dingin sekali saya sampai kedinginan sampai menusuk ke tulang, apalagi saya juga tidak memakai jaket. Melihat kondisi saya yang kedinginan seperti itu, saya dipenjemi jaket oleh teman saya bahkan dia rela tidak memakai jaket dan kedinginan demi saya. karena kondisi disana yang dingin teman saya ada yang membawa sebuah Bir, mereka meminum agar tidak merasa kedinginan dan ketika itu saya juga dekat dengan teman-teman yang nakal, saya juga meminum sedikit dari minuman itu. saya yang ketika itu masih terpengaruh dengan teman-teman saya, maka jadi ikut-ikutan untuk meminumnya. Saya sangat menyesal dengan kelakuan saya ketika itu, namun meskipun saya terpengaruh teman-teman, saya tidak terpengaruh untuk merokok. Bahkan sampai sekarang
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 11

saya tidak pernah merokok sama sekali. Kalau untuk merokok saya sangat tidak senang dan menjauhinya, karena bapak saya sendiri juga tidak merokok selain itu merokok juga tidak baik dan merusak kesehatan tubuh. Ketika saat itu saya menjadi anak yang tidak patut disebut sebagai pelajar. Ketika itu nilai saya semakin merosot dan semangat belajar saya semakin berkurang, karena hal itu kemudian saya di ikutkan Les oleh orang tua saya di daerah Barito di jalan Cimanuk 7. Setelah nilai saya semakin merosot saya sudah mulai sadar, apalagi ketika sudah naik di kelas IX saya sudah milai menjauh dari pergaulan dengan teman-teman saya yang nakal. Saya mulai fokus belajar dan semangat belajar saya mulai kembali, tempat les saya sangat jauh ketika berangkat les saya naik sepeda sampai di jalan raya, sepeda saya kemudian di titipkan dipenitipan sepeda lalu saya berangkat naik angkot. Sampai di jalan Kaligawe saya jalan kirakira setengah kilometer menuju tempat Les. Jadwal les saya stiap satu minggu 3kali, hal itu saya lakukan selama 2tahun. Karena sudah kelas IX saya lebih giat dalam belajar dan meninggalkan semua pergaulan yang tidak penting. Saya mengikuti Les matematika dan B.Inggris, karena saya sangat lemah dalam mengikuti mata pelajaran B.Inggris, sejak dulu saya tidak menyukai mata pelajaran B.Inggris, selain saya mengikuti les sendiri pihak sekolahan juga membari tambahan pelajaran. Saat kelas IX itu saya sudah mulai berubah menjadi diri saya yang dulu, saya kembali rajin belajar dan sholat. Setelah selesai tambahan pelajaran dari sekolah sekitar pukul 2 saya pulang bersepeda dan mempersiapkan untuk berangkat Les lagi pukul 3 sore. Rasa capek tidak terasa bagi saya, karena saya ingin lulus dengan hasil yang maksimal dan ingin masuk di SMK negeri yang favorit di Semarang. Saya juga rajin belajar setiap malam dan setelah sholat subuh saya juga belajar. Tidak hanya itu, saya juga membuat ringkasan materi yang ada di kisi-kisi dalam materi UAN. Di tempat Les saya itu kebanyakan diikuti oleh anak-anak dari SMP 6 dan SMP 4 dari tempat les itu saya memiliki teman baru lagi yang berbeda sekolah dengan saya, mereka anak-anak yang cerdas. Di tempa les itu kami saling berkompetensi system pengajarannya juga menyenangkan sehingga tidak merasa bosan. Dengan keadaan tempat les yang seperti itu membuat kami menjadilebih memahami dan menguasai setiap materi. Dengan teman yang pintar dari beberapa sekolah menjadikan saya terpancing untuk mengikuti cara belajar mereka yang cepat dan dapat menangkap materi yang diberikan guru pengajar dengan cepat. Disana juga ada ujian setelah materi yang diberikan selesai, nilai yang didapat langsung diumukan didepan kelas. Sehingga jika ada seseorang yang nilainya jelek maka akan malu, dengan hal itu membuat kami menjadi lebih berusaha lagi dalam belajar jika ada ujian, sehingga tidak mendapat nilai yang jelek dan tidak malu lagi jika diumumkan di depan kelas. System pembelajaran yang seperti itu membuat anak didik di tempat les saya saling berkompetensi satu dengan yang lain dan membuat saya menjadi lebih tekun belajar untuk mengikuti mereka.
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 12

Setelah mendekati hari ujian nasional banyak sekolah yang mengadakan doa bersama dan istighosah, agar para siswanya diberi kelancaran saat mengerjakan soal. Begitu juga dengan sekolah kami, SMP 20 juga mengadakan doa bersama dan juga pergi ketempat panti asuhan untuk meminta doa anak-anak panti. Ketika itu kami pergi ketempat panti asuhan milik guru kami sendiri, disana kita diajak berdoa dan sholat hajat bersama anak yatim piatu. Ketika hari mendekati ujian teman-teman saya yang nakal pada tobat, biasanya mereka berubah baik rajin sholat. Namun kebanyakan setelah ujian selesai mereka lupa lagi dan kembali bersikap seperti dulu lagi. Pada waktu mendekati ujian nasional itulah momen yang sangat berharga, kami para siswa dan guru menjadi lebih dekat untuk meenghadapi ujian nasional yang merupakan momok pagi para siswa. Para siswa saling membantu dan bekerjasama meskipun dari kelas yang berbeda kami sangat takut jika menghadapi ujian nasional, karena ujian itu dilakukan selama 4 hari dan menjadi penentu kelulusan selama belajar 3 tahun. Jika kami gagal dalam menyelesaikan ujian nasional ini maka nasib kami sekolah selama 3 tahun akan sia-sia. Setiap hari saya selalu berdoa agar siswa kelas IX bisa lulus semua, saya juga selalu belajar agar lulus dengan nilai yang bagus. Karena saya ingin melanjutkan sekolah di SMK negeri yang favorit di Semarang. Setelah waktu ujian tiba, ada beberapa teman saya yang membawa kunci jawaban ujian nasional. Meskipun belum tentu kebenarannya, nemun banyak teman saya yang memakai kunci jawaban itu dan membawanya masuk ketika ujian berlangsung. P ada waktu itu saya tidak mempercayai kunci seperti itu, pada hari pertama sampai ketiga saya selalu mengerjakan ujian nasional itu sendiri tidak menggunakan kunci jawaban seperti teman-teman saya. Setiap selesai ujian mereka selalu membicarakan kebenaran kunci tersebut, banyak yang bilang cocok dan tembus. Saya menjadi penasaran dengan hal itu, pada hari keempat saya meminta kunci kepada teman saya, setelah saya bawa masuk dan dicocokan dengan jawaban saya ternyata kunci itu cocok dan tembus. Saya Cuma menggunakan 1 kali saat ujian nasional dan lainnya saya kerjakan dengan kemampuan saya sendiri. Setelah ujian nasional selesai, saya dan teman-teman pergi untuk melihat beberapa sekolah Menengah baik SMA maupun SMK negeri yang ada di Semarang. Kami melihat-lihat dengan bersepeda bahkan sampai ke simpang lima dengan bersepeda. Ketika itu saya dan 4 teman saya mencari informasi dan melihat beberapa sekolah SMK yang ada di daerah simpang lima. Lalu sampai di STM 7 atau lebih dikenal dengan STM Pembangunan saya dan teman-teman masuk dan melihat bangunan sekolah itu. saat itu saya menjadi tertarik dan ingin mendaftar di sekolah tersebut. STM Pembangunan merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang sudah berstandar Internasional, prestasi yang diraih STM itu juga sangat baik, mencetak pelajar yang berkompetensi tinggi dan memiliki keahlian yang baik dibidangnya. Kebanyakan siswa yang lulus dari STM Pembangunan langsung mendapat kerja, bahkan ada yang masih sekolah tapi sudah dipesan oleh perusahaan tertentu. Sekolah itu juga merupakan STM terbaik yang ada di kota Semarang.
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 13

Ketika mengetahui profil dari STM Pembangunan yang sangat baik itu saya sangat ingin diterima disana. Namun saya juga mencari sekolah lain sebagai cadangan jika tidak diterima di STM Pembangunan, kemudian saya mengetahu STM 1 Semarang. STM 1 Semarang juga merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan yang favorit di Semarang prestasinya juga baik, namun jika disbanding dengan STM 7 masih lebih baik STM Pembangunan. Setelah tiba saat pengumuman kelulusan Alhamdulillah saya lulus, tapi nilai saya tidak sesuai target. Saya mendapay nilai Nem 28,35 dibagi 4 mata pelajaran, saya sangat terpukul dengan hasil nilai UN. Saya gagal masuk ke STM 7 karena nilai saya kurang, ketika saya mendaftar di STM 1 saya juga tidak diterima gara-gara tinggi badan saya yang kurang 5cm. Tinggi saya hanya 150cm, ketika itu saya sangat sedih dan frustasi karena saya tidak bisa melenjutkan di Sekolah Menengah Kejuruan, saya tidak senang jika melanjutkan ke SMA. Karena jika melanjutkan ke SMA harus melanjutkan ke perguruan tinggi, sedangkan orang tua saya hanya berpenghasilan pas-pasan ketika itu perasaan menjadi hancur bahkan saya tidak lagi mempunyai semangat hidup karena cita-cita saya sudah hancur, karena dengan melanjutkan ke SMK saya bisa langsung mendapat pekerjaan dan tidak menyusahkan orangtua. Karena saya menyukai tentang elektro saya ingin mempelajari tentang elektro, namun semua menjadi sirna ketika tidak diterima di SMK negeri. c) Sesuatu Hal yang Saya Lakukan Ketika SMA. Pada waktu itu orangtua saya membujuk untuk melanjutkan ke sekolah SMA akhirnya saya menurut untuk masuk di SMA 10 Semarang. Namun saya sangat terpaksa dan tidak memiliki tujuan apapun ketika bersekolah di SMA, saya hanya bersekolah sperti biasa tetapi tidak memiliki pandangan setelah lulus SMA. Saat saya mengalami kegagalan itu, saya mulai sadar dan menyesal dengan kelakuan saya saat di SMP. Saya mulai sadar dan mendekatkan diri kepada Allah, saya mengikuti ekstra kurikuler BTA ketika masuk di SMA 10. Saya mulai menata diri saya dan belajar agama dengan guru BTA saya. Saat pertama mulai banyak siswa yang ikut BTA namun setelah beberapa bulan hanya ada 6 orang yang aktif mengikuti BTA. Guru pengajar saya sangat berpengalaman, beliau juga merupakan anggota dari buku Iqro se Jateng. Dari kegiatan itu saya belajar mengaji dari nol dan saya diajarkan cara membaca al quran yang baik dan benar. Katika itu saya memiliki teman-teman yang baik bahkan kita menjadi seperti saudara sendiri meskipun terkadang kami menunggu guru sampai 1 jam, tapi saya dan teman-teman tetap sabar dan tetap antusias untuk mengikuti BTA. Namun setelah kakak kelas 3 lulus hanya tersisa 2 orang yang tetap antusias mengikuti BTA hanya saya dan teman saya Rian saja. Kami diajarkan membaca dan mendalami al quran, karena saya berkumpul dengan orang-orang yang dekat dengan allah saya menjadi rajin dalam beribadah bahkan sholat Duha dan sholat malam selalu saya jalani. Saya juga belajar adzan dari teman-teman saya, ketika itu hati saya menjadi tenteram dan damai. Saya juga sudah biasa membaca al quran dengan baik dan benar
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 14

sesuai aturan. Meskipun hanya ada 2 orang saja guru saya tetap mengajarkan dengan senang kami juga terkadang menunggu sampai 1 jam, bahkan terkadang kita hanya diajrkan selama 30menit atau 15 menit saja. Meskipun begitu saya tetap senang dengan BTA, saya menjadi seseorang yang berkepribadian yang tenang. Jika kita dekat dengan Allah apapun keadaannya hati dan pikiran kita menjadi tenang dan damai. Pada kenaikan kelas teman-teman saya mempeributkan jurusan yang akan diambil di kelas XI nanti atau kelas 2 SMA. Ketika kelas XI itulah saatnya penjurusan masuk di kelas IPA,IPS atau Bahasa. Saya tidak mengerti sama sekali tentang jurusan yang akan saya ambil, karena saya senang dengan IPA maka saya memilih masuk di kelas IPA nilai saya juga mendukung untuk masuk dikelas IPA. Ketika itu saya tidak memiliki pandangan sama sekali ketika di SMA yang saya pikirkan hanya satu, saya hanya menjalankan semua ini dengan baik. Akhirnya saya masuk dikelas IPA, saat kelas XI itu saya merasa memiliki keluarga yang sangat dekat disekolah. Ketika kelas XI walikelas saya adalah Bu Noveni, beliau merupakan guru yang baik dan bijaksana. Kami bisa dipersatukan seperti keluarga sendiri, kami bisa saling membantu satu dengan yang lain kelas kami adalah IPA 2 dan merupakan kelas paling kompak ketika itu dari semua kelas di SMA 10. Karena terlalu kompak kami menjadi terkenal di sekolah dengan mendapat julukan Specta, dalam ulangan kami juga kompak dan saling bekerja sama agar mendapat nilai yang baik dan tidak ada yang remidi. Dari semua itu hal yang paling menyentuh bagi saya adalah ketika kami akan study tour ke Bali, ketika itu rasa kekompakan kami dan kekeluargaan kami menjadi lebih solid. Ketika itu ada 2 orang teman saya yang tidak bisa ikut pergi ke Bali, kemudian walikelas saya mengatakan kalian adalah satu keluarga disini, maka kita sepakat untuk berangkat bersama satu kelas ke Bali. Ketika mendengar itu teman satu kelas setuju dan sepakat untuk mencari dana tambahan, ketika itu saya, teman satu kelas dan walikelas saya mencari dana dengan berjualan pakaian bekas di lapangan simpang lima. Saat itu juga kami berjualan selama 3 bulan dengan mengumpulkan pakaian bekas dari satu kelas dan ada juga dari tetangga kami yang dimintai sumbangan pakaian bekas. Setelah itu kami berjualan awul-awul di lapangan simpang lima, kami beangkat setelah sholat subuh bahkan kita juga sholat subuh di masjid dekat simpang lima walikelas saya juga ikut berjualan beliau tidak malu-malu saat berjualan awul-awul dengan muridnya, kita juga menjajakan es teh. Kami semua saling membantu, padahal banyak teman saya yang berasal dari anak orang kaya, tapi tidak merasa gengsi dan malu. Saat itu rasa kekeluargaan kami menjadi lebih dekat dan sudah seperti saudara sendiri. Kami tidak hanya menjual awul-awul saja tapi kita juga mengumpulkan barang bekas yang dapat dijual ke tukang rosok, hal itu kami lakukan untuk membantu teman kami yang tidak bisa ikut pergi ke Bali. Saat bulan puasa tiba saya dan temanteman hanya berjualan awul-awul saja, kami berangkat ke simpang lima setelah sahur, ada teman saya yang membawa pakaian bekas itu dengan mobil. Usaha kami untuk membantu teman sudah
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 15

sangat besar, kami juga berlatih untuk mencari uang sendiri tanpa bergantung pada orang tua. Namun kami hanya berjualan ketika hari minggu pagi saja karena selain itu lapangan simpang lima tidak boleh digunakan berjualan. Hasil yang kami dapat dari berjualan juga cukup besar sampai 200 ribu dalam sekali jualan, setelah kami mengumpulkan uang akhirnya uang itu cukup untuk membantu teman kami untuk ikut ke Bali dan kita bisa pergi ke Bali satu kelas tanpa ada yang tertinggal. Sedemikian besar rasa persaudaraan diantara kami, bahkan kami rela bersusah payah demi 2 oarang teman. Persaudaraan itu bisa didapat dengan siapa saja asalkan bisa saling mengerti dan ikhlas membantu, maka kita akan mendapat keluarga kedua kita. Setelah saya naik ke kelas XII atau kelas 3, walikelas kami tidak lagi bu Noveni lagi kami menjadi sedih. Namun beliau tetap perhatian kepada kami dan sering membantu permasalahan belajar kami, apalagi kami sudah kelas 3 dan akan mengikuti Ujian Nasional. Ketika kelas 3 rasa kekompakan kelas kami semakin solid, kami saling membantu dan mengajarkan jika ada materi yang susah. Ketika kelas XII saya menjadi lebih tekun dalam belajar dan saya juga sering melakukan sholat malam meminta pada Allah agar di luluskan dengan nilai yang baik dan juga agar semua siswa kelas 3 lulus tanpa terkecuali. Banyak teman-teman saya yang ketika itu jarang sholat, setelah berkumpul bersama banyak yang berubah menjadi muslim yang taat beribadah. Ada juga teman saya yang tidak memakai kerudung, namun dia sadar dan mendapat ridho Allah saat berteman dengan saya dan berkumpul bersama. Ketika waktu istirahat kedua dan tepat dengan waktu sholat dzuhur, mushola sekolah kami dipenuhi siswa yang sholat berjamaah dan yang paling banyak adalah dari kelas saya. Biasanya saya yang jadi muadzin di mushola sekolah saya, kadang juga teman saya. di sekolah saya ada 3 muadzin yang bergantian sesuai jadwal ketiganya dari kelas saya termasuk saya sendiri. Saya sangat bersukur bisa berteman dan bertemu dengan orang-orang seperti mereka mulai dari guru BTA saya, kakak kelas yang mengajarkan ilmu agama kepada saya, walikelas saya yang mengajarkan rasa kebersamaan dan juga teman-teman kelas saya yang baik dengan rasa kekeluargaan yang tinggi. Saya menjadi terharu jika mengingat semua itu, ternyata Allah memilih jalan yang terbaik bagi saya, ketika dulu saya menjadi frustasi dan tidak memiliki tujuan lagi, namun saya menjadi semangat dalam menjalankan hidup ini. Saya sangat menyayangi teman-teman saya seperti saudara sendiri, mungkin jika tidak bertemu mereka saya tidak bisa menjadi orang yang berguna bagi teman, bangsa dan Negara. Saya bisa memiliki rasa prikemanusiaan saling membantu terhadap teman yang keusahan meskipun dengan keringat dan kerja keras demi menyenangkan teman yang sudah seperti keluarga sendiri. Mereka orang yang berharga bagi saya, namun mereka sudah jauh dari kehidupan saya, sekarang walikelas saya ada di Makasar, guru ngaji saya juga sudah tidak pernah datang lagi di SMA teman-teman saya juga sudah menyebar dan mencari cita-cita mereka masing-masing. Sampai sekarang saya masih berfikir, apakah mungkin mereka dikirim oleh Allah untuk menyadarkan dan mengajarkan kepada saya tentang makna kehidupan yang baik. Mereka
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 16

sepertinya sudah mendapat tugas masing-masing untuk mengajarkan beberapa pelajaran hidup yang sangat bermakna, mungkin jika pada waktu dulu saya masuk ke SMK saya tidak pernah bertemu orang-orang seperti mereka, saya tidak pernah sadar dan tahu makna kehidupan sebenarnya, saya juga tidak bisa belajar untuk menjadi orang yang berguna bagi saudaranya. Ternayata Allah memiih jalan apa yang dibutuhkan oleh umatnya bukan member jalan apa yang diinginkan oleh umatnya. Allah member saya pelajaran tentang makna kehidupan yang sebenarnya, menjadi insan yang baik dan berguna bagi sesame, nusa dan bangsa. Ketika saya sudah semester 2, saya menjadi rajin belajar bahkan saya pergi belajar kelompok ke teman saya di daerah Jl. Gajah dekat Masjid Agung Jawa Tengah. Saya biasanya belajar pelajaran Fisika bersama teman saya disana, saya belajar sampai pukul 9 saya juga ikut Les di tempat Les saya dulu SMP. Saya pulang Les sekitar pukul 8 kadang saya juga langsung ke rumah teman saya untuk belajar lagi dengan dia, ketika kelas 3 saya sangat sibuk untuk belajar agar sukses saat ujian nasional. Ketika angkatan saya, ujian nasional bukan merupakan satusatunya penentu kalulusan karena nilai ujian nasional nanti akan di gabung dengan nilai raport dari semester 3 sampai semester 5. Meskipun begitu ujian nasional tetap menjadi momok bagi para siswa, selama satu semester saya dan teman-teman diberi tambahan pelajaran yang akan di ujikan saat UN. Tidak hanya itu saja pihak sekolah juga menghilangkan mata pelajaran yang tidak di ujikan seperti B.Jawa jadi setiap hari hanya ada pelajaran yang akan di UN kan saja. Seperti biasa ketika mendekati ujian nasional banyak siswa yang bertobat dan rajin untuk beribadah, saat mendekati ujian nasional mushola sekolah menjadi penuh saat sholat dzuhur bahkan sampai ada yang menunggu giliran sholat sampai jamaah pertama selesai. Ketika mendekati ujian nasional sekolah juga mengadakan doa bersama dan istighosah, selain itu juga ada rescue seperti membangkitkan optimism dari setiap siswa dengan cara dihipnotis. Setelah ujian nasional tiba saya Alhamdulillah bisa mengerjakan dengan lancer dan penuh dengan keyakinan. Setelah ujian nasional selesai, ada informasi tentang pendaftaran perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan, tapi saya tidak berminat sama sekali untuk melanjutkan ke perguruan tinggi, saya merasa kasihan kepada orang tua saya dan takut jika tidak mampu menyekolahkan saya lagi. Saya berkonsultasi terlebih dahulu dengan kedua orang tua untuk melanjutkan ke perguruan tinggi negeri yang ada di Semarang, orang tua saya juga menyetujui dan berusaha menyekolahkan saya lagi, ketika itu saya hanya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri saja, karena biayanya tidak terlalu mahal, jika saya tidak diterima saya tidak akan melanjutkan sekolah lagi. Setelah itu akhirnya saya mencoba terlebih dahulu untuk ikut mendaftar jalur undangan UNNES dan UNDIP, ketika itu hari terkhir untuk pendaftaran bahkan saya harus pulang kerimah untuk mengambil uang pendaftaran dan mempersiapkan bahan yang diperlukan untuk pendaftaran. Ketika itu ada beberapa kendala saat pendaftaran, foto file yang saya masukan tidak bisa, saya langsung membenarkannya disenuah rental computer. Sebelum
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 17

mendaftar saya berdoa dan meminta pada Allah agar diberi dan ditunjukkan pilihan yang terbaik bagi saya, karena saya sangat yakin Allah selalu member apa yang saya butuhkan seperti pengalaman saya yang dahulu. d) Menjadi Orang yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara. Setelah mendaftar saya beberapa minggu kemudian saya diberi kode PIN untuk mendaftar secara online, kemudian saya pergi kewarnet dan mendaftar bersama teman saya. pada pilihan pertama saya memilih UNNES dan memilih jurusan elektro sesuai keinginan saya sejak waktu SMP. Teman saya malah membodohkan saya ketika saya memilih UNNES menjadi pilihan pertama daripada undip saya hanya tersenyum saja, karena saya mantep di unnes. Setelah itu saya menunggu pengumuman jalur undangan yang sangat lama, saat tidak ada pekerjaan saya mencoba mencari pekerjaan di daerah pabrik. Ketika itu saya berkeinginan untuk membiayai biaya kuliah saya sendiri tanpa merepotkan orang tua. Setelah beberapa hari saya mencari kerja Alhamdulillah saya sudah dapat dan langsung melamar, dalam beberapa hari saya dipanggil untuk wawancara, saya juga tidak yakin begitu cepatnya. Saat wawancara saya menjawab jujur bahwa saya bekerja untuk kuliah, ketika itu saya gagal karena saya berbicara jujur seperti itu. Namun saya tidak takut saat tidak terima yang penting saya tetap menjaga kejujuran, setelah gagal itu saya mencari kerja lagi. Ada teman saya yang saat itu menwarkan untuk menjadi tentor disebuah yayasan setelah di tes akhirnya saya positif diterima dan saya mengajar BTA ketika disana. Namun setelah orang tua saya tahu ketika saya sudah bekerja mereka menyuruh saya berhenti, padahal saya bau beberapa hari saja mengajar. Saya menuruti perkataan orang tua saya dan berhenti untuk bekerja di yayasan tersebut. Setelah pengumuman hasil seleksi jalur undangan tiba malam harinya saya terus berdoa dan merasa cemas jika tidak diterima, pada esok harinya saya pergi kesekolah bersama teman-teman saya sampai disekolah saya langsung mendapat selamat dari guru BK saya dan teman-teman saya, Alhamdulillah saya diterima di UNNES. Mendengar hal itu saya langsung sujud sukur kepada Allah dan tidak lama setelah pengumuman jalur undangan itu pengumuman kelulusan juga akan di umumkan, Alhamdulillah saya lulus dengan nilai yang memuaskan rata-rata nilai saya 8,35 saya sangat senang dan bahagia. Bahkan sampai sekarang saya juga tidak yakin kalau saya diterima di UNNES dan masuk di prodi pendidikan elektro yang merupakan keinginan saya sejak masih SMP. Saat itu orang tua saya langsung mengadakan sukuran sebagai rasa sukur kepada Allah karena saya bisa lulus dan diterima di perguruan tinggi negeri yang saya inginkan, pada waktu itu juga kebetulan tepat pada hari ulang tahun saya. saya sangat bersukur kepada Allah ternyata sejak dulu allah member apa yang saya butuhkan, sekarang saya sudah bisa mendapatkan jawabannya mengapa saya tidak diterima di sekolah menengah kejuruan karena tubuh saya yang kecil dan ilmu saya yang paspasan. Ternyata dibalik itu semua Allah memiliki rahasia yang besar yang tidak saya ketahui
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 18

ketika saya menjadi pesimis menjalankan hidup ini Allaah mengirim orang-orang yang bertugas untuk mengajarkan dan menydarkan saya agar saya kembali berjalan dijalan yang baik dan untuk memahami makna kehidupan ini. Sejak saat itu saya semakin dekat dan taat kepada Allah saya berusaha menjadi hamba yang baik dari semua itu saya dapat mengambil hikmah yang sangat berharaga untuk menjadi pelajaran bagi orang lain juga. Saya mendapat sebuah kata-kata dari pengalaman hidup saya, yaitu. ketika aku meminta pada Allah setangkai bunga, Allah berikan kaktus berduri. Ketika aku meminta kupu-kupu Ia berikan ulat bulu, aku sedih dan kecewa kemudian aku menerima dengan sabar kaktus itu berbunga indah sekali ulat bulu itu juga menjadi kupu-kupu yang cantik. Allah tidak member apa yang kita harapkan tapi Allah member apa yang kita butuhkan. Terkadang kita sedih dan sangat kecewa, namun diatas segalanya Allah sedang merajutnyang terbaik untuk hidup kita. Dari hal yang sudah Allah berikan pada saya itu, kemudian sebagai tanda sukur saya kemudian saya mengajar ngaji di mushola dekat rumah saya setiap hari saya mengajar ngaji anak-anak saya juga rajin menjadi muadzin di mushola saya, selain saya ada juga tetangga saya yang dari pondokan juga mengajar ngaji anak-anak disekitar mushola. Saya mengajar ngaji mulai dari jilid sampai al quran banyak anak-anak yang senag dengan cara mengajar saya. pada waktu itu saya hanya berfikir, semua yang saya lakukan ini sebagai tanda sukur dan cinta saya kepada Allah yang sudah member saya sesuatu yang sangat berharga. Selain itu, saya juga menyalurkan ilmu yang saya dapat dari guru ngaji saya agar menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah. Dengan mengajarkan ilmu kita kepada orang lain maka ilmu kita akan semakin bertambah. Selain itu juga untuk bekal saya nanti ketika saya meninggal sebagai ilmu yang berguna bagi mereka. Saya mengajar ngaji di daerah sekitar rumah saya juga merupakan bentuk dari pengabdian saya sebagai masyarakat yang berbangsa Indonesia. Saya melakukan hal itu juga bermanfaat untuk membentuk anak-anak bangsa yang memiliki jiwa yang bersih dan menjadi anak yang memiliki iman yang berjiwa mulia sesuai dengan pancasila. Dengan belajar mengaji anak-anak itu akan lebih memahami agama dan berjiwa pancasila yang saling tolong menolong, ramah dan bisa menjadi calon pemimpin yang baik dan memegang teguh agama. Tidak seperti pemimpin zaman sekarang yang moralnya sungguh memprihatinkan, para pemimpin sekarang sudah tidak memiliki moral banyak para pemimpin kita yang korupsi. Saya sangat bersukur diterima di unnes lewat jalur undangan, karena banyak teman-teman saya yang masih kebingungan untuk mendaftar di perguruan tinggi. Mereka masih berusaha untuk ikut snmptn dan jalur lainnya, ada juga teman saya yang mendaftar di perguruan tinggi swasta yang jelas biayanya lebih mahal. Pada saat itu pemerintah memberi beasiswa yang dinamakan bidikmisi untuk para siswa yang memiliki prestasi yang baik disekolah, namun tidak bisa melanjutkan kuliah karena factor ekonomi keluarga. Pada saat itu di unnes hanya di umumkan
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 19

ada 800 kuota saja yang disediakan untuk diberikan kepada calon mahasiswa baru. Namun saya tidak berani mendaftar lewat jalur undangan bidikmisi, karena saya sadar kemampuan saya hanya standard an prestasi di kelas saya juga hanya 10 besar saja. Ada teman saya yang mendaftar bidikmisi, dari 3 orang siswa hanya diterima 1 saja dari sekolah saya. setelah diterima saya segera melakukan registrasi biaya pendaftaran di sebuah bank swasta ketika itu biaya pendaftarannya sebanyak 7.500.000 saya merasa kasihan kepada orang tua saya karena membayar uang sebanyak itu. Setelah semuanya beres, waktu masuk kuliah tiba dan ketika itu para mahasiswa baru masih mengikuti ospek seperti perkenalan atau masa orientasi di kampus. Ketika itu saya belum memiliki tempat kos, saya berangkat setela sholat subuh jarak rumah saya sampai unnes sekitar 25 km. Para senior juga menyuruh untuk membawa tugas dan membuat makalah yang harus dikumpulkan, sedangkan selama ospek pulannya sekitar pukul 4 sore bahkan ada yang harus berangkat lagi setelah sholat magrib. Ketika itu sudah memasuki bulan puasa, saya pulang sampai rumah sekitar pukul 5 sore dan segera mengerjakan tugas yang diberikan. Karena saya belum memiliki laptop kadang saya mengerjakan diwarnet dekat rumah saya. Kerja keras itu saya lakukan dengan ikhlas dan saya mengerjakannya dengan senang hati. Setelah hari terakhir pelaksanaan ospek, ada suatu pengumuman yang sangat penting dari bapak rektor yaitu penembahan kuota besiswa bidikmisi gelombang 2 sebanyak 1000 mahasiswa. Mengetahui hal itu setelah pulang dari kampus saya langsung pulang dan menuju warnet untuk segera mendaftar. Bahkan saya tidak sempat berbuka dirumah dan langsung mendaftar, karena hari itu merupakan hari terakhir untuk mendaftar. Akhirnya saya sudah berhasil mendaftar dan segera pulang kerumah, setelah beberapa minggu ada mahasiswa unnes yang melakukan survey dirumah saya. Setiap malam saya selalu sholat dan meminta kepada Allah agar saya bisa mendapatkan besiswa itu, karena selain gratis biaya perkuliahan kita juga mendapat biaya hidup sebanyak 600.000 setiap bulannya dan uang yang sudah dibayarkan saat pendaftaran masuk dulu sebanyak 7.5 jt. Akhirnya setelah beberapa bulan pengumuman penerimaan mahasiswa bidikmisi gelombang 2 sudah keluar, ketika melihat daftar dan mencari satu per satu dari sekian mahasiswa nama saya tercantum dan ditetapkan menjadi mahasiswa penerima bidikmisi. Saya langsung sujud sukur kepada Allah dan tidak henti-henti bersukur, betapa sayangnya Allah kepada saya apa yang saya minta dan saya butuhkan Allah memberinya. Dengan besiswa itu saya bisa berkuliah tanpa merepotkan kedua orangtua saya, meskipun saya tidak memiliki prestasi yang menonjol dan hanya memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja namun dengan kerja keras berdoa dan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya banyak sesuatu hal, rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka. Dari pengalaman itu saya mengambil hikmah meskipun kita hanya memiliki kemampuan yang tidak istimewa namun yang terpenting dari semua itu adalah usaha,kerjakeras,berdoa dan menjalankan kehidupan ini yang sudah diberikan kepada kita dengan sebaik mungkin. Karena sebenarnya kesungguhan dan niat yang tulus itulah aka nada sesuatu jalan yang akan menuntun
Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku 20

kita menjadi seseorang yang istimewa dari arah yang tidak kita duga-duga. Ada pepatah mengatakan jika ada kemauan pasti ada jalan, tetap optimism aka kita akan menjadi orang yang luar biasa dari awal yang hanya biasa-biasa saja. Setelah mendapat bidikmisi ini saya akan bersungguh-sungguh untuk menuntut ilmu agar nantinya dapat berguna bagi keluarga saya bangsa saya dan Negara saya. Ketika saya menjadi seorang guru nanti akan memegang teguh agama dan akan menjadikan murid yang tidak hanya berprestasi saja namun juga berakhlak mulia sesuai dengan pancasila. Mungkin hanya itu yang dapat saya lakukan untuk keluargaku,bangsaku dan negaraku.

TERIMAKASIH ASSALAMUALAIKUM WR.WB

Apa yang Telah dan Akan Saya Lakukan untuk Keluargaku, Bangsaku, dan Negaraku

21

Anda mungkin juga menyukai