Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN DENGAN

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa perkembangan dan pertumbuhan kota/perkotaan disertai dengan alih fungsi lahan yang pesat, telah menimbulkan kerusakan lingkungan yang dapat menurunkan daya dukung lahan dalam menopang kehidupan masyarakat di kawasan perkotaan, sehingga perlu dilakukan upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan ruang terbuka hijau yang memadai; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Penataan uang !erbuka "ijau #awasan Perkotaan; Mengingat : $. %ndang&%ndang Nomor ' !ahun $(() tentang #onser*asi +umber Daya ,lam "ayati dan -kosistemnya ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun $(() Nomor 1(, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 21$(3;

2. %ndang&%ndang Nomor ' !ahun $((4 tentang 5enda 6agar 5udaya


./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun $((4 Nomor 47, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 217)3;

3. %ndang&%ndang Nomor 41 !ahun $((4 tentang Penataan

uang ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun $((4 Nomor $$', !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 2')$3; /ingkungan "idup ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun $((7 Nomor 89, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 28((3;

4. %ndang&%ndang Nomor 42 !ahun $((7 tentang Pengelolaan

5. %ndang&%ndang Nomor 1$ !ahun $((( tentang #ehutanan


./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun $((( Nomor $87, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 29993, sebagaimana telah diubah dengan %ndang&%ndang Nomor $( !ahun 4))1 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti %ndang& %ndang Nomor $ !ahun 4))1 tentang Perubahan ,tas %ndang& %ndang Nomor 1$ !ahun $((( tentang #ehutanan Menjadi %ndang& %ndang ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun 4))1 Nomor 87, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 11)$3;

6. %ndang&%ndang Nomor 24 !ahun 4))1 tentang Pemerintahan


Daerah ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun 4))1 Nomor $4', !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 11273, sebagaimana telah diubah dengan %ndang&%ndang Nomor 9 !ahun 4))' tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti %ndang& %ndang Nomor 2 !ahun 4))' tentang Perubahan ,tas %ndang& %ndang Nomor 24 !ahun 4))1 tentang Pemerintahan Daerah

Menjadi %ndang&%ndang ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun 4))1 Nomor $)9, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 1'193;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8( !ahun $((8 tentang Pelaksanaan


"ak dan #ewajiban serta 5entuk dan !ata:ara Peranserta Masyarakat dalam Penataan uang ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun $((8 Nomor $)1, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 288)3;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 !ahun $((7 tentang

en:ana !ata uang ;ilayah Nasional ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun $((7 Nomor (8, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 274$3; ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun 4))4 Nomor $$(, !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 14143;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 !ahun 4))4 tentang "utan #ota

10. Peraturan Pemerintah Nomor 7( !ahun 4))' tentang Pedoman


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ./embaran Negara epublik 0ndonesia !ahun 4))' Nomor $8', !ambahan /embaran Negara epublik 0ndonesia Nomor 1'(23;

11. #eputusan Presiden Nomor 24 !ahun $(() tentang Pengelolaan


#awasan /indung;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 !ahun $(97 tentang


Pedoman Penyusunan en:ana #ota;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 !ahun $((8 tentang


Pedoman Perubahan Pemanfaatan /ahan Perkotaan;

14. #eputusan Menteri Dalam Negeri Nomor $17 !ahun 4))1 tentang
Pedoman #oordinasi Penataan MEMUTUSKAN: Menetapkan : P- ,!% ,N M-N!- 0 D,/,M N-<- 0 !-N!,N< P-N,!,,N %,N< !- 5%#, "0=,% #,;,+,N P- #>!,,N. uang Daerah;

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri ini yang dimaksud dengan :

15. uang terbuka adalah ruang&ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas balk
dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di mana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan.

16. uang !erbuka "ijau #awasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat

!"#P adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan,

17. #awasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan

pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

18. Penataan
!"#P.

!"#P adalah proses peren:anaan, pemanfaatan dan pengendalian

19. ?egetasi adalah keseluruhan tumbuhan dan tanaman yang menutupi permukaan
tanah.

20. !anaman khas daerah adalah jenis tumbuhan atau tanaman yang khas tumbuh dan
menjadi identitas daerah.

21. ekreasi aktif adalah bentuk pengisian waktu senggang yang didominasi kegiatan fisik
dan partisipasi langsung dalam kegiatan tersebut, seperti olah raga dan bentuk&bentuk permainan lain yang banyak memerlukan pergerakan fisik.

22. ekreasi pasif adalah bentuk kegiatan waktu senggang yang lebih kepada hal&hal
yang bersifat tenang dan relaksasi untuk stimulasi mental dan emosional, tidak didominasi pergerakan fisik atau partisipasi langsung pada bentuk&bentuk permainan atau olah raga.

23. @ungsi ekosistem adalah proses, transfer, dan distribusi energi dan materi di antara
komponen&komponen ekosistem .komunitas tumbuh&tumbuhan, hewan dan organisme lainnya3 serta interaksi fungsional antar mereka, maupun dengan lingkungannya baik dalam bentuk ekosistem daratan, ekosistem perairan, dan ekosistem peralihan, maupun dalam bentuk ekosistem alami dan yang buatan.

24. Plasma nutfah adalah substansi yang terdapat dalam kelompok mahluk hidup, dan
merupakan sumber sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk men:iptakan jenis tumbuhan maupun hewan dan jasad renik.

25. 0klim mikro adalah keberadaan ekosistem setempat yang mempengaruhi kelembaban
dan tingkat :urah hujan setempat sehingga temperatur menjadi terkendali, termasuk radiasi matahari dan ke:epatan angin.

26. 5iogeografi adalah keadaan lapisan muka bumi atau aspek relief permukaan bumi
berupa karakteristik material permukaan bumi baik batuan/tanah maupun strukturnya, proses geomorfik dan tatanan keruangannya dan aspek kehidupan di dalamnya.

27. +truktur ruang kota adalah susunan pusat&pusat permukiman sistem jaringan prasarana
dan sarana di kota yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang se:ara hirarkis memiliki hubungan fungsional.

28. -kologis adalah hubungan timbal balk antara kelompok organisme dengan
lingkungannya.

29. +empadan pantai/sungai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai atau kiri kanan
sungai yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai/sungai.

30. Median jalan adalah ruang yang disediakan pada bagian tengah dari jalan untuk
membagi jalan dalam masing&masing arah serta untuk mengamankan ruang bebas samping jalur lalu lintas.

31. Pedestrian adalah areal yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. 32. #earifan lokal adalah ke:erdasan, kreati*itas, ino*asi dan pengetahuan tradisional
masyarakat lokal berupa kearifan ekologis dalam pengelolaan dan pelestarian ekosistem/sumberdaya lingkungan alam sekitar atau berupa kearifan sosial dalam bentuk tatanan sosial yang men:iptakan keharmonisan dan kedinamisan hidup bermasyarakat yang telah dijalani turun temurun dan telah menunjukkan adanya manfaat yang diterima masyarakat dalam membangun peradabannya.

33. !"#P Publik adalah 34. !"#P Pri*at adalah

!"#P yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab Pemerintah #abupaten/#ota. !"#P yang penyediaan dan pemeliharaannya menjadi tanggungjawab pihak/lembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui iAin pemanfaatan ruang oleh Pemerintah #abupaten/#ota, ke:uali Pro*insi D#0 =akarta oleh Pemerintah Pro*insi. kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, pihak/lembaga swasta ataupun perseorangan atas keberhasilan dalam penataan !"#P.

35. 0nsentif adalah penghargaan yang diberikan kepada lembaga pemerintahan, organisasi

BAB II TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT Pasal 2 !ujuan penataan !"#P adalah : a. menjaga keserasian dan keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan; b. mewujudkan kesimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan di perkotaan; dan c. meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat, indah, bersih dan nyaman. Pasal @ungsi !"#P adalah :

a. b. c. d. e.

pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan; pengendali pen:emaran dan kerusakan tanah, air dan udara; tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati; pengendali tata air; dan sarana estetika kota. Pasal !

Manfaat !"#P adalah :

a. b. c. d. e. f. g. h. i.

sarana untuk men:erminkan identitas daerah; sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan; sarana rekreasi aktif dan pasif serta interkasi sosial; meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan; menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah; sarana akti*itas sosial bagi anak&anak, remaja, dewasa dan manula; sarana ruang e*akuasi untuk keadaan darurat; memperbaiki iklim mikro; dan meningkatkan :adangan oksigen di perkotaan.

BAB III PEMBENTUKAN DAN JENIS RTHKP Pasal "

(1) pembentukan

!"#P disesuaikan dengan bentang alam berdasar aspek biogeografis

dan struktur ruang kota serta estetika.

(2) Pembentukan

!"#P sebagaimana dimaksud pada ayat .$3 men:erminkan karakter alam dan/atau budaya setempat yang bernilai ekologis, historik, panorama yang khas dengan tingkat penerapan teknologi. Pasal #

=enis !"#P meliputi:

36. taman kota; 37. taman wisata alam; 38. taman rekreasi; 39. taman lingkungan perumahan dan permukiman; 40. taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial; 41. taman hutan raya; 42. hutan kota; 43. hutan lindung; 44. bentang alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah; 45. :agar alam; 46. kebun raya; 47. kebun binatang; 48. pemakaman umum; 49. lapangan olah raga; 50. lapangan upa:ara; 51. parkir terbuka; 52. lahan pertanian perkotaan; 53. jalur dibawah tegangan tinggi .+%!! dan +%!-!3; 54. sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa; 55. jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian; 56. kawasan dan jalur hijau; 57. daerah penyangga (buffer zone3 lapangan udara; dan 58. taman atap (roof garden).
BAB I$ PENATAAN RTHKP Ba%&a' K(sa)* P('a)aa' Pasal 7 Penataan !"#P meliputi kegiatan peren:anaan, pemanfaatan, dan pengendalian !"#P. Ba%&a' K(+*a P(,('-a'aa' Pasal .

59. !"#P merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ren:ana tata ruang wilayah
pro*insi dan kabupaten/kota.

60. !"#P dituangkan dalam

en:ana Detail !ata skala peta sekurang&kurangnya $:'))).

uang #awasan Perkotaan dengan

Pasal /

(1) /uas ideal !"#P minimal 4)B dari luas kawasan perkotaan. (2) /uas !"#P sebagaimana dimaksud pada ayat .$3 men:akup !"#P publik dan pri*at. (3) /uas
!"#P publik sebagaimana dimaksud pada ayat .43 penyediaannya menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota yang dilakukan se:ara bertahap sesuai dengan kemampuan masing&masing daerah. jawab pihak/lembaga swasta, perseorangan dan masyarakat yang dikendalikan melalui iAin pemanfaatan ruang oleh Pemerintah #abupaten/#ota, ke:uali Pro*insi D#0 =akarta oleh Pemerintah Pro*insi. Pasal 10

(4) !"#P pri*at sebagaimana dimaksud pada ayat .43 penyediaannya menjadi tanggung

61. Peren:anaan pembangunan

!"#P sebagaimana dimaksud dalam Pasal ( ayat .23 dan ayat .13 melibatkan para pelaku pembangunan. kebutuhan biaya, target waktu pelaksanaan, dan disain teknis. Pasal 11

62. Peren:anaan pembangunan !"#P memuat jenis, lokasi, luas, target pen:apaian luas,

63. Peren:anaan pembangunan !"#P sebagaimana dimaksud dalam Pasal $) dijabarkan


lebih lanjut dalam bentuk ren:ana pembangunan !"#P dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah #abupaten/#ota, ke:uali Pro*insi D#0 =akarta ditetapkan dengan Peraturan Daerah Pro*insi, dan untuk Pemerintah ,:eh ditetapkan dengan Canun ,:eh, serta untuk Pemerintah #abupaten/#ota di ,:eh ditetapkan dengan Canun #abupaten/#ota.

64. Peren:anaan pembangunan !"#P sebagaimana dimaksud pada ayat .$3 dituangkan
ke dalam en:ana Pembangunan =angka Panjang Daerah . P=PD3, en:ana Pembangunan =angka Menengah Daerah . P=MD3 dan en:ana #erja Pemerintah Daerah . #PD3. Ba%&a' K()&%a P(0a'1aa)a' Pasal 12

(1) Pemanfaatan

!"#P men:akup kegiatan pembangunan baru, pemeliharaan, dan pengamanan ruang terbuka hijau. pelaku pembangunan.

(2) Pemanfaatan !"#P publik dikelola oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan para (3) !"#P publik tidak dapat dialihfungsikan. (4) Pemanfaatan (5) Pemanfaatan (6) Pemanfaatan
!"#P publik sebagaimana dimaksud pada ayat dikerjasamakan dengan pihak ketiga ataupun antar pemerintah daerah. .43 dapat

!"#P pri*at dikelola oleh perseorangan atau lembaga/badan hukum sesuai dengan peraturan perundangan&undangan. !"#P diperkaya dengan memasukkan berbagai kearifan lokal dalam

penataan ruang dan konstruksi bangunan taman yang men:erminkan budaya setempat. Pasal 1

65. Pemanfaatan

!"#P sebagaimana dimaksud dalam Pasal $4 ayat .43 dan ayat .'3, dikembangkan dengan mengisi berbagai ma:am *egetasi yang disesuaikan dengan ekosistem dan tanaman khas daerah. serta peruntukannya, yaitu:

66. ?egetasi sebagaimana dimaksud pada ayat .$3 disesuaikan dengan bentuk dan sifat 67. botanis, merupakan :ampuran jenis pohon ukuran ke:il, ukuran sedang, ukuran
besar, perdu setengah tanah/permukaan; pohon, perdu, semak dan tanaman penutup

68. arsitektural, merupakan heterogenitas bentuk tajuk membulat, menyebar, segitiga,


bentuk kolom, bentuk tiang, memayung dan menggeliat, serta mempunyai nilai eksotik dari sudut warna bunga, warna daun, buah, tekstur batang, struktur per:abangan; dan 69. tanaman yang dikembangkan tidak membahayakan manusia dan memperhatikan nilai estetika. Ba%&a' K((02a) P('%('+al&a' Pasal 1! .$3 /ingkup pengendalian !"#P meliputi:

70. target pen:apaian luas minimal; 71. fungsi dan manfaat; 72. luas dan lokasi; dan 73. kesesuaian spesifikasi konstruksi dengan desain teknis.
.43 Pengendalian !"#P sebagaimana dimaksud pada ayat .$3 dilakukan melalui periAinan, pemantauan, pelaporan dan penertiban. .23 Penebangan pohon di areal !"#P publik dibatasi se:ara ketat dan harus seiAin #epala Daerah. BAB $ PERANSERTA MASYARAKAT Pasal 1"

74. Penataan

!"#P melibatkan peranserta masyarakat, swasta, lembaga/badan hukum dan/atau perseorangan. sebagaimana dimaksud pada ayat .$3 dimulai pembangunan *isi dan misi, peren:anaan, pemanfaatan, dan pengendalian. dari

75. Peranserta masyarakat

76. Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat .43 dapat dilakukan dalam
proses pengambilan keputusan mengenai penataan !"#P, kerjasama dalam pengelolaan, kontribusi dalam pemikiran, pembiayaan maupun tenaga fisik untuk pelaksanaan pekerjaan.

BAB $I PELAPORAN Pasal 1#

(1) 5upati/;alikota melaporkan kegiatan penataan !"#P kepada <ubernur paling sedikit
$ .satu3 tahun sekali dan sewaktu&waktu apabila diperlukan.

(2) <ubernur melaporkan kegiatan penataan !"#P sebagaimana dimaksud pada ayat .$3
kepada Menteri Dalam Negeri paling sedikit $ .satu3 tahun sekali dan sewaktu&waktu apabila diperlukan.

BAB $II PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17

77. 5upati/;alikota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan !"#P. 78. <ubernur mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan !"#P
#abupaten/#ota.

79. <ubernur D#0 =akarta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan
!"#P. Pasal 1. Menteri Dalam Negeri mengkoordinasikan pembinaan dan pengawasan terhadap penataan !"#P se:ara nasional. Pasal 1/

80. <ubernur dapat memberikan insentif kepada Pemerintah #abupaten/#ota yang berhasil
dalam penataan !"#P.

81. 5upati/;alikota dapat memberikan insentif kepada penyelenggara

!"#P pri*at yang berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas sesuai dengan tujuan !"#P. yang berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas sesuai dengan tujuan !"#P.

82. <ubernur D#0 =akarta dapat memberikan insentif kepada penyelenggara !"#P pri*at 83. Mekanisme, kriteria, bentuk, jenis, dan tata:ara pemberian insentif sebagaimana
dimaksud pada ayat .43, dan ayat .23 diatur lebih lanjut oleh #epala Daerah.

BAB $III PENDANAAN Pasal 20

(1) Pendanaan penataan

!"#P Pro*insi bersumber dari ,nggaran Pendapatan dan 5elanja Daerah .,P5D3 Pro*insi, partisipasi swadaya masyarakat dan/atau swasta, serta sumber pendanaan lainnya yang sah dan tidak mengikat. !"#P #abupaten/#ota bersumber dari ,nggaran Pendapatan dan 5elanja Daerah .,P5D3 #abupaten/#ota, partisipasi swadaya masyarakat dan/atau

(2) Pendanaan penataan

swasta, serta sumber pendanaan lainnya yang sah dan tidak mengikat.

BAB I3 KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka 0nstruksi Menteri Dalam Negeri Nomor $1 !ahun $(99 tentang Penataan uang !erbuka "ijau di ;ilayah Perkotaan beserta /ampirannya di:abut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 22 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di =akarta Pada tanggal $$ =anuari 4))7 MENTERI DALAM NEGERI, T)+ H4 MOH4 MA5RUF, SE

Anda mungkin juga menyukai