Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Department of Dermatology, Universitts Allergie Centrum am Universittsklinikum Dresden, Fetscherstr. 74, Haus 11 EG, 01307 Dresden, Germany
Pendahuluan
Penyakit bulosa autoimun
Pemakaian jangka panjang + dosis tinggi
Hipertensi Myopathy Gangguan kognitif Osteoporosis Komplikasi tromboembolic Infeksi berat
Kortikosteroid Sistemik
Efek samping
GOAL
Pada kasus Pemphigus vulgaris (PV) menurunkan mortalitas 70% menjadi 10% Penghentian steroid pada pasien pemfigoid bulosa (PB) tua
Kasus ringan
Kasus sedang-berat
Pemberian dosis prednisolon 0,75 mg/kg/hari pada PB tidak efektif Dosis lebih rendah dapat mengontrol penyakit dan mengurangi reaksi yang merugikan
VS
Ketika pasien tidak menunjukkan respon pengobatan prednisolon sistemik pada dosis tinggi mengganti dengan oral steroid lain (bethamethasone, dexamethasone, atau methylprednisolone) perbaikan.
Regimen i.v dan terapi oral denyut steroid dilaporkan mempunyai efek yang menguntungkan pada penderita PV yang berat, terutama pada pasien onset baru.
Cakupan dosis yang luas dan kurangnya standarisasi terhadap durasi dan comedication, membuat evaluasi retrospektif terapi denyut kortikosteroid sulit dilakukan.
Agen Imunosupresif
PB, PV, Cicatrical mucous membran pemphigoid, linear IgA disease, & EBA
Azathioprine Cyclosphosphamide Methotrexate Siklosporin Mycophenolate mofetil
Sel B / Sel T
Sparing-kortikosteroid
3rd line
Azathioprine
Metabolisme
Azathioprine prodrug 6-mercaptopurine
thiopurine methyltranferase (TPMT)
xantine oxidase
6-thiouric acid
6 methyl-mercaptopurine
inaktif
aktif Aktivitas TPMT ditentukan secara genetik ; Pada 10% populasi : heterozygote genotype aktivitas intermediete 1 : 300 pasien : homozygote genotype aktivitas rendah
Cont..
Terjadi myelosupresi 50% pada 6 bulan terapi TPMT rendah Menentukkan aktivitas enzin fenotip atau genotip TPMT sebelum inisiai
azathioprine dapat menurunkan resiko untuk terjadinya myelosupresi sebesar 25% - 50% German (Institut fur klinische Molekulabiologie): TPMT enzymatic assay. Pada pasien dengan aktivitas enzym TPMT normal myelosupresi monitoring & follow up : pemeriksaan darah rutin. Kenaikan tiba-tiba level serum transaminase defisiensi aktivitas TPMT
Azathioprine
+
TPMT-inhibiting drug (allopurinol, sufasalazine) Myelotoxicity
Pasien dengan TPMT rendah dosis rendah Pasien dengan TPMT sangat rendah/absen dihindari Meta-analisis: Penyakit Crohn
B
remisi
A 3,27 x
A. Pasien dengan konsentrasi terapeutik 6TGN B. Pasien dengan konsentrasi subterapeutik 6TGN
Beberapa pasien mengalami biochemically resistant terhadap azathioprine dan tidak dapat mencapai konsentrasi terapeutik 6TGN dengan peningkatan dosis azathioprine
Mekanisme aksi
Sintesis as.nukleat
Mempengaruhi metabolisme seluler Antagonis metabolisme purin Inhibisi sintesis DNA, RNA dan protein Inhibisi mitosis
Azathioprine
Sistem imun
Merusak sintesis globulin & fungsi limfosit T-cell
Sel B T-Helper
Mutagen & toksisitas hematologik 15% - 30% : Leukopenia, trombositopenia, anemia, pancytopenia, dan hepatoxocity Gastrointestinal; Nausea Vomiting Anorexia Diarrhea Apthous stomatitis Pankreatitis
Adverse Effect
Efikasi
1st line imunosupresif & steroid-sparing agent Dosis: 1-3 mg/kg/hari (lebih rendah pada orang tua) Periode laten: 3-6 minggu Azathioprine tunggal pada PV/PB ringan Azathioprine + kortikosteroid dosis rendah atau medium-
Mycophenolate Mofetil
Mycophenolate mofetil Mycophenolate mofetil (MM) Metabolic mycophenolic acid (MPA) inhibisi Inosine monofosfate dehidrogenase De novo pathway
imunosupresif
Lymphocytes
Adverse effect
Sebagian besar aman Beberapa efek yang merugikan: diare, mual, muntah,
infeksi, leukopenia, anemia Pada pemberian i.v tromboplebitis & trombosis Jarang : esofagitis, gastritis, perdarahan gastrointestinal, infeksi invasif CMV
resiko kanker ; limfoma & kanker kulit Ibu hamil : dapat meningkatkan resiko keguguran dan malformasi kongenital
Efikasi
Aman
Menggantikan azathioprine sebagai 1st line terapi ajuvan
Kasus moderate-berat penyakit bulosa autoimun (EBA & PB cicatrical) Kasus PV yang susah sembuh & PB Pada pasien PB; MM digunakan sebagai terapi tunggal hasil baik
RCT : Pasien PV ringan-moderate, 52 minggu Oral prednisolon + MM VS Oral prednisolon + placebo No clinical advantage
Efek menguntungkan
GI side effect
Lebih aman
Cyclophosphamide
Mekanisme Aksi
Agen alkilasi sintetik
Hepar Anti neoplastik
Aktivitas imunosupresif
Adverse effect
Nausea Vomiting Nyeri perut Diare Kulit/kuku menghitam Alopecia Perubahan warna & tekstur rambut lethargy Supresi sumsum tulang; Leukopenia Anemia Trombositopenia
Karsinogenik
Transitional cell carcinoma kandung kemih Banyak minum Sodium 2mercapthoetane sulfonate (Mensa)
Perdarahan cystitis
Cont..
Kehamilan
Gangguan pertumbuhan jari & kaki Gangguan perkembangan jantung Resiko menurun pada trimester ke-2 & ke-3 Diekskresi melalui ASI
Efikasi
Pulse cyclosphosphamide
>> EFEKTIF
VS
Efek toksik
Efikasi
1
Gagal mencapai remisi dengan kortikosteroid + azathioprine/MM
2
3
Timbul efek samping yang signifikan dengan terapi sebelumnya Penyakit berkembang cepat dengan lesi kulit luas + mukosa
Jarang diberikan pada pasien PB umur tua karena efek samping yang luas. Terapi diberikan pada pasien PV,EBA & cicatrical pemphigoid yang tidak membaik dengan terapi standar
Cont..
Dosis oral: 2-2,5 mg/kgBB/hari + oral hidrasi + MENSA p.o/i.v 1. 1 x sebulan i.v 2. 1 x sebulan i.v + siklosfofamide dosis rendah p.o 3. Terapi imunoablatif single-dose
Minimalisasi dosis komulatif
Jadwal
siklofosfamide rituximab atau immunoapheresis untuk kasus resisten terhadap pengobatan standar.
Cyclosporine
Dosis : 3-5 mg/kg/hari sebagai terapi ajuvan dengan
kostikosteroid sistemik untuk penyakit autoimun bulosa terutama PV 2 RCT : perbandingan kortikosteroid tunggal vs kortosteroid + cyclosporine gagal remisi, keamanan, kontrol peyakit, dosis komulatif kortikosteroid Efikasi << azathioprine & mycophenolate mofetil Aman bagi ibu hamil Komplikasi; hipertensi, gangguan renal hati-hati pemberian pada pasien dengan usia tua
Methotrexate
Sedikit studi yang menunjukkan MTX sebagai
imunosupresif & agen sparing-steroid pada penyakit autoimun bulosa Dosis : 10-50 mg/minggu Meskipun telah diketahui efek merugikan dari MTX pada cicatrical PB & EBA, tetap diperlukan efikasi & efek sparing-steroid pada penyakit autoimun bulosa.
Diskusi
German 2009: pasien PV & PB standar terapi; 69% : Azathioprine sbg 1st line terapi ajuvan pada PB 81% : Azathioprine sbg 1st line terapi ajuvan pada PV Terapi imunosupresif dihentikan 58% (PB) & 46%
therapy PV
Cont..
Review 2009: 11 trials, (n=400) pasien PV MM lebih
dosis rendah + poten steroid cr aman & efektif. Perlu penelitian lebih lanjut pada pengobatan kortikosteroid dengan azathioprine atau MM.
Inconclusive
Waktu optimal penghentian terapi imunosupresif susah ditentukan Oral kortikosteroid tunggal dosis rendah vs obat imunosupresif tunggal remisi lebih efektif?
Dosis optimal kortikosteroid (1st line) Agen imunosupresif yang paling optimal (kasus baru / jangka panjang) Terapi intervensi yg paling tepat (3rd line) : IVIG, rituximab, immunoapheresis Lama terapi dilakukan
Pengukuran outcome
uniform
Kesimpulan
Peranan obat-obatan imunosupresif untuk pemakaian jangka
pendek maupun jangka panjang belum dapat ditentukan. Digunakan untuk meminimalkan efek merugikan dari kortikosteroid. Pada PV & PB, azathioprine mempunyai efikasi yang sama dengan mycophenolate mofetil, tetapi mycophenolate mofetil lebih aman. Siklosfosfamid masih menjadi pilihan pada penyakit autoimun bulosa yang berat & relaps. Rituximab & immunoapheresis mungkin lebih unggul dan lebih aman Peneliatian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dosis optimal, kombinsasi dan durasi pengobatan imunosupresif outcome yang seragam aktivitas klinis, keamanan & kualitas hidup
Terima Kasih