Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PEMROSESAN SINYAL

Buku Referensi :

1. LC Ludeman : Fundamental of Digital Signal Processing
2. Roman C Kuc : Introduction of Digital Signal Processing
3. John Proakis : Pemrosesan Sinyal Digital
4. Sanjit K.Mitra : Digital Signal Processing, Computer Based Approach
5. O.E. Brigham : Fast Fourier Transform and Application


PENDAHULUAN

Sistem pemrosesan sinyal mulai dikenal setelah adanya penemuan komputer, terutama
komputer dijital yang telah banyak dikenal pada saat ini.

1. Berkembang pesat setalah adanya kemajuan teknologi computer digital
2. Adanya kemajuan rangkaian terintegrasi :

1. IC
2. MSI
3. LSI
4. VLSI
5. ULSI




DEFINISI / PENGERTIAN

Untuk mendefinisikan Pemrosesan Sinyal Dijital, maka terdapat tiga kata kunci, yaitu :

Pemrosesan : berbagai macam pengoperasian terhadap suatu sinyal sehingga diperoleh
suatu informasi yang berguna

Sinyal : kumpulan suatu fungsi variable bebas yang mengandung informasi tertentu dan
dapat observasi

Dijital : representasi dari suatu sinyal dalam bentuk bilangan biner (binary digit)

Jadi: Pemrosesan Sinyal Dijital adalah berbagai macam pengoperasian terhadap suatu
sinyal dalam bentuk bilangan biner sehingga diperoleh suatu informasi yang
berguna dan dapat di observasi bagi keperluan tertentu



Pengertian BIT, BYTE, FIELD, RECORD, FILE, dan DATABASE

1. BIT ( Binary digital ) adalah bilangan 0 atau 1 yang merupakan representasi dari sinyal dijital
2. 1 Byte merupakan 1 huruf (karakter) yang terdiri dari kumpulan beberapa bit ( mis : 8, 16,
32, atau 64 bit )
3. 1 Word merupakan kumpulan dari beberapa Byte
4. Field merupakan kumpulan dari beberapa world yang menyatakan suatu informasi tertentu
5. Record merupakan kumpulan dari beberapa field yang berisikan informasi dari data
yang direkam untuk keperluan tertentu


6. File merupakan kumpulan dari beberapa record
7. Database merupakan kumpulan dari beberapa file


Klasifikasi Sinyal

Terdapat beberapa klasifikasi sinyal, antara lain:
1. Sinyal 1 Demensi (1D) misalnya Sinyal Suara (audio)
2. Sinyal 2 Demensi (2D) misalnya Sinyal Hitam Putih
3. Sinyal Multi Demensi (MD) misalnya Sinyal warna RGB (Red Green Blue)


Jenis- jenis Sinyal :

- Sinyal Analog dinyatakan sebagai x
a
(t) - Sinyal Digital dinyatakan dalam x(n)

x
a
(t)


t n


gambar 1.1 Sinyal analog gambar 1.2 sinyal Diskrit




PEMROSESAN SINYAL

Suatu sinyal analog masukkan yang diproses oleh pemroses sinyal (prosessor) analog akan
menghasilkan suatu sinyal yang mengikutkan noise (derau)

Hal ini secara matematis dapat dituliskan sbb :

dengan n (t) = noise (derau )


Pemrosesan Sinyal secara umum dapat diperlihatkan sebagai berikut:



Gambar 2 Pemrosesan sinyal secara umum

Bentuk diatas dapat digambarkan sbb :
x
a
(t) = s (t) + n(t) )



Jump to first page
PEMROSESAN SINYAL
PROSESSOR
SINYAL
ANALOG
SINYAL INPUT
ANALOG
SINYAL OUTPUT
ANALOG
FUNGSI ALIH
H(S)
Xa(t) Sa(t)



Pemrosesan Sinyal Digital





Secara lenggkap proses pengolahan sinyal dapat digambarkan sbb :


Jump to first page
Hpf(S) ADC Hr(S) DAC H(Z)
X(t) Y(n) X(n) Xa(t) Xa(t) Y(t)
SISTEM PEMROSESAN SINYAL
SECARA LENGKAP
Hpf(S) = Analog Pre Filter
H(Z) = Digital Fiter
ADC = Analog to Digital Converter
Hre(S) = Recontruction Filter
DAC = Digital to Analog Converter



Sinyal masukan dan keluarannya adalah sbb :

-X(t) : Sinyal masukan ( Sinyal Analog )

-Xa(t) : Sinyal Analog setelah difilter oleh H
pf
(s)

-X(n) : Sinyal Diskrit ( Digital ) masukan

-Y(n) : Sinyal Diskrit ( Digital ) keluaran setelah ditulis oleh H(z)

-Ya(t) : Sinyal keluaran Analog setelah melalui D/A



-Y(t) : Sinyal keluaran Analog

Hpf(s) dilakukan pentapisan untuk menghilangkan interferensi dari luar dan mencegah
terjadinya Aliassing sehingga Hpf(s) biasa disebut : Anti Aliassing. Biasanya digunakan LPF atau
BPF sebagai anti aliassing
Tanggapan frekwensi pada masing-masing filter dapat terlihat pada gambar berikut ini :

Tapis Lolos Rendah ( Low Pass Filter / LPF )
Berfungsi meloloskan frekuensi rendah dan menahan frekuensi tinggi

dB

0


-3





pass band transition band stop band f

Tapis Lolos Tinggi ( High Pass Filter / HPF )
Berfungsi meloloskan frekwensi tinggi dan menahan frekwensi rendah
dB

0




-3







Stop band transition band pass band f

BPF ( Band Pass Filter )
Berfungsi meloloskan frekuensi dalam frekuensi jangkauan tertentu
dB

0


-3







stop band tr.band pass band tr.band stop band f
BSF ( Band Stop Filter )

dB



0


-3







pass band tr.band stop band tr.band pass band f


Proses pada A/D Converter

A/D Converter ( Analog to Digital Converter ) digunakan untuk merubah Sinyal Analog ke
Sinyal Digital.

Proses dapat digambarkan sebagai berikut :





Sinyal hasil kuantisasi dapat diperlihatkan sebagai berikut:



Sinyal diskrit yang terjadi dapat diperlihatkan sebagai berikut:


Secara lengkap proses dapat diperlihatkan sebagai berikut






Proses pada D/A Conveter



Hasil pentapisan ( pemfilteran ) dari macam-macam filter

sinyal input
I



t

i LPF dg fc=80 kHz i HPF dg fc=150 kHz




t t

i BPF dg 80<fc<150 i BSF dg 80<fc<150






t t

SINYAL WAKTU ANALOG (KONTINYU) DAN SINYAL WAKTU DISKRIT

Sinyal waktu analog dapat ditulis sbb :

Dgn - ~ < t < ~


Dimana : A = Amplitudo
= 2f : f = Frekuensi
= Sudut Fasa ( Rad )
t = Waktu


Sinyal Analog:

dengan menggunakan rumus Euler didapat :
Xa ( t) = e
i ( +
e
-i (



Sinyal Diskrit :
Xa(t) = A Cos ( t + )
Xa (t) = ACos ( 2 f t + )
X (n) = ACos ( 2 f n + )



dengan menggunakan rumus Euler didapat :
X(n) = e
i ( ) 2 u t + fn +
e
-i ( ) 2 u t + fn


Bentuk diatas dapat digambarkan sbb :

Im


2tft+u
Re
2tft+u




PENCUPLIKAN SINYAL ANALOG

Suatu sinyal analog Xa (t) dapat dicuplik baik secara periodik ataupun tidak.pencuplikan yang
sering digunakan adalah pencuplikan secara periodik atau seragam

Hal ini dapat digambarkan sbb :






Pada proses pencuplikan :

Xa (t) Fs X(n) = Xa (nT)

dengan demikian :

T = Periode Pencuplikan

Jadi :

Karena Fs =
T
1
, maka :

Fs = Frekuensi Pencuplikan

Tinjau : Xa (t) = A Cos (O t + )
= A Cos ( 2 Ft + )
X (n) = Xa ( nT)
t = nT
t =
Fs
n




Bila Xa (t) tsb di cuplik dengan frekuensi Fs = 1/T cuplik / s maka akan diperoleh sinyal waktu
diskrit sbb :
( )
( )
( ) u t
u t
u t
+ =
+ =
+ =
n
F
F
A
F
n F A
T n F A n x
s
s
2 cos
1
2 cos
2 cos ) (

Contoh soal :

1. Tentukan Sinyal Waktu Diskrit dari dua buah Sinyal Analog Xa
1
(t) = Cos 2f
1
t dan Xa
2
(t) =
Cos 2f
2
t , bila diketahui F
1
= 10 Hz , F
2
= 50 Hz, dan laju pencuplikan F
s
= 40 Hz

Jawab :
Xa (t) = Cos 2f
1
t
= Cos 210 t

Bila Fs = 40 Hz, maka
X
1
(n) = Cos 2 (F
1
/F
s
) n
= Cos 2 ( 10/40 ) n
= Cos (/2) n

Xa
2
(t) = Cos 2 F
2
t
= Cos 2 50 t

Bila Fs = 40 Hz, maka
X2 (n) = Cos 2 (F
2
/Fs) n
= Cos 2 ( 50/40 )n


= Cos (5/2) n
= Cos (2+ /2)n
= Cos (/2) n

2. Diketahui Sinyal Analog Xa (t) = 3Sin ( 100 t + ), tentukan Sinyal Diskrit yang terjadi bila
dilakukan pencuplikan 500 kali per detik.

Jawab :

Xa(t) = 3 Sin ( 100 t + )
= 3 Sin ( 50 . 2 t + )

Bila Fs = 500 kali / detik,maka Sinyal Diskrit yang terjadi adalah :

X (n) = 3 Sin ( 2 . 50/500 n + )
= 3 Sin ( n/5 + )




Sinyal yang ber-OSILASI
Pada Sinyal diskrit: X(n) = A Cos ( en + ), sinyal akan berosilasi bila memenuhi syarat :
- < e < => - < 2f <
-1 < 2f < 1

Karena ff , maka :
f = F / Fs


- < F/Fs < , sehingga didapat:
F/Fs <
F < Fs
jadi Fs > 2 Fmax

Agar tidak terjadi Alliasing maka minimal


Laju pencuplikan minimum agar tidak terjadi aliasing disebut Laju Nyquist,

yaitu


Contoh Soal :

1. Diketahui Sinyal Analog Xa (t) = 3Cos 100 t
Tentukan :
a. Laju pencuplikan minimum agar tidak terjadi aliassing
b. Sinyal waktu diskrit yang diperoleh bila Fs = 200Hz
c. Sinyal waktu diskrit yang diperoleh bila Fs = 75 Hz
d. Sinyal waktu Analog (Sinussioda) pada (b) dan (c)

Penyelesaian :

1. Xa (t) = 3Cos 100 t
Fs = 2Fmax
Fn = 2 Fmax


= 3Cos 2 . 50 t

Jadi F = 50 Hz
Agar tidak terjadi aliassing maka perlu diambil Fs = 2F, sehingga Fs = 100 Hz

2. jika Fs = 200 Hz, maka sinyal waktu diskrit yang diperoleh :

X (n) = A Cos ( 2 F/Fs n + )
= 3 Cos ( 2 50/200 n )
= 3 Cos ( /2 n )

2. Diketahui sinyal analog X
a
(t)

= 3cos 50t + 10sin 300t cos 100t.
Tentukan laju Nyquistnya.
Jawab :
X
a
(t) = 3cos 50t + 10sin 300t cos 100t
= 3cos 225t + 10sin 2150t cos 250t
dari persamaan diatas didapat : F
1
= 25 Hz, F
2
= 150 Hz, F
3
= 50 Hz
sehingga Fmax = 150 Hz
Maka Laju Nyquist : Fn

= 2 Fmax
= 2 x 150 Hz
= 300 Hz

3. Suatu sinyal analog : X
a
(t) = 3 cos 2000t + 10 cos 12000t + 5 sin 6000t.


Tentukan : a. Laju Nygnistnya
b. Bila Fs = 5000 cuplikan /s, carilah X
n

jawab :
1. X
a
(t) = 3 cos 2000t + 10 cos 12000t + 5 sin 6000t
= 3 cos 2(1000)t + 10 cos 2(6000)t + 5 sin 2(3000)t
Jadi
F
1
= 1000 Hz
F
2
= 6000 Hz
F
3
= 3000 Hz
Fmax = 6000 Hz = 6

KHz
Maka Laju Nyquistnya F
N
= 2 x 6 KHz
= 12 KHz
2. Fs = 5000 Hz = 5 KHz
Dengan demikian :
X(n) = 3 cos 2(

)n + 10 cos 2(

)n + 5 sin 2(

)n
X(n) = 3 cos (

)n + 10 cos (

)n+ 5 sin (

)n
X(n) = 3 cos (

)n + 10 cos (

)n - 5 sin (

)n
X(n) = 13 cos (

)n - 5 sin (

)n

SISTIM INVARIAN WAKTU LINIER (LINIER TIME INVARIAN / LTI)



Terdapat 2 jenis Sinyal Waktu Invarian, yaitu :
1. Sinyal Waktu Kontinyu
2. Sinyal Waktu Diskrit

Sinyal waktu kontinyu : yaitu sinyal yang mempunyai harga / nilai terentu sepanjang kurva
waktu tertentu.

Sinyal waktu diskrit : yaitu sederetan sinyal yang merupakan nilai Integer baik positif atau
negative yang di dapat dari hasil cuplikan

Terdapat beberapa bentuk sinyal Diskrit dalam deret sebagai berikut :

1. Deret Cuplik Satuan ( Unit Sample Sequence )

o(n) 1, untuk n=0
- o(n)=
- - - - - - - n 0, untuk n0



2. Deret Tangga Satuan ( Unit Step Segmen )

o(n) 1, untuk n > 0
o(n)=
- - - - n 0, untuk n < 0
- - -




3. Deret Ekponensial Satuan ( Unit Exponential Sequence )

x(n)

x(n) = a
n
, untuk - < n <



n


4. Deret RAMP satuan ( Unit Ramp Sequence )
x(n)



x(n) = n , untuk - < n <



n





B. SINYAL WAKTU DISKRIT


Yaitu sederetan sinyal yang merupakan nilai integer baik positif atau negative
yang didapat dari hasil cuplikan. Penulisan sinyal Diskrit dapat berbentuk :
1. Fungsional
X(n) = {




2. Tabulasi
N . . . . . -2 -1 0 1 2 3 4 5 . . . . .
X(n) . . . . . 0 0 0 1 4 1 0 0 . . . . .

3. Deret
X(n) = { }

Anda mungkin juga menyukai