Anda di halaman 1dari 36

RIA E SITORUS

Discharge planning merupakan salah satu komponen dalam aplikasi manajemen keperawatan(perawat & bidan) untuk peningkatan mutu pelayanan keperawatan yang profesional.

Disharge planning disebut juga sebagai perawatan berkelanjutan, yang artinya perawatan yang selalu dibutuhkan pasien dimanapun pasien berada (rwt inap, rwt jalan & rwt darurat)

Untuk meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan.

Discharge Planning dapat mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga (Naylor,1990 ).

Pelayanan Kesehatan

Melaksanakan Misi RS Patient Safety

Pelayanan RS/ Fasyankes

Kep. Posisi Kunci 24 Jam SDM paling banyak Pel. Komplementer

Pelayanan Keperawatan (perawat & bidan)

Kontribusi Unik: Konstan Berkelanjutan Koordinatif Advokatif

Metode ini berfokus pada pasien yang terdiri atas mekanisme pelayanan keperawatan yang membimbing dan mengarahkan pasien sepanjang waktu, serta merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerja sama antara tim kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang penting bagi klien. (Carpenito, 2005)

Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94-95).

Discharge Planning menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001).

Merupakan proses perencanaan sistematik yang dipersiapkan bagi pasien untuk meninggalkan instansi perawatan (rumah sakit)

Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya.

Dan menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan. Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa discharge planning memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester, 1996)

Keperawatan (Perawat & Bidan) adalah salah satu anggota team Discharge Planning, dan sebagai discharge planner perawat/bidan mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial,

Menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan

Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress.

Bagi Pasien : Dapat memenuhi kebutuhan pasien Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan/kebidanan sebagai bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum timbulnya masalah. Dapat memilih prosedur askep/askeb Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya.

Bagi Perawat/Bidan
Merasakan bahwa keahliannya di terima

dan dapat di gunakan Menerima informasi kunci setiap waktu Memahami perannya dalam system Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda. Bekerja dalam suatu system dengan efektif.

Di Indonesia semua pelayanan keperawatan di Rumah Sakit , telah merancang berbagai bentuk format Discharge Planning, namun discharge planning kebanyakan dipakai hanya dalam bentuk pendokumentasian resume pasien pulang, berupa informasi yang harus di sampaikan pada pasien yang akan pulang seperti intervensi medis dan non medis yang sudah diberikan, jadwal kontrol, gizi yang harus dipenuhi setelah dirumah.

Cara ini merupakan pemberian informasi yang sasarannya ke pasien dan keluarga hanya untuk sekedar tahu dan mengingatkan, namun tidak ada yang bisa menjamin apakah pasien dan keluarga mengetahui faktor resiko apa yang dapat membuat penyakitnya kambuh, penanganan apa yang dilakukan bila terjadi kegawatdaruratan terhadap kondisi penyakitnya,

untuk itu pelaksanaan discharge planning di rumah sakit apalagi dengan penyakit kronis seperti stroke, diabetes mellitus, penyakit jantung dan lain-lain yang memiliki resiko tinggi untuk kambuh dan berulangnya kondisi kegawatan sangat penting dimana akan memberikan proses deep-learning pada pasien hingga terjadinya perubahan perilaku pasien dan keluarganya dalam memaknai kondisi kesehatannya

Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan. Bahan pendokumentasian keperawatan.

Hasil penelitian di rumah sakit Acute Care Hospitals di Israel, 659 keluarga (77%) menilai pelaksanaan discharge planning sangat adekwat

Informasi yang diterima terkait perawatan pasien secara signifikan dapat meningkatkan kesadaran pasien dan keluarga dalam perawatan pasien dirumah (Soskolne, V. 2010)

Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui status kesehatan pasien. Selain apa yg telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk meningkatkan itu, ringkasan pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat praktisi/perawat home care dan mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat

Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan Dimulai sejak awal masuk rumah sakit. Disusun oleh tim

1.

Pengkajian

Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah: a. Data Kesehatan b. Data Pribadi c. Pemberi Perawatan d. Lingkungan e. Keuangan dan Pelayanan yang dapat mendukung

Diagnosa keperawatan /kebidanan didasarkan pada pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan perawatan. Adalah penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau potensial.

Menurut Luverne & Barbara, 1988, perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat dengan METHOD

Medication (obat) Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang. Environment (Lingkungan) Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.

Treatrment (pengobatan) Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.

. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan) Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan tambahan.

Outpatient referral Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu

Diet Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya

Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di rumah.

Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.

Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (home visit).

a. Derajat penyakit b. Hasil yang diharapkan dari perawatan c. Durasi perawatan yang dibutuhkan d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan e. Komplikasi tambahan f. Ketersediaan sumber-sumber

DISCHARGE PLANNING MERUPAKAN KUNCI KEBERHASILAN PEMULIHAN PASEN

Anda mungkin juga menyukai