Anda di halaman 1dari 24

A. Pendahuluan Matematika universal perkembangan modern, mempunyai dalam dan mengembangkan manusia.

pesat di bidang daya teknologi pikir Perkembangan berbagai yang merupakan ilmu mendasari teknologi peran disiplin penting ilmu

informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika. Dengan demikian, penguasaan materi matematika meripakan sesuatu yang tidak bias dihindari lagi. Setiap siswa harus menyadari bahwa matematika merupakan ilmu yang sangat berguna dalam kehidupan. Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementrian Pendidikan asional, menyadari pentingnya matematika untuk o. ## membangun dan mempersiapkan warga negaranya. !al ini dapat dilihat dari tu"uan pembela"aran matematika SMA yang tertuang dalam Permendiknas tahun #$$% &Depdiknas, #$$%' yaitu (
1. Memahami konsep matematika, men"elaskan keterkaitan antar konsep

dan mengaplikasinan konsep atau algoritma, se)ara luwes, akurat, efesien, dan tepat dalam peme)ahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau men"elaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Meme)ahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

meran)ang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram, atau

media lain untuk memper"elas keadaan atau masalah

5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan

sehari*hari yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempela"ari matematika, serta sikap ulet dan per)aya diri dalam peme)ahan masalah. +ntuk mempela"ari matematika diperlukan beberapa kemampuan

matematis. Dalam makalah ini ulasan se)ara singkat mengenai kemampuan pemahaman matematika dan ,erfikir kritis

,. Kemampuan Pemahaman Matematika -. Pengertian Pemahaman Matematika Pemahaman termasuk ke dalam salah satu aspek .aksonomi ,loom yang setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Istilah pemahaman sendiri merupakan ter"emahan dari bahasa inggris yaitu understanding yang diartikan sebagai penyerapan arti suatu materi bahan yang dipela"ari. Pemahaman "uga dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran sehingga siswa dapat memahami suatu situasi. Sedangkan menurut. Dari pendapat*pendapat diatas "ika dikaitkan dengan matematika dapat disimpulkan bahwa pemahaman matematika adalah kemudahan yang dimiliki siswa dalam memahami suatu permasalahan matematika. Se"alan dengan pendapat tersebut Sumarmo &-/01' pun berpendapat bahwa pemahaman sangat penting dan berpengaruh dalam penyelesaian masalah matematika. Pernyataan tersebut diperkuat lagi oleh pendapat !iebert dan 2arpenter &-//#' yang menyatakan bahwa pemahaman merupakan aspek

fundamental dalam pembela"aran, sehingga model pembela"aran harus menyertakan hal pokok dari pemahaman. Dari beberapa pendapat di atas "elas bahwa pemahaman sangat penting dan harus dimun)ulkan dalam proses pembela"aran, terutama dimun)ulkan dalam pembela"aran matematika. Karena untuk dapat menyelesaikan permasalahan matematika dengan mudah diperlukan pemahaman yang baik terhadap materi yang dipela"ari. ,loom mengungkapkan bahwa ada tiga ma)am aspek pemahaman yaitu pengubahan &translation', pemberian arti &interpretation', dan pembuatan ekstrapolasi &extrapolation'. Selain itu Polya &Sumarmo, -/01( #3' membagi aspek pemahaman kedalam 4 tingkatan yaitu pemahaman mekanikal, pemahaman induktif, pemahaman rasional dan pemahaman intuitif . ,ahasan lainnya tentang aspek pemahaman "uga dikemukakan oleh Poin)are, Pollatsek, 5ima 6 7ell dan Skemp &Sumarmo, -/01( #4'. Aspek pemahaman matematika diungkapkan oleh Skemp &Sumarmo, -/01( #4*#8' yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman instrumental se"umlah konsep diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus dalam perhitungan sederhana. Sebaliknya pemahaman relasional termuat suatu skema atau struktur yang dapat digunakan pada penyelesaian berbagai masalah yang lebih luas. Pemahaman yang digunakan dalam soal &b' adalah pemahaman relasional, untuk men)ari "arak kelereng merah ke pun)ak ruangan terlebih dahulu siswa harus men)ari tinggi dari bangun ruang tersebut dengan menggunakan rumus

volum limas. Diperlukan pola pikir9 skema yang baik untuk menyelesaikannya, tidak seperti soal &a' penyelesaian dapat langsung di)ari berdasarkan unsur yang sudah diketahui sedangkan dalam soal &b' ada unsur yang harus di)ari terlebih dahulu untuk dapat menyelesaikan soal yaitu harus men)ari tingginya. Penyelesaian untuk soal &b' adalah(
:olum limas ; 3 luas alas tinggi 1#$ ; 3 &-# -#' tinggi

1#$ ; 40 tinggi -8 ; tinggi Didapat tinggi ruangan ; garis P< ; -8 m.


M< ; # M! ; # -# # ; % #

=arak kelereng merah ke pun)ak ruangan adalah pan"ang garis MP

MP = MO # + OP # = &% # ' # + -8# = #/1 = 3 33


=adi "arak kelereng merah ke pun)ak ruangan adalah 3 33 m. #. Indikator Pemahaman Matematika Adapun indikator pemahaman matematika "ika dikaitkan dengan materi "arak dan sudut dalam ruang adalah( a. Menemukan masalah dari materi atau permasalahan matematika dalam materi "arak dan sudut dalam ruang. b. Mengaitkan satu konsep dengan konsep lain.

). Merumuskan masalah yang didapat. d. Menyelesaikan operasi hitung yang didapat. e. Interpretasi gambar. +ntuk lebih memahami hubungan indikator*indikator pemahaman matematika dengan permasalah matematika terutama yang berhubungan dengan materi "arak dan sudut dalam ruang akan di"elaskan dalam bentuk )ontoh soal sebagai berikut( Perhatikan gambar disamping adalah gambar sebuah bangun limas . A,2D. Alasnya berbentuk persegi pan"ang dengan pan"ang % )m dan lebar #)m. =ika pan"ang setiap rusuk tegaknya 8 )m, hitunglak "arak titik pun)ak terhadap bidang alas> 1

Limas T ABCD a. Menemukan masalah dari materi atau permasalahan matematika. Dalam kaitannya dengan soal siswa dapat menemukan masalah dari soal yaitu bagaimana )ara men)ari "arak titik pun)ak terhadap bidang alas yaitu ..?. b. Mengaitkan satu konsep dengan konsep lain. Dalam kaitannya dengan soal siswa dapat mengaitkan konsep mengenai "arak titik terhadap bidang dengan konsep teorema Phytagoras. Karena untuk men)ari "arak titik terhadap bidang yaitu ..? digunakan aturan Phytagoras. ). Merumuskan masalah yang didapat.

Dalam kaitannya dengan soal siswa dapat merumuskan masalah yang didapat dengan menuliskan unsur*unsur yang diketahui, unsur yang harus di)ari dan rumus yang digunakan.
% )m

8 )m
#

1 )m

Diketahui( A, ; % )m .2 ; 8 )m ,2 ; # 1 )m Ditanyakan( ..? ; @ Aturan Phytagoras yang digunakan(


.?2 ; # A2 dimana AC =
# # AB # + BC # didapat ..? ; T ? C + TC

d. Menyelesaikan operasi hitung yang didapat. Dalam kaitannya dengan soal siswa dapat menyelesaikan operasi hitung berdasarkan rumusan masalah yang didapat.

Sebelum men)ari pan"ang ..? kita harus )ari dulu pan"ang .?2. untuk itu perhatikan AA,2 yang siku*siku di ,. dengan menggunakan teorema Phytagoras, diperoleh(

AC =

AB # + BC # ;

% # + &# 1 ' # = 3% + #0 = %4 = 0

Sehingga .?2 ; # A2 ; 4

Selan"utnya, perhatikan A..?2 yang siku*siku di .?. ..? ;


T ? C # + TC #

8# 4 # = / = 3

=adi, "arak titik pun)ak terhadap bidang alas adalah 3 )m. e. Interpretasi gambar. Dalam kaitannya dengan soal siswa dapat menafsirkan gambar yang ada sehingga siswa dapat dengan mudah menyelesaikan soal. Perhatikan gambar #.4 di atas. Siswa yang dapat menginterpretasikan gambar akan berpendapat bahwa "arak titik pun)ak terhadap bidang alas adalah pan"ang garis ..?. +ntuk menyelesaikannya siswa yang sudah dapat menginterpretasikan gambar akan memperhatikan ..?2 sesuai dengan unsur*unsur yang diketahui dan

rumus yang digunakan ..? ; siku*siku di .?. Pemahaman menurut

T ? C # + TC #

karena ..?2 memiliki sudut

Buseffendi

&-//-(

##$'

ter"emahan

dari

Comprehension yang berarti mengerti atau faham benar. Menurut =honson Pemahaman adalah kemampuan menerangkan sesuatu dengan kata*kata sendiri,

dalam pengertian ini pemahaman memiliki tiga aspek yaitu &-' kemampuan men"elaskan, &#' kemampuan mengenal informasi dan &3' kemampuan menarik kesimpulan. Pemahaman merupakan hasil proses bela"ar menga"ar yang mempunyai indikator dan setiap individu dapat men"elaskan atau mendefinisikan suatu bagian informasi dengan kata*kata sendiri. Pemahaman termasuk ke dalam salah satu aspek .aksonomi ,loom. ,loom &Buseffendi, -//-( ##-' menyatakan( C.erdapat tiga ma)am pemahaman yaitu pengubahan &translation', pemberian arti &interpretation) dan pembuatan ekstrapolasi &extrapolation). Dalam matematika misalnya, mampu mengubah &translation' soal kata*kata ke dalam simbol*simbol dan sebaliknya, mampu mengartikan &interpretation) suatu kesamaan, mampu memperkirakan &extrapolation' suatu ke)enderungan dari grafik atau diagramC. Ketiga ma)am pemahaman tersebut apabila dikaitkan dengan matematika misalnya siswa mampu mengubah soal kata*kata ke dalam simbol dan sebaliknya, mampu mengartikan suatu kesamaan, mampu memperkirakan suatu

ke)enderungan dari diagram. Dari ketiga ma)am pemahaman di atas kadang* kadang sulit dibedakan dan bergantung kepada konteks isi pela"aran. Kata ker"a operasional untuk merumuskan tu"uan instruksional dalam pemahaman antara lain( membedakan, men"elaskan, mengubah, menafsirkan, menginterpretasikan, memberi )ontoh, membuat rangkuman, mendemonstrasikan, memperkirakan, menuliskan kembali dengan kata*kata sendiri. Sementara itu Skemp & ' membedakan dua "enis pemahaman, yaitu

pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman instrumental adalah kemampuan menggunakan konsep se)ara langsung. Sedangkan

pemahaman relasional adalah pemahaman yang lebih dalam karena memuat suatu

struktur yang digunakan pada pemakaian yang lebih luas, sehingga membentuk pemahaman yang lebih bermakna. Siswa yang telah memiliki pemahaman relasional dapat mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya se)ara benar dan menyadari proses yang dilakukan. Konsep*konsep dalam matematika

terorganisasikan se)ara sistematis, logis dan hirarkis dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Pemahaman terhadap konsep*konsep matematika merupakan dasar untuk bela"ar matematika se)ara bermakna. Sesuai dengan pendapat Ausebel &Buseffendi, -//-( -1#' C,ela"ar bermakna ialah bela"ar untuk memahami apa yang diperolehnya dikaitkan dengan keadaan lain sehingga bela"arnya itu lebih mengertiC. Mengingat pentingnya pemahaman matematik untuk bela"ar se)ara bermakna tentunya para guru mengharapkan pemahaman yang di)apai siswa tak sebatas pemahaman instrumental tapi sampai kepada pemahaman relasional. Kemampuan pemahaman matematika adalah aspek penting yang perlu diperhatikan oleh para guru matematika dalam melaksanakan kegiatan pembela"aran matematika supaya siswa mampu memahami konsep*konsep matematika dan mampu menyelesaikan permasalahan*permasalahan matematika dengan baik. Dalam proses pen)apaian kemampuan pemahaman matematika siswa yang baik ada suatu keterkaitan antara siswa, guru dan lingkungan sekitar. <leh karena itu, ada faktor*faktor yang mempengaruhi kualitas kemampuan pemahaman matematika siswa yaitu sebagai berikut( -. Daktor Internal

Daktor internal yaitu faktor*faktor yang berasal dari siswa yang sedang bela"ar, misalnya minat siswa dalam bela"ar. #. Daktor Eksternal Daktor eksternal yaitu faktor*faktor yang berasal dari luar siswa, misalnya )ara menga"ar guru, penggunaan alat peraga dalam pembela"aran, penggunaan pendekatan dalam pembela"aran dan suasana bela"ar. 3. Soal-soal Pemahaman Masalah Contoh 1 : Perhatikan gambar disamping adalah gambar sebuah bangun ruang berbentuk limas yang alasnya berbentuk persegi. Dalam bangun tersebut diletakan 4 buah kelereng se)ara berurutan di setiap titik sudut alasnya. Kelereng tersebut masing*masing berwarna
m3

merah, kuning , hi"au dan biru. Pan"ang sisi alasnya adalah -# m dan volum bangun ruang 1#$ . !itunglah> a. Pan"ang diagonal yang dibentuk oleh kelereng

am!ar "#1: Bangun ruang !er!entuk Limas

merah dan kelereng hi"au. b. =arak kelereng merah ke titik pun)ak piramida.

Indikator ( Menemukan masalah dari materi atau permasalahan matematika. Apek pemahaman yang digunakan dalam soal &a' adalah pemahaman instrumental karena perhitungan untuk soal &a' sangat sederhana, siswa )ukup hapal konsep men)ari "arak titik ke titik dengan menggunakan teorema phytagoras. +nsur*unsur yang telah diketahui dalam soal disubstitusikan ke rumus Phytagoras. Contoh " :

.enentukan pan"ang sisi suatu kubus "ika diketahui volume yaitu #1 )m3 Indikator ( Menerapkan Bumus dan Menyelesaikan operasi hitung yang didapat Ini merupakan pemahaman translation yaitu siswa yang dapat mengubah kalimat dalam soal men"adi bentuk kalimat lain sehingga siswa dapat menyelesaikan soal dengan menggunakan konsep se)ara langsung. Contoh $ : !itung ukuran pan"ang dan lebar tutup aFuarium, aFuarium tersebut berbentuk balok dan tutupnya berbentuk persegi pan"ang, "ika diketahui perbandingan pan"ang dan lebar tutup aFuarium tersebut adalah 3 ( # dan mempunyai keliling -#$ )m. Indikator ( Menemukan masalah dari materi atau permasalahan matematika. Siswa yang telah memiliki pemahaman interpretation yaitu dapat menghubungkan bagian*bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya. Contoh % : Suatu bak air berbentuk balok di isi penuh air dengan pan"ang -$ m, lebar -$ m dan tinggi -$$ m, "ika bak air tesebut diberi lubang ke)il pada bagian bawahnya dengan grafik kebo)oran air berikut (

=ika bak di isi penuh pada pukul -$.$$ "am berapa airnya habis. Indikator ( Interpretasi gambar, mengaitkan satu konsep dengan konsep lain. merumuskan masalah yang didapat. Siswa yang telah memiliki pemahaman extrapolation yaitu mampu

memperkirakan suatu ke)enderungan dari diagram atau grafik Contoh & : Perhatikan gambar seperti pada Gambar #.-0.

Perhatikan dan tentukan( #. ,erapakah nilai xH

3. ,erapakah volume daerah yang diarsirH Indikator ( Interpretasi gambar, mengaitkan satu konsep dengan konsep lain. merumuskan masalah yang didapat, merumuskan masalah yang didapat. menyelesaikan operasi hitung yang didapat. Ini merupakan pemahaman instrumental dan pemahaman relasional karena sebelum men)ari volume daerah yang diarsir siswa harus men)ari volume kubus A,2DEDG! dan volume balok K5M <PIB. Indikator pemahaman pada soal nomor # adalah kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipela"ari, kemampuan menerapkan rumus, kemampuan mengaitkan suatu konsep dengan konsep lain dan kemampuan menyelesaikan operasi hitung al"abar. 2. Kemampuan Berpikir Kritis -. Pengertian Ber'ikir Kritis +ntuk dapat mengkomunikasikan ide*ide matematis dan berpikir se)ara matematis seseorang perlu merepresentasikan ide*ide tersebut dengan )ara tertentu. Bepresentasi merupakan salah satu kemampuan yang hendaknya dimiliki oleh siswa. Menurut !iebert &Dewanto, #$$1' setiap kali mengkomunikasikan gagasan matematika, gagasan tersebut perlu disa"ikan dengan suatu )ara tertentu. !al ini sangat penting agar komunikasi tersebut dapat berlangsung efektif. Komunikasi dalam matematika memerlukan representasi berupa simbol tertulis, gambar, ataupun ob"ek fisik yang disebut "uga representasi eksternal &7idyastuti, #$-$'. ,erpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan )ara yang terorganisasi. ,erpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi se)ara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Menurut Glaser dalam Disher &#$$/(3' mendefinisikan bahwa( berpikir kritis adalah &-' suatu sikap mau berpikir se)ara mendalam tentang masalah*masalah dan hal*hal yang berada dalam "angkauan pengalaman seseorangJ &#' pengetahuan tentang metode*metode

pemeriksaan dan penalaran yang logis dan &3' sema)am suatu ketrampilan untuk menerapkan metode*metode tersebut. ,erpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan*kesimpulan lan"utan yang diakibatkannya. Pendapat ini "uga dikemukakan oleh S)riven dalam Disher &#$$/(-$' berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentsi. Menurut !alpern &-/0/', berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tu"uan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tu"uan, mempertimbangkan, dan menga)u langsung kepada sasaran*merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka meme)ahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut se)ara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. ,erpikir kritis "uga merupakan kegiatan mengevaluasi*mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. ,erpikir kritis "uga biasa disebut dire)ted thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang akan ditu"u. Dari pendapat*pendapat tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal sistematika berpikir yang ternyata berproses. ,erpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi ( analisis, sintesis, pengenalan masalah dan peme)ahannya, kesimpulan, dan penilaian &Angelo, -//8(%'. ,erpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan dalam pembentukan sistem konseptual siswa. Menurut Ennis &Disher, #$$/(4', berpikir kritis adalah )ara berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. 5andasan untuk berpikir kritis atau ketrampilan penting dalam pemikiran kritis menurut Glaser &Disher, #$$/(1' adalah a' Mengenal masalah.

b' Menemukan )ara*)ara yang dapat dipakai untuk menangani masalah*masalah itu. )' Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan. d' Mengenal asumsi*asumsi dan nilai*nilai yang tidak dinyatakan. e' Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, "elas dan khas. f' Menganalisis data. g' Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan*pernyataan. h' Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah*masalah. i' Menarik kesimpulan*kesimpulan dan kesamaan*kesamaan yang diperlukan. "' Mengu"i kesamaan*kesamaan dan kesimpulan*kesimpulan yang diambil. k' Menyusun kembali pola*pola keyakinan seseorangberdasarkan pengalaman yang lebih luas. l' Membuat penilaian yang tepat tentang hal*hal dan kualitas*kualitas tertentu dalam kehidupan sehari*hari. =ones dan Knuth &-//-' mengemukakan bahwa terdapat beberapa alasan perlunya kemampuan representasi, yaitu( merupakan kemampuan dasar untuk membangun konsep dan berpikir matematis, dan untuk memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik dan dapat digunakan dalam peme)ahan masalah. 7ahyudin &#$$0' "uga menambahkan bahwa representasi bisa membantu para siswa untuk mengatur pemikirannya. Dengan kata lain apabila siswa memiliki akses ke representasi dan gagasan yang mereka tampilkan, mereka memiliki alat yang memperluas kapasitas mereka untuk berpikir se)ara matematis. Penggunaan representasi yang benar oleh siswa akan membantu siswa men"adikan gagasan*gagasan matematis lebih konkrit. 7ahyuni &#$-#( 4' menyatakan bahwa suatu masalah yang rumit akan men"adi lebih sederhana "ika menggunakan representasi yang sesuai dengan permasalahan yang diberikan,

sebaliknya konstruksi representasi yang keliru membuat masalah men"adi sukar untuk dipe)ahkan. .erkait dengan kemampuan representasi matematis, Goldin &#$$#( #-$' mengemukakan bahwa ada dua "enis representasi, yaitu representasi eksternal dan internal. Bepresentasi eksternal terdiri dari simbol, kaidah &ketentuan', dan diagram yang digunakan siswa untuk menyatakan definisi. Bepresentasi internal, berhubungan se)ara individu, membangun psikologi, dan penetapan sebuah definisi. #. Indikator Ber'ikir Kritis Indikator berpikir kritis, 7ade dalam Gestalt &#$$/' mengidentifikasi tu"uh karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi( -' Kegiatan merumuskan pertanyaan. #' Membatasi permasalahan. 3' Mengu"i data*data. 4' Menganalisis berbagai pendapat dan bias. 8' Menghindari pertimbangan yang sangat emosional. %' Menghindari penyederhanaan berlebihan. 1' Mempertimbangkan berbagai interpretasi. Karakteristik lain yang berhubungan dengan berpikir kritis, di"elaskan ,eyer &-/08', se)ara lengkap dalam buku 2riti)al .hinking, yaitu( a. 7atak &dispositions'. Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka, menghargai sebuah ke"u"uran, respek terhadap berbagai data dan pendapat, respek terhadap ke"elasan dan ketelitian, men)ari pandangan* pandangan lain yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat sebuah pendapat yang dianggapnya baik. b. Kriteria &)riteria'

Dalam berpikir kritis harus mempunyai sebuah kriteria atau patokan. +ntuk sampai ke arah sana maka harus menemukan sesuatu untuk diputuskan atau diper)ayai. Meskipun sebuah argumen dapat disusun dari beberapa sumber pela"aran, namun akan mempunyai kriteria yang berbeda. Apabila kita akan menerapkan standarisasi maka haruslah berdasarkan kepada relevansi, keakuratan fakta*fakta, berlandaskan sumber yang kredibel, teliti, tidak bias, bebas dari logika yang keliru, logika yang konsisten, dan pertimbangan yang matang. ). Argumen &argument' Argumen adalah pernyataan atau proposisi yang dilandasi oleh data*data. Keterampilan berpikir kritis akan meliputi kegiatan pengenalan, penilaian, dan menyusun argumen. d. Pertimbangan atau pemikiran &reasoning' Kaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi kegiatan mengu"i hubungan antara beberapa pernyataan atau data. e. Sudut pandang &point of view' Sudut pandang adalah )ara memandang atau menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan kritis akan memandang sebuah fenomena dari berbagai sudut pandang yang berbeda. f. Prosedur penerapan kriteria &pro)edures for applying )riteria' Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi merumuskan permasalahan, menentukan keputusan yang akan diambil, dan mengidentifikasi perkiraan*perkiraan. Selan"utnya, Ennis &-/08', mengidentifikasi -# indikator berpikir kritis, yang dikelompokkannya dalam lima besar aktivitas sebagai berikut( a. Memberikan pen"elasan sederhana, yang berisi( memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan dan bertanya, serta men"awab pertanyaan tentang suatu pen"elasan atau pernyataan.

b. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah sumber dapat diper)aya atau tidak dan mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi. ). Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau

mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan. d. Memberikan pen"elasan lan"ut, yang terdiri atas mengidentifikasi istilah*istilah dan definisi pertimbangan dan "uga dimensi, serta mengidentifikasi asumsi. e. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Indikator berpikir kritis menurut Mulyana &#$$0' antara lain( a. Mengidentifikasi asumsi yang digunakan. b. Merumuskan pokok*pokok permasalahan. ). Menentukan akibat dari suatu ketentuan yang diambil. d. Mendeteksi adanya bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda. e. Mengungkapkan konsep9teorema9definisi yang digunakan dalam

menyelesaikan suatu masalah. f. Mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian masalah. Indikator*indikator tersebut dalam prakteknya dapat bersatu padu membentuk sebuah kegiatan atau terpisah*pisah hanya beberapa indikator sa"a. Penemuan indikator keterampilan berpikir kritis dapat diungkapkan melalui aspek*aspek perilaku yang diungkapkan dalam definisi berpikir kritis.Menurut beberapa definisi*definisi tersebut, terdapat beberapa kegiatan atau perilaku yang mengindikasikan bahwa perilaku tersebut merupakan kegiatan*kegiatan dalam berpikir kritis. Angelo mengidentifikasi lima perilaku yang sistematis dalam berpikir kritis. Perilaku tersebut dapat digambarkan sebagai berikut( a. Keterampilan Menganalisis.

Menurut !ar"asu"ana &-/01(44' keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen*komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut tu"uan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan )ara menguraikan atau merin)i globalitas tersebut ke dalam bagian*bagian yang lebih ke)il hingga membuat dan terperin)i. pada Pertanyaan sudut analisis, menghendaki Kata*kata agar pemba)a yang mengindentifikasi langkah*langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir sampai kesimpulan. operasional mengindikasikan keterampilan berpikir analitis, diantaranya( menguraikan, diagram, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan, memerin)i, dsb. b. Keterampilan Mensintesis. Menurut !ar"asu"ana &-/01(44', Keterampilan mensintesis merupakan

keterampilan yang berlawanan dengan keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian*bagian men"adi sebuah bentukan atau susunan yang baru.Pertanyaan sintesis menuntut pemba)a untuk menyatupadukan semua informasi yang diperoleh dari materi ba)aannya, sehingga dapat men)iptakan ide*ide baru yang tidak dinyatakan se)ara eksplisit di dalam ba)aannya.Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol. ). Keterampilan Mengenal dan Meme)ahkan Masalah. Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru.Keterampilan ini menuntut pemba)a untuk memahami ba)aan dengan kritis sehinga setelah kegiatan memba)a selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok ba)aan, sehingga mampu mempola sebuah konsep..u"uan keterampilan ini bertu"uan agar pemba)a mampu memahami dan menerapkan konsep*konsep ke dalam permasalahan atau ruang lingkup baru. d. Keterampilan Menyimpulkan.

Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran manusia berdasarkan pengertian9pengetahuan &kebenaran' yang dimilikinya, dapat beran"ak men)apai pengertian9pengetahuan &kebenaran' yang baru yang lain. ,erdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pemba)a untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek se)ara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua )ara, yaitu ( deduksi dan induksi. =adi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai. Menurut !ar"asu"ana &-/01(44' keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada.Keterampilan menilai menghendaki pemba)a agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu. Dalam taksonomi bela"ar, menurut ,loom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek*aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep. Pengukuran indikator*indikator yang dikemukan oleh beberapa ahli di atas dapat dilakukan dengan menggunakan universal intelle)tual standars.+niversal inlelle)tual standars adalah standardisasi yang harus diaplikasikan dalam berpikir yang digunakan untuk menge)ek kualitas pemikiran dalam merumuskan permasalahan, isu*isu, atau situasi*situasi tertentu. ,erpikir kritis harus selalu menga)u dan berdasar kepada standar tersebut &Eider dan Paul, #$$-J -' ,erikut ini akan di"elaskan aspek*aspek tersebut. a. 2larity &Ke"elasan'

Ke"elasan meru"uk kepada pertanyaan( CDapatkah permasalahan yang rumit dirin)i sampai tuntasHCJ CDapatkah di"elaskan permasalahan itu dengan )ara yang lainHCJ C,erikanlah ilustrasi dan )ontoh*)ontoh>C. Ke"elasan merupakan pondasi

standardisasi.=ika pernyataan tidak "elas, kita tidak dapat membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan. Apabila terdapat pernyataan yang demikian, maka kita tidak akan dapat berbi)ara apapun, sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut. 2ontoh, pertanyaan berikut tidak "elas( CApa yang harus diker"akan pendidik dalam sistem pendidikan di IndonesiaHC Agar pertanyaan itu men"adi "elas, maka kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar men"adi "elas, pertanyaan itu harus diubah men"adi, CApa yang harus diker"akan oleh pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar*benar telah mempela"ari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu berbagai hal agar mereka berhasil dalam peker"aannya dan mampu membuat keputusan dalam kehidupan sehari*hariHC. b. A))ura)y &keakuratan, ketelitian, kesaksamaan'.

Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri melalui pertanyaan( CApakah pernyataan C,agaimana itu )ara kebenarannya menge)ek dapat dipertanggung"awabkanHCJ kebenarannyaHCJ

C,agaimana menemukan kebenaran tersebutHC. ). Pre)ision &ketepatan'

Ketepatan menga)u kepada perin)ian data*data pendukung yang sangat mendetail.Pertanyaan ini dapat di"adikan panduan untuk menge)ek ketepatan sebuah pernyataan. CApakah pernyataan yang diungkapkan sudah sangat teruraiHCJ CApakah pernyataan itu telah )ukup spesifikHC. d. Belevan)e &relevansi, keterkaitan'

Belevansi bermakna bahwa pernyataan atau "awaban yang dikemukakan berhubungan dengan pertanyaan yang dia"ukan. Penelusuran keterkaitan dapat diungkap dengan menga"ukan pertanyaan berikut( C,agaimana menghubungkan pernyataan atau respon dengan pertanyaanHCJ C,agaimana hal yang diungkapkan itu menun"ang permasalahanHC. e. Depth &kedalaman'

Makna kedalaman diartikan sebagai "awaban yang dirumuskan tertu"u kepada pertanyaan dengan kompleks, Apakah permasalahan dalam pertanyaan diuraikan sedemikian rupaHApakah telah dihubungkan dengan faktor*faktor yang signifikan terhadap peme)ahan masalahH Sebuah pernyatan atau "awaban sangat dangkal &kebalikan dari dalam'. f. ,readth &keluasaan'. dapat sa"a memenuhi persyaratan ke"elasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, tetapi "awaban

Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan berikut ini. Apakah pernyataan itu telah ditin"au dari berbagai sudut pandangHJ Apakah memerlukan tin"auan atau teori lain dalam merespon pernyataan yang dirumuskanH. Pernyataan yang diungkapkan dapat memenuhi persyaratan ke"elasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak )ukup luas.Seperti halnya kita menga"ukan sebuah pendapat atau argumen menurut pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu sa"a dalam pertanyaan yang dia"ukan. g. 5ogi) &logika'.

5ogika berhubungan dengan hal*hal berikut( Apakah pengertian telah disusun dengan konsep yang benarHJ Apakah pernyataan yang diungkapkan mempunyai tindak lan"utnyaH ,agaimana tindak lan"utnyaH Sebelum apa yang dikatakan dan sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanyaH Ketika kita berpikir, kita akan dibawa kepada berma)am*ma)am pemikiran satu sama lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain saling menun"ang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama lain tidak saling mendukung atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak logis. Dalam makalah ini indikator berpikir kritis menga)u pada indikator yang dikemukakan Mulyana &#$$0'.

Da'tar Pustaka

!iebert,= 6 2arpenter,. -//# Learning and Teaching with Understanding. Dalam D Grouws &ed'. Hand oo! o" #esearch on Mathematic Teaching and Learning. ewyorkJ M)millan Publishing 2ompany ********&#$$%' $uri!ulum %&&'( =akarta ( Depdiknas Buseffendi, E... -//-. Pengantar $epada Mem antu )uru Mengem ang!an $ompentensin*a dalam Penga+aran Matemati!a untu! Mening!at!an CB,A. ,andung( .arsito. Polya, G. &-/13'. How to ,ol-e it. A /ew Aspect o" Mathematical Method. =ersey( Prin)eton +niversity Press Sumarmo, +tari. -/01. $emampuan Pemahaman dan Penalaran Untu! ,iswa ,MA 0i!ait!an 0engan Penalaran Logi! ,iswa dan Be erapa Unsur Proses Bela+ar Menga+ar. Disertasi +PI. ,andung( .idak diterbitkan. Sumarmo.&-/01'. $emampuan Pemahaman dan Penalaran Untu! ,iswa ,MA 0i!ait!an 0engan Penalaran Logi! ,iswa dan Be erapa Unsur Proses Bela+ar Menga+ar.Disertasi pada Sekolah Pas)asar"ana +niversitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasikan Sumarmo, +. &#$$3'. Ma!alah Pem ela+aran Matemati!a untu! Mendu!ung Pela!sanaan $uri!ulum Ber asis $ompetensi.,andung ( +PI Sumarmo, +. &#$$4'. Pem ela+aran $eterampilan Mem aca Matemati!a pada ,iswa ,e!olah Menengah. Disempurnakan dan disa"ikan dalam Seminar asional Pendidikan MIPA pada DPMIPA +PI tahun #$$4 Sumarmo, +. &#$$%'. Pem ela+aran untu! Mengem ang!an $emampuan Berpi!ir Matemati!. Makalah Disa"ikan pada Seminar asional Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, DMIPA +PI, Desember #$$% Sumarmo, +. &#$$1'. Pem ela+aran Matemati!a. &Ed' Bu"ukan Dilsafat, .eori, dan Praksis Ilmu Pendidikan. ,andung( +PI Press Sumarmo, +. &#$-$'. Ber"i!ir 0an 0isposisi Matemati!.Apa( Mengapa( dan Bagaimana 0i!em ang!an pada Peserta 0idi!. LonlineM. .ersedia( http(99www.s)ribd.)om9do)91%3831839,erfikir*Dan*Disposisi* Matematik*+tariL% =anuari #$-4M ew

Sumarmo, +. &#$-#'. Proses Berpi!ir Matemati!. Apa dan Mengapa 0i!em ang!an. ,ahan ,ela"ar Matakuliah Proses ,erpikir Matematik Program S# Pendidikan Matematika S.KIP Siliwangi #$-#

Anda mungkin juga menyukai