Pendahuluan
Ikan nila pertama kali dibawa dari Taiwan ke Bogor yakni di Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Ikan nila disebarkan ke berbagai daerah perikanan. Ikan nila srikandi merupakan hasil dari hibbridisasi antara spesies ikan nila nirwana betina dengan ikan nila aureus jantan .
Ikan nila nirwana mempunyai keunggulan dapat tumbuh cepat di perairan tawar ( Judantari, 2007 ) sedangkan ikan nila aureus mempunyai keunggulan berupa daya toleransi yang tinggi di perairan payau (Fishbase, 2012).
Ciri Ciri Induk Ikan Aerochromis Aureus Mata berwarna biru Dibagian bawah sirip punggung berwarna biru Garis dibagian badan lengkap
Persiapan Pembenihan
Alat dan Bahan Persiapan kolam Pemberokan Seleksi induk Pemijahan Pemberian pakan Penetasan telur Pemanenan Larva Pemeliharaan larva
Persiapan Kolam
Persiapan kolam dilakukan untuk menyiapkan kolam pemeliharaan agar mendapatkan lingkungan yang optimal sehingga ikan dapat hidup dan tumbuh maksimal. Kolam produksi yang digunakan ada dua yaitu kolam induk dan kolam pemijahan. Kolam yang digunakan adalah kolam permanen dengan ukuran 10x2,5 m dan tinggi air hingga kedalaman 70 80 cm
Seleksi Induk
Sebelum induk ikan ditebar kedalam kolam, maka perlu dilakukan aklimatisasi sehingga adanya penyesuaian antara suhu air dalam wadah pengangkutan dengan kolam. Induk ikan nila yang akan ditebar terlebih dahulu diseleksi berdasarkan morfologi dan jenis kelaminnya. Induk yang dipilh rata- rata beratnya 500gr
Pemberokan
Setelah kegiatan seleksi , induk ikan nila jantan 20 ekor dan betina 64 ekor, diletakan pada kolam yang berbeda supaya tidak terjadi pemijahan liar. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari dan di tambahkan vitamin C dan E Pengukuran kualitas air dilakukan pada awal pemberokan selama 1 hari 3 kali.
Pagi 7,08
30,1
Siang 7,41
31,2
Malam 7,54
31,5
DO
Konduktivitas turbiditas
1,73
0,04 49
2,84
0,03 55
1,80
0,04 38
Pemijahan
Pemijahan induk ikan nila dilakukan dengan rasio 1 : 3. Pemijahan ikan nila terjadi pada saat ikan nila sudah mendapatkan pasangannya. Ikan nila jantan akan membuat sarang kemudian ikan betina akan mendekati ikan jantan Setelah terjadi pemijahan ikan nila akan mengeluarkan telur kemudian ikan jantan sperma sehingga terjadi fertilisasi. Ikan nila kemudian akan mengulum telur didalam mulut selama 10 sampai menjadi larva. Pengukuran kualitas air dilakukan pada saat awal pemijahan.
Ph
6,79
7,41
7,76
Suhu
30
31,2
31,6
DO
0,93
2,84
2,87
Konduktivitas
0,04
0,04
0,04
Turbiditas
48
55
52
Selama pemberokan dan pemijahan, indukan diberi pakan berupa pellet dengan merek dagang HI PRO VITE 781. Pemberian pakan dilakukan secara teratur dengan frekuensi 2 3 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB, pukul 12.00 WIB, dan pukul 16.00 WIB. Pemberian pakan dilakukan secara adlibitum
Pemberian pakan
Penetasan Telur
Pemanenan telur dilakukan pada pagi hari dengan cara menggiring induk betina ketepian kemudian ambil telur ikan nila kemudian hitung dengan hand canter. Induk di ambil 6 indukan dengan jumlah telur masing massing 3129, 2605, 2089, 3902, 1905, dan 1260 butir. Masukan telur ikan nila pada corong penetasan Atur sirkulasinya selalu berputar supaya telur tidak mati
Pemanenan Larva
Larva dipanen setelah 4 hari, larva yang dipanen hitung menggunakan hand counter.
Hatching rate yang tertinggi sebesar 84,31% dan yang terendah berjumlah10%
Pemeliharaan Larva
Akuarium dicuci, dikeringkan kemudian di isi air sebanyak 60 L, setelah itu di beri MB dan diamkan selam 24 jam. Kepadatan yang digunakan 5 ekor/L dan masing masing akuarium dmasukan 300 ekor larva ikan nila. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari berupa pakan pelet PSP Pengukuran kualitas air dilakukan pada awal pemeliharaan Dilakukan pengambilan sampel larva ikan nila pada masing masing akuarium.
A1
1,8
0,07
A2
B1 B2 C1
1,23
1,25 1,29 1,29
0,05
0,03 0,03 0,03
C2
1,14
0,03
Hasil sampling rata rata ikan nila pada hari ke-7 penebaran
Kode akuarium A1 A2 B1 Panjang rata-rata (cm) 1,69 1,71 1,6 Bobot rata- rata ( gr) 0,07 0,07 0,09
B2 C1
C2
2 2
2
0,07 0,06
0,09
PEMBAHASAN
PEMELIHARAAN INDUK
Kualitas induk yang baik dapat dilihat dari postur tubuhnya, tidak cacat dan luka di tubuhnya, serta gerakan ikan lincah.
Pada kolam ini harus dipantau terus kualitas air dan sirkulasi air yang digunakan agar pada saat proses pemberokan dan pemijahan dapat sesuai dengan yang dibutuhkan ikan.
Seleksi Induk
Pada saat seleksi induk harus dilakukan secara cepat dan hati hati . Persiapan yang dilakukan harus maksimal agar nantinya tidak membuat ikan menjadi stres saat di seleksi dan sebaiknya pada saat seleksi dilakukan pada pagi hari. Ikan yang diambil harus yang matang gonad dan tidak terkena penyakit
Pemijahan
Pemijahan pada ikan nila srikandi dilakukan secara massal. Pemijahan terjadi pada saat matahari terbenam ketika itu induk ikan nila akan menemukan pasangannya dan melakukan pemijahan. Induk ikan nila yang berat tubuhnya 500 gr rata rata bisa menghasilkan telur sebanyak 3000 4000 butir. Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum.
Telur yang berada di ruang inkubasi akan menetas setelah 3-5 hari hatching rate)yang tertinggi mencapai 86% dan yang terendah 10% Hatching rate rendah diakibatkan karena pada saat pemanenan telur masih banyak yang putih, larva yang mati akibat kekurangan volume air, dan sirkulasi kurang optimum. Sirkulasi yang bagus yaitu gerakan air didalam corong selalu berputar dan suhu pada bak penetasan telur harus selalu optimal sesuai yang dibutuhkan ikan.
Penetasan Telur
Pemeliharaan Larva
Pada pengamatan magang yang di lakukan didapatkan sampling rata rata yang paling rendah disebabkan karena sebagian larva masih mempunyai kantung telur sebagai cadangan makanan sehingga ketika kantung telurnya habis, larva tersebut jika diberi pakan pelet masih belum dapat mencerna dengan baik . Pada sampling rata- rata tertinggi disebabkan karena larva ikan nila srikandi mempunyai nafsu makan yang tinggi dan daya cerna yang baik
Kualitas Air
Pergantian air dilakukan tergantung dari kebutuhan.
Jumlah air yang diganti sebanyak 50 70 % dengan cara menyipon (mengeluarkan air secara selektif dengan selang) sambil membuang kotoran yang mengendap pada dasar bak pemeliharaan larva.
untuk menambah oksigen terlarut dalam bak pemeliharaan larva, air dalam bak pemeliharaan diberikan aerasi secara terus menerus.