1 Materi
3.1.1 Alat Adapun alat yang digunakan dalam paktikum ini adalah sebagai berikut : Scalpel Handle Blade Gunting tajam-tumpul Gunting tajam-tajam Pinset Anatomis Pinset Chirurgis Allis Forceps Hemostatic Clamp Needle Holder Needle Glove Tali Iv set Timbangan Thermometer Pen light Stetoskop 3.1.2 Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : Tampon Kapas Cairan infus NaCl fisiologis Atropine Ketamin Xylazine Absorbable suture (cat gut chromic)
Duk Duk clamp Non absorbable suture (nilon) Alkohol Betadine Kucing Antibiotic (penstrep) 3.2 Metode (Cara Kerja) Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1) Kucing tidak diberi makan selama 6 12 jam dan tidak diberi minum 2 6 jam sebelum operasi. 2) 3) Kucing dimandikan sehari sebelum dioperasi dan bulunya dicukur. Melakukan pemeriksaan pada kucing yang akan dilakukan operasi laparatomi yaitu suhu tubuh, pulsus, nafas, denyut jantung dan berat badan. 4) 5) Mempersiapkan meja operasi, alat dan bahan yang akan digunakan. Mensterilkan alat - alat bedah dengan merendamkan dengan alcohol konsentrasi 70%. 6) Memberikan premedikasi atropin sulfat konsentrasi 0,025%, dosis 0,04 mg/kgBB secara subkutan. Menunggu10 15 menit. 7) Selanjutnya disuntikan xylazine secara intramuscular pada kaki depan kanan dengan kosentrasi 20 mg/ml, dosis 1 mg/kgBB. Menunggu 10-15 menit. 8) Lalu disuntikkan ketamin secara intramuscular pada kaki depan kiri dengan konsentrasi 100 mg/ml, dosis 10 mg/kgBB. Menunggu 5-10 menit. 9) Pencukuran bulu dibagian abdomen dengan silet searah dengan rebah bulu lalu didesinfeksi menggunakan alkohol dan betadine. 10) Kucing direbahkan secara dorsal dan untuk mempertahankan posisi tersebut, keempat kaki difiksasi pada meja operasi. 11) Pemasangan duk dengan lubang/celah di tengah kemudian duk difiksir dengan duk clamp. 12) Memasang infuse pada vena cephalica.
13) Irisan dinding abdomen dilakukan melalui garis median (caudal atau cranial midline). Irisan caudal midline dibuat tepat dibelakang umbilicus kearah caudal kira-kira 6-12 cm sedangkan irisan cranial midline dibuat tepat dibelakang processus xyphoideus sampai umbilicus. 14) Kulit dan jaringan sub kutan diincisi dengan menggunakan pisau bedah (untuk mempermudah mendapatkan linea alba dapat dilakukan preparasi tumpul). Di bagian kiri dan kanan linea alba dijepit Allis Forceps kemudian dengan ujung gunting/ujung pisau bedah dibuat irisan kecil pada linea alba. Irisan tersebut diperpanjang menggunakan gunting (sebagai pemandu, jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri diletakkan di bawah linea alba agar tidak menggunting organ dalam). 15) Mengamati organ viseral kucing yang di laparatomi. 16) Mengeluarkan urine dengan menekan vesica urinaria. 17) Selama operasi, dilakukan pemantauan kondisi hewan seperti refleks pupil, pulsus, nafas, kesadaran dan kondisi luka. 18) Sebelum dilakukan penutupan dinding abdomen, rongga abdomen dibasahi larutan antibiotik/NaCl fisiologis steril. Linea alba dipertautkan dengan benang catgut chromic atau benang katun pola jahitan sederhana tunggal, subkutan dijahit dengan benang catgut plain pola jahitan sederhana menerus, sedangkan kulit dijahit dengan benang katun pola jahitan sederhana tunggal. 19) Setelah penjahitan diberikan betadine pada luka jahitan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pemeriksaan Sebelum Operasi Jenis pemeriksaan Pulsus Suhu tubuh Nafas Hasil pemeriksaan 120 x/menit 38,80C 32 x/menit Diagnose Normal Normal Normal
4.1.2 Penghitungan volume premedikasi dan anastesi a. Atropine dengan konsentrasi 0.25 mg/ml, dosis 0,04 mg/kgBB, dan berat kucing 2,5 kg.
( )
V (ml) = V= V= V= 0,4 ml b. Xylazine dengan konsentrasi 20 mg/ml, dosis 1 mg/kgBB, berat kucing 2,5 kg.
( )
V (ml) = V= V= V= 0,125 ml c. Ketamin dengan konsentrasi 100 mg/ml, dosis 10 mg/kgBB, berat kucing 2,5 kg.
( )
V (ml) =
V=
V=
= 0,25 ml
4.2 Pembahasan Teknik laparatomi yang digunakan dalam praktikum ini adalah midline incision yaitu tindakan penyayatan abdomen pada daerah umbilicus. Sebelum melakukan laparatomi, kucing terlebih dahulu dipuasakan agar kerja obat premedikasi dan anastesi dalam merangsang pusat muntah tidak terjadi dan gerak usus tidak mengganggu dalam operasi. Sebaiknya sehari sebelum operasi hewan dimandikan terlebih dahulu (terutama bila bulunya kotor), dikeringkan (dilap dengan handuk kering dan alat pengering bulu). Selain itu, sebelum operasi perlu dilakukan pemeriksaan seperti suhu tubuh, pulsus, nafas, dan pengukuran berat badan yang menjadi acuan nantinya dalam pemberian dosi premedikasi dan anastesi sementara itu juga dilakukan persiapan meja, alat dan bahan operasi sehingga dapat diketahui bahwa dalam suatu operasi harus ada pembagian kerja di dalamnya. Kucing diberikan premedikasi dan anastesi yaitu atropine, xylazine, dan ketamin sesuai dengan volume yang telah dihitung sebelumnya. Setelah kucingnya teranastesi dilakukan pencukuran bulu dibagian abdomen dengan tujuan mempermudah untuk penyayatan bagian abdomen dan menghindari bulu masuk dalam luka sayatan yang bisa mengakibatkan infeksi sekunder yang berdampak pada kegagalan operasi. Pencukuran bulu dilakukan searah dengan rebah bulu. Setelah itu bersihkan daerah pencukuran tadi.
Selanjutnya daerah yang telah dicukur tadi dibersihkan dengan kapas yang dibasahi dengan alkohol, kemudian dikeringkan lalu dioleskan diberi antiseptic secara sirkuler dari bagian sentral kearah perifer yang akan dioperasi. Adapun hal yang harus diperhatikan sebelum mengoperasi adalah pengosongan bladder supaya tidak terkena pada saat terinsisi. Penyayatan pada daerah umbilicus dilakukan untuk mempermudah eksplorasi organ-organ dalam baik anterior maupun posterior. Penyayatan dilakukan dengan 3 lapis yaitu kulit, linea alba dan aponeurosa dari m. Obliquus eksternus abdominis dan internus. Setelah penyayatan selesai dilakukan ekplorasi terhadap organ visceral seperti intestinum dan vesica urinaria. Begitu eksplorasi selesai rongga abdomen dibasahi larutan antibiotic atau NaCl fisiologis steril. Selanjutnya dilakukan penutupan luka dengan cara menjahit pada 3 lapis penyayatan. Lapisan pertama dan kedua
dijahit dengan cat gut chromic yang masing masing untuk linea alba menggunakan pola jahitan sederhana terputus sedangkan untuk subkutan menggunakan pola jahitan sederhana menerus. Lapisan terluar dengan menggunakan benang non absorable (nilon). Selama operasi berlangsung, setiap 5/10 menit dilakukan pengontrolan atau pemeriksaan pulsus, suhu tubuh, nafas untuk memastikan kondisi kucing. Selama proses operasi dilakukan penyuntikan anastesi ketamin dari volume awal sebanyak 3 kali melalui
infuse sebab kucing mengalami kesadaran. Setelah proses menjahit selesai, kucing ditunggu hingga pengaruh anastesi hilang dan kucing mulai sadar.