Anda di halaman 1dari 18

BAB 1 PENDAHULUAN Rinitis vasomotor merupakan suatu bentuk rinitis yang tidak berhubungan dengan reaksi alergi ( rinitis

non alergi) tetapi memiliki gejala yang mirip dengan rinitis alergi. Pada penderita dengan rinitis vasomotor akan dikeluhkan adanya sumbatan pada hidung yang dapat terjadi secara berulang disertai dengan pengeluaran sekret yang encer dan bersinbersin. Perjalanan penyakit ini cenderung bersifat kronis dan bisa berlangsung seumur hidup, kondisi ini yang kadang membuat pasien terganggu sehingga menjadi tidak nyaman dan frustasi akan penyakitnya yang berdampak terganggunya aktivitas dan produktivitas penderita sehari-hari disamping penderita juga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk obat yang biasanya hanya bersifat simtomatis saja. Klasifikasi dari rinitis telah lama diperdebatkan menurut beberapa kepustakaan. Rinitis dibagi menjadi dua kelompok yaitu rinitis yang berhubungan dengan reaksi alergi (rinitis alergi) dan rinitis yang tidak berhubungan dengan reaksi alergi (rinitis non-alergi), di mana rinitis vasomotor termasuk ke dalam kelompok rinitis non-alergi. Rinitis non-alergi dapat disebabkan oleh terapi medikamentosa, hormonal, dan infeksi. Rinitis vasomotor terjadi akibat gangguan vasomotor hidung yaitu terdapat gangguan fisiologik lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh bertambahnya aktifitas parasimpatis. Patofisiologi yang mendasari rhinitis vasomotor yang pasti belum diketahui, tetapi diduga sebagai akibat terjadinya gangguan keseimbangan fungsi vasomotor yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi oedem kronis serta sumbatan hidung disamping gejala lainnya. Keseimbangan vasomotor ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berlangsung temporer, seperti emosi, posisi tubuh, kelembaban udara, perubahan suhu luar, latihan jasmani dan sebagainya, yang pada keadaan normal faktorfaktor tadi tidak dirasakan sebagai gangguan oleh individu tersebut. ersin-bersin, hidung tersumbat dan ingus encer-bening sering merupakan barometer keadaan lingkungan. Pada seorang yang sensitif terhadap perubahan lingkungan sering menunjukkan keluhan sindroma rinitis seperti di atas. !engan kemajuan teknologi, bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan semakin meluasnya perusakan lingkungan menyebabkan polusi udara semakin meningkat. !iduga oleh banyak kalangan bah"a polusi udara adalah salah satu penyebab meningkatnya angka kejadian rinitis dari tahun ke tahun. !iagnosis rinitis vasomotor dapat ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan dengan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain yang mempunyai gejala yang sama. #

Penatalaksanaan rinitis vasomotor dapat berupa konservatif baik medis, nonmedis ataupun tindakan pembedahan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Hidung %ntuk mengetahui penyakit dan kelainan pada hidung, misalnya pada sumbatan hidung perlu diketahui dulu tentang anatomi hidung. &idung terbagi atas dua bagian yaitu hidung bagian luar dan rongga hidung. &idung bagian luar berbentuk piramid dengan bagianbagiannya dari atas keba"ah yaitu pangkal hidung (bridge), dorsum nasi, puncak hidung, ala nasi, kolumela dan lubang hidung (nares anterior). &idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang ra"an yang dilapisi oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan rongga hidung. #,$ Kerangka tulang terdiri dari' tulang hidung (os nasalis), prosesus frontalis os maksila dan prosesus nasalis os frontalis.# Kerangka tulang ra"an dibentuk oleh sepasang kartilago nasalis lateralis superior dan sepasang kartilago nasalis lateralis inferior (disebut juga kartilago alar mayor), beberapa pasang kartilago alar minor dan tepi anterior kartilago septum.# Kavum nasi berbentuk tero"ongan, dipisahkan oleh septum nasi dibagian tengahnya sehingga rongga hidung terbagi menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Pintu masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan bagian belakang disebut koana yang menghubungkan kavum nasi dengan nasofaring.# (iap kavum nasi memiliki ) dinding, yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior. !inding medial kavum nasi dibatasi oleh septum nasi, dinding lateral dibatasi oleh konka nasalis dan meatus nasi, dinding inferior dibatasi oleh dasar kavum nasi, dan dinding superior dibatasi oleh lamina kribiformis.# Pada dinding lateral kavum nasi terdapat ) konka nasalis. *ang terbesar dan letaknya paling ba"ah adalah konka inferior, kemudian konka lainya yang lebih kecil ukuranya antara lain konka media, konka superior dan konka suprema.# !iantara konka-konka tersebut terdapat rongga sempit yang disebut meatus. erdasarkan letak meatus, ada tiga meatus yaitu meatus inferior, medius dan superior. +eatus inferior terletak diantara konka inferior dengan rongga hidung. Pada meatus inferior terdapat muara duktus nasolakrimalis. +eatus medius terletak diantara konka media dan dinding lateral kavum nasi. Pada meatus ini terdapat bula etmoid, prosesus unsinatus, hiatus semilunaris dan infundibulum etmoid. &iatus seminularis merupakan suatu celah sempit dimana terdapat muara sinus frontal, sinus maksila dan sinus etmoid anterior.#,$,, ,

agian ba"ah kavum nasi divaskularisasi oleh cabang a.maksilaris internal.

agian

depan hidung mendapat perdarahan dari cabang a.fasialis. Pada bagian depan septum terdapat anastomosis cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor, yang disebut pleksus Kiesselbach. Pleksus ini letaknya superficial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi sumber epistaksis. -ena-vena hidung bermuara ke v.oftalmika yang berubungan langsung dengan sinus kavernosus. -ena-vena ini tidak memiliki katup, sehingga memudahkan terjadinya penyebaran infeksi sampai ke intrakranial.#,$ &idung diinervasi oleh cabang-cabang nervus trigeminus yaitu ramus oftalmikus dan ramus maksilaris. 2.2. Fisiologi Hidung &idung mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting, antara lain sebagai #) jalan nafas, udara masuk melalui nares anterior lalu naik setinggi konka media dan turun ke arah nasofaring. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan mengikuti dan mengikuti jalan yang sama yang dilalui udara inspirasi akan tetapi saat di bagian anterior udara memecah, sebagian melalui nares anterior dan sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran nasofaring. $) .ebagai alat pengatur kondisi udara ( air conditioner), mengatur kelembaban udara dan suhu. ,) .ebagai alat penyaring udara (filter), berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri. )) .ebagai penghidu, partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat. /) %ntuk resonansi suara, penting untuk kualitas suara pada "aktu berbicara dan menyanyi. 0) 1kut membantu proses bicara, hidung membantu proses pembentukan kata-kata. 2) Refleks nasal, mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernapasan. 3danya kelainan pada hidung akan menyebabkan gangguan terhadap fungsi hidung tersebut dan menimbulkan berbagai macam gejala penyakit.# 2.3 D !inisi Rinitis vasomotor adalah suatu sindrom pada hidung dengan gejala hidung tersumbat berulang disertai pengeluaran sekret yang encer serta bersin-bersin. Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi diduga akibat gangguan vasomotor pada hidung yaitu adanya gangguan fisiologik pada lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas saraf parasimpatis terhadap saraf simpatis.#,,

2." Pato!isiologi 4tiologi pasti dari rinitis vasomotor belum diketahui dengan pasti akan tetapi diperkirakan disebabkan oleh' #. 3danya ketidakseimbangan sistem saraf otonom ( hipoaktif sistem saraf simpatis) &al ini diakibatkan karena terjadinya aktifitas sistem saraf parasimpatis yang lebih dominan dari pada aktifitas sistem saraf simpatis, sehingga menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah kecil di mukosa hidung. -asodilatasi ini akan menimbulkan gejala klinis yang dominan, yang berupa hidung tersumbat. +ukosa hidung beserta struktur yang ada didalamnya mempunyai fungsi untuk mempersiapkan udara yang akan masuk kedalam paru-paru antara lain melembabkan, menyaring, dan memanaskan udara. .emua ini dikontrol oleh seratserat saraf parasimpatis dan saraf simpatis. $. 3danya trauma pada hidung (komplikasi akibat tindakan pembedahan serta non pembedahan). ,. 5europeptida 6at-7at neuropeptida ini menyebabkan' a. !isfungsi sistem saraf otonom dan saraf-saraf sensoris &al ini mengakibatkan gangguan pada saraf nosiseptif tipe 8, yang disebabkan oleh peningkatan ekspresi dari p-substance dan calcitonin generelated peptides. (erjadi peningkatan sekresi kelenjar serta pengeluaran cairan plasma, di mana hal ini dirangsang oleh adanya reflek dari sistem saraf parasimpatis yang menyebabkan peningkatan sekresi kelenjar submukosa hidung. b. Rinitis akibat iritasi kronis dari asap rokok &al ini diakibatkan oleh peningkatan ekspresi dari calcitonin gene-related peptide, p-substance, vasoactive intestinal peptide (-1P), neuropeptide tyrosine (5P*). 5P*, senya"a peptida yang terdiri dari ,0 asam amino, merupakan 7at vasokonstriktor yang sering ditemukan bersamaan dengan noradrenalin pada serabut saraf simpatis perifer. -1P, 7at neurotransmiter yang bersifat antikholinergik pada sistem traktus respiratorius, memberikan efek bronkodilatasi dan vasodilatasi. c. Paparan o7one yang berlebihan

&al ini menyebabkan gangguan pada sel-sel epitel sehingga terjadi peningkatan permeabilitas serta perangsangan terhadap sel-sel inflamasi. 3kibatnya, jika berlangsung lama akan berlangsung proses proliferasi sel-sel epitel yang akan merangsang peningkatan sekresi kelenjar. d. Penurunan kemampuan dari silia mukosa hidung dalam menghalau partikelpertikel asing. e. Peningkatan produksi radikal bebas f. Peningkatan sintesis !53 ). 5itric 9:ide (59) 6at ini menyebabkan nekrosis sehingga luas jaringan normal akan berkurang. &al ini diakibatkan adanya peningkatan ekspresi 59 pada epitel hidung, sehingga terjadi peningkatan kadar 59 yang persisten. Peningkatan kadar 59 ini membuat sel-sel epitel mengalami gangguan secara terus menerus ( penurunan kemampuan silia mukosa hidung dalam menghalau partikel-partikel asing, meregangnya epithel-junction mukosa hidung, diskontinuitas membran basalis), serta terjadi perangsangan dari serat saraf aferen nervus trigeminus, yang menyebabkan perangsangan reflek vaskular serta sekresi kelenjar, hal ini menyebabkan timbulnya gejala dari rinitis vasomotor. %ntuk menurunkan kadar 59, sangat dipengaruhi oleh jumlah reseptor 5P* di dalam sirkulasi darah, dapat diberikan alfa $ adrenoreseptor agonis yang diberikan secara intranasal. /. Protein yang disekresi oleh mukosa hidung ;ika dilakukan nasal-washes kadar total protein dan albumin akan ditemukan lebih tinggi pada rinitis alergi daripada rinitis yang disebabkan oleh non-alergi. ;enis protein yang ditemukan ( +< $0-kda protein ) pada rinitis non alergi jumlahnya minimal. ;ika dilakukan gel-electrophoresis dari hasil nasal washing kadar total protein pada rinitis vasomotor akan ditemukan lebih rendah daripada rinitis penunjang. 3da beberapa faktor yang diduga sebagai pencetus dari sindroma ini, yaitu' #,$,,,) #. =aktor fisik ,seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi, serta bebauan yang menyengat. $. =aktor endokrin, seperti kehamilan, masa pubertas, pemakaian kontrasepsi oral, dan hipotiroidisme. ,. =aktor psikis, seperti rasa cemas, konflik ji"a dan stress.

). 9bat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis antara lain' ergotamine, chlorproma7ine, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor topical. 2.# Diagnosis !iagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan anamnesa yang lengkap dan pemeriksaan status lokalis ((&(). !ari anamnesa dicari faktor pencetusnya dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi. Rinitis vasomotor menimbulkan gejala sumbatan pada hidung, rinore dan bersin. Karena mekanisme terjadinya rinitis vasomotor dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, maka dapat dipahami mengapa gangguan emosi sering ditemukan pada pasien rinitis dengan gejala hidung tersumbat.$ Reaksi vasomotor selain disebabkan oleh disfungsi sistem saraf otonom, dipengaruhi juga oleh faktor iritasi, fisik dan endokrin. Penderita rinitis vasomotor umumnya menunjukkan gambaran sensitivitas yang berlebihan terhadap iritasi, rangsangan dingin atau perubahan kelembaban udara. Keluhan yang dominan pada rinitis vasomotor ini adalah sumbatan pada hidung dan rinore yang hebat. Keluhan bersin dan gatal tak begitu dominan pada kasus ini. ;adi disini dapat disimpulkan bah"a gejala rinitis vasomotor dapat berupa' #. &idung tersumbat pada salah satu sisi dan bergantian tergantung pada posisi penderita (gejala ini yang paling dominan). $. Rinore yang bersifat serus atau mukus, kadang-kadang jumlahnya agak banyak. ,. ersin-bersin lebih jarang dibandingkan rinitis alergika adanya perubahan suhu yang ekstrem, udara yang lembab, dan karena adanya asap rokok.#,$,) Pemeriksaan rinoskopi anterior tampak gambaran edema mukosa hidung, konka ber"arna merah gelap atau merah tua, permukaan konka licin atau tidak rata. Pada rongga hidung terlihat adanya secret mukoid, biasanya jumlahnya tidak banyak. 3kan tetapi pada golongan rinore tampak secret serosa yang jumlahnya sedikit lebih banyak.# >ambar #. >ambaran rinoskopi anterior pada rinitis vasomotor Pemeriksaan laboratorik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rinitis alergi. iasanya pada pemeriksaan sekret hidung tidak ada atau ditemukan eosinofil dalam jumlah sedikit. (es kulit biasanya negatif, bila tes ini positif biasanya hanya kebetulan.#,/ 2.$ Diagnosis Banding ). >ejala rinitis vasomotor ini dapat memburuk pada pagi hari saat bangun tidur karena

!iagnosa banding rhinitis vasomotor'#,$,, #. Rinitis alergika $. Rinitis medikamentosa ,. Rinitis akut 2.% P natala&sanaan Pengobatan pada rinitis vasomotor bervariasi, tergantung pada faktor penyebab dan gejala yang menonjol. .ecara garis besar, pengobatan dibagi dalam ' #. +enghindari penyebab $. Pengobatan simtomatis, dengan obat-obatan dekongestan oral, diatermi, kauterisasi konka yang hipertofi dengan memakai larutan 3g59, $/? atau triklor asetat pekat. !apat juga diberikan kortikosteroid topikal, dua kali sehari dengan dosis #@@-$@@ mikrogram sehari. !osis dapat ditingkatkan sampai )@@ mikrogram sehari. &asilnya akan terlihat setelah pemakaian paling sedikit selama $ minggu. .aat ini terdapat kortikosteroid topical baru dalam aAua seperti flutikason propionate dengan pemakaian cukup satu kali sehari dengan dosis $@@ mcg. !iagram #. (atalaksana manajemen pemberian obat untuk rinitis vasomotor (abel #. Rekomendasi terapi untuk rinitis vasomotor ,. 9perasi, dengan cara bedah beku, elektrokauter atau konkotomi inferior, bila pengobatan yang diberikan gagal memperbaiki gejala klinis. ). .phenopalatina ganglion blok dan neurektomi n.vidianus, yaitu dengan melakukan pemotongan pada n.vidianus, bila dengan cara diatas tidak memberikan hasil. 9perasi ini tidaklah mudah, dapat menimbulkan komplikasi, seperti sinusitis, diplopia, buta, gangguan lakrimasi, anesthesia infraorbita dan anesthesia palatum. &al ini dianjurkan untuk mengatasi intractable rinitis vasomotor.1,/ 2.' Kom(li&asi Komplikasi yang sering timbul pada rinitis vasomotor adalah', #. .inusitis paranasalis $. Polip nasi ,. 9titis media

BAB 3 LAP)*AN KASUS I. Id ntitas P nd +ita 5ama %mur ;enis kelamin Pendidikan Pekerjaan .uku bangsa 3gama .tatus perka"inan 3lamat (anggal pemeriksaan II. Anamn sis K lu,an Utama ' pilek-pilek setiap pagi sejak satu tahun yang lalu Penderita datang dengan keluhan pilek-pilek yang dirasakan sejak satu tahun yang lalu yang sifatnya hilang timbul terjadi setiap pagi hari setelah bangun tidur dan keluhan berkurang pada "aktu siang hari, dengan konsistensi ingus encer dan ber"arna bening. Keluhan ini semakin memberat sejak dua minggu yang lalu dengan betambah banyaknya ingus yang keluar sehingga membuat penderita merasa tidak nyaman dan sedikit menganggu aktivitas penderita. Keluhan ini juga disertai dengan keluhan hidung tersumbat yang lebih sering terjadi pada satu sisi hidung secara bergantian yang berlangsung kurang lebih satu jam dan gejala dirasakan membaik saat siang hari. (erkadang penderita juga bersin-bersin, terutama pada "aktu pagi hari, frekuensi rata-rata empat kali tiap pagi. Keluhan rasa gatal di hidung, tenggorok, mata dan telinga disangkal oleh penderita. (idak ada keluhan panas badan, batuk, nyeri pada kepala dan sekitar "ajah serta gangguan pada telinga. *i-a.at P ngo/atan0 Penderita belum pernah memeriksakan diri ke dokter maupun mendapatkan pengobatan terkait dengan keluhannya ini. ' 5i 5engah .uciartini ' ,$ tahun ' Perempuan ' (amat .C(P ' Pega"ai s"asta ' ali ' &indu ' elum menikah ' Perum Permata 3rsandi 8 B !enpasar ' ,# +aret $@@/

*i-a.at P n.a&it Da,ulu0 Penderita belum pernah menderita gejala penyakit yang sama sebelumnya. (idak ada ri"ayat penyakit alergi, asma, hipertensi dan penyakit sistemik lainnya. Penderita juga menyangkal pernah mengalami trauma dan menjalani operasi sebelumnya. *i-a.at P n.a&it K lua+ga !i lingkungan keluarga penderita tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan penderita. *i-a.at P+i/adi1Sosial Penderita adalah seorang pega"ai s"asta, yang tidak merokok dan tidak memiliki kebiasaan minum alkohol, dan secar psikologis memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan di tempat kerja. III. P m +i&saan Fisi& 2ital Sign Keadaan umum ' baik Kesadaran 5adi Respirasi (emperatur Status 3 n +al Kepala +ata (&( Ceher ' normo cephali ' anemis -E-, ikterus -E' F status lokalis ' kelenjar limfe dalam batas normal kelenjar parotis dalam batas normal kelenjar tiroid dalam batas normal (horak 3bdomen 4kstremitas T linga !aun telinga ' ' 8or ' .#.$ tunggal reguler, murmur (-) Po ' ves GEG, rh-E-, "7-E' dalam batas normal ' dalam batas normal Kanan normal Ki+i normal #@ ' compos mentis ' B, :E menit ' $# :E menit ' ,0,)o 8 (ekanan darah ' #$@EB@ mm&g

Status Lo&alis THT

Ciang telinga !ischarge (umor

' ' '

lapang (-) intak (-)

lapang (-) intak (-)

+embran timpani' (es pendengaran

.uara bisik' tidak dievaluasi Rinne <eber 'GEG ' lateralisasi (-)

.ch"abach ' 5 E 5 (es keseimbangan' tidak dievaluasi Kelenjar limfe ' pembesaran( H) Hidung &idung luar 8avum nasi .eptum !ischarge +ukosa (umor .inus Konka Koane T nggo+o& !ispneu .ianosis +ukosa !inding post. .tridor .uara (onsil ''' merah muda ' granulasi (-) ' (-) ' normal ' ($E($ &iperemis I E I !etritus I E I Kripte melebar E melebar ## ' ' ' ' ' ' ' ' ' Kanan normal sempit deviasi(-) pucat normal kongesti (hipertropi) normal normal Ki+i normal lapang deviasi(-) pucat normal dekongesti

La+ing 4piglotis Plica ventricularus Plica vocalis Plica glotis I2. * sum Penderita "anita, umur ,$ tahun, &indu, ali datang dengan keluhan pilek-pilek yang dirasakan sejak satu tahun yang lalu yang sifatnya hilang timbul terjadi setiap pagi hari setelah bangun tidur dan keluhan berkurang pada "aktu siang hari, dengan konsistensi ingus encer dan ber"arna bening. Keluhan ini semakin memberat sejak dua minggu yang lalu dengan betambah banyaknya ingus yang keluar sehingga membuat penderita merasa tidak nyaman dan sedikit menganggu aktivitas penderita. Keluhan ini juga disertai dengan keluhan hidung tersumbat yang lebih sering terjadi pada satu sisi hidung secara bergantian yang berlangsung kurang lebih satu jam dan gejala dirasakan membaik saat siang hari. (erkadang penderita juga bersin-bersin, terutama pada "aktu pagi hari setelah bangun tidur, dengan frekuensi rata-rata empat kali tiap pagi. Keluhan rasa gatal di hidung, tenggorok, mata dan telinga disangkal oleh penderita. Penderita belum pernah berobat terkait dengan keluhannya ini. Penderita tidak pernah menderita penyakit alergi, asma dan menyangkal pernah mengalami stres, kecemasan, trauma dan operasi. (idak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama. Status lo&alis THT 0 (elinga (enggorok &idung &idung luar 8avum nasi .eptum !ischarge +ukosa (umor ' ' ' ' ' ' ' dalam batas normal ' dalam batas normal Kanan normal sempit deviasi(-) pucat Ki+i normal lapang deviasi(-) pucat #$ ' tidak dievaluasi ' tidak dievaluasi ' tidak dievaluasi ' tidak dievaluasi

.inus Konka Koane 2.

' ' '

normal kongesti (hipertropi) normal

normal dekongesti normal

Diagnosis Banding a. b. c. Rinitis vasomotor Rinitis alergika Rinitis akut infeksiosa

2I.

Usulan P m +i&saan ' pemeriksaan sekret hidung, tes kulit, laboratorium darah rutin ' Rinitis vasomotor

2II. Diagnosis K +4a 2III. P natala&sanaan (erapi '

Pseudoefedrin , : # tab ecomb 8 # : # tab K14 ' I5. P+ognosis ' dubius at bonam hindari faktor pencetus timbulnya penyakit hindari tempat-tempat dengan kelembaban tinggi dan minum minuman dingin memakai pakaian yang cukup tebal saat udara dingin olahraga teratur untuk meningkatkan kondisi badan

#,

BAB " PE6BAHASAN Rinitis vasomotor merupakan suatu sindrom pada hidung dengan gejala hidung tersumbat berulang disertai pengeluaran sekret yang encer serta bersin-bersin. 4tiologi yang pasti belum diketahui, tetapi diduga akibat gangguan fungsi vasomotor pada hidung yaitu adanya gangguan fisiologik pada lapisan mukosa hidung yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas saraf parasimpatis yang dominan terhadap saraf simpatis. #,, .araf otonom mukosa hidung berasal dari n.vidianus yang mengandung serat saraf simpatis dan serat saraf parasimpatis. Rangsangan pada saraf parasimpatis menyebabkan dilatasi pembuluh darah dalam konka serta meningkatkan permeabilitas kapiler dan sekresi kelenjar. .edangkan rangsangan pada serat saraf simpatis menyebabkan efek sebaliknya. Pada penderita rinitis vasomotor, mekanisme pengatur ini hiperaktif dan cenderung saraf parasimpatis lebih aktif.# Pada kasus diatas didapatkan penderita datang dengan keluhan pilek-pilek setiap pagi hari bersifat encer dan bening, disertai hidung tersumbat pada satu sisi bergantian kanan dan kiri, serta bersin-bersin. &al ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bah"a gejala yang didapat pada rinitis vasomotor ialah hidung tersumbat, bergantian kiri dan kanan, tergantung pada posisi pasien, pengeluaran sekret atau rinore yang mukus atau serus yang kadang-kadang agak banyak. %ntuk mengetahui gejala yang timbul pada rhinitis vasomotor perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan siklus nasi, yaitu kemampuan untuk dapat bernafas dengan tetap normal melalui rongga hidung yang berubah-ubah luasnya.# Keluhan pilek dan hidung tersumbat sebenarnya sudah dirasakan penderita sejak satu tahun yang lalu dan memberat sejak dua minggu yang lalu. Keluhan ini biasanya timbul pada "aktu pagi hari, ketika bangun tidur dan keluhan berkurang pada "aktu siang hari. &al ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bah"a gejala rinitis vasomotor dapat memburuk pada pagi hari "aktu bangun tidur oleh karena adanya perubahan suhu yang ekstrim dan udara lembab. Perubahan ha"a dingin sebagai trauma fisik akan menyebabkan lymphocyte atau plasma cell melepaskan mediator kimia"i yang secara farmakologik bersifat vasoaktif dengan akibat vasodilatasi, meningkatnya permeabilitas pembuluh darah kapiler, edema dan sekresi kelenjar seromucinous. erdasarkan gejala yang menonjol, kelainan ini dibagi dalam dua golongan, yaitu golongan rinore (sneezers) dan golongan #)

obstruksi (blockers). Prognosis dari pengobatan golongan obsruksi lebih baik daripada golongan rinore. >olongan rinore sangat mirip dengan rhinitis alergika sehingga diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti untuk memastikan diagnosanya.#,) Pada penderita ini terkadang juga timbul bersin-bersin, terutama pada "aktu pagi hari, frekuensi rata-rata empat kali setiap pagi. Kelainan ini mempunyai gejala yang mirip dengan rinitis alergika, tetapi pada rinitis vasomotor gejala bersin-bersin lebih jarang, dan tidak disertai rasa gatal pada mata, rongga hidung serta tenggorokan. Keluhan rasa gatal di hidung, tenggorok, mata dan telinga disangkal oleh penderita. .elain itu penderita juga tidak memiliki ri"ayat alergi. Keluhan panas badan tidak ada, ini menyingkirkan kemungkinan rinitis akut infeksiosa karena rinitis vasomotor bukan merupakan radang yang disebabkan oleh bakteri ataupun virus sehingga tidak menimbulkan tanda khas radang akut. Keluhan nyeri pada sekitar "ajah dan gangguan telinga disangkal oleh penderita. &al ini untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyulit sinusitis paranasalis dan otitis media pada penderita ini. 3da beberapa factor pencetus yang diduga mempengaruhi keseimbangan rhinitis vasomotor yaitu'#,, =aktor fisik seperti iritasi oleh asap rokok, udara dingin, kelembaban udara yang tinggi, serta bebauan yang menyengat. =aktor endokrin, seperti kehamilan, masa pubertas, pemakaian kontrasepsi oral, dan hipotiroidisme. =aktor psikis, seperti rasa cemas, konflik ji"a dan stress. 9bat-obatan yang menekan dan menghambat kerja saraf simpatis antara lain' ergotamine, chlorproma7ine, obat anti hipertensi dan obat vasokonstriktor topikal. !ari anamnesis terhadap penderita diatas didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor fisik seperti udara dingin, kelembaban udara yang tinggi, karena gejala hidung tersumbat, pilek, dan bersin-bersin timbul pada pagi hari saat udara dingin dan lembab. !ari ri"ayat pengobatan penderita tidak ada penggunaan obat vasokonstriktor topikal dalam jangka "aktu lama. &al ini menyingkirkan kemungkinan adanya rinitis medikamentosa. Penderita juga tidak mempunyai ri"ayat hipertensi, sehingga penggunaan obat-obat anti hipertensi yang bekerja menekan dan menghambat kerja saraf simpatis bisa diabaikan. =aktor psikis seperti rasa cemas dan tegang disangkal oleh penderita.# !ari pemeriksaan fisik menggunakan rinoskopi anterior ditemukan adanya kavum nasi yang sempit pada hidung kanan, dengan konka yang kongesti di hidung kanan dengan mukosa yang pucat di hidung kanan dan kiri. &al ini sesuai dengan tanda pada rinitis #/

vasomotor berupa edema mukosa hidung, konka ber"arna merah gelap atau merah tua (karakteristik), tetapi dapat pula pucat. &al ini perlu dibedakan dengan rhinitis alergi. Permukaan konka dapat licin atau berbenjol-benjol (tidak rata).# Pemeriksaan laboratorik dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rhinitis alergi. Kadang-kadang ditemukan eosinofil pada sekret hidung, akan tetapi dalam jumlah sedikit. (es kulit biasanya negatif, bila tes ini hasilnya positif, biasanya hanya kebetulan. !iagnosis penyakit ini biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis yang lengkap dan pemeriksaan fisik status lokalis (&(. !ari anamnesa dicari faktor pencetusnya dan disingkirkan kemungkinan rinitis alergi.# Pengobatan pada rinitis vasomotor bervariasi, tergantung pada faktor penyebab dan gejala yang menonjol antara lain' menghindari penyebab, pengobatan simptomatis dengan obat-obat dekongestan oral, diatermi, kauterisasi konka yang hipertropi dengan memakai larutan 3g59, $/ ? atau triklorasetat pekat. !apat juga diberikan kortikosteroid topikal, misalnya budesonid, dua kali sehari dengan dosis #@@-$@@ mikrogram sehari. !osis dapat ditingkatkan sampai )@@ mikrogram sehari. &asilnya akan terlihat setelah pemakaian paling sedikit selama $ minggu. .aat ini terdapat kortikosteroid topikal baru dalam larutan aAua seperti flutikason propionat dengan pemakaian cukup satu kali sehari dengan dosis $@@ mcg. 9perasi dengan cara bedah beku, elektrokauter atau konkotomi konka inferior. 5eurektomi n.vidianus, yaitu dengan melakukan pemotongan pada n.vidianus, bila dengan cara diatas tidak memberikan hasil. 9perasi ini tidaklah mudah, dapat menimbulkan komplikasi seperti sinusitis, diplopia, buta, gangguan lakrimasi, neuralgia atau anestesi infraorbita dan anestesis palatum. Pada penderita ini diberikan K14 agar penderita menghindari faktor pencetus timbulnya penyakit, menghindari tempat-tempat dengan kelembaban tinggi, menghindari minum minuman dingin, memakai pakaian yang cukup tebal saat udara dingin dan berolahraga secara teratur untuk meningkatkan kondisi badan. Penderita mendapatkan pengobatan simtomatis dekongestan yaitu Pseudoefedrin , : # tablet, dan vitamin 8 #:# tablet

#0

BAB # *IN3KASAN (elah dilaporkan kasus penderita "anita, umur ,$ tahun, &indu, ali datang dengan keluhan pilek-pilek yang dirasakan sejak satu tahun yang lalu yang sifatnya hilang timbul terjadi setiap pagi hari setelah bangun tidur dan keluhan berkurang pada "aktu siang hari, dengan konsistensi ingus encer dan ber"arna bening. Keluhan ini semakin memberat sejak dua minggu yang lalu dengan betambah banyaknya ingus yang keluar sehingga membuat penderita merasa tidak nyaman dan sedikit menganggu aktivitas penderita. Keluhan ini juga disertai dengan keluhan hidung tersumbat yang lebih sering terjadi pada satu sisi hidung secara bergantian yang berlangsung kurang lebih satu jam dan gejala dirasakan membaik saat siang hari. (erkadang penderita juga bersin-bersin, terutama pada "aktu pagi hari setelah bangun tidur, dengan frekuensi rata-rata empat kali tiap pagi. Keluhan rasa gatal di hidung, tenggorok, mata dan telinga disangkal oleh penderita. Penderita belum pernah berobat terkait dengan keluhannya ini. Penderita tidak pernah menderita penyakit alergi, asma dan menyangkal pernah mengalami stres, kecemasan, trauma dan operasi. (idak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama. !ari pemeriksaan rinoskopi anterior didapatkan' hidung luar kanan-kiri normal, cavum nasi kanan sempit, kiri lapang. (idak ada deviasi septum, tidak ada discharge, sinus kanan-kiri normal. Konka kanan kongesti, kiri dekongesti, dengan mukosa pucat kanan dan kiri !ari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis kerja rinitis vasomotor. Penatalaksanaan dengan terapi simptomatis dan K14 agar penderita menghindari faktor pencetus timbulnya penyakit, , menghindari tempat-tempat dengan kelembaban tinggi, menghindari minum minuman dingin, memakai pakaian yang cukup tebal saat udara dingin dan berolahraga secara teratur untuk meningkatkan kondisi badan.

#2

Da!ta+ Pusta&a

#. .oepardi 43, uku 3jar (elinga hidung (enggorokan KC, 4disi kelima, =akultas Kedokteran %niversitas 1ndonesia , ;akarta,$@@#. $. 3dams, oies,&igler, uku 3jar Penyakit (&(,4disi 0, Penerbit uku Kedokteran 4>8,;akarta,#DD2. ,. -asomotor Rhinitis (-+R), http !!www. "uckland "lergy #linic $asomotor %hinitis.com, 3kses / 3pril $@@/ ). -asomotor Rhinitis, http !!www. &rookwood '() "sosiates. com, 3kses / 3pril $@@/ /. -asomotor Rhinitis, http !!www. *+c,esson #linical %eference -roducts.com, 3kses / 3pril $@@/

#B

Anda mungkin juga menyukai