Anda di halaman 1dari 42

7 ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK BOLAK-BALIK Generator menghasilkan energi listrik.

Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 S ebagian besar energi listrik yang digunakan sekarang dihasilkan oleh generator listrik dalam bentuk arus bolak-balik. Arus bolak-balik tersebut dapat dihasilkan dengan induksi magnetik dalam sebuah generator AC. Kalian tentu mengetahui bahwa sebuah generator dirancang sedemikian rupa untuk membangkitkan ggl sinusoida. Apakah ggl sinusoida itu? Bagaimana hubungannya dengan arus dalam induktor, kapasitor, atau resistornya? Untuk lebih mengetahuinya ikutilah pembahasan berikut ini. Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik #%

arus searah, arus bolak-balik, diagram fasor, rangkaian RLC, resistor A. Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai alat-alat seperti dinamo sepeda dan generator. Kedua alat tersebut merupakan sumber arus dan tegangan listrik bolak-balik. Arus bolak-balik atau alternating current (AC) adalah arus dan tegangan listrik yang besarnya berubah terhadap waktu dan dapat mengalir dalam dua arah. Arus bolakbalik (AC) digunakan secara l uas untuk penerangan maupun peralatan elektronik. Dalam bab ini kita akan membahas mengenai hambatan, induktor, dan kapasitor dalam rangkaian arus bolak-balik. Rangkaian Arus Bolak-Balik Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolakbalik yang prinsip kerjanya p ada perputaran kumparan dengan kecepatan sudut w yang berada di dalam medan magnetik. Sumber ggl bolak-balik tersebut akan menghasilkan tegangan sinusoida b erfrekuensi f. Dalam suatu rangkaian listrik, simbol untuk sebuah sumber tegangan . gerak elektrik bolak-balik adalah Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan sebagai fungsi waktu, yaitu: Sumber: Intisari, 2005 Gambar 7.1 Setrika merupakan alat yang menggunakan arus bolak-balik. Generator pada pusat pembangkit listrik modern tidak menghasilkan listrik pada tegangan tinggi yang mencukupi untuk transmisi yang efisien. Tegangan dinaikkan dengan transformator step-up supaya transmisi jarak jauh menjadi efisien. #& Fisika XII untuk SMA/MA V = Vm .sin 2 p .f.t .................................................. (7.1) Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoida. Dengan demikian, arus yang dihasilkan juga sinusoida yang mengikuti persamaan: I = Im.sin 2 p .f.t .................................................... (7.2) dengan Im adalah arus puncak dan t adalah waktu. Untuk menyatakan perubahan yang dialami arus dan

tegangan secara sinusoida, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah diagram vektor yang berotasi, yang disebut diagram fasor. Istilah fasor menyatakan vektor berputar yang mewakili besaran yang berubah-ubah secara sinusoida. Panjang vektor menunjukkan amplitudo besaran, dan vektor ini dibayangkan berputar dengan kecepatan sudut yang besarnya sama dengan frekuensi sudut besaran. Sehingga, nilai sesaat besaran ditunjukkan oleh proyeksinya pada sumbu tetap. Cara ini baik sekali untuk menunjukkan sudut fase antara dua besaran. Sudut fase ini ditampilkan pada sebuah diagram sebagai sudut antara fasor-fasornya.

Gambar 7.2 memperlihatkan diagram fasor untuk arus sinusoida dan tegangan sinusoida yang berfase sama yang dirumuskan pada persamaan (7.1) dan (7.2). Ketika di kelas X kita telah mempelajari dan mengetahui bahwa: Vrms V, I Im I V Vm V = m 2p ........................................................ (7.3) 2 yang menyatakan akar kuadrat rata-rata tegangan. Dan akar kuadrat rata-rata arus, yang dirumuskan: Irms = Im 2 q t Gambar 7.2 Diagram fasor arus dan tegangan berfase sama. ............................................................. (7.4) Nilai rms dari arus dan tegangan tersebut kadang-kadang disebut sebagai nilai efektif . 1. Rangkaian Resistor VR Gambar 7.3(a) memperlihatkan sebuah rangkaian yang hanya memiliki sebuah elemen penghambat dan generator arus bolak-balik. Karena kuat arusnya nol pada saat tegangannya nol, dan arus mencapai puncak ketika tegangan juga mencapainya, dapat dikatakan bahwa arus dan tegangan sefase (Gambar 7.3(b)). Sementara itu, Gambar 7.3(c) memperlihatkan diagram fasor arus dan tegangan yang sefase. Tanda panah pada sumbu vertikal adalah nilai-nlai sesaat. Pada rangkaian resistor berlaku hubungan: VR = Vm .sin 2 p .f.t VR = Vm .sin wt ....................................................... (7.5) Jadi, IR IR VR

R Vm = sin wt R R V = Vm sin wt (a) VR,IR IR VR 0 2p p wt (b) w IR IR,m VR VR,m wt = (c) = Im.sin wt ......................................................... (7.6) Sehingga, pada rangkaian resistor juga akan berlaku hubungan sebagai berikut: Gambar 7.3 (a) Rangkaian dengan sebuah elemen penghambat. (b) Arus berfase sama dengan tegangan. (c) Diagram fasor arus dan tegangan. Vm Vm = Im.R ............................................ (7.7) R V = ef Vef = Ief..R .......................................... (7.8) R Im =

Ief Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik #'

Contoh Soal Dalam rangkaian AC seperti yang diperlihatkan pada gambar, R = 40 , Vm = 100 V, dan frekuensi generator f = 50 Hz. Dianggap tegangan pada ujung-ujung resistor VR = 0 ketika t = 0. Tentukan: a. arus maksimum, R b. frekuensi sudut generator, arus melalui resistor pada t = 1 s, c. I 75 arus melalui resistor pada t = 1 s! 150 d. V =Vm sin wt Penyelesaian: a. Rangkaian resistor murni, Im dapat dicari dengan persamaan: Im = Vm = 100 = 2,5 A R 40 b. Frekuensi sudut anguler ( w ) w = 2. p .f = 2. p .50 = 100 p c. Untuk rangkaian resistor murni, tegangan sefase dengan arus, sehingga untuk V = Vm .sin w t, maka I = Im. sin w t. Persamaan arus sesaat yaitu: I(t) = Im .sin w t = 2,5 sin w t I = (2,5)sin100 p 1 =(2,5)sin 4 p 3 75 1 = 2,5 - 3 2 I d. = - 5 3 A 4 I ( 1 s ) = (2,5)sin100 p 1

150 150 sin 4 p 3 = 3 = 3 = 2 sin p + 1 p kuadran III -sin 1 p -sin 60o = - 1 3

= 2,5(sin 2 p ) sin 2 p = sin p - 1 p kuadran III 3 3 1 = 2,5 3 2 = 5 3 A 4 sin 1 p = sin 60o = 1 3 3 2 3 I Uji Kemampuan 7.1 Tahanan 10 dihubungkan pada ggl sinusoida yang memiliki nilai puncak 48 volt. Tentukan: a. arus rms, b. daya rata-rata, c. daya maksimum! $ Fisika XII untuk SMA/MA

2. Rangkaian Induktif Gambar 7.4 memperlihatkan sebuah rangkaian yang hanya mengandung sebuah elemen induktif. Pada rangkaian induktif, berlaku hubungan: VL = L V dI L ............................................................. (7.9) dt L V = Vm sin w t = Vm sin wt ...................................................... (7.10) Tegangan pada induktor VL setara dengan tegangan sumber V, jadi dari persamaan (7.9) dan (7.10) akan diperoleh: dI L = Vm.sin wt dt V dIL = m sin wt dt L V dIL = - m cos wt .............................................. (7.11) wL (a) VL, IL VL IL L diketahui bahwa cos wt = sin p - wt = - sin wt - p , maka 2 2 IL = 0 p Im = Vm V XL= m ........................................... (7.13) XL

Im I ef = Vef V XL = ef ......................................... (7.14) XL I ef 2p wt (b) w VL VL,m wt Vm sin wt - p = Im .sin wt - p ............... (7.12) 2 2 wL Jika w L = 2 p fL didefinisikan sebagai reaktansi induktif (XL), maka dalam suatu rangkaian induktif berlaku hubungan sebagai berikut: VL IL IL,m (c) Gambar 7.4 (a) Rangkaian induktif (b) Arus berbeda fase dengan tegangan (c) Diagram fasor arus dan tegangan yang berbeda fase. Perbandingan persamaan (7.10) dan (7.12) memperlihatkan bahwa nilai VL dan IL ya ng berubah-ubah terhadap waktu mempunyai perbedaan fase sebesar seperempat siklus. Hal ini terlihat pada Gambar 7.4(b), yang merupakan grafik dari persamaan (7.10) dan (7.12). Dari gambar terlihat bahwa V L mendahului I L, yaitu dengan berlalunya waktu, maka VL mencapai maksimumnya sebelum I L mencapai maksimum, selama seperempat siklus. Sementara itu, pada Gambar 7.4(c), pada waktu

fasor berotasi di dalam arah yang berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, maka terlihat jelas bahwa fasor VL,m mendahului fasor IL,m selama seperempat siklus. Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik $

Contoh Soal Sebuah induktor 0,2 henry dipasang pada sumber tegangan arus bolakbalik, V = (20 0.sin 200t) volt. Tentukan persamaan arus yang mengalir pada rangkaian tersebut! Penyelesaian: L = 0,2 H Diketahui: V = (200 sin 200t) volt I L = 0,2 H Ditanya: I = ... ? Jawab: V = 200 sin 200t volt V = Vm.sin w t V = 200.sin 200t Dari persamaan diketahui Vm = 200 volt dan w = 200 rad/s, maka: X L = w .L= (200)(0,2) X L = 40 Im = Vm = 200 XL 40 Im = 5A Dalam rangkaian ini arus tertinggal p rad terhadap tegangan, sehingga: 2 I = p Im.sin w t - I = 5.sin 200t - p ampere 2 2 Uji Kemampuan 7.2

Sebuah induktor 60 mH ditempatkan pada pembangkit AC yang memiliki ggl maksimum 120 volt. Hitunglah reaktansi induktif dan arus maksimum apabila frekuensinya 40 Hz! 3. Rangkaian Kapasitor Gambar 7.6 memperlihatkan sebuah rangkaian yang hanya terdiri atas sebuah elemen kapasitif dan generator AC. Pada rangkaian tersebut berlaku hubungan: Vc = V = Vm .sin wt ................................................. (7.15) Sumber: Fisika Jilid 2, Erlangga, 2001 Gambar 7.5 Berbagai macam kapasitor. $ Fisika XII untuk SMA/MA Dari definisi C diperoleh hubungan bahwa VC = Q/C, maka akan diperoleh: Q = C.Vm.sin wt

VC atau dQ = w .C.Vm.cos wt ...................................... (7.16) dt Diketahui bahwa cos wt = sin wt + p , maka akan 2 IC = C V = Vm sin w t diperoleh: p IC = w .C.Vm .sin w t + = Im.sin wt + p ............. (7.17) 2 2 Jika didefinisikan sebuah reaktansi kapasitif (XC), adalah setara dengan 1 , maka dalam sebuah 1 atau 2pfC wC rangkaian kapasitif akan berlaku hubungan sebagai berikut: Im= Vm XC Ief = V ef XC Vm ...................................... (7.18) Im V

XC= ef ....................................... (7.19) I ef (a) VC,IC IC 0 p wt 2p (b) XC = Persamaan (7.15) dan (7.16) menunjukkan bahwa nilai VC dan LC yang berubah-ubah terhadap waktu adalah berbeda fase sebesar seperempat siklus. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 7.6(b), yaitu VC mencapai maksimumnya setelah IC mencapai m aksimum, selama seperempat siklus. Hal serupa juga diperlihatkan pada Gambar 7.6(c), yaitu sewaktu fasor berotasi di dalam arah yang dianggap berlawanan dengan arah perputaran jarum jam, maka terlihat jelas bahwa fasor VC,m tertinggal terhadap fasor IC,m selama seperempat siklus. VC IC,m w IC VC wt VC,m (c) Gambar 7.6 (a) Rangkaian kapasitif. (b) Perbedaan potensial melalui kapasitor terhadap arus. (c) Diagram fasor rangkaian kapasitif. Contoh Soal Sebuah kapasitor 50 F dihubungkan dengan sumber tegangan arus bolak-balik. Arus yang mengalir pada rangkaian adalah I = (4.sin100t) A. Tentukan persamaan tegangan pada kapasitor itu! Penyelesaian: Diketahui: C = 50 F = 5 10-5 F I = (4.sin100t) A Ditanya: Persamaan tegangan, V = ...? Jawab: I = (Im.sin wt ) A I = (4.sin100t) A

maka, Im = 4 A, dan w = 100 rad/s Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik $!

1 XC = 1 = wC

5
(100)(5 10 ) = 1 5 10-3 3 = 10 = 200 5 Dari persamaan di atas diperoleh: Im = Vm , maka: XC Vm = Im.XC = (4 A)(200 ) = 800 volt V = Vm.sin wt - p 2 = 800.sin 100t - p 2 Kegiatan Tujuan : Mengetahui rangkaian kapasitor dan listrik bolak-balik. Alat dan bahan : Trafo adaptor, kabel penghubung, kapasitor, amperemeter, voltme ter, dan CRO. Cara Kerja: 1. Rangkailah alat dan bahan secara Kapasitor seri sesuai gambar. 2. Bacalah nilai beda potensial pada kapasitor dengan voltmeter yang tersedia. 3. Gambarkan bentuk V c yang ditampilkan oleh CRO.

4. Bacalah nilai beda potensial pada kapasitor dengan CRO yang tersedia. 5. Carilah harga efektif berdasarkan pembacaan CRO. 6. Ulangilah langkah 2 - 4 untuk berbagai jenis kapasitor berdasarkan kapasitasn ya. 7. Carilah harga impedansi induktor bilamana f = 60 Hz berdasarkan harga kapasitansi yang tercantum pada kapasitor. 8. Catatlah hasil percobaan dengan mengikuti format tabel berikut ini. No. $" + 8c Fisika XII untuk SMA/MA T ampilan CRO 8cCRO 1R 8c/1c C 1 pf + 2

Diskusi: 1. Gambarkanlah bentuk grafik yang ditampilkan oleh rangkaian kapasitor sederhana sesuai dengan percobaan! 2. Berapakah Vc efektifnya? V 1 3. Apakah nilai Xc = 2 pfC = c ? IR 4. Tulislah kesimpulan dari percobaan yang telah kalian lakukan! Uji Kemampuan 7.3 Sebuah kapasitor 8 F dan sebuah resistor 100 ohm disusun seri dan dihubungkan dengan sumber tegangan AC. Jika Vm adalah 160 volt dan frekuensi tentukan: a. impedansi rangkaian, b. kuat arus maksimum, c. sudut fase antara tegangan dan arus! 120 Hz, p 4. Rangkaian Seri RLC Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai rangkaian-rangkaian R, C, dan L yang dihubungkan terpisah. Maka pada bagian ini kita akan membahas sebuah rangkaian seri yang di dalamnya terdapat ketiga elemen tersebut, yang sering disebut rangkaian seri RLC, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.7. Berdasarkan persamaan (7.1), tegangan gerak elektrik untuk Gambar 7.7 diberikan oleh persamaan: V = Vm.sin wt .................................................... (7.20) VC C VR R L VL V = Vm sin wt Gambar 7.7 Sebuah rangkaian seri RLC. Arus (tunggal) di dalam rangkaian tersebut adalah: I = Im.sin (wt - f) .............................................. (7.21) Dengan w adalah frekuensi sudut tegangan gerak elektrik bolak-balik pada persamaan (7.20). Im adalah amplitudo arus dan f menyatakan sudut fase di antara arus bolakbalik pada persamaan (7.21) d an tegangan gerak elektrik pada persamaan (7.20). Pada Gambar 7.7 tersebut akan berlaku persamaan:

V = VR + VC + VL .................................................... (7.22) Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik $#

VL1,m VL Setiap parameter merupakan kuantitas-kuantitas yang berubah-ubah terhadap waktu secara sinusoida. Diagram fasor yang diperlihatkan pada Gambar 7.8 menunjukkan nilai-nilai maksimum dari I, VR, VC, dan VL. Proyeksiproyeksi fasor pada sumbu v ertikal adalah sama dengan V, seperti yang dinyatakan pada persamaan (7.22). Sebaliknya, dinyatakan bahwa jumlah vektor dari amplitudo-amplitudo fasor VR,m, VC,m, dan VL,m menghasilkan sebuah fasor yang am plitudonya adalah V pada persamaan (7.20). Proyeksi V m pada sumbu vertikal, merupakan V dari persamaan (7.20) yang berubah terhadap waktu. Kita dapat menentukan Vm pada Gambar 7.9, yang di dalamnya telah terbentuk fasor VL,m - VC,m. Fasor tersebut tegak lurus pada VR,m, sehingga akan diperoleh: Im VR1,m VR VC1,m VC Gambar 7.8 Diagram fasor yang bersesuaian dengan Gambar 7.7. Vm = V 2 R,m + ( L,m - V C, m )2 V (I m R )2 + (I m X L - I m X C )2 = Vm = Im R 2 + (X L - X C )2 ..................................... (7.23) Kuantitas yang mengalikan I m disebut impedansi (Z) rangkaian pada Gambar 7.7. Jadi, dapat dituliskan: Vm ............................................................... (7.24) Z 1 Diketahui bahwa XL = wL dan XC = . Maka dari wC Im = persamaan (7.23) dan (7.24) akan diperoleh: Vm Im = VL 1,m

Vm Im VL 1,m - VC1,m F wt Gambar 7.9 Diagram fasor memperlihatkan hubungan antara V dan I pada persamaan (7.20) dan (7.21). $$ Fisika XII untuk SMA/MA 2 ..................................... (7.25) Untuk menentukan sudut fase f di antara I dan V, dapat dilakukan dengan membandingkan persamaan (7.20) dan (7.21). Dari Gambar 7.7 dapat kita tentukan bahwa sudut f dinyatakan: VL,m - VC,m I m (X L - X C ) = VR,m I mR X - XC = L .................................................. (7.26) R tan f = tan f VC1,m R 2 + wL - 1 wC Pada Gambar 7.9 menunjukkan nilai XL > XC, yaitu bahwa rangkaian seri dari Gambar 7.7 lebih bersifat induktif daripada bersifat kapasitif. Pada keadaan ini Vm mendahului I m (walaupun tidak sebanyak seperempat siklus seperti pada rangkaian induktif murni dari Gambar 7.3. Sudut fase f pada persamaan (7.26) adalah positif.

Tetapi, jika XC > XL, maka rangkaian tersebut akan lebih bersifat kapasitif daripada bersifat induktif, dan Vm akan tertinggal terhadap I m (walaupun tidak sebanyak seperempat siklus seperti pada rangkaian kapasitif murni). Berdasarkan perubahan ini, maka sudut f pada persamaan (7.26) akan menjadi negatif. Contoh Soal 1. Rangkaian seri RLC, dengan masing-masing R = 30 L = 0,6 H R = 30 , L = 0,6 H, dan C = 500 F dipasang pada sumber tegangan bolak-balik dengan I V = (200.sin100t) volt. Tentukan: a. impedansi rangkaian, V = 200 sin 100t b. persamaan arus pada rangkaian! Penyelesaian: Diketahui: Rangkaian seri RLC R = 30 , L = 0,6 H, C = 500 F = 5 10-4 F V = (200.sin100t) volt Ditanyakan: a. Z = ... ? b. Persamaan I = ... ? Jawab: a. V = Vm.sin wt Vm = 200 V = (200 sin 100t) volt w = 100 rad/s X L = wL = (100)(0,6) = 60 XC = = = C = 500 F 1 wC 1 (100)(5 10-4 ) 1 5 10-2 100 = = 20 5 Z = R 2 + (X L - X C )2 302 + (60 - 20)2 = 50 = b. Im =

Vm = 200 = 4 A 50 Z XL > XC, rangkaian bersifat induktif atau tegangan mendahului arus dengan beda fase 0. Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik $%

tan f = = XL - XC R 60 - 20 = 40 = 4 30 3 30 f o = 53o = 53 p rad I = Im.sin( wt - f ) I = 4.sin 100t - 53 p 180 180 2. Hambatan R, induktor L, dan kapasitor C, masing-masing mempunyai nilai 300 ; 0,9 H; dan 2 F . Ketiga komponen listrik tersebut dihubungkan seri dan diberi tegangan efektif AC sebesar 50 volt dengan kecepatan sudut 1.000 rad/s. Tentukan: a. impedansi rangkaian, c. tegangan pada L, b. arus efektif rangkaian, d. tegangan pada C! Penyelesaian: Diketahui: R = 300 L = 0,9 H C = 2 F = 2 10-6 F Vef = 50 V w = 1.000 rad/s Ditanya: a. Z = ... ? c. VL = ... ? d. VC = ... ? b. I ef = ... ? Jawab: a. R 2 + (X L - X C )2 Z = reaktansi induktif: XL = wL = 1.000 rad/s 0,9 H= 900 reaktansi kapasitif: XC = XC =

1 1 = wC (1.000)(2 10-6 ) 3 1 = 10 = 500 2 2 10-3 = 3002 + (900 - 500)2 = Z 90.000 + 160.000 = 250.000 Z = 500 V b. Arus efektif 50 V I ef = V = Z 500 = 0,1 A c. VL = I . XL = (0,1 A)(900 ) = 90 volt d. VC = I . XC = (0,1 A)(500 ) = 50 volt $& Fisika XII untuk SMA/MA

Kegiatan Tujuan : Mengetahui rangkaian seri RLC. Alat dan bahan : Trafo adaptor, kabel penghubung, resistor, induktor, kapasitor, amperemeter, voltmeter, dan CRO. Cara Kerja: 1. Rangkailah sebuah rangkaian seri sesuai dengan gambar di samping. 2. Bacalah nilai beda potensial pada resistor, induktor, dan kapasitor dengan voltmeter yang tersedia. 3. Gambarlah bentuk grafik VR, VL, dan VC yang ditampilkan CRO. 4. Bacalah nilai beda potensial pada resistor, induktor, dan kapasitor dengan CRO yang tersedia. 5. Carilah harga efektif berdasarkan pembacaan CRO. 6. Ulangilah langkah 2 - 5 untuk berbagai jenis resistor, induktor, dan kapasitor berdasarkan harganya. 7. Carilah nilai impedansi rangkaian. Diskusi: 1. Apakah fase dari ketiga beda potensial pada R, L, dan C adalah sama? Mengapa demikian? 2. Jelaskan yang dimaksud impedansi rangkaian seri! 3. Tulislah kesimpulan dari percobaan yang telah kalian lakukan! Uji Kemampuan 7.4 1. Sebuah rangkaian seri terdiri atas sebuah resistor, sebuah kapasitor, dan seb uah induktor. Rangkaian tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan AC dengan frekuensi f. Jika tegangan efektif yang melintasi resistor, kapasitor, dan induktor masing-masing adalah 5 volt, 10 volt, dan 7 volt. Tentukan: a. tegangan sumber AC, b. faktor daya! 2. Sebuah rangkaian seri yang terdiri atas resistor noninduktif 100 , sebuah kumparan dengan induktansi 0,10 H dan hambatan yang dapat diabaikan, dan kapasitor 20 F , dihubungkan pada sumber daya 110 V/ 60 Hz. Tentukan: (a) arus, (b) daya yang hilang, (c) sudut fase antara arus dan sumber tegangan, dan (d ) pembacaan voltmeter pada ketiga elemen tersebut! Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik $'

B. Daya pada Rangkaian Arus Bolak-Balik Daya sesaat pada sebuah rangkaian seperti yang terlihat pada rangkaian seri RLC seperti ditunjukkan Gambar 7.7 dirumuskan: P(t) = V(t) . I(t) = (Vm.sin wt )(Im.sin( wt - f )) .......................... (7.27) Jika kita mengekspansikan faktor sin( wt - f ) menurut sebuah identitas trigonometri, maka diperoleh: P(t) = (VmIm)(sin wt )(sin wt cos f cos wt sin f ) = VmImsin2 wt cos f VmImsin wt cos wt sin f ..... (7.28) 1 Nilai sin2 wt = dan sin wt cos wt = 0, maka dari persamaan 2 (7.28) kita dapat mencari P(t) = Pav yaitu: Pav = 1 VmImcos f + 0 .......................................... (7.29) 2 I V diketahui Vrms = m dan Irms = m , maka persamaan (7.29) 2 2 menjadi: Pav = Vrms .Irmscos f ................................................ (7.30) Dengan cos f menyatakan faktor daya. Untuk kasus seperti pada Gambar 7.3, memperlihatkan sebuah beban hambat murni, dengan f = 0, sehingga persamaan (7.30) menjadi: Pav = Vrms.Irms ...................................................... (7.31) Contoh Soal R = 400 L = 0,5 H C = 5 F I V = 100 sin 1000t Sumber tegangan bolak-balik dengan V = (100 sin1.000t) volt, dihubungkan dengan rangkaian seri RLC seperti gambar. Bila R = 400 , C = 5 F , dan L = 0,5 H, tentukan daya pada rangkaian! Penyelesaian: Diketahui: V = (100.sin1000t) volt R = 400 C = 5 F = 5 10-6 F L = 0,5 H % Fisika XII untuk SMA/MA

Ditanya: P = ... ? Jawab: Menentukan impedansi rangkaian Persamaan umum V = Vm.sin w t V = (100.sin 1000t) volt maka, Vm = 100 volt w = 1.000 rad/s X L = w .L = (1.000 rad/s)(0,5 H) = 500 XC = 3 1 1 1 = = = 10 -3 -6 5 w.C 5 10 (1.000) (5 10 ) X C = 200 R 2 + (X L - X C )2 4002 + (500 - 200)2 = 160.000 + 90.000 = Z = = Z 250.000 = 500 Kuat arus, I = Faktor daya, f = Vm = 100 = 0,2 A 500 Z 400 = 0,8 500

f = 37 o Dayanya, P = Vm.Im.cos f = (100)(0,2)(0,8) = 16 watt Uji Kemampuan 7.5 1. Rangkaian RLC dengan L = 4 H; C = 4 F ; dan R = 40 , digerakkan oleh sebuah generator dengan ggl maksimum 200 volt dan frekuensi 60 Hz. Hitunglah daya rata-rata yang diberikan oleh generator tersebut! 2. Sebuah sumber tegangan arus bolak-balik 120 V dihubungkan dengan sebuah induktor murni 0,700 H. a. Tentukan arus yang melalui induktor tersebut jika frekuensi sumbernya 60 Hz dan 60 kHz! b. Berapakah daya yang hilang di dalam induktor? Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik %

C. 1,0 Resonansi pada Rangkaian Arus Bolak-Balik L = 100 H C = 100 pH erms = 10 mV 0,9 0,8 R = 10 irms, 1,0 mA 0,7 0,6 w 0,5 0,4 0,3 R = 30 0,2 R = 100 0,1 0,90 0,95 1,00 w,107 rad/s 1,05 1,10 Gambar 7.10 Resonansi dalam rangkaian RLC untuk tiga nilai R berbeda. Rangkaian RLC pada Gambar 7.7 memiliki suatu frekuensi alami dari osilasi, dan menganggap pada rangkaian tersebut bekerja suatu pengaruh luar, yang di dalam kasus ini adalah tegangan gerak elektrik bolak-balik yang diberikan dalam persamaan V = Vm.sin wt , dengan w adalah frekuensi sudut dari gaya penggerak. Respons maksimum, Irms, terjadi bila frekuensi sudut w dari gaya penggerak tersebut persis menyamai frekuensi alami w0 dari osilasi untuk osilasi bebas dari rangkaian tersebut. Nilai maksimum I rms terjadi bila X L = X C dan mempunyai:

Irms, maks = Vrms ......................................................... (7.32) R I rms hanya dibatasi oleh resistansi rangkaian. Jika R 0 , I rms,maks . Dengan memanfaatkan bahwa XL = XC, maka: w .L = w = Nilai Sumber: Tempo, 2005 Gambar 7.11 Menyetel radio merupakan penerapan prinsip resonansi. % Fisika XII untuk SMA/MA 1 w.C 1 .............................................................. (7.33) LC 1 menyatakan sudut alami w0 untuk rangkaian LC dari Gambar 7.7, yaitu nilai Irms maksimum terjadi jika frekuensi w dari gaya penggerak adalah tepat sama dengan frekuensi alami w0 , yang dinyatakan: w = w0 ................................................................... (7.34) Kondisi pada persamaan (7.34) disebut resonansi. Resonansi pada rangkaian RLC dari Gambar 7.7 ditunjukkan oleh Gambar 7.8, di mana grafik hubungan Irms terhadap w untuk nilai-nilai Vm, C, dan L yang tetap terjadi tetapi untuk tiga nilai R yang berlainan. Dalam kehidupan sehari-hari kita menerapkan prinsip ini pada saat menyetel sebuah radio. Dengan memutar kenop (tombol), kita menyesuaikan frekuensi alami w0 dari sebuah rangkaian dalam radio dengan frekuensi w dari sinyal yang dipancarkan oleh antena stasiun, sampai persamaan (7.34) terpenuhi.

Contoh Soal Hitunglah frekuensi resonansi dari sebuah rangkaian dengan hambatan yang diabaik an mengandung induktansi 40 mH dan kapasitansi 600 pF! Penyelesaian: L = 40 mH = 40 10-3 H Diketahui: C = 600 pF = 600 10-12 F Ditanyakan: f 0 = ...? Jawab: f0 = 1 1 = = 3,2 104 Hz. -3 -12 2p LC 2p (40 10 H)(600 10 F) Uji Kemampuan 7.6 Seorang penguji memiliki kumparan dengan induktansi 3 mH dan berkeinginan untuk membuat suatu rangkaian yang frekuensi resonansinya adalah 1 mHz. Berapakah seharusnya nilai kapasitor yang digunakan? Percikan Fisika Memilih Gelombang Radio Dalam rangkaian sebuah radio penerima, kapasitor dapat berfungsi sebagai pemilih gelombang radio. Suatu nilai kapasitansi tertentu berhubungan dengan panjang gelombang yang diterima radio. Nilai kapasitansi pada kapasitor dalam rangkaian sebuah radio dapat diubah. Kapasitor yang memiliki nilai kapasitansi yang dapat diubah disebut kapasitor variabel. Fiesta Fisikawan Kita Michael Faraday (1791 - 1867) Ahli fisika dan kimia berkebangsaan Inggris, yang lahir di Newington Butts pada tanggal 22 September 1791 dan meninggal pada tanggal 25 Agustus 1867 di Hampton Court. Ia adalah asisten Davy dan Felow dari Royal Society, yang sekaligus direktur Royal Institut. Penemuannya antara lain benzen benzol (1825), induksi elektromagnetik (1831), Hukum Elektrolisis (1833), pengaruh zantara terhadap gejala elektrostatika (1837), dan efek Faraday (1845). Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik %!

Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya dalam rangkaian berubah-ubah dengan selang yang teratur, yang ditimbulkan oleh gaya gerak listrik yang berubah-ubah. Tegangan dan arus yang dihasilkan oleh generator AC berbentuk sinusoida, yang dinyatakan: V = Vm.sin wt I = Im.sin wt asor menyatakan vektor berputar yang mewakili besaran yang berubah-ubah secara sinusoida. Panjang vektor menunjukkan amplitudo besaran. Pada rangkaian resistor berlaku hubungan: Vm = Im.R Dalam rangkaian induktif berlaku hubungan: Vm = Im.XL Pada rangkaian kapasitor berlaku hubungan: Vm = Im.XC Rangkaian seri RLC mempunyai persamaan: Vm = Im R 2 + (X L - X C )2 Jika f adalah beda sudut fase antara tegangan dan arus, maka: tan f = XL - XC R Daya pada rangkaian AC didefinisikan dalam persamaan: 1 Pav = V I cos f = VrmsIrmscos f 2 mm Resonansi pada rangkaian AC terjadi jika frekuensi sudut sama dengan frekuensi alami. w = w0 dengan w0 setara dengan 1 . LC Uji Kompetensi A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Tegangan suatu rangkaian ketika diukur dengan osiloskop adalah 220 volt. Bila tegangan rangkaian tersebut diukur lagi dengan menggunakan voltmeter AC, maka angka yang ditunjukkannya adalah . a. 110 V d. 220 3 V e. 440 V b. 110 2 V c. 220 2 V %"

Fisika XII untuk SMA/MA

2. Pada rangkaian arus bolak-balik yang hanya mengandung induktor murni, maka antara arus dan tegangan berlaku . a. V sefase dengan I b. V mendahului I sebesar p 2 c. V mendahului I sebesar p d. I mendahului V sebesar p 2 . I mendahului V sebesar p 3. Sebuah induktor 50 mH dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi sudut 300 rad/s. Besar reaktansi induktif adalah . a. 25 b. 20 c. 15 d. 1,5 e. 0,15 4. Sebuah hambatan murni dialiri arus bolak-balik I = Im .sin wt . Pada saat sudut fasenya 30o menghasilkan tegangan 100 volt. Jika sudut fasenya 135o, maka tegangan yang dihasilkan adalah ... . a. 50 volt b. 100 volt c. 100 2 volt d. 100 3 volt e. 200 volt 5. Rangkaian seri RLC dengan R = 1.000 ; L = 0,5 H; dan C = 0,2 F , dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik yang frekuensi angulernya 500 rad/s. Hasil impedansi rangkaian tersebut mendekati ... . a. 100 b. 500 c. 1.600 d. 1.800 e. 2.600 6. Sebuah kapasitor dengan kapasitas 100 F dihubungkan dengan tegangan arus bolak-balik 110 V/ 50 Hz. Reaktansi kapasitif yang timbul pada kapasitor adalah ... . a. 500 p d. b. 500 2p

.
c. 50 p 50 2p 5 p

Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik %#

7. Lima buah kapasitor, masing-masing kapasitasnya 2C F dirangkai seri. Rangkaian ini dipasang pada sumber tegangan bolak-balik dengan kecepatan sudut w rad/s. Reaktansi kapasitifnya adalah ... . a. b. c. d. e. 5 2wC 2 5wC 5wC 2 2wC 5 1 10wC 8. Rangkaian seri RLC dihubungkan dengan sumber tegangan dan memenuhi persamaan V = (100 2 sin100t) V. Besar hambatan murni 600 , induktansi diri kumparan 2 H, dan kapasitas kapasitor 10 F . Daya rangkaian adalah ... a. 6 W b. 8 W c. 10 W d. 12 W e. 14 W 9. Jika dalam rangkaian seri RLC terjadi resonansi, maka ... . a. XL = 1 dan Z maksimum XC b. XL = XC dan Z maksimum c. L= 1 dan Z = R wC 1 dan Z maksimum wC XL = 1 dan Z minimum wC d. L = e. 10. Rangkaian seri R = 40 ; L = 0,1 H; dan C = 100 F dipasang pada sumber tegangan bolak-balik dengan frekuensi 100 Hz. Impedansi rangkaian adalah ... a. b.

c. d. e. %$ 20 30 40 50 110 Fisika XII untuk SMA/MA p

B. Jawablah dengan singkat dan benar! 1. Sebuah resistor, sebuah kapasitor, dan sebuah induktor disusun seri dan dihubungkan dengan sebuah sumber AC dengan frekuensi f. Tegangan efektif yang melintasi resistor, kapasitor, dan induktor berturut-turut adalah 10 V, 20 V, dan 14 V. Hitunglah: a. tegangan sumber AC, b. sudut fase antara tegangan dan arus, c. faktor daya! 2. Frekuensi resonansi suatu rangkaian seri LC adalah 105 Hz. Kapasitansi C memiliki nilai 0,1 F dan hambatan komponen dapat dianggap kecil. Tentukan induktansi L rangkaian! 3. Suatu rangkaian seri RLC dengan L = 0,4 H diberi tegangan sebesar 200 V, 50 Hz, hingga menghasilkan daya maksimum. Berapa besar kapasitas p kaasitornya? 4. Rangkaian seri RLC dengan R = 1.600 , L = 400 mH, dan C = 10 F dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik yang frekuensinya dapat diatur. Hitunglah: a. frekuensi resonansi rangkaian, b. impedansi rangkaian dalam keadaan resonansi! XL = 4 5. R = 45 90 V 60 Hz XC = 4 Berdasarkan gambar di atas, tentukan arus dan tegangan yang ditunjukkan oleh amperemeter (A ) dan voltmeter (V )! Bab 7 Arus dan Tegangan Listrik Bolak-Balik %%

PETA KONSEP Bab 8 Radiasi Benda Hitam Radiasi benda hitam Radiasi panas Intensitas radiasi Hukum Pergeseran Wien Model atom Bohr Hukum Radiasi Planck Kuantisasi energi Efek fotolistrik Gejala Compton && Fisika XII untuk SMA/MA

Anda mungkin juga menyukai