Anda di halaman 1dari 7

Belajar Cinta di Ujung Timur Indonesia

Pada malam hari ini Robert yang merupakan anak rantau dari Medan dan mempunyai darah keturunan Tionghoa sedang bersiap-siap untuk keberangkatan menuju suatu daerah di Timika, Papua. ia adalah seorang mahasis!a teknik "# di salah satu uni$ersitas ternama di %ota Bandung, sekarang dia sedang berada di tingkat akhir masa-masa kuliahnya. "ekarang dia sedang menjalin kasih dengan "tephanie, seorang !anita %atolik dari salah satu kampus s!asta di %ota Bandung. "ebenarnya Robert berasal dari keluarga Buddha yang taat, yang dari ke&il dia sudah di!anti-!anti oleh orang tuanya agar men&ari pasangan hidup haruslah beretnis Tionghoa dan beragama Buddha juga. 'amun Robert memiliki jalan pemikiran sendiri, dia memilih "tephanie yang notabenenya adalah seorang %atolik dan beretnis (a!a-Tionghoa. Bukan karena semata-mata !anita tersebut mempunyai paras yang indah, tapi "tephanie memiliki kepribadian yang luar biasa di mata Robert. )upakan sejenak mengenai kekasih dan latar belakang keluarga Robert. "elain mempersiapkan barang-barang untuk keberangkatan ke Papua, dia juga harus mempersiapkan beberapa ilmu yang sudah dilupakannya semasa a!al-a!al kuliah. Maklum, Robert adalah mantan pe&andu miras dan obat-obatan terlarang sejak masuk kuliah, beruntung dia mengenal "tephanie pada saat kuliah. Robert bertemu "tephanie saat keduanya berada di klub malam, namun dengan alasan yang berbeda. "tephanie berada di klub malam hanya untuk malam itu saja, karena dia diminta saudaranya untuk menemani dalam pesta ulang tahun ka!an yang kebetulan berada di klub malam tersebut, sedangkan Robert berada di sana karena memang itulah yang dilakukan setiap minggunya untuk melepas penat. "etelah mempersiapkan semuanya, Robert beristirahat dahulu karena memang besok harus berkumpul pagi-pagi benar di depan kampus. alam perjalanan ke Papua ini dia berangkat bersama empat rekannya yang adalah teman satu kampus Robert. Mereka mendapat tugas untuk mensur$ey suatu daerah di Papua yang hasilnya nanti akan dipakai oleh seorang dosen untuk keperluan penelitian. %eempat temannya ini berturut-turut adalah *akobus, (ordi, +ri,in, dan Radit. *akobus adalah seorang Protestan keturunan Tionghoa, anak seorang janda yang telah ber&erai dengan suaminya. (ordi adalah seorang %atolik beretnis (a!a yang berasal dari keluarga berada. "edangkan +ri,in dan Radit adalah Muslim yang berasal etnis Minangkabau. "ingkat kata pada pukul delapan pagi, Robert dan keempat temannya sudah berada di Bandara "oekarno -atta. %arena pesa!at berangkat pukul #../., mereka memutuskan untuk makan pagi terlebih dahulu di suatu restoran &epat saji di dalam bandara. "esampainya di restoran &epat saji tersebut dan mendapatkan makanan mereka mulai mengobrol satu sama lain. %ali ini +ri,in yang memulai pembi&araan setelah dia melihat sekelompok anak muda yang semuanya ber!ajah oriental keluar dari restoran &epat saji tersebut. 0Bert, Bus, kenapa sih kalau orang Chinese demennya kumpulnya ama orang Chinese lagi...kok jarang ya yang gabung bareng pribumi gitu1, tanya +ri,in sopan. 0Mungkin gara-gara mereka dari sekolah bareng-bareng kali, kan kalau sekolah atau kampus s!asta %risten atau %atolik kan emang rata-rata isinya orang Chinese, kalau gue ga

ketrima di uni$ersitas negri terus masuk s!asta..ya jadinya kaya gitu lagi1, ja!ab *akobus santai. 0Tapi ga bisa dipungkiri sih, rata-rata orang tua yang keturunan Chinese pasti minta ke anaknya supaya kalau maen ama pribumi supaya jaga jarak atau apalah, alasannya banyak, takut ketularan males lah, takut dijahatin lah, dan banyaklah, padahal kan itu gimana orangnya aja dong. 2a tau nih kalau ortu g! tau kalau si "tephanie ada keturunan (a!a-nya, terus dia bukan Buddha lagi, pasti kagak bakal diijinin tuh ama ortu gue1, tambah Robert. 03alah, persis tuh kasusnya pas gue "M+ dulu, gara-gara pa&ar gue orang Batak..bapa gue suruh gue mutusin dia. %enapa kuno banget gitu deh44 menurut gue sih asal seiman juga sih &ukup, masa sampai etnis-etnis nya mesti sama juga1, &erita (ordi dengan antusias. 03ah..dramatis banget nih &inta temen-temen kita ini...mending yang aman-aman aja sob...&e!e baik-baik, seagama, trus seetnis. Beres deh dapet restu orang tua..daripada tar ribet terus ribut..iya gak1, balas Radit yang dari tadi memperhatikan teman-temannya berbi&ara. 0Tapi gak bisa gitu juga sob, yang namanya &inta harus diperjuangkan...apalagi salah satu semboyan negara kita kan Bhinekka Tunggal Ika, !alaupun berbeda tetap satu. %alau masih ada orang Batak, (a!a, "unda, China, dll mending bikin negara masing-masing aja1, *akobus men&oba membantah pernyataan Radit. 0Iya, emang sob. Tapi orang tua kita mana bisa diajak berdebat, ujung-ujungnya pasti malah jadi ribut. aripada ga enak ntar nya, lagian emang yang seetnis seagama kagak ada yang nyantol di hati apa41, Radit men&oba menjelaskan sudut pandangnya. 0Iya sih gue ngerti kalau orang tua pengennya yang terbaik buat kita. Pengennya yang seetnis biar budayanya sama ntar...kalau ada a&ara adat bisa kompak ngerayainnya. Terus mungkin tujuannya juga biar etnis kita tersebut ga hilang gara-gara kebanyakan ka!in beda etnis gitu. Tapi tetep sih gue setuju ama apa yang *akobus bilang, kalau udah jadi negara Indonesia kan udah pernah tuh sumpah pemuda, berbangsa satu..Bangsa Indonesia, mestinya ga boleh dong orangtua melarang anaknya ka!in ama suku lain....biar kebudayaan masing-masing suku menjadi kebudayaan Bangsa Indonesia seutuhnya.1, kata Robert seolah setuju dengan pernyataan *akobus. 0Iya tuh keren kan kalau semua kebudayaan suku-suku di Indonesia dijadiin kebudayaan nasional, jadi kita tar bisa liat kalau a&ara Imlek ada Reog Ponorogo gitu...asik banget kan tuh1, *akobus membayangkan &erita Robert. 03aduh sob, udah hampir jam #. nih..ayo deh masuk lagi, kita urusin nih bagasinya juga...banyak begini...apalagi barang ba!aan lu, Bert..kaya mau ka!in lari aja ba!a koper ampe / biji gini.1, kata +ri,in sambil melihat ke arah barang ba!aan Robert. 0Iya lah sob, banyak itu isinya...ada Indomie juga di dalem...lu ga usah protes dah...mau gue bagi kagak441, balas Robert kepada +ri,in. 0Iya dah terserah lu deh..ayo &abut yuu1, +ri,in berdiri untuk siap-siap keluar diikuti teman-teman nya.

"etelah mengurus semua bagasi dan administrasi bandara lainnya, mereka sekarang berada di dalam pesa!at untuk menunggu keberangkatan pesa!at menuju Papua yang mungkin akan berkesan indah bagi mereka semua.
555

3aktu menunjukan pukul ## malam. Robert yang saat itu masih menempuh kuliah tingkat dua nya di Bandung sudah siap untuk berangkat ke salah satu klub malam di Bandung. Bersama kelima teman satu kosannya dia segera masuk ke mobil dan memba!anya pergi menuju tempat hiburan tersebut. "esampainya di sana dan memesan tempat dan minuman, mereka segera bersantai sambil menikmati alunan musik keras di sana. Memang sudah menjadi kebiasaan Robert dan teman-temannya untuk pergi ke klub malam setiap akhir pekan. Maklum, Robert adalah anak yang sangat dikekang orangtuanya di tanah kelahirannya, yaitu di Medan. (angankan pergi ke klub malam, pulang lebih dari jam 6 saja sudah dimarahi habis-habisan. (adi begitu lepas dari kedua orangtuanya langsunglah seluruh hal yang dahulu hanya bisa menjadi impiannya, seperti merokok, minum alkohol, pergi ke tempat hiburan malam, main perempuan, bahkan memakai narkoba menjadi kebiasaan Robert di Bandung. Beruntunglah Robert hari itu karena pertemuan dengan "tephanie, dia menjadi bisa menghentikan akti,itas yang ujung-ujungnya &uman akan menghabisi masa depan dirinya sendiri itu. "aat lagi bersantai itulah tiba-tiba Robert melihat sekelompok anak muda yang kira-kira masih berumur 7. tahunan masuk ke klub dan mendudukin so,a yang berada di sebelah so,a yang ditempati Robert dan ka!an-ka!an. ari sekelompok anak muda tersebut, Robert tertarik dengan seorang !anita. 3anita itu tampak &anggung dengan suasana klub malam tersebut. )angsung saja tak berapa lama kemudian, Robert men&oba menghampiri so,a tempat !anita itu berada dan menyapanya. 0-ei, boleh kita berkenalan41, sapa Robert ramah seraya mena!arkan tangannya untuk berkenalan. 08h, boleh, nama gue "tephanie1, ja!ab "tephanie dengan sedikit malu-malu. 02ue Robert. 2ue ga pernah liat lu, lu baru pertama kali ke sini ya41, tanya Robert dengan penuh per&aya diri. 0Iya, ini pertama kalinya gue ke tempat kaya beginian, kebetulan nemenin temen yang ikut pesta ulang tahun.1, ja!ab "tephanie, kali ini dengan nada lebih akrab. Begitula kira-kira Robert memperkenalkan dirinya dengan "tephanie di klub malam tersebut. %arena ada rasa tertarik yang khusus, Robert men&oba untuk tidak kehilangan kesadaran malam itu. Robert memutuskan untuk lebih banyak berbi&ara dengan "tephanie dan teman-temannya. ari perbin&angan tersebut Robert banyak bertukar in,ormasi, termasuk nomor "tephanie yang bisa dihubungi dan akun-akun sosial lainnya. Malam pun berganti jadi pagi dan mereka semua kembali ke kediaman masing-masing. Tidak ada yang spesial malam itu, ke&uali untuk Robert dan "tephanie, juga tentu teman dari saudara "tephanie yang berulang tahun.

-ari berganti hari, minggu berganti minggu, maka semakin dekatlah Robert dengan "tephanie. Banyak hal dari diri "tephanie seperti agama dan etnisnya yang membuat Robert teringat akan perkataan orangtuanya untuk memilih !anita yang seagama dan seetnis. 'amun Robert tidak mempedulikan semuanya, dia berusaha untuk tetap mendekati "tephanie !alaupun dia tahu kalau seandainya dia ingin serius dengan "tephanie akan banyak usaha yang harus dia lakukan untuk membujuk orangtuanya. "ingkat &erita, sekitar 7 bulan setelah mereka berkenalan dan saling berkomunikasi, mereka memutuskan untuk berpa&aran. "ejak mendekati "tephanie, Robert sudah memutuskan untuk berhenti menggunakan narkoba, untungnya tingkat ke&anduan Robert belum terlalu parah, sehingga tidak ada usaha yang berlebihan dalam melepaskan ke&anduannya akan narkoba. -ubungan mereka pun berjalan lan&ar, semakin lama mereka semakin tidak dipisahkan, tidak bertemu satu hari saja rasanya sudah ada yang kurang. Mereka berdua saling membutuhkan. Berkat "tephanie pulalah, Robert sudah berhenti dari hobinya pergi ke klub malam dan mabuk-mabukan. "ekarang dia banyak menghabiskan !aktunya dengan membuka kantin ke&il yang menjual masakan (epang yang dia buat bersama-sama dengan "tephanie lokasinya berada dekat kosan "tephanie, dari situ mereka bisa mendapat penghasilan tambahan yang bisa mereka banggakan ke teman dan orangtua tentu saja. 3alaupun "tephanie memilik garis keturunan Tionghoa dari ibunya, namun karena kedekatan dengan ibunya tidak sekental kedekatan "tephanie dengan ayahnya, maka "tephanie lebih banyak mengadopsi nilai-nilai kebudayaan masnyarakat (a!a dibandingkan dengan nilainilai kebudayaan masyarakat Tionghoa di Indonesia. Bahkan "tephanie sekarang menjabat sebagai ketua dari sebuah unit kesenian (a!a di kampusnya. Terbilang berbagai tarian dia kuasai, karena memang itu sudah menjadi hobinya sejak dari bangku sekolah dasar. Robert pun sangat menyukai kegiatan positi, yang disenangi oleh "tephanie ini, bisa dibilang sejak dia kenal dengan "tephanie hampir semua kegiatan pertunjukan seni tari yang ditampilkan oleh grup tari "tephanie tidak pernah dile!atkan oleh Robert. ia sangat menyukai keindahan tarian daerah yang diba!akan oleh "tephanie. Pernah suatu ketika Robert pergi dari Bandung menuju (akarta hanya untuk menyaksikan perlombaan tari yang diikuti "tephanie setelah itu kembali lagi ke Bandung karena keesokannya ada ujian yang harus dia ikuti di kampus. Cinta Robert kepada "tephanie sudah begitu besar, begitu juga "tephanie kepada Robert. 'amun tak semudah itu mempersatukan keduanya, dengan kondisi orang tua Robert yang tidak bisa menerima !anita seperti "tephanie, ditambah ayah "tephanie yang me!ajibkan anaknya men&ari pria yang beragama %atolik juga. Bahkan mereka berdua tidak berani memberi tahu kedua orangtua mereka, pernah suatu ketika Robert menanyakan kepada kedua orangtuanya apakah dirinya boleh berpa&aran dengan yang non-Buddha saja sudah dimarahi habis-habisan oleh kedua orangtuanya, apalagi ditambah ,akta bah!a "tephanie tidak memilik garis keturunan Tionghoa murni. Terkadang Robert ben&i sekali dengan keadaan ini, bukan kepada orangtuanya, namun kepada kondisi sosial masyarakat di Indonesia, di mana mereka mengakui Bhinekka Tunggal Ika, namun kenyataannya implementasi dari nilai tersebut kurang jelas terlihat apabila sudah menyentuh masalah yang sensiti, seperti masalah pernikahan dan keturunan.
555

"ampailah juga akhirnya mereka di Timika, Papua. Bumi Cendra!asih ini memang begitu indah dan kaya. Memang terasa auranya begitu Robert dan keempat temannya menginjakan kaki di situ bah!a Papua adalah salah satu pulau terkaya di dunia. "esampainya di bandara mereka langsung disambut oleh Bapak )ukas, salah satu !arga lokal di sana yang sering diminta oleh dosen mereka dahulu untuk menjadi pemandu di Papua. %arena keramah-tamahan Pak )ukas, Beliau menjadi salah satu tokoh yang &ukup dikenal di sini. ari bandara mereka harus menempuh perjalanan darat selama #. jam ke lokasi yang harus disur$ey, karena itu mereka memutuskan beristirahat terlebih dahulu. Masyarakat Timika sangat ramah kepada Robert dan ka!an-ka!an, terlihat kalau mereka tidak antipati terhadap penduduk dari kota besar seperti kami !alaupun kami pernah mendengar terkadang mereka suka merasa antipati terhadap masyarakat kota besar, khususnya yang berada di (a!a. 'amun setelah sedikit bersantai dan berbin&ang-bin&ang dengan !arga lokal di sana, stigma negati, itu tidak dirasakan sama sekali. "etelah makan dan bersantai di suatu !arung makan di Timika kami langsung memutuskan berangkat ke lokasi agar tidak terlalu larut sesampainya di sana. In,rastruktur jalan di sana masih sangat kurang bila dibandingkan dengan Pulau (a!a. Banyak jalan berlubang dengan diameter yang hampir seukuran mobil itu sendiri. Mereka pun memperbin&angkan tentang Papua dengan Bapak )ukas. 0Pak )ukas, sebenarnya bagaimana sih suasana masyarakat di Papua ini4 %ok, kayanya serem banget sampai ada tentara yang te!as ditembak begitu1, tanya (ordi kepada Pak )ukas sembari berbasa-basi. 08h, kalau soal itu sih emang oknum yang gak bener. %alau kaya gitu di mana-mana pasti ada. Cuman kalau bapak rasa sih itu media saja yang membesar-besarkan. Padahal kalau dilihat Papua itu dipenuhi banyak suku dan bahasa, dan semuanya bisa dibilang jarang lah ada kon,lik, !alaupu ada-ada aja sih yang nga&onya. Malahan !aktu itu bule ngejadiin Papua sebagai pulau studi bahasa gara-gara saking banyaknya bahasa di sini. (adi kalau dibilang ngeri sih !arga di sini juga ngeri ngeliat di (a!a, kaya yang kerusuhan "yiah "ampang itu, masa ampe segitunya sih mau nyari Tuhan aja dilarangnya. 'geri1, ja!ab Pak )ukas sembari menyetir dan menghisap rokoknya. 0)ah, bukannya banyak tuh, Pak yang perang suku-suku begitu, pake panah segala itu41, lanjut Radit menanyakan pada Pak )ukas. 0Iya, memang masih ada yang begitu. Tapi menurut Bapak sih itu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat adat di sini. Biasanya mereka ribut-ribut gitu juga penyebabnya &uman masalah nikah yang ga diijinkan, maling ternak, atau ada yang gara-gara bertamu ke suku lain trus si tamunya sakit aja bisa kon,lik mereka, disangkanya dira&un ama suku sebelah. Ini sih sebabnya kurangnya pengetahuan aja. Makanya adek-adek ini nanti kalau jadi pemimpin jangan lupa &erdaskan masyarakat adat di sini ya1, pesan Pak )ukas.

0Pasti, Pak91, ja!an (ordi yakin, disambut tanda setuju dari kami semua. 0(angan sampai suatu saat ntar malah Papua lepas dari Indonesia, perhatiin loh adek-adek sedikit sekali persamaan Papua dengan daerah Indonesia lainnya, ras nya saja berbeda. "alah satu dari sedikit yang sama adalah sama-sama pernah dijajah Belanda aja1, sambung Pak )ukas. 0Benar, Pak. +mat sangat bodoh sekali kalau kita kehilangan Papua. Maka dari itu kita semua yang mempunyai hati nurani harus tampil sebagai pemimpin, jangan sampai pemangku kekuasaan diisi oleh orang berji!a kerdil yang hanya ingin memenuhi egonya saja1, sambung Robert. 0Benar apa kata Robert, terkadang memang orang jahat lebih ambisius daripada orang yang baik. 8h iya, Pak, kalau hubungan antar umat beragama di sini tenang-tenang saja ya, Pak4 (arang terjadi keributan, kan41, sambung +ri,in. 0Iya, ek. Malah di sini umat beragama saling membantu satu sama lain. "ebut saja di :ak-,ak, ketika puasa, !alaupun umat Muslim minoritas di sana dibandingkan umat 'asrani, namun mereka hidup berdampingan dengan baik. Bahkan umat 'asrani membantu dalam kegiatan puasa tersebut, malah umat nasrani menyambut para umat Muslim yang berpuasa untuk berbuka bersama di rumah mereka. "angat indah sekali, kan4 i tempatmu jarang kan ada yang begitu41, ja!ab Pak )ukas sembari tersenyum. 03ah, ternyata sebegitu akrabnya ya kehidupan beragama di sini. %alau di tempat kita emang jujur sih jarang ada kaya begituan, Pak. Mudah-mudahan saja bisa menjadi &ontoh untuk daerah lain, terutama yang banyak kon,lik antar umat beragama1, balas +ri,in lagi. 8brolan mereka dengan Pak )ukas pun berlanjut, segala hal tentang Papua yang ingin mereka ketahui mereka tanyakan semua kepada Pak )ukas. Pak )ukas pun menja!ab semua pertanyaan dengan senang. "etelah puas berbin&ang-bin&ang, Robert dan ka!an-ka!an pun terlelap, mereka harus bersiap untuk mengerjakan tugas dari dosen mereka esok harinya. 555 3aktu menunjukan pukul ; pagi. Robert sudah bersiap untuk berangkat ke lokasi. "ementara itu keempat temannya masih terlelap, Robert berusaha membangunkan mereka. Tugas mereka kali ini adalah untuk mensur$ey suatu lokasi yang akan dijadikan hutan lindung di Papua, mereka diminta oleh dosen mereka untuk memetakan daerah tersebut, daerahnya &ukup luas, hampir #.. hektar, maka dari itu kemungkinan mereka akan berada &ukup lama di sini. "etelah semua bangun dan persiapan selesai mereka berangkat dengan sebelumnya berdoa dahulu. i lokasi mereka mulai mengukur dan mengukur, untunglah &ua&a hari itu baik sehingga pekerjaan mereka lan&ar. %arena tempat yang mereka petakan itu akan menjadi hutan lindung, mereka bisa melihat sat!a-sat!a yang mungkin belum pernah mereka lihat sama sekali, terbilang ada beberapa burung yang unik yang bahkan mereka tidak ketahui namanya melintas di

atas kepala mereka. 'amun Robert dan ka!an-ka!an belum juga melihat burung kasuari dan &endra!asih, mereka berharap sebelum pulang setidaknya mereka bisa melihatnya sekali saja. -ari-hari berlalu, pekerjaan mereka baru rampung sepertiganya, sudah hampir satu bulan, meski indah, mereka tetap merindukan suasana %ota Bandung. +palagi Robert, sudah lama dia tidak berkomunikasi dengan "tephanie, di tempat tanpa sinyal seperti di sana mereka hanya bisa mendoakan keluarga dan teman-teman dekat mereka dari jauh. Untunglah di sana masih ada Pak )ukas dan beberapa !arga lokal yang sangat ramah, terkadang mereka disuguhi makananmakanan yang unik, yang karena sudah saking laparnya tetap saja mereka makan dengan lahapnya. Mereka men&oba melupakan semua suasana kota. "etelah 7 bulan lebih, selesailah semua pekerjaan mereka, peta yang diminta pun sudah rampung. "ekarang mereka akan bersiap kembali ke Bandung, menuju kehidupan yang biasa mereka jalani dulu. Rasa rindu keluarga ber&ampur rasa betah di tanah Papua membuat mereka gundah, mereka berjanji suatu saat akan kembali ke sana lagi, tanah Papua yang kaya akan keberagaman dan sumber daya. "ungguh suau keberuntungan bisa menginjakan kaki di sana. Tidak lupa pesta makan-makan perpisahan dengan !arga lokal diadakan, semuanya terlalu indah untuk dilupakan. alam perjalanan menuju bandara mereka masih asik mengobrol dengan Pak )ukas. "ore harinya setelah sampai di bandara mereka pun berpisah dengan Pak )ukas. "edih memang bagi mereka berpisah dengan beliau, semoga suatu hari dapat bertemu lagi, pikir mereka. ari atas pesa!at Robert dan keempat temannya melihat kembali tanah Papua yang sudah mereka tempati hampir / bulan, begitu indah dan kaya akan segalanya, hampir tidak ada yang kurang di sini, dari air bersih, he!an ternak sampai emas pun tersedia. "ungguh suatu yang amat disayangkan bila tanah ini terpisah dari 'usantara. Mereka semua bersepakat untuk suatu hari nanti menjadi pemimpin yang akan menjaga tanah Papua ini dari '%RI. Mereka juga memiliki mimpi suatu saat nanti iklim umat beragama di Indonesia bisa seperti di Papua. Meski Papua masih banyak kekurangan, namun mereka semua yakin semua itu bisa diatasi bila tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat di sana diperbaiki. 555 "etelah kembali ke Bandung dan bertemu kerabat, mereka saling berbagi &erita tentang Papua. Robert pun pergi dengan "tephanie yang sudah lama sekali tidak dia temui, banyak &anda dan ta!a pada pertemuan mereka, tidak ada yang berubah dari "tephanie pikir Robert. Robert pun bertekad untuk memperjuangkan &intanya dengan "tephanie, dengan restu orang tua tentunya.

Anda mungkin juga menyukai