Pendahuluan
bagi warga peradilan, jaringan kerja (networking) antar satker kian intensif dan
dinamis.
Menilik pengalaman sejumlah Negara yang sudah mengadopsi IT dalam
Pengadilan didapat sejumlah point penting. Misalnya, E-Project yang digalang oleh
Komunitas Hukum masyarakat Eropa, setelah proyek ini dievaluasi di dua lokasi
percontohan : Varese (Italia) dan Wroclaw (Polandia) didapat sejumlah hasil
sebagai berikut: 1) Frekuensi persidangan secara langsung (face to face),
berkurang dengan adanya alternatif persidangan online (teleconfrence, VOIP) 2)
Berkembangnya pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk-bentuk tutorial
audio/video. 3) Pertukaran data perkara persidangan dengan memakai format
XML (bahasa pemrograman untuk tampilan situs) 4). Penghematan biaya atas
arsip perkara/persidangan dengan dilakukan perekaman secara multimedia
(video, tape, audio tape). 5) Adanya format standar kode untuk macam jenis data
(audio, video, photo, text) 6. Standarisasi sistem keamanan dan profil/identitas
pemakai untuk dapat mengakses data (authorized users).4 Mega-proyek ini
hampir melibatkan semua stakeholders di bidang hukum, mulai dari Pengacara,
Jaksa, Hakim dsb di semua negara anggota Uni Eropa.
Sedangkan reformasi peradilan di Philipina, dengan basis penggunaan IT di
lingkungan Pengadilan (The Action Program for Judicial Reform (APJR)),
diantaranya didasari oleh faktor-faktor berikut :
1. Banyaknya jam kerja para Hakim dan Pegawai yang terbuang untuk
mengumpulkan dan melakukan pengisian data jumlah perkara beserta
proses perkembangan tahapan penanganan perkaranya; Pengerjaan
laporan secara manual banyak menyita waktu dan dihabiskan untuk men-
checking dan rechecking angka dan keterangan lain untuk memastikan
akurasi dan kelengkapan data.
2. Pegawai terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengumpulkan data
statistik perkara, proses perkara, serta sewaktu melacak ratusan laporan
bulanan. Akibatnya, tidak ada waktu yang cukup untuk melakukan
analisis data dan mempersiapkan laporan bagi para penentu keputusan
(decision makers). Para peneliti dan pengguna data lain mengalami frustrasi
karena kesulitan untuk memperoleh akses langsung terhadap laporan-
laporan yang berisikan informasi yang lebih detail, konsisten dan
komprehensif dari pengadilan.5
6 Diolah dari saduran tulisan Eko Ari Astuti dari tulisan J.J.R. Anand berjudul: “E-Governance: a Rising Wave in
Goa” dalam Egov, Volume 3, Februari 2007. http://www.majalaheindonesia.com/India.htm.
7 Legal reform and Economic development in Vietnam and China, A comparative analysis Master of Arts in Law and
Diplomacy Thesis, Submitted by Adam Day, 29 February 2004 Under the advisement of Professor Louis Aucoin, ©
2004 Adam Day. http://fletcher.tufts.edu.
Page |4
***
8 Debirokratitasi proses pengurusan perijinan di sejumlah Kabupaten dan daerah, melalui penerapan layanan “satu
atap” atau one stop service menunjukan pengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi regional. Lihat executive
summary hasil penelitian Kantor Bank Indonesia Semarang bekerjasama dengan P3M Fakultas Ekonomi UNIKA
Soegijapranata Semarang tentang Analisis Dampak Penerapan One Stop Service (OSS) Terhadap Peningkatan
Investasi di Jawa Tengah.
9 “…Kita integrasikan perkembangan teknologi yang bisa membuat semua proses administrasi bisa berjalan rapi,
efektif dan lebih efisien. Nggak bisa kita mengubah orang dengan kotbah”. (Wawancara hukumonline dengan Jimly
Assiddiqie, 7 Agustus 2007). Sementara itu, MK juga bisa dijadikan model modernisasi semua lembaga pemerintah
(Harian Sindo 01/04/2008). Dalam wawancara dengan TVRI di Penghujung bulan Agustus lalu, Sekretaris Jenderal
MK, Janedjri M. Gaffar mengatakan MKRI merupakan MK terbaik se-Asia Tenggara dalam hal pengelolaan
administrasi.
10 Ke-5 Program prioritas pembaruan MA disusun dan disarikan dari rekomendasi-rekomendasi cetak biru oleh Tim
Pembaruan MA (1) Pengikisan Tumpukan Perkara, (2) Percepatan Proses Penyatuan Atap dan Penguatan Dasar-
dasar Pembinaan Kualitas dan Integritas Hakim (3) Pengembalian Kepercayaan Publik melalui Pendisiplinan Hakim
yang Menyimpang, (4) Publikasi Putusan Pengadilan dan Perbaikan Sistem Informasi Peradilan (5) Peningkatan
Kesejahteraan dan Anggaran Hakim dan Pengadilan, selengkapnya lihat cetak biru MA.
11 Berdasarkan ketentuan pasal 18 ayat (1) UU ini, informasi publik yang wajib disediakan oleh badan publik termasuk :
a) putusan badan peradilan b) ketetapan, keputusan, peraturan, surat edaran ataupun bentuk kebijakan lain, baik yang
tidak berlaku mengikat maupun mengikat ke dalam ataupun ke luar serta pertimbangan lembaga penegak hukum c)
surat perintah penghentian penyidikan atau penuntutan d) rencana pengeluaran tahunan lembaga penegak hukum e.
laporan keuangan tahunan lembaga penegak hukum f) laporan hasil pengembalian uang hasil korupsi dan/atau g)
informasi lain sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (2).
12 Pengembangan Teknologi Informasi Lembaga Peradilan Menyongsong Keterbukaan Informasi, Guns Files—
Pameran Rakernas 2008.
Page |5
pada pokoknya masing-masing terdiri dari sistem informasi yang bersifat internal
(sistem Informasi administrasi di bidang Peradilan, Administrasi Hukum,
Administrasi Kepegawaian, Administrasi Umum, Administrasi Keuangan)13 Serta
sistem informasi yang bersifat eksternal yang pada dasarnya merupakan hasil
pengolahan data dari sistem internal yang format/media penyajiannya dapat
berupa : web sites, display monitor, CCTV (Circuit Central Television), Information
Desk, layanan SMS (Short Message Service) atau saluran hot–line dsb.
Proses perkara mulai dari mulai tingkat pertama, banding, kasasi, PK
hingga eksekusi, termasuk minutasi, memerlukan proses pencatatan dan
pengarsipan yang baik. Kehadiran sebuah aplikasi yang dibuat dengan mengikuti
alur kerja (work flow) administrasi berkas perkara, dengan tujuan untuk
merekam perjalan berkas perkara mulai proses paling awal sampai akhir dapat
menghemat banyak sumber daya. Sama halnya, dengan sistem informasi di
bidang hukum akan mampu menjawab kebutuhan akan manajemen pustaka
elektronik tentang dokumen-dokumen di bidang hukum : putusan,
yurisprudensi, literatur, peraturan, SEMA, Juklak/Juknis dsb. Aplikasi semacam
ini sangat berguna seiring dengan semakin pesatnya arus pergerakan informasi,
dimana pengetahuan terhadap informasi hukum yang up to date akan banyak
membantu cepatnya pengambilan pelbagai keputusan di bidang hukum.
Selain itu, jasa teknologi informasi dalam bidang hukum tidak hanya
berguna bagi para ahli hukum, tetapi juga penting bagi siapa saja ataupun
instansi apa saja yang memerlukan informasi hukum dalam waktu yang cepat.
Para praktisi hukum yang bekerja baik di dunia pendidikan dan penelitian
maupun yang bekerja di dunia bisnis, di dunia politik dan pemerintahan,
maupun di tengah masyarakat pada umumnya, semakin memerlukan jasa
pelayanan hukum yang cepat, agar mereka sendiri dapat pula memberikan
pendapat-pendapat hukum yang cepat dan tepat. Di setiap unit kerja kenegaraan,
pemerintahan maupun di dunia usaha (bisnis), jasa teknologi informasi semacam
ini juga sangat dibutuhkan untuk menjamin agar dinamika pelaksanaan tugas
sehari-hari dapat berjalan secara teratur dan taat asas.14
Dalam sistem otomatisasi elektronik yang nantinya telah berkembang,
dapat saja muncul kebutuhan bagi hakim untuk menggunakan komputer dalam
13 Selain kelima sistem informasi tersebut menurut H. Yodi M. Wahyunadi, SH, MH., Ketua PTUN Medan,
menambahkan executive information system (EIS), Presentasi Ketua PTUN : Rencana Pembangunan/Pengembangan
Sistem Informasi Peradilan di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, Jumat 17 Oktober 2008.
14 Jimly Asshiddiqie, Masa Depan Hukum Di Era Teknologi Informasi: Kebutuhan Untuk Komputerisasi Sistem
Informasi Administrasi Kenegaraan dan Pemerintahan. Program Pendidikan Lanjutan Hukum Teknologi Informasi
dan Telekomunikasi, Lembaga Pendidikan Lanjutan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Senin, 1
Mei 2000.
Page |6
Penutup
15 Ibid.
16 Perumpamaan ini sering diberikan oleh Dr. Supandi, S.H., M.Hum, Kapusdiklat Teknis Mahkamah Agung RI,
sewaktu memberikan kuliah atau pengarahan kepada para peserta Diklat Cakim Mahkamah Agung RI, angkatan II,
Anyer, Banten, 9 Juli s/d 23 September 2007.
Page |7
17 Susskind, R, The Future of Law: Facing the Challenges of Information Technology, (Oxford: Clarendon Press, 1996).
18 Ben Reed, Jr, Future Technology In Law Enforcement—A Research Project Submitted To The Faculty Of National
University in partial fulfillment of the requirements for the Degree of Bachelor of science in criminal justice
administration, Redding, California, December 2005.
Page |8