Anda di halaman 1dari 46

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Hepatitis merupakan inflamasi dan cedera pada hepar, penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati. Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus, identifikasi virus penyakit dilakukan terus menerus, tetapi agen virus A, B, C, D, E, F dan G terhitung kira-kira 95% kasus dari hepatitis virus akut. Penyakit hepatitis merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati diseluruh dunia. Penyakit ini sangat berbahaya bagi kehidupan karena penykit hepatits ataupun gejala sisanya bertanggung jawab atas 1-2 juta kematian setiap tahunnya. Infeksi virus hepatitis bisa berkembang menjadi sirosis atau pengerasan hati bahkan kanker hati. Masalahnya, sebagian besar infeksi hepatitis tidak menimbulkan gejala dan baru terasa 10-30 tahun kemudian saat infeksi sudah parah. Pada saat itu gejala timbul, antara lain badan terasa panas, mual, muntah, mudah lelah, nyeri diperut kanan atas, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh tua, kemudian mata tampak kuning dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan. Menurut guru besar hepatologi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia yang juga ketua kelompok kerja Hepatitis Departemen Kesehatan, Alli Sulaiman, virus hepatitis menginfeksi sekitar 2 miliar orang didunia. Setiap tahun lebih dari 1.300.000 orang meninggal dunia akibat hepatitis beserta komplikasinya. Prevalensi di Indonesia sekitar 10-15 persen jumlah penduduk atau sekitar 18 juta jiwa. Dari jumlah yang terinfeksi, kurang dari 10 persen yang terdiagnosis dan diobati. Sebanyak 90 persen lain tidak menimbulkan gejala sehingga tidak terdiagnosis. Karena itu, pemeriksaan menjadi penting. Insiden hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini menjadi penting karena mudah ditularkan, memiliki morbiditas yang tinggi dan menyebabkan penderitanya absen dari sekolah atau pekerjaan untuk waktu yang lama. 60-90% dari kasus-kasus

hepatitis virus diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan kasuskasus subklinis, ketidakberhasilan untuk mengenali kasus-kasus yang ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya. Pada umumnya klien yang menderita penyakit hepatitis ini mengalami Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah. Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi proteinkalori. Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak mampu mengkonsumsi masukan nasogastrik. Nutrisi parenteral dapat dipilih karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi dari saluran gastrointestinal mencegah pemberian makan enteral. Asam amino,karbohidrat, elemen renik, vitamin dan elektrolit dapat diinfuskan melalui vena sentral atau perifer. Pentingnya mengetahui penyebab hepatitis bagi klien adalah apabila ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama, supaya anggota keluarga dan klien siap menghadapi resiko terburuk dari penyakit hepatitis beserta komplikasinya sehingga penderita mampu menyiapkan diri dengan

pencegahan dan pengobatan yaitu: penyediaan makanan dan air bersih yang aman, sistem pembuangan sampah yang efektif, perhatikan higiene secara umum, mencuci tangan, pemakaian kateter, jarum suntik dan spuit sekali pakai serta selalu menjaga kondisi tubuh dengan sebaik-baiknya. Apabila hal ini tidak dilakukan dengan benar dan teratur berarti keluarga dan penderita harus siap menerima resiko komplikasi lainnya dan menyebabkan kematian. bahkan dapat

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Melakukan anamnesa dan mengetahui macam diit untuk kasus pasien Hepatitis A pada salah satu pasien di RSUD Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui penyebab terjadinya Hepatitis A pada salah satu pasien di RSUD Kota Semarang. b. Mengetahui penatalaksanaan konsumsi diit pasien Hepatitis A pada salah satu pasien di RSUD Kota Semarang. c. Mengetahui status gizi pasien pada salah satu penderita Hepatitis A di RSUD Kota Semarang. d. Mengetahui kecukupan nutrisi pada salah satu penderita Hepatitis A di RSUD Kota Semarang. C. Ruang Lingkup 1. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian bidang ilmu Kesehatan Masyarakat khususnya kajian bidang Gizi Kesehatan Masyarakat. 2. Lingkup Masalah Masalah penelitian dibatasi pada mengumpulkan data melalui wawancara pada responden, dan menganalisa pasien dalam penyakit Hepatitis A di RSUD Kota Semarang. 3. Lingkup Sasaran Sasaran dalam penelitian ini adalah pasien penyakit Hepatitis A di RSUD Kota Semarang. 4. Lingkup Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Semarang. 5. Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2013.

D. Manfaat 1. Institusi Kesehatan Mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit Hepatitis A dan untuk dianalisis 2. Peneliti Mengaplikasikan teori yang diperoleh dalam perkuliahan serta menambah wawasan di bidang gizi kesehatan masyarakat khususnya dalam menganalisa penyakit Hepatitis A . 3. Masyarakat Menjadi salah satu rujukan informasi bagi masyarakat yang menjelaskan tentang gambaran penyakit Hepatitis A di RSUD Kota Semarang. 4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Hasil dari penelitian ini merupakan masukan bagi peneliti lain dalam bidang Kesehatan Masyarakat untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai anamnesa dan perlakuan asupan gizi pada penderita Hepatitis A khususnya di RSUD Kota Semarang. sebabnya sehingga dapat melakukan penatalaksanaan

penyakit Hepatitis A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Hepatitis A Hepatitis A adalah penyakit yang mengenai sel-sel hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (VHA). Self-limiting dan memberikan kekebalan seumur hidup. Menurut WHO (2012) Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini menyebar terutama bila (dan tidak divaksinasi) tidak terinfeksi orang ingests makanan atau air yang terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kurangnya air bersih, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan pribadi yang buruk. B. Etologi Hepatitis A virus akut merupakan infeksi virus yang ditularkan melalui transmisi enteral virus RNA yang mempunyai diameter 27 nm. Virus ini bersifat self-limiting dan biasanya sembuh sendiri, lebih sering menyerang individu yang tidak memiliki antibodi virus hepatitis A seperti pada anak-anak, namun infeksi juga dapat terjadi pada orang dewasa. Jarang terjadi fulminan (0.01%) dan transmisi menjadi hepatitis konis tidak perlu ditakuti, tidak ada hubungan korelasi akan terjadinya karsinoma sel hati primer. Karier HAV sehat tidak diketahui. Infeksi penyakit ini menyebabkan pasien mempunyai kekebalan seumur hidup. HAV terdiri dari asam nukleat yang dikelilingi oleh satu atau lebih protein.beberapa virus juga memiliki outer-membran envelop. Virus ini bersifat parasite obligat intraseluler, hanya dapat bereplikasi didalam sel karena asam nukleatnya tidak menyandikan banyak enzim yang diperlukan untuk metabolisme protein, karbohidrat atau lipid untuk

menghasilkan fosfat energi tinggi. Biasanya asam nukleat virus menyandi protein yang diperlukan untuk replikasi dan membungkus asam nukleatnya pada bahan kimia sel inang. Replikasi HAV terbatas di hati, tetapi virus ini terdapat didalam empedu, hati, tinja dan darah selama masa inkubasi dan fase akhir preicterik akut penyakit. HAV digolongkan dalam picornavirus, subklasifikasi sebagai hepatovirus, diameter 27 28 nm dengan bentuk kubus simetrik, untai tunggal (single stranded), molekul RNA linier 7,5 kb, pada manusia terdiri dari satu serotipe, tiga atau lebih genotipe, mengandung lokasi

netralisasi imunodominan tunggal, mengandung tiga atau empat polipeptida virion di kapsomer, replikasi di sitoplasma hepatosit yang terinfeksi, tidak terdapat bukti adanya repliksai di usus, menyebar pada galur primata non manusia dan galur sel manusia (IPD UI, 2009). C. Patofisiologis Diawali dengan masuk nya virus kedalam saluran pencernaan, kemudian masuk kealiran darah menuju hati(vena porta), lalu menginvasi ke sel parenkim hati. Di sel parenkim hati virus mengalami replikasi yang menyebabkan sel parenkim hati menjadi rusak. Setelah itu virus akan keluar dan menginvasi sel parenkim yang lain atau masuk kedalam ductus biliaris yang akan dieksresikan bersama feses. Sel parenkim yang telah rusak akan merangsang reaksi inflamasi yang ditandai dengan adanya agregasi makrofag, pembesaran sel kupfer yang akanmenekan ductus biliaris sehinngga aliran bilirubin direk terhambat, kemudian terjadi penurunan eksresi bilirubin ke usus. Keadaan ini menimbulkan ketidakseimbangan antara uptake dan ekskresi bilirubin dari sel hati sehingga bilirubin yang telah mengalami proses konjugasi (direk) akan terus menumpuk dalam sel hati yang akan menyebabkan reflux (aliran kembali keatas) ke pembuluh darah sehingga akan bermanifestasi kuning pada jaringan kulit terutama pada sklera kadang disertai rasa gatal dan air kencing seperti teh pekat akibat partikel bilirubin direk berukuran kecil sehingga dapat masuk ke ginjal dan di eksresikan melalui urin. Akibat bilirubindirek yang kurang dalam usus mengakibatkan gangguan dalam produksi asam empedu ( produksi sedikit ) sehingga proses pencernaan lemak terganggu (lemak bertahan dalam lambung dengan waktu yang cukup lama) yang menyebabkan regangan pada lambung, sehingga merangsang saraf simpatis dan saraf parasimpatis mengakibatkan teraktifasi nya pusat muntah yang berada di medula oblongata yang menyebabkan timbulnya gejala mual, muntah dan menurun nya nafsu makan.

D. Stadium Klinis 90% dari semua pasien HAV akut adalah subklinis, sering tidak terdeteksi. Akhir dari prodromal dan awal dari fase klinis di tandai dengan urin yang berwarna coklat, urobilinogenuria persisten, proteinuria ringan dan microhaematuria dapat berkembang. Feses biasanya acholic, dengan

terjadinya ikteric (60-70% pada anak-anak, 80-90% pada dewasa). Sebagian gejala mereda, namun demam bisa tetap terjadi. Hepatomegali, nyeri tekan hepar splenomegali, dapat ditemukan. Akhir masa inkubasi LDL dapat meningkat sebagai espresi duplikasi virocyte, peningkatan SGOP, SGPT, GDH. Niali Transaminase biasanya tidak terlalu diperlukan untuk menentukan derajat keparahan. Peningkatan serum iron selalu merupakan ekspresi dari kerusakan sel hati. AP dan LAP meningkat sedikit. HAV RNA terdeteksi sekitar 17 hari sebelum SHPT meningkat dan beberapa hari sbelum HAV IgM muncul. Viremia bertahan selama rata-rata 79 hari setelah peningkatan GPT , durasinya sekitar 95 hari (IPD UI, 2009).

E. Masa Penyembuhan Fase ikterik berlangsung sekitar 2-6 minggu. Parameter laboratorium benar-benar normal setelah 4-6 bulan. Normalisasi dari serum asam empedu juga dianggap sebagai perameter dari penyembuhan. 1. Tirah baring selama stadium akut pasien di anjurkan isthirahat di tempat tidur sampai hampir bebas dari ikterik dan transaminase serum sudah menurun mendekati normal 2. Diet yang bergizi yaitu diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat selama periode anoreksia pasien di beri makan sediklit-sedikit tapi sering, bila terus menerus muntah makanan di beri secara intravena. Bila nafsu makan telah pullih gizi dengan protein tinggi dapat mempercepat pemulihan F. Komplikasi Hepatitis A

1.

Hepatitis Fulminan yaitu suatu sindrom klinis akibat nekrosis masif sel-sel hati, sehingga terjadi gagal hati yang berat secara mendadak. Keadaan ini ditandai dengan ensefalopati yang progresif, hati menciut, bilirubin meningkat cepat, waktu pembekuan memanjang dan koma hepatikum

2. Hepatitis kronik persisten


yaitu perjalanan penyakit yang mermanjang 4 8 bulan. Terjadi pada 510% pasien. Meskipun terlambat pasien-pasien hepatitis kronis persisten akan selalu sembuh kembali

3. Hepatitis relaps
yaitu kekambuhan setelah serangan awal akibat minum alkohol atau aktivitas fisik berlebih. Ikterik biasanya tidak terlalu nyata. Tirah baring akan segera diikuti kesembuhan. i. Hepatitis kronik aktif (hepatitis agresif) kerusakan hati permanen berlanjut menjadi sirosis. Terapi kortikosteroid dapat memperlambat perluasan cedera hati tapi prognosis tetap buruk. Kematian biasanya terjadi dalam 5 tahun. ii. Kanker hati (karsinoma hepato seluler) merupakan komplikasi lanjut yang cukup bermakna. Penyebab utamanya adalah infeksi HBV kronik dan sirosis G. Gejala Klinis Hepatitis A 1. Hepatitis A Klasik : timbul secara mendadak didahului gejala prodromal sekitar 1 minggu sebelum jaundice. 2. Hepatitis A relaps : Timbul 6-10 minggu setelah sebelumnya dinyatakan sembuh secara klinis. Kebanyakan terjadi pada umur 20-40 tahun. Gejala relaps lebih ringan daripada bentuk pertama. 3. Hepatitis A kolestatik : Terjadi pada 10% penderita simtomatis. Ditandai dengan pemanjangan gejala hepatitis dalam beberapa bulan disertai panas, gatal-gatal dan jaundice. 4. Hepatitis A protracted : Pada biopsi hepar ditemukan adanya inflamasi portal dengan piecemeal necrosis, periportal fibrosis, dan lobular hepatitis. 5. Hepatitis A fulminan : paling berat dan dapat menyebabkan kematian, ditandai dengan memberatnya ikterus, ensefalopati, dan pemanjangan waktu protrombin.

H. Diagnosis Hepatitis A Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik seperti : kurang nafsu makan, lemas, mual, kadang-kadang muntah, kembung, diare, sakit kepala, dan kuning (jaundice). Pada hepatitis akut, mual dan kurang nafsu makan umumnya hanya dalam waktu singkat. Warna kuning (jaundice) disebabkan kadar bilirubin yang berlebihan, namun warna-warna kuning tersebut kadang-kadang tidak muncul. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan serologi : IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau. I. Penentuan Status Gizi a. Penentuan status gizi langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing penilaian tersebut akan dibahas secara umum sebagai berikut: 1. Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. 2. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti

kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit. 3. Blokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik. 4. Biofisik Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. b. Penentuan status gizi tidak langsung Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode ini akan diuraikan sebagai berikut:

10

1. Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan

kekurangan zat gizi. 2. Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberpa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat. 3. Faktor Ekologi Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk

mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964). Secara ringkas, penilani status gizi.

11

J. Kebutuhan Zat Gizi Penderita Hepatitis A Diet khusus bagi penderita hepatitis dalam jumlah yang optimal membantu penyembuhan luka pada sel-sel hati dan memulihkan kekuatan hati. Selain itu, dapat meningkatkan regenerasi sel-sel hati yang rusak, memperbaiki penurunan berat badan akibat kurang nafsu makan, mual dan muntah, mencegah katabolisme protein, mencegah atau mengurangi ascites, dan koma hepatik. Dalam diet Hepatitis mencakup pemenuhan zat-zat gizi yang diperlukan tubuh, seperti : 1. Kalori dalam jumlah yang tinggi untuk mencegah pemecahan protein yang diberikan bertahap sesuai kemampuan penderita hepatitis. Kalori diberikan dalam jumlah tinggi karena adanya demam dan diperlukan untuk proses regenerasi jaringan serta untuk menambah persediaan tenaga. Kebutuhan kalori bersifat individual sehingga perlu perhitungan khusus. 2. Protein perlu diberikan dalam jumlah yang tinggi agar dapat memperbaiki jaringan hati yang rusak dan mempertahankan fungsi-fungsi utama tubuh. Selain itu, protein merupakan agen lipotropik yang merubah lemak menjadi lipoprotein perlemakan hati. 3. Pemberian lemak sesuai kondisi penderita hepatitis. Jika ada gangguan pencernaan lemak/steatorhea dan mual, gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (Medium Chain Triglyserida) karena jenis lemak ini tidak membutuhkan aktivitas lipase dan asam empedu dalam proses absorpsinya. Selain itu, pemberian lemak harus dikurangi tetapi pembatasan terlalu ketat tidak dianjurkan karena akan mengurangi kelezatan makanan sehingga akan menurunkan nafsu makan. Lemak diberikan dalam mudah yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. 4. Asupan Natrium diberikan dalam jumlah yang rendah, tergantung tingkat edema dan ascites 5. Selain makanan, perlu suplemen B kompleks, vitamin K (untuk mencegah perdarahan), vitamin C dan Zink untuk mempercepat penyembuhan. 6. Penambahan vitamin A dan D yang berlebihan sangat tidak dianjurkan karena akan memperberat fungsi hati yang sakit agar dapat keluar dari hati untuk mencegah

12

7.

Bentuk makanan diberikan dalam bentuk lunak terutama bila ada mual dan muntah. Dalam melaksanakan diet ini bersifat individual atau sangat bergantung

pada kondisi kesehatan seseorang sehingga perlu berkonsultasi langsung dengan ahli gizi dan dokter. Selain diet, faktor lingkungan sangat berperan dalam pencegahan penyakit hepatitis seperti menjaga kebersihan makanan dan alat makan yang menjadi media penularan hepatitis. Oleh karena itu, untuk mengurangi resiko terkena hepatitis, sebaiknya kita dapat menerapkan pola hidup sehat seperti tidur minimal 8 jam sehari, berolahraga secara teratur, mengurangi stress, menjaga kebersihan makanan dan alat makan, makan makanan bergizi dalam jumlah seimbang sesuai kebutuhan dan menjaga hubungan sosial. K. Penilaian BMI (Body masa index/masa index tubuh) Index Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) adalah suatu alat bantu untuk mengetahui status gizi seseorang. Index Massa Tubuh tersedia dalam criteria Asia Pasifik dan WHO. Kriteria Asia Pasifik diperuntukkan untuk orang-orang yang berdomisili di daerah Asia, karena massa tubuhnya lebih kecil sekitar 2-3kg/m2 dibandingkan dengan orang Afrika , Eropa , Amerika maupun Australia.Rumus Body Massa Index adalah :

BMI

Dengan kriteria Aisa pasifik yaitu : BMI : < 18,5 (Underweight) BMI : 18,5 s/d < 23 (Healthy Weight) BMI : 23 s/d < 25 (Overweight) BMI : 25 s/d < 30 (Obese Class I) BMI : >= 30 (Obese Class II)

13

L. Perkiraan Kebutuhan Energi ( REE ) Kebutuhan energy total diperhitungkan dari REE , efek termik makanan , factor stress dan aktivitas fisik setiap individu. Sedangkan kebutuhan protein , karbohidrat dan lemak disesuaikan dengan berat badan dan jenis penyakit. Asupan energy , protein, karbohidrat dan lemak harian selama dirawat di perhitungkan dari makanan yang dikonsumsi baik yang berasal dari Rumah Sakit maupun luar Rumah Sakit. Tabel 2.1 Perkiraan Kebutuhan Energi (REE) untuk bayi dan anak-anak Usia 0-3 4-6 7-12 13-36 Sumber : Pediatric Nutrition Assesment Untuk anak-anak 3 tahun dan yang lebih tua dapat digunakan persamaan EER termasuk faktor tambahan untuk memperhitungkan tinggi rendahnya aktivitas fisik. Table 2.2 Koefisien aktivitas fisik untuk berat badan normal laki-laki dan perempuan usia 3 18 tahun. PA PAL* Sedentary Low active Active Very active Boys 1,00 1,13 1,26 1,42 Girls 1,00 1,16 1,31 1,56 EER (kkal / hari ) ( 89x BB (kg )) +75 ( 89x BB (kg )) -44 ( 89x BB (kg )) -78 ( 89x BB (kg )) -80

Sumber : Pediatric Nutrition Assesment.

14

Pengaruh energy pada anak yang mengalami kondisi penyakit kronik dapat menambahkan perkiraan energy dengan melihat tabel 2.3 Tabel 2.3 perkiraan energy dengan factor stress dan effectnya Type of stress Starvation Surgery Sepsis Closed head injury Trauma Growth failure Burn Sumber : Pediatric Nutrition Assesment Multiply REE by 0,70-0,85 1,05-1,5 1,2-1,6 1,3 1,1-1,8 1,5-2,0 1,5-2,5

15

BAB III TINJAUAN KASUS A. Assesment 1. Identitas b. Identitas pasien Nama pasien Jenis kelamin Tempat dan tanggal lahir Umur Alamat c. Identitas Orang tua/wali 2. Anamnesis Kiriman dari : Poliklinik Anak RSUD Kota : An. L : Perempuan : : 9 tahun : Batursari , Mranggen Demak :-

Semarang Dengan diagnosa : Tes Lab. Albumin , dan USG

Abdomen Tanggal / jam a. : 12 Agustus 2013

Keluhan Utama :BAK berwarna coklat seperti teh , pemeriksaan lab negatif, sejak 1 bulan terakhir mata ikterik , muntah , pusing, gatalgatal , kaki bengkak.

b.

Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengeluh pusing, perut terasa tidak enak sehingga sering muntah tetapi tidak berlendir , gatal-gatal disebagian tubuhnya serta BAB yang sering. Terasa lemas dan malas untuk mengkonsumsi makanan , sehingga berat badan berangsur menurun , kemudian akan dilakukan tes lab dengan melihat albumin dan USG abdomen , sehingga diambil keputusan untuk opname agar dapat dilakukan obs. Ikterik berkelanjutan.

c.

Riwayat penyakit dahulu Orang tua mengaku bahwa anaknya tidak pernah mengalami riwayat penyakit yang serius , hanya demam dan diare biasa yang pernah dialami.

16

d.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan 1. Riwayat antenatal : Ibu pasien teratur memeriksakan kehamilannya ke bidan, tidak ada keluhan yang berarti selama kehamilannya. Bayi lahir cukup bulan, pasien anak ke 3. 2. Riwayat natal : Spontan/tidak spontan Berat badan lahir Panjang badan lahir Lingkar kepala Penolong Tempat 3. Riwayat postnatal : a. b. Lahir langsung menangis, kulit kemerahan dan gerak aktif. Riwayat Imunisasi BCG Polio Hep. B DPT : : : : 2 bulan 3,4 dan 5 bulan 3,4 dan 9 bulan 3,4 dan 5 bulan 9 bulan : Spontan : 3000 gram : ibu lupa : ibu lupa : Bidan : BPS

Campak : 4. Pola Makan

Pasien merupakan anak yang tidak menerima ASI eksklusif. Diberikan ASI hanya sesekali karena pekerjaan orang tua bertani dan dagang sehingga diganti dengan susu formula. Saat ini, pasien gemar makan jajanan pinggir jalan di sekolah dan minuman instan yang sering dibelinya saat pulang sekolah. Sebelum sakit, pasien selalu jajan sembarangan dan makan makanan yang banyak mengandung pengawet , karena sudah terbiasa makan masakan orang tua yang banyak memakai penyedap rasa. Pasien merupakan anak yang aktif sehingga pola makan yang tidak teratur.

17

5.

Riwayat Keluarga Seperti yang diungkapkan orang tua , bahwa seluruh anggota keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit seperti keluhan anak ke-3 nya tersebut.

6.

Riwayat Sosial Lingkungan Pasien merupakan anak bungsu dan tinggal bersama orang tua serta ke-2 kakaknya di rumah. Di dalam rumah terdapat 3 buah kamar dengan ventilasi dan penerangan yang cukup. Di dalam rumah juga terdapat 1 buah kamar mandi dan wc yang tergabung jadi satu. Rumah terletak didaerah persawahan dengan lantai belum keramik serta belum banyak polusi yang menyebar.

3. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum b. Kesadaran 4. Pengukuran Tanda vital Tensi Nadi Suhu Respirasi Berat badan Tinggi badan 5. Inspeksi a. Kulit : Warna sawo matang, lemak bawah kulit cukup , : : : : : : 110/80 mmHg 90 x/menit 36,8 C 20 x/menit 17 kg 125cm : : Tampak sakit sedang Komposmentis

kelembaban cukup, turgor cukup, tidak pucat. b. Kepala : bulat, simetris

c. Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut. d. Mata : Kelopak mata tidak oedem, konjungtiva ananemis, sclera ikterik , kornea jernih , lensa jernih , refleksi cahaya (+/+) e. Telinga f. Hidung : Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-) : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping

hidung (-) secret (-)

g. Mulut

: Bibir kering, sianosis (-), lidah bersih, faring tidak hiperemis

18

h. Abdomen : Simetris, rata. i. Ekstremitas : Tidak ada kelainan, lengkap, akral hangat. j. Genitalia : Tidak ada kelainan. k. Anus 6. Palpasi a. Leher b. Dada : Tidak ada nyeri. : Simetris. : Ada, tidak ada kelainan.

c. Abdomen : teraba hati menebal 7. Pemeriksaan laboratorium sederhana a. Darah b. Bilirubin : ada : +++

B. Diagnosa Gizi Pasien mengalami mual , muntah dan kurang nafsu makan , sehingga tubuh pasien semakin melemah serta asupan makanan semakin kurang, berat badan yang semakin turun serta kondisi fisik yang pucat , jad Rumah Sakit merujuk pasien untuk dirawat inap sehingga akan mendapatkan perawatan yang baik untuk dapat mengembalikan nafsu makan dan memperbaiki kondisi pasien , sehingga pasien dapat berangsur-angsur pulih. Dalam prakteknya , dari bagian instalasi gizi Rumah Sakit memberikan diit makanan Lunak rendah lemak tinggi protein , agar asupan nutrisi dapat terpenuhi dengan baik. C. Penatalaksanaan 1. Usulan Pemeriksaan Test Albumin Pemeriksaan darah lengkap Tes Alkali Tes fostarase Tes Gamma GT USG Abdomen

19

2. Pencegahan a. Menjaga kebersihan individu dan lingkungan dengan penerapan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ). Atau dengan terapi obat seperti berikut : Loratadine Urdafalk Cuvit CL 1x10ml 2x200ml 2x1 cth

20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Penentuan status gizi BMI = BB (kg) /TB(m2 ) = 17 / 1,5625 = 10, 88 underweight ( BMI < 18,5 underweigth ) 2. Kebutuhan kalori sehari BBI =( Tb (cm ) 100 ) x 1 = 125- 100 x 1 = 25 kg EER = ( 89 x bb(kg) - 78 ) = ( 89 x 17 78 ) = 1435 kkal Adanya pengaruh aktivitas yaitu bedrest di RS maka asupan kalori pasien menjadi 1435 kkal x 1,13 = 1621,55 kkal Asupan kalori juga dipengaruhi factor stress 1621,55 x 1,2 = 1945,86 kkal Jadi , asupan kalori yang dibutuhkan oleh pasien penderita hepatitis A di RSUD Kota Semarang adalah 1945,86 kkal. Kebutuhan Protein : 20 % x 1945,86 = 389,172 kkal / 4 = 97,3 gr Lemak : 20% x 1945,86 = 389,172 kkal / 9 = 43,2 gr Karbohidrat : 60% x 1945,86 = 1167,516 kkal / 4 = 291,8 gr

21

Tabel 4.1 Asupan nutrisi yang diberikan Rumah Sakit dengan diit rendah lemak tinggi kalori.
Menu PAGI - Bubur Bahan berat energi protein Lemak Karbohidrat

Beras ayam giling

25gr 35gr 50gr 5gr 5gr 15gr 25gr

90 105,7 11 19 6,6 54,6 53,25

1,7 6,37 1,15 2,445 0,975 0 0

0,175 8,75 0,15 0,69 0,035 0 0

19,725 0 2 1,165 3,39 14,1 13,75

- Galantin asam mns - Sup sawi hijau +kembang tahu

Sawi hujau Kembang tahu

- Teh manis II : Snack (sirup) SIANG - Bubur - Bandeng presto grg

Teh Gula Sirup

Beras Tepung beras Bandeng presto

50gr 5gr 50gr

15 6,45 64,5

0,25 1 10

0 0,24 2,4

3,25 0 0

Minyak
- Tempe bacem - Bobor bayam+jipang - Buah (pisang ) SORE / MALAM - Bubur Tempe Kecap Bayam Jipang Pisang raja Beras

5gr
50gr 2,5gr 50gr 25gr 75gr 50gr

43,5
100,5 1,15 18 6,4 90 15

0,05
10,4 0,14 1,75 0,2 0,9 0,25

4,9
4,4 0,032 0,25 0,025 0,15 0

0
6,75 0,225 3,25 1,675 23,85 3,25

22

- Telur dadar - Rolade tahu

Telur ayam Minyak Tahu putih Telur ayam Jipang Kacang panjang

50gr 5gr 75gr 5gr 50gr 25gr 5gr 15gr

81 43,5 51 81 13 11 6,6 54,6 1042,35

6,4 0,05 5,85 6,4 0,3 0,675 0,975 0 57,96

5,75 4,9 3,45 5,75 0,05 0,075 0,035 0 42,207

0,35 0 1,2 0,35 3,35 1,95 3,39 14,1 121,07

- Sambal grg jipang + kacang panjang - Teh manis

Teh Gula

Total kalori

23

Tabel 4.2 Asupan tambahan diluar diit yang diberikan oleh Rumah Sakit Menu PAGI Sirup + susu putih Bahan Susu putih Sirup berat 10gr 25gr energi 34,3 53,25 protein 0,82 0 Lemak 1 0 Karbohidrat 5,5 13,75

MALAM Sirup + susu putih

Susu putih Sirup

10gr 25gr

34,3 53,25 175,1

0,82 0 1,64

1 0 2

5,5 13,75 38,5

Total kalori Tabel 4.3 Kalori total ( diit RS + tambahan ) energi 1042,35 Total kalori dari RS Total kalori sendiri Total kalori 175,1 1217,45

protein 57,96 1,64 59,6

Lemak 42,207 2 44,207

Karbohidrat 121,07 38,5 159,57

Tabel 4.4 Tingkat kebutuhan kalori pasien saat menjalani perawatan

No

Zat gizi

konsumsi

Angka kebutuhan

Tingkat kecukupan (%) 62,56 % 61,25% 102,3% 54,68%

Kriteria

1 2 3 4

Energy Protein Lemak Karbohidrat

1217,45 59,6 44,2 159,6

1945,86 97,3 43,2 291,8

KURANG KURANG CUKUP KURANG

B. Pembahasan 1. Analisis penyakit Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini menyebar terutama melalui ingests makanan atau air yang terkontaminasi dengan tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini sangat erat

24

kaitannya dengan kurangnya penggunaan air bersih, sanitasi yang tidak memadai dan kebersihan pribadi yang buruk.Tidak seperti hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak menyebabkan penyakit hati kronis dan jarang berakibat fatal, tetapi dapat menyebabkan gejala yang melemahkan tubuh dan dapat menjadi hepatitis fulminan (gagal hati akut), yang berhubungan dengan kematian yang tinggi. Hepatitis A terjadi secara sporadis dan dalam epidemi di seluruh dunia, dengan kecenderungan untuk kambuh siklik. Setiap tahun ada sekitar 1,4 juta diperkirakan kasus hepatitis A di seluruh dunia. Virus hepatitis A merupakan salah satu penyebab yang paling sering infeksi bawaan makanan. Wabah terkait dengan makanan atau air yang terkontaminasi dapat meletus eksplosif, seperti epidemi di Shanghai pada tahun 1988 yang mempengaruhi sekitar 300 000 orang. Di Indonesia berdasarkan data yang berasal dari Departemen Kesehatan, hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus kasus hepatitis akut yang dirawat yaitu berkisar dari 39,8 68,3 %.1di beberapa daerah seperti Jakarta, Bandung, dan Makassar berkisar antara 35%-45% pada usia 5 tahun. Penyakit ini dapat menimbulkan konsekuensi ekonomi dan sosial yang signifikan dalam masyarakat, karena , diperlukan beberapa minggu atau bulan untuk orang sembuh dari penyakit untuk kembali ke pekerjaan, sekolah atau kehidupan sehari-hari. Wilayah geografis dapat dicirikan memiliki tingkat tinggi, menengah atau rendah infeksi hepatitis A. Daerah dengan tingkat tinggi infeksi

seperti di negara-negara berkembang dengan kondisi sanitasi yang sangat buruk dan praktek-praktek higienis, kebanyakan anak (90%) telah terinfeksi dengan virus hepatitis A sebelum usia 10 tahun. Mereka yang terinfeksi di masa kecil tidak mengalami gejala nyata. Wabah jarang terjadi karena anak-anak lebih tua dan orang dewasa umumnya kebal. Gejala penyakit suku di daerah ini rendah dan wabah jarang terjadi. Daerah dengan tingkat menengah infeksi seperti di negara berkembang, negara-negara dengan ekonomi transisi, dan wilayah di mana kondisi sanitasi adalah variabel, anak-anak seringkali luput infeksi pada anak usia dini. Ironisnya, kondisi ekonomi dan sanitasi dapat menyebabkan

25

peningkatan kerentanan yang lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih tua dan tingkat penyakit yang lebih tinggi, seperti infeksi terjadi pada remaja dan orang dewasa, dan wabah besar dapat terjadi. Daerah dengan tingkat infeksi rendah seperti di negara-negara maju dengan kondisi sanitasi dan higienis yang baik, tingkat infeksi rendah. Penyakit dapat terjadi di kalangan remaja dan orang dewasa dalam kelompok berisiko tinggi, seperti menyuntikkan pengguna narkoba, pria homoseksual, orang-orang yang bepergian ke daerah endemisitas tinggi, dan dalam populasi terisolasi seperti komunitas agama tertutup. Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik seperti : kurang nafsu makan, lemas, mual, kadang-kadang muntah, kembung, diare, sakit kepala, dan kuning (jaundice). Pada hepatitis akut, mual dan kurang nafsu makan umumnya hanya dalam waktu singkat. Warna kuning (jaundice) disebabkan kadar bilirubin yang berlebihan, namun warna-warna kuning tersebut kadang-kadang tidak muncul. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan serologi : IgM anti HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan setelahnya. Anti HAV yang positif tanpa IgM anti HAV mengindikasikan infeksi lampau. Pasien memiliki keluhan pusing, perut terasa tidak enak sehingga sering muntah tetapi tidak berlendir , gatal-gatal disebagian tubuhnya serta BAB yang sering. Terasa lemas dan malas untuk mengkonsumsi makanan , sehingga berat badan berangsur menurun , kemudian akan dilakukan tes lab dengan melihat albumin dan USG abdomen , sehingga diambil

keputusan untuk opname agar dapat dilakukan obs. Ikterik berkelanjutan.

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tes laboratorium selain menggunakan anamnesa atau pemeriksaan fisik untuk obs. Ikterik yaitu dilakukan tes albumin , alkali , serta USG Abdomen . Hasil lab pertama yang dilakukan negative tetapi terindikasi hepatitis A dan akan dilakukan uji lab berkelanjutan. Pasien sudah terindikasi penyakit Hepatitis A berdasarkan

pemeriksaan penunjang yang ada walaupun tetap dilakukan obs. Ikterik

26

berkelanjutan . Oleh karena itu, pasien harus diberikan penatalaksanaan yan benar, baik dari perawatan, diet makanan, dan obat yang diberikan secara oral maupun parenteral. Perawatan yang diberikan oleh dokter adalah tirah baring di rawat inap RSUD Kota Semarang. Hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa pasien hepatitis A harus bedrest minimal 5-7 hari hingga nafsu makan kembali baik dan perawatan secara oral dalam pengawasan. Diet makanan penting diperhatikan pada pasien Hepatitis A. Diet yang diberikan adalah diet tinggi kalori dan rendah lemak. Selama di rawat inap, instalasi gizi RSUD Kota Semarang sudah memberikan diet tinggi kalori yang baik untuk pasien. Diet yang diberikan bertujuan untuk

memperbaiki keadaan fisik pasien agar mudah recoveri dari penyakitnya , mencegah indikasi yang lebih parah dan juga untuk mencukupi kebutuhan nutrisi pasien. Menu yang diberikan adalah menu lunak tinggi kalori rendah lemak. Pasien hepatitis A juga perlu diberikan obat sesuai anjuran dokter untuk memperbaiki imun tubuhnya. Pasien diberikan obat baik melalui oral dan parenteral. Obat yang diberikan melalui oral adalah Loratadine 1x10ml , Urdafalk 2x200ml , Cuvit CL 2x1 cth , sedangkan melalui parenteral adalah ceftriaxone dan ranitidine. Untuk memperbaiki cairan tubuh, maka diberikan cairan parenteral infus RL. 2. Kecukupan asupan gizi pasien saat dirawat Pasien penderita hepatitis A yaitu an. L mengalami gizi kurang ditandai dengan BMI < 18,5 yaitu hanya sebesar 10,88 dari berat badan hanya 17kg dan tinggi badan 125 cm. Dari hasil recall pasien saat dirawat , total kebutuhan energy sebesar 1945,86 kkal, ketika di Rumah Sakit pasien mendapatkan asupan sebesar 1217,45 kkal , asupan makanan didapat dari diit Rumah Sakit serta makanan tambahan dari keluarga. Kebutuhan energy masih kurang untuk pasien yang mengakibatkan proses metabolisme tubuh tidak maksimal dan dipengaruhi factor lain dari pasien yaitu bedrest total di Rumah Sakit dan stress karena perubahan kegiatan pasien setiap harinya.

27

Kebutuhan

asupan

protein

pasien

sebanyak

97,3

gr

dan

dibandingkan dengan konsumsi pasien dalam sehari sebanyak 59,6 gr, maka asupan protein masih kurang , hal tersebut dapat mempengaruhi proses recovery yang kurang maksimal. Banyaknya asupan lemak yang dikonsumsi pasien 44,2 gr dengan jumlah kebutuhan 43,2 gr , maka asupan lemak pasien sudah tercukupi ,karena pasien bedrest di Rumah Sakit sudah 3 hari dan kurang memiliki aktivitas fisik. Konsumsi karbohidrat pasien sebanyak 159,6 gr sedangkan

kebutuhan karbohidaratnya 291,8 gr , jadi pasien termasuk kurang asupan karbohidrat , karena pasien hanya mengkonsumsi makanan lunak yaitu bubur dimana jumlah kalori lebih sedikit dibandingkan nasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami kurang asupan nutrisi karena yang dialami pasien saat di rawat adalah ,

mengalami mual ,

muntah dan kurang nafsu makan yang menyebabkan metabolisme tubuh tidak bekerja dengan baik dan mengakibatkan pasien mengalami lemas serta recovery kurang maksimal.

28

BAB V PENUTUP

A. Simpulan 1. Anamnesa yang diberikan pada pasien yakni BAK berwarna coklat , mata ikterik , muntah , diare , gatal- gatal dan bengkak pada kaki. Serta dari hasil pemeriksaan laboratorium yaitu tes albumin , alkali , serta USG Abdomen, dimana hepar teraba dan mengalami penebalan sehingga dapat didiagnosa bahwa pasien mengalami penyakit hepatitis A, dengan disertai hasil lab penunjang. 2. Status gizi pasien tergolong kurang / kurus , dapat dilihat dari BMI nya yg < 18,5 yaitu 10,88 3. Diit yang diberikan oleh pasien penderita Hepatitis A adalah Lunak Tinggi Kalori Rendah Lemak. 4. Asupan nutrisi pasien tergolong kurang, dibuktikan dengan hasil recall konsumsi pasien dalam sehari yaitu : a. Kebutuhan energy 1945,86 kkal sedangkan asupan energy hanya 1217,45 kkal b. Kebutuhan protein 97,3gr sedangkan asupan protein 59,6gr c. Kebutuhan lemak 43,2 gr sedangkan asupan lemak 44,2 gr d. Kebutuhan karbohidrat sebanyak 291,8 gr sedangkan asupannya 159,6 gr B. Saran 1. Pengawasan orang tua lebih ditingkatkan karena anak usia sekolah yang banyak beraktivitas dan masih sering jajan disembarang tempat menjadikan salah satu factor penyebab suatu penyakit. 2. Lingkungan yang bersih juga dapat mengurangi resiko angka kesakitan , sehingga pola hidup bersih dan sehat selalu diterapkan. 3. Diagnosa yang cepat sangat dibutuhkan agar dapat segera diberi penanganan yang baik. Sebaiknya, tenaga medis dalam menegakkan diagnosa harus dilakukan dengan ketelitian serta kemampuan yang lebih baik lagi.

29

4. Kecukupan nutrisi sangat penting untuk proses recovery penyakit , sehingga dihimbau untuk orang tua dapat memberikan tambahan makanan yang bernutrisi tinggi kepada anak/ pasien.

30

DAFTAR PUSTAKA ACUTE VIRAL HEPATITIS dalam buku HARRISONS PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE 16th Edition. L.Kasper MD, Dennis dkk United States of America: Mc Graw Hill. 2005 ACUTE VIRAL HEPATITIS dalam buku HARRISONS PRINCIPLES OF INTERNAL MEDICINE 17th Edition. L.Kasper MD, Dennis dkk United States of America: Mc Graw Hill. 2008 HEPATITIS VIRUS AKUT dalam buku PANDUAN PELAYANAN MEDIK. perhimpunan dokter specialis penyakit dalam indonesia. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2010. Ahmed M, Munshi SU, Nessa A, Ullah MS, Tabassum S, Islam MN. High prevalence of hepatitis A virus antibody among Bangladeshi children and young adults warrants pre-immunization screening of antibody in HAV vaccination strategy. Indian J Med Microbiol. Jan-Mar 2009;27(1):48-50. Almatsier, Sunita. 2005. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Beth L. Leonberg, MS, MA, RD, CSP, FADA, CNSD. 2008. Pediatric Nutrition Assesment. American Dietetic Assosiation. CDC. Notice to readers: FDA approval of VAQTA (hepatitis A vaccine, inactivated) for children aged >1 year. MMWR. October 14, 2005;54(40):1026. CDC. Notice to readers: FDA approval of Havrix (hepatitis A vaccine, inactivated) for persons aged 1-18 years. MMWR. December 9, 2005;54(48):12351236. Feinstone SM, Kapikian AZ, Purceli RH. Hepatitis A: detection by immune electron microscopy of a viruslike antigen associated with acute illness. Science. Dec 7 1973;182(116):1026-8. Fiore AE, Wasley A, Bell BP. Prevention of hepatitis A through active or passive immunization: recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP). MMWR Recomm Rep. May 19 2006;55:123. Hammitt LL, Bulkow L, Hennessy TW, Zanis C, Snowball M, Williams JL, et al. Persistence of antibody to hepatitis A virus 10 years after vaccination among children and adults. J Infect Dis. Dec 15 2008;198(12):1776-82.

31

Klevens RM, Miller JT, Iqbal K, Thomas A, Rizzo EM, Hanson H, et al. The evolving epidemiology of hepatitis a in the United States: incidence and molecular epidemiology from population-based surveillance, 20052007. Arch Intern Med. Nov 8 2010;170(20):1811-8. Puspa R. 2011. Pendekatan Diagnostik Dan Hepatitis Akut. Arjawinangun Suwitra, 2010 HEPATITIS VIRUS AKUT dalam BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Ed IV Jilid I. Jakarta : pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Todd EC, Greig JD, Bartleson CA, Michaels BS. Outbreaks where food workers have been implicated in the spread of foodborne disease. Part 4. Infective doses and pathogen carriage. J Food Prot. Nov 2008;71(11):2339-73. Tuti Soenardi dan Susirah Sutardjo. 2003. Hidangan Sehat untuk Penderita Lever. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Victor JC, Monto AS, Surdina TY, Suleimenova SZ, Vaughan G, Nainan OV, et al. Hepatitis A vaccine versus immune globulin for postexposure prophylaxis. N Engl J Med. Oct 25 2007;357(17):1685-94. Wasley A, Grytdal S, Gallagher K. Surveillance for acute viral hepatitisUnited States, 2006. MMWR Surveill Summ. Mar 21 2008;57(2):1-24. Wasley A, Samandari T, Bell BP. Incidence of hepatitis A in the United States in the era of vaccination. JAMA. Jul 13 2005;294(2):194-201. WHO. 2012. Hepatitis A. www.childrengrowup.wordpress.com.2012. Penanganan Terkini Hepatitis A

32

LAMPIRAN

33

Lampiran 1. Tabel menu 10 hari RSUD Kota Semarang

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013 INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTU VIP + IA + IB PAGI JAM 07.00 - Nasi / bubur - Tahu bacem - Galantin ayam grg telur - Sup sayuran (wortel + kembang kol) - Teh manis - VIP : Buah SNACK 10.00 SIANG JAM 12.00 - Snack - Teh manis - Nasi / bubur - Bandeng presto grg - Pepes kakap - Tempe bacem - Sayur asem (kacang panjang + jipang) - Buah - Air putih - Nasi / bubur - Bandeng presto grg - Tempe bacem - Sayur asem (kacang panjang + jipang - Buah - Air putih - Bubur - Pepes kakap - Tempe bacem - Sayur asem (kacang panjang + jipang rajang - Buah - Air putih II : Snack II : Snack MENU I II + III - Nasi / bubur - Galantin ayam grg telur - Sup sayuran (wortel + kembang kol) - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Galantin ayam kukus - Sup sayuran (wortel serut + kemb. Kol) - Teh manis VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Ayam goreng - Tempe goreng - Soto - Teh manis - VIP : Buah - Snack - Susu - Nasi / bubur - Ikan gurami bakar - Pepes Ayam - Tempe goreng - Sayur bening (bayam + gambas) - Buah - Air putih - Nasi / bubur - Ikan lele goreng - Tempe goreng - Sayur bening (bayam + gambas) - Buah - Air putih - Bubur - Pepes bandeng - Tempe bacem - Sayur bening (bayam + gambas) - Buah - Air putih II : Snack II : Snack MENU II II + III - Nasi / bubur - Ayam goreng - Soto - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - bacem telur puyuh - Soto - Teh manis

34

SNACK 16.00 SORE JAM 16.30

- VIP : Snack - Nasi / bubur - Telur dadar - Ayam bacem - Rolade tahu - Asem buncis + wortel - Buah - Teh manis
2

- Nasi / bubur - Telur dadar - Rolade tahu - Asem buncis + Wortel - Teh manis
2

- Bubur - Telur dadar - Rolade tahu - Asem buncis + wortel serut - Teh manis
2

- VIP : Snack - Nasi / bubur - Telur ceplok - Bola daging grg telur - Tahu bacem - Sayur lodeh (nangka muda + kcg panjang) - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Telur ceplok - Tahu bacem - Sayur lodeh (nangka muda + kcg panjang) - Teh manis

- Bubur - Bola daging grg telur - Tahu bacem - Sayur lodeh (jipang rajang + kcg panjang) - Teh manis

35

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013 INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTU PAGI JAM 07.00 VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Bistik galantin daging - Bistik telur - Setup buncis+wortel - Teh manis - VIP : buah - Snack - Sirup - Nasi / bubur - Ayam kentucky - Gadon daging - Tempe bacem - Sop (Brokoli, wortel kol) - Buah - Air putih - VIP : Snack MENU III II + III - Nasi / bubur - Bistik galantin daging - Setup buncis+wortel - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Bistik galantin daging - Sup (buncis + wortel serut) - Teh manis VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Semur ayam - Semur tahu - Tumis jipang+kacang Panjang - Teh manis - VIP : buah - Snack - Teh manis - Nasi / bubur - Udang goreng tepung - Pepes kakap - Tempe mendoan - Sayur asem (kacang panjang + jipang) - Buah - Air putih - VIP : Snack MENU IV II + III - Nasi / bubur - Semur telur - Tumis jipang + kacang panjang - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Semur telur - Sup wortel serut + jipang rajang - Teh manis

SNACK 10.00 SIANG JAM 12.00

II : Snack - Nasi / bubur - Ayam Kentucky - Tempe bacem - Sop (Brokoli, wortel, kol) - Buah - Air putih -

II : Snack - Bubur - Gadon daging - Tempe bacem - Sop (Brokoli, wortel serut + kol) - Buah - Air putih -

II : Snack - Nasi / bubur - Ikan lele goreng - Tempe mendoan - Sayur asem (kacang panjang + jipang) - Buah - Air putih -

II : Snack - Bubur - Pepes kakap - Tempe bacem - Sayur asem (jipang rajang+kcg panjang) - Buah - Air putih -

SNACK 16.00

36

SORE JAM 16.30

- Nasi / bubur - Telur dadar - Bandeng presto - Tahu bacem - Sayur lodeh (kacang pjg+terong+jipang) - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Telur dadar - Tahu bacem - Sayur lodeh (kacang pjg+terong+jipang) - Teh manis

- Bubur - Telur dadar - Tahu bacem - Sayur lodeh (kacang panjang+jipang rajang) - Teh manis

- Nasi / bubur - Bola daging grg telur - Telur ceplok - Tahu bacem - Bobor kangkung + labu siam - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Bola daging grg telur - Tahu bacem - Bobor kangkung + labu siam - Teh manis

- Bubur - Bola daging grg telur - Tahu bacem - Bobor kangkung + labu siam - Teh manis

37

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013 INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTU PAGI JAM 07.00 VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Galantin asam mns - Tahu goreng - Sup sawi hijau + kembang tahu - Teh manis - VIP : buah - Snack - Susu - Nasi / bubur - Bandeng presto grg - Gadon daging - Tempe bacem - Bobor bayam+jipang - Buah - Air putih SNACK 16.00 - VIP : Snack MENU V II + III - Nasi / bubur - Galantin asam mns - Sup sawi hijau + kembang tahu - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Galantin asem mns - Sup sawi hijau + kembang tahu - Teh manis VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Telur bacem - Tahu goreng - Kare buncis+wortel - Teh manis - VIP : buah - Snack - Sirup - Nasi / bubur - Ayam kentucky - Telur puyuh bacem - Tahu bacem - Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi sdk) - Buah - Air putih - VIP : Snack MENU VI II + III - Nasi / bubur - Telur bacem - Kare buncis+wortel - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Telur bacem - Kare buncis+wortel serut - Teh manis

SNACK 10.00 SIANG JAM 12.00

II : Snack - Nasi / bubur - Bandeng presto grg - Tempe bacem - Bobor bayam+jipang - Buah - Air putih

II : Snack - Bubur - Gadon daging - Tempe bacem - Bobor bayam+jipang - Buah - Air putih

II : Snack - Nasi / bubur - Ayam kentucky - Tahu bacem - Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi sdk) - Buah - Air putih -

II : Snack - Bubur - Telur puyuh bacem - Tahu bacem - Cap jay kuah (wortel se rut, kemb kol,sawi sdk) - Buah - Air putih -

38

SORE JAM 16.30

- Nasi / bubur - Telur ceplok - Ayam goreng - Rolade tahu - Sambal grg jipang + kacang panjang - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Telur ceplok - Rolade tahu - Sambal grg jipang + kacang panjang - Teh manis

- Bubur - Telur ceplok - Rolade tahu - Sambal grg jipang + kacang panjang - Teh manis

- Nasi / bubur - Nugget ayam - Telur dadar - Tempe goreng - Asem buncis+ tahu - Buah - Teh manis
2

- Nasi / bubur - Nugget ayam - Tempe goreng - Asem buncis+ tahu - Teh manis
2

- Bubur - Nugget ayam - Tempe bacem - Asem buncis+ tahu - Teh manis
2

39

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013 INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTU PAGI JAM 07.00 VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Bola daging grg telur - Tahu goreng - Sup (makroni + + buncis + wortel) - Teh manis - VIP : buah - Snack - Teh manis - Nasi / bubur - Gurami asam manis - Tempe mendoan - Bakwan jagung - Sayur asem (kacang panjang + jipang) - Buah - Air putih - VIP : Snack MENU VII II + III - Nasi / bubur - Bola daging grg telur - Sup (makroni + + buncis + wortel) - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Bola daging grg telur - Sup (makroni + + buncis + wortel) - Teh manis VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Telur bacem - Tahu goreng - Kare kcg panjang + jipang rajang) - Teh manis - VIP : buah - Snack - Susu - Nasi / bubur - Ayam kentucky - Gadon daging - Tempe bacem - Sup (kemb kol + wortel + gambas) - Buah - Air putih - VIP : Snack MENU VIII II + III - Nasi / bubur - Telur bacem - Kare kcg panjang + jipang rajang) - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Telur bacem - Kare kcg panjang + jipang rajang) - Teh manis

SNACK 10.00 SIANG JAM 12.00

II : Snack - Nasi / bubur - Ikan lele goring - Tempe mendoan - Sayur asem (kacang panjang + jipang) - Buah - Air putih -

II : Snack - Bubur - Ikan lele goreng - Tempe bacem - Bening bayam+wortel Serut - Buah - Air putih -

II : Snack - Nasi / bubur - Ayam kentucky - Tempe bacem - Sup (kemb kol + wortel + gambas) - Buah - Air putih -

II : Snack - Bubur - Gadon daging - Tempe bacem - Sup (kemb kol + wortel + gambas) - Buah - Air putih -

SNACK 16.00

40

SORE JAM 16.30

- Nasi / bubur - Gulai telur - Gulai ayam - Gulai tahu - Cap jay grg (wortel + kemb kol + sawi sdk) - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Gulai telur - Gulai tahu - Cap jay grg (wortel + kemb kol + sawi sdk) - Teh manis

- Bubur - Gulai telur - Gulai tahu - Cap jay grg (wortel + kemb kol + sawi sdk) - Teh manis

- Nasi / bubur - Bandeng presto grg - Ayam goreng - Tahu goreng - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang + terong) - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Bandeng presto grg - Tahu goreng - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang + terong) - Teh manis

- Bubur - Bandeng presto grg - Tahu goreng - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang) - Teh manis

41

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013 INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTU PAGI JAM 07.00 VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Semur galantin dgg - Bacem tempe - Asem-asem buncis + tahu - Teh manis - VIP : buah - Snack - Sirup - Nasi / bubur - Udang goreng tepung - Pepes kakap - Tahu bacem - Bening bayam + wortel - Buah - Air putih - VIP : Snack MENU IX II + III - Nasi / bubur - Semur galantin dgg - Asem-asem buncis + tahu - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Semur galantin dgg - Asem-asem buncis + wortel serut - Teh manis VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Nugget ayam - tahu goring - Sup (wortel+buncis + kemb jamur) - Teh manis - VIP : buah - Snack - Teh manis - Nasi / bubur - Opor ayam - Opor telur cetak - Opor tahu - Oseng kcg panjang+ wortel + taoge - Buah - Air putih - VIP : Snack MENU X II + III - Nasi / bubur - Nugget ayam - Sup (wortel+buncis + kemb jamur) - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Nugget ayam - Sup (wortel serut + +buncis+ kemb jamur) - Teh manis

SNACK 10.00 SIANG JAM 12.00

II : Snack - Nasi / bubur - Ikan lele goring - Tahu bacem - Bening bayam + Wortel - Buah - Air putih -

II : Snack - Bubur - Pepes kakap - Tahu bacem - Bening bayam+wortel Serut - Buah - Air putih -

II : Snack - Nasi / bubur - Opor ayam - Opor tahu - Oseng kcg panjang+ wortel + taoge - Buah - Air putih -

II : Snack - Bubur - Opor telur cetak - Opor tahu - Oseng kcg panjang+ wortel serut + taoge - Buah - Air putih -

SNACK 16.00

42

SORE JAM 16.30

- Nasi / bubur - Telur ceplok - Daging bacem - Tempe goreng - Sambel goreng buncis + jipang rajang - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Telur ceplok - Tempe goring - Sambel goreng buncis + jipang Rajang - Teh manis

- Bubur - Telur ceplok - Tempe bacem - Sambel goreng buncis + jipang rajang - Teh manis

- Nasi / bubur - Telur dadar - Bandeng presto grg - Tempe goreng - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang) - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Telur dadar - Tempe goreng - Sayur lodeh (jipang+ kcg panjang) - Teh manis

- Bubur - Telur dadar - Tempe bacem - Sayur lodeh (jipang rjg + kcg panjang) - Teh manis

43

SIKLUS MENU 10 HARI TAHUN 2013 INSTALASI GIZI RSUD KOTA SEMARANG
WAKTU PAGI JAM 07.00 VIP + IA + IB - Nasi / bubur - Galantin ayam grg telur - Tempe goreng - Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi hijau) - Teh manis - VIP : buah - Snack - Sirup - Nasi / bubur - Udang grg tepung - Gadon daging - Tempe bacem - Bobor kangkung + jipang - Buah - Air putih - VIP : Snack MENU 31 II + III - Nasi / bubur - Galantin ayam grg telur - Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi hijau) - Teh manis ANAK 9 - 12 BLN - Bubur - Galantin ayam grg telur - Cap jay kuah (wortel+ kemb kol+sawi hijau) - Teh manis

SNACK 10.00 SIANG JAM 12.00

II : Snack - Nasi / bubur - Ikan lele - Tempe bacem - Bobor kangkung + Jipang - Buah - Air putih -

II : Snack - Bubur - Gadon daging - Tempe bacem - Bobor kangkung + jipang - Buah - Air putih -

SNACK 16.00

44

SORE JAM 16.30

- Nasi / bubur - Telur bacem - Ayam bacem - Tahu goreng - Gulai nangka + kol + kacang panjang - Buah - Teh manis

- Nasi / bubur - Telur bacem - Tahu goring - Gulai nangka + kol + kacang panjang - Teh manis

- Bubur - Telur bacem - Tahu bacem - Gulai kacang panjang + jipang rajang - Teh manis

45

Lampiran 2. Foto wawancara dengan orang tua pasien

46

Anda mungkin juga menyukai