Anda di halaman 1dari 3

Tidur merupakan bagian hidup manusia yang memiliki porsi banyak, rata-rata hampir seperempat hingga sepertiga waktu

digunakan untuk tidur. Tidur merupakan kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, tidur merupakan proses yang diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh. Disamping itu tidur bagi manusia dapat mengendalikan irama kehidupan sehari-hari. Salah satu fungsi tidur yang paling utama adalah untuk memungkinkan sistem syaraf pulih setelah digunakan selama satu hari. dalam The World Book Encyclopedia, dikatakan tidur memulihkan energi kepada tubuh, khususnya kepada otak dan sistem syaraf. Beberapa penelitian yang ditulis di beberapa situs menyebutkan bahwa orang Indonesia tidur rata-rata pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 keesokkan harinya. Kemudian penelitian terhadap kelompok anak-anak muda di Denpasar menunjukkan 30-40 persen aktivitas mereka untuk tidur. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh di Jepang disebutkan 29 % responden tidur kurang dari 6 jam, 23 % merasa kekurangan dalam jam tidur 6 % menggunakan obat tidur, kemudian 21 % memiliki prevalensi insomnia dan 15 % kondisi mengantuk yang parah pada siang harinya(Liu, 2000). Insomnia sendiri adalah ketidakmampuan tidur dalam jangka waktu tertentu yang muncul saat tidur normal. Orang dewasa rata-rata membutuhkan lebih dari delapan jam tidur setiap harinya dan hanya 35% dari orang Amerika yang secara konsisten mendapatkan hal tersebut. Orang yang menderita insomnia cenderung untuk mengalami satu atau lebih gangguan tidur seperti kesulitan untuk masuk tidur saaat malam, bangun terlalu awal saat pagi, atau sering terbangun saat malam. Insomnia dapat mengganggu ritme biologis manusia, sebuah pengatur waktu internal tubuh yang mengatur periode produksi hormon, tidur, suhu tubuh dan fungsinya. Survey yang dilakukan baru-baru ini mengindikasikan bahwa sedikitnya satu dari tiga orang di Amerika mengalami insomnia, tetapi hanya 20% yang memperhatikan keadaan tersebut (Debusk,2004) Penyebab insomnia dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti perasaan takut akan hal-hal tertentu, perasaan kehilangan seseorang atau sesuatu, stimulasi intelektual saat hendak tidur atau saat tidur, kecenderungan depresi, merasa bersalah, kecemasan, menunggu sesuatu yang tidak menyenangkan, stres dan kemarahan.

Stres merupakan suatu kondisi adanya tekanan fisik dan psikis akibat adanya tuntutan dalam diri dan lingkungan. Pernyataan tersebut berarti bahwa seseorang dapat dikatakan mengalami stres, ketika seseorang tersebut mengalami suatu kondisi adanya tekanan dalam diri akibat tuntutan-tuntutan yang berasal dari dalam diri dan lingkungan (Rathus & Nevid, 2002). Hurrelman & Losel pada tahun 1990 menjelaskan bahwa stres dapat terjadi karena adanya faktor eksternal maupun faktor internal. Faktor eksternal yang sering kali muncul seperti, banyaknya tugas-tugas perkembangan yang dihadapi orang sehari-hari baik dalam kelompok sebayanya, keluarga, sekolah, maupun pekerjaan. Tuntutan hidup yang kompleks menyebabkan seseorang mengalami konflik pada dirinya yang dapat mengakibatkan stress (Smet, 1994). Stress dapat terjadi pada siapa saja, salah satunya terjadi pada mahasiswa (Fitriana, 2007) Masalah yang umum dihadapi oleh mahasiswa dalam menyusun skripsi adalah, banyaknya mahasiswa yang tidak mempunyai kemampuan dalam tulis menulis, adanya kemampuan akademis yang kurang memadai, serta kurang adanya ketertarikan mahasiswa pada penelitian (Slamet, 2003). Kegagalan dalam penyusunan skripsi juga disebabkan oleh adanya kesulitan mahasiswa dalam mencari judul skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, serta adanya kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing. Apabila masalah-masalah tersebut menyebabkan adanya tekanan dalam diri mahasiswa maka dapat menyebabkan adanya stres dalam menyusun skripsi pada mahasiswa (Riewanto, 2003).

Tidak sedikit mahasiswa yang terganggu pola tidurnya karena untuk menyelesaikan tugastugas yang diberikan oleh dosen menuntut mahasiswa menyelesaikan dengan waktu yang ditentukan bahkan tidak jarang membuat mahasiswa merubah pola tidurnya yang sebelumnya termasuk normal yaitu enam sampai delapan jam sehari dan dapat memulai tidur dengan mudah.

Mahasiswa termasuk salah satu kelompok yang rentan dengan kondisi stress karena sebagai mahasiswa banyak pekerjaan kampus yang menuntut mahasiswa untuk berfikir untuk melatih kecerdasan mereka dalam suatu bidang untuk bekal setelah lulus nanti dan juga agar mereka

dapat bersaing untuk menghadapi persaingan di dunia kerja kelak setelah mereka memulai usaha atau suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian dalam bidang tertentu. Masalah lain yang sering dialami oleh mahasisiwa adalah maslah pribadi yang sedikit banyak bisa memicu kondisi stress seseorang meningkat seperti, masalah keluarga, masalah hubungan sosialnya dengan teman-temannya, masalah kiriman uang yang kadang telat atau kiriman yang habis sebelum waktunya.

Anda mungkin juga menyukai