Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendirian Pabrik

Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban. Namun, karena sifatnya yang unik, penggunaan carbon black telah diperluas dalam industri meliputi tinta printer, toner mesin fotokopi, reinforcing agent pada penggunaan bahan plastik, kertas, dan bahan bangunan. Tujuan penggunaannya sebagai zat pigmen, absorpsi sinar UV, elektronik dan juga dalam berbagai produk sehari-hari. Carbon black didefinisikan sebagai bahan hitam yang berbentuk bubuk atau granula. Terbentuk melalui proses pembakaran bahan bakar hidrokarbon seperti minyak, gas, atau acetylene dengan suplai udara berlebih. Proses ini dilakukan pada temperatur antara 1200-1900C (650-1040F). sebagian besar Hal ini menghasilkan asap hitam yang komposisinya

adalah carbon black dalam bentuk partikel kecil dan disertai gas

buangnya (tail gas). Terdapat enam jenis produk carbon black yang diproduksi dengan cara oil furnace, yaitu: GPF (General purpose), FEF (Fast Extruding), HAF (High Abrasion), ISAF (Intermediate abrasion), SAF (Superabrasion), CF (Conductive). Carbon black merupakan important member of the family of industrial carbons (Kirk&Othmer,1985). Di Indonesia, permintaan carbon black semakin meningkat seiring dengan berkembangnya industri-industri tersebut. Saat ini di Indonesia telah berdiri pabrik carbon black dengan kapasitas 130.000 ton/tahun, yaitu PT Cabot Indonesia (Cilegon). Tapi mengingat kebutuhan akan carbon black diprediksikan akan terus

meningkat, maka pendirian pabrik carbon black ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Di samping itu, pendirian pabrik juga dapat menciptakan lapangan kerja pada sektor industri serta meningkatkan devisa negara. Ketersediaan bahan baku pembuatan carbon black (minyak berat) yang melimpah di Indonesia juga menjadi salah satu alasan pendirian pabrik ini, apalagi belum banyak industri yang memanfaatkan minyak berat sebagai bahan baku.

B. Kegunaan Produk Adapun kegunaan Carbon Black adalah sebagai berikut : 1. Bahan penguat karet Carbon black adalah bahan aditif penguat karet yang banyak digunakan dalam sebagian besar produk karet. Dalam hal kendaraan, sejumlah besar carbon black digunakan untuk ban. Sebagai tambahan, carbon black digunakan bersama karet untuk menahan getaran gempa bumi, pada sol sepatu dan banyak produk lainnya. 2. Warna dan pigmen untuk plastik Dibandingkan dengan pewarna lainnya, carbon black digunakan sebagai tinta untuk mencetak koran, sebagai toner untuk ink-jet, dan sebagainya. Carbon black juga cocok digunakan sebagai pigmen untuk bahan plastik, sebagai bahan pelapis kabel dan produk lainnya 3. Peralatan elektrik dan komponen konduktif Karena carbon black mempunyai sifat konduktif yang baik, sehingga digunakan sebagai kompenen untuk pita magnetik dan semikonduktor.

C. Kapasitas Rancangan

Penentuan kapasitas produksi carbon black didasarkan pada kebutuhan carbon black untuk industri di Indonesia. Data kebutuhan dalam negeri carbon black mengacu pada data impor carbon black tahun 2007 2011 seperti yang tertera pada tabel 1.1.

Tabel 1.2 Data impor carbon black di Indonesia Tahun 2007 - 2011
Tahun keTahun Jumlah Impor (ton)

1 2 3 4 5

2007 2008 2009 2010 2011

44.449 55.413 91.440 105.156 120.930


Sumber : Biro Pusat Statistik tahun 2007-2011

Dari data diatas maka dapat diplot grafik seperti yang digambarkan pada gambar 1

Data Impor Carbon Black


140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 0 1 2 3 4 5 6 y = -906.5x2 + 25709x + 16321 R = 0.9702 y = 20271x + 22666 R = 0.9675

Gambar 1.1 Grafik Impor Carbon Black

Berdasarkan Gambar.1 grafik impor carbon black untuk Indonesia di atas, dapat dilihat bahwa kebutuhan carbon black mengalami kenaikan yang cukup berarti setiap tahunnya. Oleh karena itu produksi carbon black perlu realisasikan di Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi sendiri seluruh kebutuhan dalam negeri dan tidak perlu mengimpor dari luar negeri juga bisa meningkatkan ekspor untuk menambah pendapatan/devisa negara. Diasumsikan pabrik akan didirikan pada tahun 2016, maka berdasarkan perhitungan dengan persamaan garis polynomial Gambar 1 di atas yang mempunyai nilai regresi (R2) yang mendekati angka 1, dapat diketahui jumlah kebutuhan pada tahun ke-10 (berdasarkan kebutuhan dari tahun 2007) tersebut adalah sebagai berikut: Y = -906,5 x2 + 25710 x + 16321 = -906,5 (10)2 + 25710 (10) + 16321 = 182.771 ton/tahun

Dari data di atas maka dapat ditentukan impor carbon black pada tahun 2016 sebesar 182.771 ton. Karena di Indonesia carbon black sudah ada yang memproduksi, yaitu dari PT. Cabot Indonesia dengan kapasitas 130.000 ton/tahun, maka kapasitas pabrik ini dkurangi dari kapasitas carbon black yang sudah ada. Meninjau keadaan diatas untuk memenuhi 60 % kebutuhan impor carbon black untuk tahun 2016 yaitu sebesar 30.000 Ton, dibuat pra rancangan pabrik carbon black dengan mengambil kapasitas rancangan sebesar 30.000 Ton per tahun.

D. Lokasi Pabrik

Secara geografis penentuan lokasi suatu pabrik sangat mempengaruhi seluruh kegiatan industri baik menyangkut produksi maupun distribusi. Oleh karenanya penentuan lokasi pabrik harus memberikan suatu perhitungan biaya produksi dan biaya distribusi yang minimal. Berdasarkan beberapa pertimbangan, maka pabrik Carbon Black ini direncanakan di Karawang, Jawa Barat, dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

1.

Persediaan Bahan Baku

Bahan

baku untuk pembuatan Tetrahidrofuran adalah 1,4-Butanadiol dimana

kebutuhan ini di impor dari Malaysia dari BASF Petronas Chemicals Sdn. Bhd. dengan kapasitas produksi 100.000 ton/tahun. Namum saat ini permintaan pasar terhadap 1,4-Butanadiol mengalami penurunan maka produksi BASF Chemicals Sdn. Bhd. menurun menjadi 50.000 ton/tahun. Petronas

Pangsa pasar BASF

Petronas Chemicals Sdn. Bhd. adalah Asia Pasifik termasuk Indonesia. Selain itu, masih ada produsen 1,4-Butananadiol lain yakni Catalite Co.Ltd. Thailand dan Nanjing Luyinghong Chemicals Co. Ltd. China dengan kapasitas produksi 98.000 ton/tahun. Sehingga dikarenakan tersedianya bahan baku maka pabrik ini dapat beroperasi secara kontinyu.

2.

Pemasaran Hasil produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama untuk Pulau Jawa, di mana umumnya banyak pabrik kimia yang menggunakan

Tetrahidrofuran sebagai bahan baku, sebagai pelarut atau sebagai bahan pengisi pada pembuatan bahan kimia yang lain.

3.

Utilitas Karena lokasi pabrik terletak di dekat sungai Ciagel maka kebutuhan air untuk proses dapat terpenuhi. Demikian pula untuk kebutuhan akan bahan bakar dan kebutuhan akan tenaga listrik karena dekat dengan pembangkit listrik tenaga uap Suralaya.

4.

Transportasi Sarana transportasi dari daerah ke daerah pabrik memungkinkan untuk terjadinya pengiriman bahan baku atau produk, dikarenakan lokasi pabrik dekat dengan kota Cilegon dan Tanggerang. Transportasi dapat dilakukan melalui sarana perairan dan darat. Dengan telah tersedianya sarana transportasi , maka keseluruhan nusantara dapat berjalan lancar. pemasaran produk

5.

Tenaga Kerja Kebutuhan akan tenaga kerja untuk pabrik Tetrahidrofuran yang direncanakan ini dapat dipenuhi dari daerah Cilegon dan sekitarnya, dimana tenaga ahli dan buruh kasar cukup tersedia. Hal ini juga ditujukan untuk mengurangi tingkat pengangguran di daerah tersebut.

6.

Keadaan Iklim dan Tanah Lokasi pra rencana pabrik pembuatan tetrahidrofuran ini merupakan daerah yang cukup stabil, karena sampai saat ini belum pernah terjadi gempa bumi ataupun banjir, sehingga diharapkan operasi pabrik tidak terga

Anda mungkin juga menyukai