Anda di halaman 1dari 94

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan persaingan bisnis dari waktu ke waktu yang dihadapi sektor bisnis dan industri semakin meningkat khususnya di Indonesia. Persaingan jelas terlihat pada semua sektor industri, mulai dari perusahaan berteknologi tinggi sampai pada industri produk konsumsi. Untuk itu pada era pasar bebas saat ini, kalangan pengusaha diharapkan semakin kreatif dan produktif untuk dapat tetap bertahan dan eksis dalam percaturan bisnis. Perusahaan harus mampu mengembangkan dan menciptakan daya saing untuk mengantisipasi segala bentuk kemungkinan yang akan terjadi pada perkembangan usaha nantinya. Persaingan terlihat dari peningkatan produktivitas perusahaan. Salah satu cara adalah meningkatkan keuntungan perusahaan dengan penggunaan energi seefisien mungkin. Tahun 2006 merupakan awal kebangkitan energi terbarukan, pada tanggal 20 Mei 2006 Pertamina memunculkan biosolar yaitu campuran dari 95% solar dengan 5% Fatty Acid Methyl Ester (FAME) (Kompas, 20 Juli 2006). Biosolar dimunculkan berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional dan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemamfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar subsitusi solar yang kebanyakan digunakan oleh industri dan kendaraan. Pertimbangan lain yaitu semakin menipisnya cadangan produksi minyak mentah Indonesia pada tahun 2003 sebesar 1,146 juta barrel, tahun 2004 sebesar 1,096 juta barrel, tahun 2005 sebesar 1,062 juta barrel, dan produksi tahun 2006 sebesar 909.000 barrel dihadapkan pada permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin meningkat pada tahun 2007-2014 (Kompas, 20 Juli 2006). Kesadaran ini mendesak untuk menggunakan energi alternatif yang terbarukan dan rendah polusi, terutama menggantikan bahan bakar solar karena penggunaan solar lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar lain. Penggunaan berbagai jenis BBM dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan grafik dapat dilihat pada Gambar 1.1

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

Tabel 1.1 Penggunaan Bahan Bakar Minyak di Indonesia


Tahun (Juta Kiloliter) 2002 2003 13,732 14,647 11,678 11,753 24,213 24,064 1,36 1,183 6,262 6,216

Jenis BBM Premium Minyak Tanah Solar Minyak Diesel Minyak Bakar

2000 12,422 12,455 21,735 1,451 6,013

2001 13,061 12,283 23,262 1,399 6,119

2004 17,027 11,846 26,488 1,093 5,755

2005 17,471 11,324 27,535 8,987 4,686

[Sumber: Dept Perindustrian RI 2006]


Grafik Penggunaan BBM
J u m la hP e m a k a ia n 30 25 20 15 10 5 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun

(ju ta k ilo lite r)

Premium Minyak Tanah Solar Minyak Diesel Minyak Bakar

Gambar 1.1 Penggunaan Bahan Bakar Minyak di Indonesia Untuk menghindari penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin tinggi dan mengurangi pencemaran udara maka solar biasa (disebut juga dengan petrosolar) diganti dengan biosolar. Penggunaan biosolar sangat aman sebagai bahan bakar kendaraan dan pabrik karena biosolar ini menggunakan campuran FAME yang telah memenuhi Standar Internasional European Normalisasi (EN) nomor 14214:2002 (E) dan American Standard Technical Manufacturing (ASTM) nomor D 6751. Secara populer FAME dikenal dengan nama biodiesel, diperoleh dari minyak nabati yaitu minyak kelapa sawit yang diubah melalui proses esterifikasi dan trasesterifikasi. Biodiesel dengan bahan baku CPO merupakan bahan bakar yang terbaharukan karena dibudidayakan oleh manusia. Penggunaan biodiesel aman karena tingkat toksisitas akut (racun) lebih rendah dan dapat mengurangi polusi tanah serta melindungi perairan dan sumber air minum. Kelebihan lain yaitu ditunjang oleh sifat yang dapat terogsigenasi relatif sempurna (terbakar habis), nontoksit dan dapat terurai secara alami (biodegradable) empat kali lebih cepat bila dibandingkan dengan petrosolar (Prihandana, Rama dkk, 2006).

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

Pertamina biosolar menggunakan biodiesel dengan bahan baku yang berasal dari minyak sawit Crude Palm Oil (CPO). Rata-rata produksi biodiesel dunia sekitar 105 juta ton per tahun dan 23% merupakan minyak CPO (Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi 2006). Pengolahan CPO salah satunya dilakukan oleh PT Incasi Raya dengan memiliki pasokan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit rata-rata sebesar

1.571.100 ton per tahun, di mana dengan TBS tersebut didapatkan jumlah CPO sebesar 361.353 ton per tahun. Dengan hasil tersebut diperkirakan jumlah CPO per bulan sebesar 30.112 ton. Sedangkan jumlah sehari sebesar 1003 ton. Jika semua CPO dijadikan Refining Bleach deodorizing Palm Oil (RBD PO) maka didapatkan hasil 963 ton per hari, tetapi jka dijadikan minyak goreng maka didapatkan hasil sebesar 752 ton per hari. Gambaran hasil CPO pada tahun 2006 untuk 1 bulan diperoleh CPO 30.000 ton tetapi yang diolah menjadi minyak goreng (olien) hanya 8000 ton saja sedangkan sisanya diekspor sejumlah 22.000. Untuk lebih lanjut sisa tersebut dapat dijadikan sebagai bahan baku biodiesel. Dengan pengelolaan CPO ini tidak tertutup kemungkinan bagi PT Incasi untuk memproduksi biodiesel sebagai bahan bakar biosolar dengan merencanakan pembuatan pabrik bahan bakar biodiesel dengan kapasitas produksi 600 ton per hari sebagai alternatif pengganti petrosolar. Hal ini di sebabkan perkembangan biodiesel pada tingkat dunia dan dukungan pemerintah yang sangat menjanjikan serta untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan pada periode yang akan datang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan analisis kelayakan pendirian pabrik bahan bakar biodiesel. 1.2 Pokok Permasalahan Pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu apakah pabrik bahan bakar biodiesel dengan kapasitas produksi 600 ton/ hari sebagai alternatif pengganti bahan bakar petrosolar yang sumber dayanya semakin berkurang di dunia layak didirikan? 1.3 Batasan Masalah

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

Agar penelitian kelayakan pendirian pabrik ini lebih terarah diperlukan beberapa batasan masalah yang akan dikaji yaitu : 1. Aspek yang dijadikan parameter untuk analisis kelayakan ini adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen dan sumber daya manusia, dan aspek keuangan. 2. 3. Bahan baku untuk produksi biodiesel berasal dari CPO. Perkiraan biaya dan harga berdasarkan kurs Rupiah yang berlaku saat penelitian berlangsung. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah menganalisis kelayakan pendirian pabrik bahan bakar biodiesel dengan kapasitas produksi 600 ton/ hari sebagai alternatif pengganti petrosolar. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan analisis kelayakan pendirian pabrik bahan bakar biodiesel ini dilakukan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab I menjelaskan tentang latar belakang penelitian, pokok permasalahan, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II Tinjauan Pustaka Bab II berisi pembahasan mengenai dasar-dasar teori yang relevan dengan penelitian kelayakan proyek dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang menjadi fokus utama dalam analisis kelayakan proyek. BAB III Metodologi Penelitian Bab III membahas mengenai tahap-tahap yang harus dilakukan pada penelitian.

BAB IV

Pengumpulan dan Pengolahan Data

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

Bab IV berisi data-data yang diperlukan dalam membuat analisis kelayakan proyek dan dilakukan pengolahan data sesuai dengan metode yang telah ditetapkan. BAB V Analisis Hasil Bab V berisi analisis data, menganalisis hasil yang telah diperoleh dari pengolahan data berdasarkan aspek-aspek yang telah ditetapkan dalam analisis kelayakan proyek ini sehingga dapat membantu untuk mendapatkan keputusan investasi proyek. BAB VI Penutup Bab VI berisi kesimpulan terhadap apa yang telah didapat dari pengolahan data yang telah dilakukan dan saran-saran yang dapat dijadikan usulan kepada pengambil keputusan dalam perusahaan untuk menjalankan bisnis ini dan usulan pertimbangan rencana investasi bagi perusahaan.

BAB II

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tentang Investasi Proyek Investasi proyek adalah upaya menanamkan faktor produksi langka pada proyek tertentu (baru atau perluasan), pada lokasi tertentu, dalam

jangka menengah atau panjang. Adapun faktor produksi langka tersebut dapat berbentuk dana, kekayaan alam (natural resources), tenaga ahli dan terampil dalam hal tertentu serta teknologi tingkat madya atau tinggi (Sutojo, Siswanto 2002). Di samping tinggi nilainya faktor produksi langka bersifat multi guna artinya apabila faktor produksi tidak ditanamkan pada proyek tertentu, dapat pula ditanamkan pada proyek yang lain. Oleh karena itu faktor produksi langka tersebut tidak boleh diboroskan dengan jalan menanamkannya secara sembarangan pada proyek-proyek yang tidak atau kurang layak. Membangun proyek baru atau memperluas perusahaan yang telah berjalan, mempunyai ciri-ciri khusus yang sifatnya substansial dibandingkan dengan keputusan perusahaan untuk upaya investasi dan yang lain, misalnya menambah jumlah kredit penjualan kepada pelanggan tertentu. Suatu proyek dapat timbul disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (Kasmir dan Jakfar, 2004) a. Ada suatu permintaan pasar, artinya ada suatu yang dibutuhkan dan diinginkan dalam masyarakat dan harus disediakan karena produk yang tersedia belum mencukupi atau belum pernah ada sama sekali. b. Untuk meningkatkan kualitas produk, proyek dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas atau mutu suatu produk. Hal ini dilakukan karena tingginya tingkat persaingan. c. Kegiatan pemerintah, artinya merupakan kehendak pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat atas suatu produk atasu jasa sehingga perlu disediakan berbagai produk melalui proyek-proyek tertetu. Investasi sebuah proyek mempunyai ciri-ciri khusus yang sifatnya lebih substansial yaitu: (Sutojo, Siswanto 2002)

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

1. Investasi tersebut menyerap dan mengikat dana dalam jumlah besar. Jangka waktu dana itu cukup lama, yaitu lebih dari satu tahun, bahkan dapat pula mencapai lebih dari 20 tahun atau lebih. Sebagai konsekwensinya, apabila terjadi kesalahan dalam perencanaan atau evaluasi kelayakan rencana investasi, dampak negatif yang harus diderita perusahaan yang bersangkutan akan berlangsung lama. 2. Manfaat yang akan diperoleh oleh perusahaan (misalnya keuntungan), baru dapat dinikmati sepenuhnya beberapa masa (bulan atau tahun) setelah investasi dilakukan. Oleh karena itu untuk menghitung nilai nyata manfaat tersebut, diperlukan metode khusus. 3. Tingkat resiko yang ditanggung oleh perusahaan lebih tinggi, bila mana dibandingkan misalnya dengan investasi harta lancar (penambahan jumlah persediaan, piutang dagang dan lain-lain). Tingkat resiko yang tinggi itu tidak hanya disebabkan oleh besarnya jumlah dana yang terikat, melainkan juga karena lamanya jangka waktu ikatannya. 4. Keputusan investasi proyek yang keliru, tidak dapat direvisi begitu saja, seperti halnya keputusan memberikan kredit penjualan kepada pelanggan baru secara tidak tepat, tanpa harus menderita kerugian yang cukup besar. Sebagai contoh apabila akhirnya perusahaan mengetahui pabrik yang mereka bangun tidak dapat bersaing dengan pabrik lain yang sudah berjalan sehingga menderita kerugian besar, mereka tidak dapat begitu saja menjual mesin dan peralatan pabrik itu tanpa menderita kerugian. Investasi proyek dapat dilakukan perorangan maupun perusahaan.

Disamping itu koperasi maupun badan usaha milik negara dan yayasan juga dapat membangun proyek baru atau memperluas kegiatan usaha yang sudah berjalan. Adapun manfaat yang ingin dicapai para investor antara lain: a. Manfaat finansial seperti memperoleh keuntungan atau likuiditas keuangan b. Manfaat makro ekonomi, misalnya meningkatkan jumlah perdagangan ekspor, menciptakan lapangan kerja baru, penghematan pengeluaran devisa c. Manfaat politis, sosial, budaya. Adapun keuntungan atau laba yang diperoleh dari proyek dapat digunakan oleh badan usaha untuk hal-hal berikut ini:

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

a. Melunasi pinjaman yang dipergunakan untuk membiayai pembangunan dan pengoperasian proyek. b. Perluasan proyek kelak di kemudian hari. c. Mengganti fasilitas produksi proyek yang sudah tidak produktif. d. Membagikan deviden kepada pemilik proyek. e. Meningkatkan kesejahteraan para karyawan yang ditugaskan untuk mengelola dan mengoiperasikan proyek. f. Meningkatkan mutu produk yang dihasilkan proyek serta layanan kepada para konsumen. g. Kegiatan sosial, terutama bagi masyarakat disekitar lokasi proyek tersebut. Sebuah proyek dapat saja tidak berhasil selama masa pembangunan proyek tersebut, dapat pula setelah proyek beroperasi. Adapun faktor yang dapat menghambat keberhasilan proyek selama tahap pembangunan antara lain adalah: a. Rencana pembangunan proyek kurang matang, antara lain ditandai dengan pelaksanaanya kurang menguasai aspek teknis pembangunan, salah memilih peralatan dan bahan yang dipergunakan untuk pembangunan proyek. b. Timbul peristiwa ekonomi/moneter nasional, regional atau internasional yang membawa dampak yang kurang menguntungkan. c. Timbul gejolak politik atau sosial yang membawa dampak yang kurang menguntungkan. d. Terjadi bencana alam dilokasi proyek atau daerah sekitarnya. e. Jumlah dana yang disediakan untuk membangun proyek tidak cukup. Ketidakberhasilan atau keterlambatan penyelesaian pembangunan dari jadwal yang telah ditetapkan, akan membawa akibat yang kurang menyenangkan, baik bagi pemilik maupun bagi kreditur. Disamping itu proyek yang tertunda masa produksi komersial, dapat kehilangan potensi pasar karena didahului produk saingan dalam upaya merebut permintaan produk. 2.2 Tahap Evaluasi Kelayakan Rencana Investasi Banyak faktor yang dapat menghambat keberhasilan sebuah proyek dapat dideteksi sebelum keputusan investasi dilakukan. Pengambil keputusan dapat

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

mengambil tindakan untuk meneruskan atau menghentikan rencana investasi. Apabila sebuah perusahaan memutuskan untuk meneruskan rencana investasinya, mereka dapat mengusahakan sedapat mungkin memperkecil tingkat resiko yang harus dihadapi kelak. Evaluasi kelayakan rencana investasi sebuah proyek dilakukan dalam dua tahapan yaitu evaluasi pendahuluan (pre-evaluation study) dan studi kelayakan proyek (project feasibility study). 2.2.1 Evaluasi pendahuluan Tujuan utama evaluasi pendahuluan ini adalah mencari tahu apakah ada faktor-faktor penghambat kritis (the critical factors) yang dapat menghambat jalannya operasi bisnis proyek yang akan dibangun. Keputusan yang diambil dari hasil evaluasi pendahuluan dapat berupa pembatalan rencana investasi, revisi rencana investasi atau meneruskan evaluasi rencana investasi proyek ke tahap berikutnya, yaitu studi kelayakan proyek. Faktor penghambat kritis tersebut biasanya berupa hambatan pemasaran produk yang akan dihasilkan proyek, atau hambatan teknis/teknologis. 2.2.2 Studi kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek merupakan penelitian tentang layak atau tidak suatu proyek dibangun untuk jangka waktu tertentu. (Umar, Husein 2003) Suatu studi kelayakan memiliki beberapa tahapan dalam pelaksanaannya, tahapan berikut secara umum yaitu: (Umar, Husein. 2003). a. Penemuan ide. Produk yang akan dibuat hendaknya memiliki potensi laku di jual dan menguntungkan. Oleh karena itu harus dilakukan penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produknya. Penelitian produk dapat dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Misalnya apakah suatu produk yang akan dibuat dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi, untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap kebutuhan produk yang belum ada, atau untuk mengganti produk yang sudah ada dengan produk lain yang mempunyai nilai lebih. Sehubungan dengan kebutuhan pasar penelitian yang diharapkan adalah apakah produk yang dihasilkan dapat dijual. Untuk menghasilkan ide proyek, diperlukan penelitian yang terorganisasi secara baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Jika ide proyek lebih

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

10

dari satu, maka yang dipilih oleh pengambil keputusan biasanya tergantung dari tiga faktor, pertama apakah ide proyek cocok dengan kata hatinya; kedua apakah pengambil keputusan akan mampu melibatkan diri dalam hal-hal yang sifatnya teknis; ketiga apakah ada keyakinan akan kemampuan proyek untuk menghasilkan laba. Jadi walaupun terdapat lebih dari satu proyek, pada gilirannya yang dipilih adalah yang sesuai dengan prioritasnya. b. Tahap penelitian, setelah ketiga ide proyek dipilih, selanjutnya penelitian yang lebih mendalam dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Langkah awalnya adalah mengumpulkan data, lalu mengolah data tersebut berdasarkan teori-teori yang relevan, menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat analisis, terakhir menyimpulkan hasil sampai pada tahap pembuatan laporan hasil penelitian. c. Tahap evaluasi, ada tiga macam evaluasi a) Evaluasi terhadap usulan proyek yang akan didirikan b) Evaluasi terhadap proyek yang sedang dibangun c) Evaluasi terhadap bisnis yang sudah dioperasionalkan secara rutin d. Tahap urutan usulan yang layak. Jika usulan rencana bisnis yang dianggap layak lebih dari satu dan ada keterbatasan-keterbatasan pada pihak manajemen untuk merealisasikan semua rencana bisnis tersebut, misalnya keterbatasan dana, maka rencana bisnis yang dipilih hendaknya adalah rencana yang

dianggap paling penting untuk direalisasikan. e. Tahap rencana pelaksanaan, setelah suatu rencana bisnis dipilih untuk direalisasikan, dibuatlah rencana kerja pelaksanaan pembangunan proyek itu sendiri. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap jenis pekerjaan, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, ketersediaan dana dan sumber daya lain, kesiapan manajemen dan lain-lain. f. Tahap pelaksanaan, setelah semua persiapan dilakukan, tahap berikut adalah merealisasikan pembangunan proyek. Jika proyek telah selesai dilaksanakan, maka tahap berikutnya adalah melaksanakan operasional bisnis secara rutin, dalam opertasional diperlukan kajian untuk mengevaluasi bisnis, yaitu dari sisi fungsional keuangan, pemasaran, produksi/operasi, Sumber Daya Manusia (SDM) dan manajemennya agar semua aspek pendukung berfungsi secara

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

11

efektif dan efisien untuk meningkatkan laba perusahaan. Hasil evaluasi dapat dijadikan umpan balik bagi perusahaan untuk mengkaji ulang proses kelayakan bisnis secara terus menerus. Adapun fokus utama dalam studi kelayakan proyek adalah: (Sutojo, Siswanto 2002) 1. Aspek pasar dan pemasaran barang/jasa yang akan dihasilkan oleh proyek. 2. Aspek produksi, teknis, dan teknologis. 3. Aspek manajemen dan sumber daya manusia. 4. Aspek keuangan. Kelayakan proyek dapat dilaksanakan oleh tim pelaksana, jumlah, dan jenis keahlian tim pelaksana studi kelayakan proyek akan tergantung dari skala proyek yang akan dibangun, tingkat teknologi yang akan digunakan, jumlah anggaran yang tersedia. Hasil temuan studi kelayakan proyek dapat dipergunakan sebagai bahan masukan untuk mengambil keputusan, oleh berbagai pihak yang bersangkutan dengan pembangunan proyek. Di antara berbagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap hasil temuan studi kelayakan proyek adalah: (Sutojo, Siwanto 2002) Perusahaan/investor perorangan yang mencetuskan rencana investasi Para calon penyedia dana antara lain bank kreditur, perusahaan leasing barang modal, lembaga kredit ekspor barang modal (capital goods export credit institution), perusahaan modal ventura, underwriter (bilamana investor ingin mengumpulkan dana modal sendiri melalui bursa efek). Calon mitra usaha Para calon donor Badan pemberi fasilitas non keuangan yang diperlukan untuk membangun atau mengoperasikan proyek misalnya badan pemerintah yang akan memberikan konsesi, perizinan atau peroteksi tertentu. 2.3 Aspek Pasar Bagian ini menjelaskan tentang besarnya permintaan terhadap produk atau jasa yang dibuat oleh perusahaan. Selain itu juga perlu dijelaskan tentang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

12

penguasaan produk atau jasa yang dibuat, artinya apakah produk atau jasa yang tersebut dapat menciptakan pasar (driving market) atau mengikuti pasar (market driven). Intinya adalah bagaimana dapat mengenali kondisi pasar dari bisnis yang dijalankan. Kunci sukses rencana pemasaran adalah seberapa jauh mengenal pelanggan, yaitu mengenali apa yang mereka inginkan dan apa yang tidak mereka inginkan. Dengan mengetahui semua faktor tersebut, maka strategi pemasaran dapat dikembangkan. Evaluasi aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam pelaksanaan studi kelayakan proyek. Hal ini disebabkan karena agar dapat beroperasi secara berhasil, proyek yang akan dibangun harus dapat memasarkan hasil produksinya secara kompetitif dan menguntungkan. Adapun fokus evaluasi aspek pasar dan pemasaran produk yang akan dihasilkan proyek yang akan dibangun mencakup tiga hal: Memperoleh gambaran apakah pada masa yang akan datang terdapat cukup permintaan pasar yang dapat menyerap barang atau jasa yang akan dihasilkan. Memperoleh gambaran bagaimana suasana persaingan di pasar pada masa yang akan datang, siapa saja perusahaan pesaing dan apakah produk yang akan dihasilkan mampu memperoleh pangsa pasar (market share) yang memadai. Memperoleh gambaran tentang prospek perkembangan faktor ekstern perusahaan yang dapat mempengaruhi permintaan produk dan suasana persaingan di pasar. Seberapa luas dan dalam aspek pemasaran dalam studi kelayakan tergantung pada besar kecilnya bisnis yang akan digarap. Tetapi umumnya hasil studi untuk aspek pemasaran memberikan informasi: Penetapan segmentasi, target dan posisi produk di pasar. Penentuan strategi bersaing di pasar. Penentuan program pemasaran melalui bauran pemasaran. Penentuan perkiraan penjualan yang bisa dicapai oleh perusahaan. Perusahaan harus menentukan pasar sasaran dengan melakukan

segmentasi pasar karena pasar pada dasarnya bersifat heterogen. Segmentasi pasar menghasilkan segmen-segmen yang relatif homogen. Setelah pasar menjadi homogen, perusahaan hendaknya memilih sasaran yang lebih jelas. Setelah

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

13

sasaran pasar menjadi lebih terarah, produk hendaknya memiliki posisi yang jelas dipasar karena dengan asumsi bahwa pasar adalah persaingan sempurna, maka pesaing akan tetap ada sehingga melakukan posisi yang berbeda dengan pesaing adalah penting untuk dilakukan oleh perusahaan. Untuk itu dapat dijelaskan halhal berkut ini: (Umar, Husein. 2003). 1. Segmentasi pasar. Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal seperti keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktek pembelian. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan mengenali kelompok pembeli yang mungkin membutuhkan produk dan atau bauran pemasaran yang terpisah. Adapun hal yang dilakukan dalam tahapan ini adalah: Mengidentifikasi variabel segmentasi dan melakukan segmentasi Mengembangkan bentuk segmentasi.

Dasar-dasar untuk melakukan segmentasi pasar konsumen adalah : a. Segmentasi Geografis Membagi pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, seperti wilayah, negara, bangsa. Propinsi dan kabupaten/kotamadya b. Segmentasi Demografi Membagi pasar menjadi kelompok-kelompok dengan dasar variabelvariabel demografi seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kewarganegaraan. c. Segmentasi Psikografis Pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok yang berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan atau kepribadian. d. Segmentasi Prilaku Komponen-komponennya adalah kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap kesiapan pembeli dan sikap. 2. Penetapan pasar sasaran Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan analisis untuk dapat memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

14

Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor yaitu: Ukuran dan pertumbuhan segmen. Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan terakhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan margin dan laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling sesuai. Kemenarikan struktural segmen. Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi profitabilitas. Sasaran dan sumber daya. Perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar. Walau ada segmen yang bagus, segmen tersebut dapat saja ditolak jika tidak prospektif dalam jangka panjang, tetapi kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumber dayanya harus dipertimbangkan. 2.4 Aspek teknis, Produksi dan Teknologis Pada bagian ini dilakukan Analisis kondisi operasional dan strategi operasional agar bisnis/proyek yang direncanakan atau yang sedang dilaksanakan dapat perjalan sesuai rencana. Penjelasaan mendetail mengenai bagian ini meliputi (Husnan dan Suwarsono,1999): 1. Lokasi proyek, yakni di mana suatu proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. 2. Skala operasi atau luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomi. 3. Kriteria pemilihan mesin dan equipment (peralatan) utama serta alat pembantu mesin dan equipment. 4. Bagaimana proses produksi dilakukan dan layout pabrik yang dipilih, termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain. 5. Apakah jenis teknologi yang diusulkan cukup tepat, termasuk di dalamnya pertimbangan variabel sosial. 2.4.1 Perencanaan Kapasitas Produksi

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

15

Kapasitas menurut Umar (2003) didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan (input) atau keluaran (output). Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan kapasitas produksi adalah (Husnan dan Suwarsono, 1999) : 1. Batasan permintaan, yang telah diketahui terlebih dahulu dalam perhitungan market share (pangsa pasar). 2. Kapasitas mesin-mesin yang dalam hal ini dibatasi oleh kapasitas teknis atau kapasitas ekonomis. 3. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi. 4. Kemampuan finansial dan manajemen. 5. Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang. 2.4.2 Pemilihan Teknologi dan Peralatan Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan Disamping itu ada beberapa kriteria yang lain yakni (Husnan dan Suwarsono, 1999) : a. Ketepatan jenis teknologi yang dipilih dengan bahan mentah yang digunakan. b. Keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut di tempat lain yang memiliki ciri-ciri yang mendekati dengan lokasi proyek. c. Kemampuan, pengetahuan penduduk (tenaga kerja) setempat dan

kemungkinan pengembangannya, juga kemungkinan penggunaan tenaga kerja asing. d. Pertimbangan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai salinan teknologi yang akan dipilih sebagai akibat keusangan. 2.4.3 Perencanaan Lokasi Lokasi penting bagi perusahaan, karena akan mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan penentuan kelangsungan hidup perusahaan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

16

tersebut. Pemilihan lokasi harus mempunyai perencanaan dan berbagai pertimbangan yang matang. 2.5 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Dalam menjelaskan kondisi dan strategi manajemen ini, kita juga perlu menjelaskan sistem penggajian dan pemberian bonus, suasana kerja seperti apa yang diharapkan akan tercipta, dan tingkat kesejahteraan karyawan. Penjelasan mendetail dalam bagian kondisi manajemen dan strategi manajemen meliputi (Rangkuti, 2003): 1. Struktur oraganisasi. 2. Lampiran daftar riwayat hidup top management. 3. Penjelasan mengenai keahlian dan jumlah karyawan yang diperkejakan. 4. Penjelasan mengenai sistem penggajian dan bonus serta tunjangan untuk kesejahteraan karyawan. 5. Strategi-strategi yang akan dilakukan oleh manajemen untuk mengelola bisnis yang direncanakan serta target yang akan dicapai. 6. Penjelasan tentang kelemahan yang dimiliki oleh manajemen dan cara mengatasi kelemahan tersebut. 7. Penjelasan tentang kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan cara menggunakan kekuatan tersebut untuk merebut peluang serta mengatasi ancaman yang ada. 8. Alokasi pekerjaan. 9. Penjelasan tentang bentuk insentif yang diberikan kepada karyawan untuk meningkatkan produktivitas. 10. Penjelasan tentang prosedur standar operasional. 2.5.1 Struktur Organisasi Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar bagian dan posisi dalam perusahan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian aktivitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dan aktivitas tersebut dalam batas-batas tertentu. Beberapa bentuk struktur organisasi, adalah (Umar, Husein 2003):

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

17

1. Organisasi Garis Bentuk organisasi ini merupakan bentuk yang paling sederhana dengan ciriciri, yaitu jumlah karyawan paling sedikit, organisasi relatif kecil, karyawan salin mengenal akrab, dan spesialisasi kerja relatif rendah. 2. Organisasi Fungsional Ciri struktur oraganisasi fungsional adalah bahwa setiap atasan mempunyai wewenang untuk memberikan perintah kepada setiap bawahan yang ada sepanjang perintah itu masih ada hubungannya dengan fungsi yang dimiliki atasan. 3. Organisasi Garis dan Staf Jika suatu organisasi telah berkembang semakin besar, mungkin sekali akan timbul berbagai kesulitan bagi seorang pemimpin untuk mengambil keputusan, sehingga ia merasa perlu meminta bantuan kepada orang lain yang merasa lebih mampu. Di dalam organisasi yang begitu kompleks, pimpinan biasanya mendelegrasikan wewenang kepada para staf sesuai dengan bidang masingmasing untuk memberikan perintah atau instruksi kepada bawahan atas nama pimpinan. 4. Organisasi Gabungan Bentuk organisasi ini pada dasarnya merupakan bentuk dari kombinasi bentuk organisasi garis dan staf, garis dan fungsional atau kombinasi dari ketiganya. 5. Organisasi Matriks Struktur organisasi matrik sering diterapkan pada organisasi yang memiliki pekerjaan-pekerjaan yang relatif besar. Pada dasarnya struktur organisasi ini mempunyai tujuan memadukan berbagai bentuk struktur oraganisasi yang telah ada. 2.5.2 Perencanaan Tenaga Kerja Pembentukan struktur organisasi yang dibuat didasarkan pada bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari kegiatan usaha yang direncanakan. Berdasarkan struktur organisasi barulah ditentukan jumlah tenaga kerja yang diperlukan sesuai dengan jenis pekerjaan, struktur yang telah dibentuk, dan jenis keahlian yang diperlukan atau kemungkinan akan diadakan pendidikan ulang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

18

dengan dasar pengetahuan yang ditentukan. Tahapan perencanaan tenaga kerja dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Perencanaan Tenaga Kerja (Sumber : Siregar,1991)

Perencanaan tenaga kerja memiliki dua aspek, yaitu : aspek kuantitas dan aspek kualitas. Aspek kuantitas adalah banyaknya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan aspek kualitas adalah tingkat keterampilan yang diperlukan untuk setiap spesifikasi tenaga kerja. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan tenaga kerja sebagai berikut (Siregar,1991): 1. Skill tenaga kerja, disesuaikan dengan peralatan yang digunakan. 2. Sumber tenaga kerja, berdasarkan tuntutan peralatan, maka skill tenaga kerja dapat ditentukan. 3. Umur tenaga kerja. 4. Jenis kelamin, dimana laki-laki memiliki fleksibelitas yang lebih tinggi dari wanita. 5. Latar belakang pendidikan yang dapat mempengaruhi inteligensi seseorang. 6. Kesehatan tenaga kerja.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

19

7. Mental tenaga kerja, hal ini berpengaruhi apabila tenaga kerja tidak ada kesungguhan dalam bekerja yang dapat menyebabkan produktivitas

perusahaan terganggu.

2.6

Aspek Keuangan dan Strategi Keuangan Dalam analisis kelayakan proyek, maka analisis keuangan dan strategi

keuangan merupakan hal yang penting, karena keduanya menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan oleh manajemen agar dapat memperoleh profitabilitas yang diharapkan. Dalam studi kelayakan proyek, evaluasi aspek keuangan baru dilakukan setelah evaluasi aspek-aspek lain rencana investasi

proyek telah selesai dilakukan. Hal ini disebabkan karena banyak keputusan dan analisi aspek keuangan, belum dapat dilakukan sebelum berbagai macam keputusan penting aspek-aspek tertentu diambil. Evaluasi aspek keuangan rencana investasi proyek mencakup hal-hal berikut: a. Penyusunan anggaran investasi, yaitu jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun dan mengoperasikan proyek b. c. d. Struktur dan sumber pembiayaan proyek yang akan dibangun Perkiraan jumlah standar biaya produksi Kemampuan proyek menghasilkan keuntungan Penyusunan rencana keuangan dilakukan dengan cara menentukan secara aktual jumlah dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan bisnis (start-up cost) dan dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan (operating cost). Rencana anggaran biaya untuk start-up cost meliputi (Rangkuti,2001): biaya rekrutmen, tenaga kerja, biaya perizinan, biaya sewa tempat, biaya peralatan/mesin, biaya asuransi, biaya supplies (bahan-bahan penunjang), biaya iklan dan promosi, biaya upah tenaga kerja, biaya akuntansi, biaya utilitas, biaya sistem dan operasional prosedur.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

20

Biaya operasional dipersiapkan apabila hendak memulai kegiatan operasional bisnis tersebut. Biaya operasional tersebut meliputi (Rangkuti, 2001): biaya tenaga kerja, biaya asuransi, biaya sewa, biaya penyusutan, biaya bunga pinjaman, biaya iklan dan promosi, biaya supplies, biaya pengupahan, biaya utilitas, biaya pajak, serta biaya perawatan.

2.6.1 Kebutuhan Dana untuk Aktiva Tetap Aktiva tetap yang dibutuhkan untuk investasi bisa diklasifikasikan sebagai berikut (Husnan dan Suwarsono,1999) : 1. Aktiva tetap terwujud, terdiri dari : a. Tanah dan pengembangan lokasi. Biaya ini termasuk harga tanah, biaya pendaftaran, pembersihan, persiapan tanah, pembuatan jalan ke jalan terdekat, pemagaran, dan sebagainya. b. Bangunan dan perlengkapannya. Biaya ini termasuk bangunan untuk pabrik, bangunan untuk administrasi, gudang, pembangkit tenaga, pos-pos keamanan, jasa-jasa arsitektur dan lain sebagainya c. Pabrik dan mesin-mesin. Biaya ini merupakan komponen terbesar dalam investasi. Termasuk di dalamnya adalah biaya pembanguan pabrik, harga mesin, biaya pemasangan, biaya pengangkutan, suku cadang, dan lain sebagainya. d. Aktiva tetap lainnya. Biaya ini termasuk perlengkapan angkutan dan material handling, perlengkapan untuk penelitian dan pengembangan, perlengkapan kantor, dan sebagainya. 2. Aktiva tetap tidak berwujud a. Aktiva tidak berwujud. Misalnya paten, lisensi, pembayaran lumpsum untuk menggunakan teknologi, engineering fees, copy right, good wiil, dan sebagainya. b. Biaya pendahuluan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

21

Biaya pendahuluan terdiri dari biaya untuk stusi pendahuluan, penyiapan pembuatan laporan, survei pasar, legal fee, dan sebagainya. c. Biaya pra operasi Biaya pra operasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebelum berproduksi secara komersil. Komponen yang utama adalah biaya penarikan tenaga kerja, biaya pelatihan, beban bunga, biaya selama produksi percobaan.

2.6.2 Sumber Dana Pemilihan sumber dana didasarkan kepada sumber dana yang mempunyai biaya paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan yang mensponsorinya dalam membiayai kebutuhan data. Beberapa sumber dana yang penting antara lain adalah (Umar, Husein 2003): 1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan. 2. Saham yang diperoleh dari penerbit saham di pasar saham. 3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal. 4. Kredit yang diterima dari bank. 5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank. 2.6.3 Depresiasi Depresiasi adalah penurunan nilai suatu properti atau aset karena waktu dan pemakaian. Besarnya depresiasi tahunan yang dikenakan pada suatu properti akan tergantung pada beberapa hal yaitu ongkos investasi dari properti, tanggal pemakaian awalnya, estimasi masa pakainya, nilai sisa yang ditetapkan, dan metode depresiasi yang digunakan. Metode depresiasi atau penyusutan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode garis lurus straight line/ SL, (Wignjosoebroto, Sritomo 1993). Metode depresiasi garis lurus didasarkan atas asumsi bahwa berkurangnya nilai suatu aset berlangsung secara linear terhadap waktu atau umur dari aset tersebut. Metode SL dihitung dengan persamaan (2.1).

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

22

Dt =

P S N

(2.1)

dimana : Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke t P = ongkos awal dari aset yang bersangkutan S = nilai sisa dari aset tersebut N = masa pakai (umur) dari aset tersebut dinyatakan dalam tahun. Untuk metode SL, tingkat depresiasi dihitung dengan (2.2) adalah : d= 1 N (2.2)

Metode lainnya yaitu metode jumlah digit tahun (sum of years digit atau SOYD), metode keseimbangan menurun (declining balance atau DB), metode dana sinking (sinking fund atau SF), dan metode unit produksi (Production Unit atau UP). 2.6.4 Aliran Kas (Cash Flow) Aliran kas dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian Suwarsono, 1999) : 1. Aliran kas permulaan (initial cash flow) Untuk menentukan initial cash flow pola aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran investasi harus diidentifikasi. Kita harus mengetahui bagaimana pembayaran untuk tanah, pematangannya, pembuatan pabrik, dan (Husnan dan

perlengkapannya, pembayaran mesin-mesin dan sebagainya. Termasuk pengeluaran-pengeluaran untuk biaya-biaya pendahuluan dan sebelum operasi, dan penyediaan modal kerja. 2. Aliran kas operasional (operational cash flow) Penentuan tentang berapa besarnya operational cash flow setiap tahunnya, merupakan titik permulaan untuk penilaian profitabilitas usulan investasi tersebut. Kebanyakan cara yang dipergunakan untuk menaksir operational cash flow setiap tahunnya adalah dengan menyesuaikan taksiran rugi/laba yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi dan menambahkannya dengan biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai (misalnya penyusutan). 3. Aliran kas terminal (terminal cash flow)

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

23

Terminal cash flow umumnya terdiri dari cash flow nilai sisa (residu) investasi tersebut dan pengembalian modal kerja. 2.6.5 Analisis Investasi Pada umumnya ada lima metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian investasi.

Metode-metode tersebut adalah : (Husnan dan Suwarsono, 1999) 1. Metode Average Rate of Return Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total atau average investment dikali 100%. 2. Metode Payback Period Metode ini mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Kalau periode payback ini lebih pendek daripada yang diisyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak, digunakan persamaan (2.3) di bawah ini: Payback Period = Nilai Investasi x 1 tahun Kas Masuk Bersih (2.3)

Payback Periode = Tp-1 + dimana: I1 Biep-1 Bp = Investasi

I i Biep1 i = 1 i =1 (2.4) Bp

= Pendapatan kumulatif periode t-1 = Pendapatan berjalan

Kelemahan metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya aliran kas setelah periode payback. 3. Metode Net Present Value Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (operasional maupun terminal

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

24

cash flow) di masa yang akan datang. Untuk menentukan nilai sekarang perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. NPV dapat dicari dengan persamaan (2.5). NPV =
t =1 n

CFt I 0 (1 + K ) t

(2.5)

dimana CFt = aliran kas pertahun pada periode t I0 = Investasi awal pada tahun 0 K = suku bunga (discount rate) Kriteria penilaian : Jika NPV>0 usulan proyek diterima Jika NPV<0 usulan proyek ditolak Jika NPV = 0 nilai perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima ataupun ditolak. 4. Metode Internal Rate of Return Metode ini menghitung tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masamasa mendatang. Apabila tingkat suku bunga lebih besar daripada tingkat bunga relevan, maka investasi dikatakan menguntungkan, kalau lebih kecil dikatakan merugi. Metode IRR dapat dihitung dengan persamaan (2.6). I0 =
t =1 n

CFt (1 + IRR) t

(2.6)

dimana :

t = tahun ke

N = jumlah tahun Io = nilai investasi awal CFt = arus kas bersih pada periode t IRR = tingkat suku bunga yang dicari harganya 5. Metode Profitability Index Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Kalau Profitability Index > 1, maka proyek dikatakan menguntungkan, tetapi kalau

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

25

kurang dikatakan tidak menguntungkan. Metode PI dapat dihitung dengan persamaan (2.7).

PI =

(1 + K )
t =1

CFt

I0

(2.7)

Dimana : CFt = aliran kas pertahun pada periode t I0 K = investasi awal pada tahun 0 = suku bunga (discount rate)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

26

Gambar 3.1 Skema Metodologi Penelitian

PENGOLAHAN DATA Aspek Pasar 1. Menentukan jumlah kebutuhan biodiesel 2. Strategi pemasaran. Aspek Teknis 1. 2. 3. 4. Kapasitas produksi. Bahan baku dan proses produksi biodiesel. Peralatan yang dibutuhkan. Lokasi pendirian pabrik.

Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia 1. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. 2. Gaji dan upah tenaga kerja. 3. Struktur organisasi. 4. Analisis jabatan. Aspek Keuangan 1. Perhitungan biaya investasi dan biaya operasional yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. 2. Sumber dana. 3. Penetapan harga jual bahan bakar. 4. Kriteria penilaian investasi.

ANALISIS HASIL

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

PENUTUP

27

Gambar 3.1 Skema Metodologi Penelitian (lanjutan) Dari Gambar 3.1 ada beberapa tahapan studi yang harus dilakukan. Tahapan-tahapan tersebut memiliki keterkaitan secara sistematis antara satu dengan yang lain. 3.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian yang dilakukan diawali dengan melakukan penelitian

pendahuluan, dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. Informasi tersebut dikumpulkan dengan melakukan wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui sumber daya yang dimiliki dan peluang pendirian pabrik bahan bakar biodiesel. Wawancara dilakukan dengan PT. Incasi Raya jalan By Pass Padang dan Pertamina Cabang Pemasaran Padang. 3.2 Studi literatur Pada tahap ini dilakukan pengumpulan referensi-referensi yang terkait dan berhubungan dengan penelitian baik yang berasal dari buku panduan maupun jurnal-jurnal. 3.3 Identifikasi Masalah Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah yaitu cadangan minyak mentah Indonesia yang semakin berkurang, sedangkan permintaan terhadap minyak khususnya bahan bakar solar kian hari disadari kian meningkat sehingga ada suatu rencana investasi pendirian pabrik bahan bakar biodiesel sebagasi solusi bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar solar. 3.4 Perumusan masalah

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

28

Pada tahap ini dilakukan perumusan permasalahan yaitu apakah pabrik bahan bakar biodiesel dengan kapasitas produksi 600 ton/hari sebagai alternatif pengganti bahan bakar petrosolar yang sumber dayanya semakin berkurang di dunia layak didirikan?. 3.5 Tujuan penelitian Pada tahap ini ditetapkan tujuan dari penelitian ini yaitu mendapatkan kelayakan pendirian pabrik bahan bakar biodiesel dengan kapasitas produksi 600 ton/ hari sebagai alternatif pengganti petrosolar. 3.6 Pengumpulan Data Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data yang akan mendukung penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung untuk penelitian ini, sedangkan data sekunder terdiri dari berbagai macam informasi yang telah ada. 3.6.1 Riset Pasar Riset ini dilakukan untuk mengetahui cadangan minyak mentah Indonesia dan jumlah permintaan BBM solar di Indonesia. 3.6.2 Data Kondisi Operasional Adapun data-data yang dikumpulkan untuk mengetahui kondisi

operasional pabrik bahan bakar biodiesel ini adalah sebagai berikut : a. Jumlah CPO (Crude Palm Oil) pada tahun 2000-2005. b. Teknologi yang digunakan. c. Peralatan yang digunakan terdiri atas instalasi pabrik biodiesel. d. Kebutuhan luas pembangunan fasilitas unit pengolahan secara keseluruhan. 3.6.3 Data Kondisi Manajemen Data kondisi manajemen yang diperlukan untuk kelayakan pendirian pabrik bahan bakar biodiesel ini : a. Kebutuhan tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja pabrik, tenaga kerja administrasi kantor dan tenaga kerja pemasaran.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

29

b. Jumlah pencari kerja. 3.6.4 Data Kondisi Keuangan Data keuangan yang diperlukan untuk kelayakan pendirian pabrik biodiesel adalah data menyangkut biaya investasi mesin (instalasi pabrik), biaya bangunan, biaya peralatan, biaya instalasi listrik, air dan telepon, biaya

administrasi pendirian perusahaan, biaya tenaga kerja, biaya promosi, biaya penyusutan, dan biaya pemeliharaan. Untuk melakukan penyusunan anggaran investasi diperlukan beberapa biaya lain yaitu biaya pembebesan tanah/m2 yang berada dekat lokasi pabrik minyak goreng saat ini. Selanjutnya biaya pendahuluan pengerjaan proyek yang terdiri atas biaya penjajakan proyek, perijinan, biaya desain rancang bangun, konsultasi dan supervisi proyek. Biaya yang diperlukan untuk kegiatan operasional seperti biaya bahan baku dan bahan penunjang. 3.7 Pengolahan Data Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dengan menggunakan konsep dan metode yang berhubungan dengan kajian penelitian. 3.7.1 Aspek Pasar. Pengolahan data yang dilakukan untuk kondisi pasar adalah : 1. Menentukan jumlah kebutuhan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif. 2. Penetapan strategi pemasaran dengan langkah utama, yaitu segmentasi pasar, penetapan pasar sasaran. 3.7.2 Aspek Teknis Pengolahan data aspek teknis bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kapasitas produksi, bahan baku dan proses produksi biodiesel, jenis dan jumlah peralatan yang dibutuhkan, lokasi pendirian pabrik. 3.7.3 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

30

Pengolahan data aspek manajemen bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, gaji dan upah tenaga kerja, struktur organisasi, dan analisis jabatan. 3.7.4 Aspek Keuangan Pengolahan data aspek keuangan bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai : 1. Perhitungan biaya investasi dan biaya operasional yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha. 2. Sumber dana yang akan membiayai kegiatan proyek. 3. Penetapan harga jual biodiesel dan hasil sampingannya. 4. Penilaian kriteria investasi. 3.8 Analisis Hasil Dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap pengolahan data yang telah dilakukan. Pada analisis ini dilihat apakah pabrik bahan bakar layak/ tidak ditinjau dari beberapa aspek yang telah di kaji dalam pengolahan data. 3.9 Penutup Tahap akhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan berdasarkan analisis hasil pengolahan data, serta dilengkapi dengan saran-saran yang merupakan rekomendasi bagi berbagai pihak dalam penyempurnaan hasil penelitian.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

31

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada Bab IV ini dilakukan pengumpulan berbagai jenis data yang berkaitan dengan penelitian kelayakan pendirian pabrik biodiesel, selanjutnya dilakukan pengolahan terhadap data tersebut. 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan untuk analisis kelayakan terdiri atas data-data yang berkaitan dengan berbagai aspek yang akan menjadi parameter untuk kelayakan pendirian pabrik biodiesel. 4.1.1 Aspek Pemasaran Penelitian menyangkut aspek pasar dilakukan untuk memperoleh gambaran apakah terdapat sejumlah permintaan terhadap bahan bakar biodesel,

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

32

dan apakah ada konsumen dari produk ini Adapun data-data yang dikumpulkan yaitu: 4.1.1.1 Data Penjualan Solar Biosolar merupakan bahan bakar alternatif yang diluncurkan oleh Pertamina sebagai subsitusi solar. Produk tersebut dapat menggantikan fungsi petrosolar (solar biasa) sebagai bahan bakar kendaraan bermotor dan juga industri yang menggunakan solar sebagai sumber energi. Pertimbangan utama yaitu disebabkan karena cadangan minyak dalam perut bumi Indonesia yang semakin menipis dan polusi serta pencemaran udara yang kian hari semakin memprihatinkan terutama di kota-kota besar. Kesadaran ini mendesak diciptakan energi terbarukan tersebut. Penggunaan bahan bakar solar di Indonesia disadari kian hari semakin meningkat. Konsumsi BBM pada tahun 2005 yang disubsidi mencapai 60 juta kiloliter, terdiri dari premium 20 juta kiloliter, solar 22 juta kiloliter, minyak tanah 12 juta kiloliter dan minyak bakar 6 juta kiloliter. Penggunaan BBM solar di Indonesia dari tahun 2000 sampai 2005 dapat dilihat pada Tabel 4.1. Sedangkan konsumsi solar untuk wilayah Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.1 Penggunaan BBM Solar di Indonesia


Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jumlah (Juta Kiloliter) 21,735 23,262 24,213 24,064 26,488 27,535

[Sumber: Dept Perindustrian RI, 2006] Kecendrungan data permintaan Bahan bakar solar di Indonesia rentang tahun 2000-2005 dapat dilihat pada Gambar 4.1. Rata-rata permintaan bahan bakar solar sebesar 24.549 juta Kiloliter/ tahun.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

33

Grafik Penggunaan Minyak solar di Indonesia 30 25 20 15 10 5 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Tahun

Minyak Solar (Juta

barel)

Solar

Gambar 4.1 Penggunaan Bahan Bakar Solar Di Indonesia Tabel 4.2 Data Penjualan Solar Wilayah Sumatera Barat No 1 2 3 4 5 Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Pemakaian (Liter) 525.366.913 441.075.450 543.688.300 419.513.000 381.671.830

[Sumber: PT Pertamina Cab. Pemasaran Padang 2007] Data penjualan solar wilayah Sumatera Barat selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran A. Konsumsi bahan bakar minyak solar tidak merata untuk tiap daerah dan golongan pendapatan di wilayah Sumatera Barat. Hal ini disebabkan perbedaan sosial dan pendapatan yang berbeda di setiap kalangan masyarakat. Pengeluaran rata-rata per kapita yang dikeluarkan setiap bulan untuk kebutuhan bahan bakar solar dapat dilihat pada Tabel 4.3. Sedangkan penggunaan untuk masing-masing daerah kabupaten/ kota di Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.3 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Tiap Bulan Untuk Kebutuhan Solar
Pendapatan (Rp) 300.000 - 499.999 Tahun 2002 > 500000 200.000 - 299.999 Tahun 2005 300.000 - 499.999 > 500000 Tahun Pengeluaran (Rp) Rata-rata perkapita (Rp) 421 252 1510 400 248 3500 551

[Sumber: Badan Pusat Statistik 2007]

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

34

Tabel 4.4 Penggunaan Solar Untuk Tiap Daerah Kabupaten/ Kota Di Sumatera Barat
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Propinsi/ Kotamadya/kabupaten Kodya. Padang Kodya. Bukittinggi Kodya. Sawahlunto Kodya. Payakumbuh Kodya. Solok Kodya. Padang panjang Kab. Agam Kab. Lima puluh kota Kota Pariaman Kab. Padang pariaman Kab. Pasaman Barat Kab. Pasaman timur Kab. Pesisr selatan Kab. Sawahlunto sijunjung Kab. Dharmasraya Kab. Solok Kab. Solok selatan Kab. Tanah datar Kab. Kep. mentawai Minyak solar (Liter) Transportasi Industri listrik TNI/ ABRI 66.868.000 20.173.000 51.841.000 1.809.230 8.974.000 120.000 81.000 8.058.000 692.000 5.448.000 11.158.000 14.000 15.108.000 24.000 3.570.000 14.826.000 2.414.000 42.000 11.676.000 344.000 7.546.000 12.386.000 632.000 12.000 13.158.000 4.100.000 928.000 10.024.000 1.314.000 18.606.000 1.516.000 3.636.000 15.756.000 5.016.000 28.914.000 2.788.000 3.850.000 1.854.000 7.112.000 6.054.000 648.000 4.998.000 868.000 924.000 1.428.000 263.456.000 47.979.000 63.983.000 1.890.230 Total 140.691.230 9.175.000 14.198.000 11.172.000 15.132.000 3.570.000 17.282.000 12.020.000 7.546.000 13.030.000 18.186.000 11.338.000 23.758.000 20.772.000 31.702.000 5.704.000 13.814.000 4.998.000 3.220.000 377.308.230

[Sumber: Pertamina Cab. Pemasaran Padang 2007] Konsumsi bahan bakar solar oleh masing-masing daerah selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran A. 4.1.1.2 Perusahaan Penghasil Biodiesel Saat ini Jumlah pemasok FAME terbatas. Pada bulan Mei 2006 hanya ada tujuh pemasok pada Pertamina. Perusahaan/ inistansi yang memasok Biodiesel tersebut memiliki kapasitas yang berbeda-beda. Beberapa perusahaan yang telah memproduksi biodiesel tersebut menyalurkan hasil produksi mereka lansung pada PT. Pertamina. Pertamina bertindak sebagai penyalur tunggal bahan bakar minyak di Indonesia dengan melakukan monopoli pasar. Adapun perusahaan atau Instansi penghasil biodiesel tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

35

Tabel 4.5 Perusahaan Penghasil Biodiesel di Indonesia


No 1 2 3 4 5 6 7 Instansi/ Perusahaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) PT. Energi Alternatif Indonesia Pusat Penelitian kelapa sawit Institut Teknologi Bandung (ITB) PT./ Rizki Anugrah Putra PT. Surya PT. Eterindo Wahana Tama Jumlah Produksi (Ton/hari) 12.5 1 1 1 0.6 1.8 300

[Sumber: Prihandana, Rama. dkk 2006] PT. Eterindo Wahanatama menjadi pemasok utama PT. Pertamina saat ini di mana perusahaan tersebut memiliki dua pabrik yaitu di Gresik Jawa Timur dengan kapasitas 200 ton/ hari - 500 ton /hari dan satu lagi pabrik yang berada di Cikupa, Tangerang dengan kapasitas 100 ton/ hari - 300 ton perhari. 4.1.2 Aspek Teknis Aspek teknis dan produksi membutuhkan data-data yang berhubungan dengan proses produksi, bahan baku, peralatan yang digunakan, dan juga lokasi pendirian pabrik biodiesel dan tata letak pabrik.

4.1.2.1 Proses Produksi Biodiesel Proses pembuatan biodiesel terdiri atas dua jenis yaitu: 1. Proses konversi secara umum untuk CPO dengan mutu standar. Proses transesterifikasi merupakan proses dengan mereaksikan minyak sawit dan metanol atau etanol (ditambah dengan katalis). Proses tersebut berlangsung selama satu jam dengan temperatur antara 60o80o C.

Kemudian didekantasi (didiamkan) selama 6 jam agar gliserin mengendap dan terpisah dari larutan biodiesel yang berada di bagian atas. Proses konversi dapat dilihat pada Gambar 4.2

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

36

Katalis NA
Lemak/ minyak

Metanol
60o-80o C

lemak

Ester

metil/ asam (FAME)

Metil lemak

Gliserin

CPO

Gambar 4.2 Proses konversi untuk CPO mutu standar 2. Pengolahan CPO mutu rendah atau CPO yang memiliki nilai FFA lebih besar dari 5% Proses transesterifikasi dilakukan dua tahap yaitu proses esterifkasi dan proses transesterifikasi. Adapun proses modifikasi pembuatan biodiesel untuk CPO mutu rendah yaitu persiapan bahan baku, reaksi esterifikasi, proses pencucian 1, proses pemisahan 1, reaksi transesterifikasi, proses pencucian 2, proses pemisahan 2, proses pemurnian, proses netralisasi, dan proses recovery metanol. 4.1.2.2 Bahan Baku Bahan baku pembuatan biodiesel berasal dari minyak sawit terdiri atas CPO off grade dengan kadar Free Fatty Acid (FFA) 5%-20%. Mutu ini

disyaratkan para pembeli untuk mengadakan efisiensi yang tinggi pada pengolahan lebih lanjut dari CPO antara lain untuk diolah menjadi minyak goreng. CPO off grade dapat diperoleh dari unit pengolahan sederhana TBS kelapa sawit. CPO off grade juga bisa terjadi apabila TBS terlambat dipanen, terlambat diangkut, atau terlambat diolah (lazim disebut buah restan) bisa juga dihasilkan dari buah sawit yang ditahan terlalu lama ditangki penyimpanan. Baha baku lainnya yaitu Palm Fatty Acid Distillete (PFAD) dengan kadar FFA lebih dari 70 %. PFAD adalah limbah dari pabrik minyak goreng. CPO dapat dijadikan produksi minyak sawit padat Refining Bleach Deodorizing (RBD) sterin dan minyak sawit cair RBD olein. Pemanfaatan utama RBD olein adalah untuk

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

37

membuat minyak goreng sedangkan RBD sterin digunakan untuk membuat margarin dan shortening. PFAD tidak diizinkan untuk dibuat minyak goreng karena beracun. Bahan ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan FAME karena harganya sekitar 80 % dari harga CPO standar. PT. Incasi Raya memiliki pasokan TBS kelapa sawit rata-rata sebesar 1.571.100 ton per tahun, dimana dengan TBS tersebut didapatkan jumlah CPO sebesar 361.353 ton per tahunnya. Masing-masing pabrik mengolah TBS menjadi CPO dengan kapasitas yang berbeda-beda. Dengan hasil tersebut diperkirakan jumlah CPO perbulannya sebesar 30.112 ton. Sedangkan jumlah sehari sebesar 1003 ton. Tabel 4.6 memperlihatkan kapasitas masing-masing daerah TBS. Tabel 4.6 Kapasitas pabrik TBS PT. Incasi Raya di berbagai daerah No 1 2 3 4 5 6 7 Daerah TBS Pangian (Sitiung) Timpeh Jamika (Tanah Tumbuh) SMP (Sumbar Makmur Plantation) Bina Pratama Sakato (Kiliran Jao) Pasaman Sodetan (Muara Sakai) TBS Kapasitas Pabrik (Ton/ jam TBS) (Ton/tahun) 40 281.800 50 219.900 65 302.600 65 270.600 70 185.400 40 187.500 35 123.300

[Sumber: PT. Incasi Raya tahun 2006] Untuk memproduksi bodiesel diperlukan bahan penunjang yaitu metanol/ etanol dan katalis NaOH/ KOH. Bahan penunjang metanol lebih di utamakan dari etanol. metanol lebih dipilih dari pada etanol, etanol adalah alkohol yang terbuat dari padi-padian, sedangkan metanol terbuat dari batu bara, gas alam, minyak bumi, kayu, sampah pertanian, atau sampah kota. Metanol lebih banyak dipilih karena merupakan turunan alkohol yang memiliki berat molekul paling rendah sehingga kebutuhan untuk proses transesterifikasi relatif sedikit, lebih murah, dan lebih stabil. Selain itu daya reaksi metanol lebih tinggi dibandingkan dengan etanol. Metanol tersedia dalam bentuk absolut sehingga proses hidrolisis dan pembentukan sabun akibat air yang terdapat dalam alkohol dapat diminimalkan. Untuk kebutuhan bahan baku, bahan penunjang, dan kebutuhan lain pada penelitian ini merujuk pada perhitungan kebutuhan pabrik bahan bakar biodiesel

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

38

dengan kapasitas 1500 liter/ hari. Perincian kebutuhan pabrik dengan kapasitas 1500 liter/hari dapat dilihat pada Tabel 4.7 Tabel 4.7 Kebutuhan Pabrik Biodiesel Kapasitas 1500 liter/hari No 1 2 3 4 5 6 CPO Metanol Katalis NaOH Uap Air Listrik Uraian Jumlah 1456,67 Kg/ hari 313,45 liter/hari 43,7 Kg/ hari 170 Kg/ batch 1000 Kg/ batch 10 kW/hari

[Sumber: Prihandana, Rama dkk. 2006] 4.1.2.3 Mesin dan Peralatan Pada dasarnya pabrik biodiesel adalah tempat untuk mengkonversi minyak nabati menjadi biodiesel. Proses tersebut sesungguhnya tidak lebih dari tindakan mencampur minyak nabati dengan alkohol, mengaduk kemudian merebus campuran tersebut. Setelah itu pabrik biodiesel itu hanyalah bejana-bejana atau tangki-tangki dengan alat pengaduk minyak nabati dan alkohol. Ada beberapa peralatan yang digunakan untuk proses produksi biodiesel yaitu catalyst preparation section, main reaktion section, methyl ester section, glicerol section, awashing & drying section Karakteristik peralatan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran B. Untuk pembuatan biodiesel perlu disiapkan beberapa tangki penyimpanan yaitu: Tabel 4.8 Perencanaan Tangki penyimpanan
No 1 2 3 4 5 Jenis Tangki metanol Tangki metanol Tangki biodiesel Tangki glisesrol Tangki gliserol Kapasitas (Ton) 3000 200 3000 2000 1000 Jumlah 2 1 7 2 1 Tempat Penyimpanan Pelabuhan Pabrik 3 unit di pabrik, 4 unit di pelabuhan Pelabuhan Pabrik

[Sumber : PT. Incasi Raya 2006]

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

39

4.1.2.4 Lokasi Pabrik dan Layout Pada dasarnya lokasi pabrik yang terbaik adalah lokasi yang mampu memberikan total biaya produksi yang rendah dan mendatangkan keuntungan yang maksimal. Ada dua langkah utama yang harus diambil dalam penentuan lokasi pabrik yaitu pemilihan daerah atau territorial secara umum dan pemilihan berdasarkan size dari jumlah penduduk (Community) dan lahan secara khusus (Wignjosoebroto, Sritomo. 1993). Pemilihan territorial secara umum adalah untuk mendapatkan informasi secara umum dan setelah itu baru ditentukan community nya dan lahan (site) yang dikehendaki secara khusus, yang mana untuk ini alternative pemilihannya dapat diklasifikasikan kedalam daerah di kota besar, di pinggir kota, dan jauh diluar kota. Perencanaan lokasi pabrik yaitu di jalan By Pass Km 13, masih satu kawasan dengan PT. Incasi Raya sebagai perusahaan yang bergerak di proyek pembuatan biodiesel tersebut. Untuk membangun pabrik biodiesel dengan kapasitas produksi sebesar 600 ton/ hari dibutuhkan areal sebagai berikut: 1. Bangunan pabrik Bangunan pabrik yang akan dibangun seluas 12 x 25 meter. 2. Tangki penyimpanan di pabrik Tangki ini berguna untuk menyimpan hasil produksi, bahan-bahan penunjang seperti metanol dan gliserol. Jumlah tangki yang akan di bangun di lokasi pabrik yaitu 5 buah tangki yang terdiri dari satu tangki metanol, tiga tangki biodiesel dan satu tangki gliserol. Luas areal untuk satu tangki penyimpanan sebesar 6 x 6 meter 3. Tanki penyimpanan di pelabuhan Tangki penyimpanan yang berada di pelabuhan terdiri atas dua unit tangki metanol, empat unit tangki biodiesel dan dua buah tangki gliserol. Pembangunan tangki di pelabuhan dilakukan untuk penyimpanan sementara bahan baku/ bahan jadi sebelum di pindahkan/ diangkut.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

40

4. Untuk lokasi parkir, sarana sosial dan sarana ibadah diperlukan areal seluas 125 m2 Untuk menentukan luas tanah yang dibutuhkan dalam pendirian pabrik dicari dengan menggunakan perumusan umum, yaitu sekurang-kurangnya dua x luas area yang betul-betul dipakai untuk penempatan segala fasilitas produksi yang dibutuhkan [Sumber: PT. Incasi raya]. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan tempat yang cukup lapang untuk keperluan membongkar atau memuat barang, fasilitas parkir, area untuk gudang, dan lain-lain. Total areal pabrik seluas dua x luas bangunan pabrik keseluruhan yaitu seluas 1050 m2 4.1.2.5 Pengaruh Pendirian Pabrik Terhadap Lingkungan Hidup Rencana pendirian pabrik biodiesel adalah di kawasan/lingkungan PT. Incasi Raya yang berada diwilayah By Pass yang merupakan kawasan industri yang jauh dari wilayah perkotaan dan telah mendapatkan izin untuk pengelolaan CPO menjadi minyak goreng. Pabrik biodiesel yang pada dasarnya merupakan tabung/ bejana tempat produksi berlangsung terbuat dari bahan stainlesstell tidak akan memberikan pengaruh buruk bagi lingkungan sekitarnya. Sedangkan bahan baku yang berupa CPO sebelumnya juga telah diolah perusahaan menjadi minyak goreng. Proses produksi biodiesel ini tidak menghasilkan limbah yang merusak lingkungan karena dalam proses produksi semua bahan baku terpakai habis (hanya 1% sisa) dan setelah proses selesai pun bahan penunjang yang berupa metanol kembali dapat digunakan lagi untuk proses selanjutnya. Sedangkan hasil sampingan yaitu gliserin merupakan bahan baku sabun yang masih memiliki nilai jual yang tinggi dan dapat dijadikan gliserol industri dan farmasi. 4.1.2.6 Peraraturan Pemerintah Tentang Pendirian Pabrik Bahan Bakar Biodiesel Peraturan pemerintah sangat diperlukan untuk pendirian suatu usaha Adapun bebarapa peraturan pemerintah yang mendukung pendirian usaha yaitu: 1. Kepres RI No.44/1984 tentang pokok-pokok organisasi departemen 2. Kepres RI No.15/1984 tentang susunan organisasi departemen 3. Undang-Undang No.1 Tahun 1995 tentang ketentuan mengenai nama Perseroan Terbatas

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

41

4. PP No.26 Tahun 1998 tentang pengaturan mengenai nama Perseroan Terbatas 5. Keputusan Memperindag nomor 591/MPP/Kep/10/1999 tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin usaha perdagangan (SIUP) Biosolar dimunculkan berdasarkan peraturan presiden RI Nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional dan instruksi presiden Nomor 1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemamfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar subsitusi solar yang kebanyakan digunakan oleh industri dan kendaraan. PT. Incasi Raya merupakan perusahaan swasta dengan modal asing yang bergerak di bidang agribisnis. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1981, yang di sahkan oleh Akta Notaris Abdul Kadir Usman, SH No 91. Bidang agribisnis yang dijalani meliputi unit sawit (perkebunan kelapa sawit), unit palm oil processing (pengolahan tandan buah segar menjadi crude palm oil), unit tapioka (pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka), unit tangki penimbunan minyak crude palm oil dan unit edible oils (pengolahan CPO menjadi minyak goreng). Selanjutnya perusahaan mengembangkan usaha pengolahan CPO menjadi biodiesel. 4.1.3 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Data aspek manajemen dan sumber daya manusia menyangkut data tenaga kerja (pencari kerja) yang akan diperlukan dalam menjalankan proyek setelah direalisasikan. Prospek pengembangan biodiesel di Indonesia sangat menjanjikan karena selain di dukung oleh sumber daya alam dengan keadaan tanah indosesia yang subur, sumber daya manusia juga tersedia dalam jumlah yang besar, murah dengan rentang kualifikasi yang dimiliki juga beragam. Meskipun pabrik biodiesel yang kelihatan sangat rumit namun sangat sederhana dan mudah dalam pengolahannya. Untuk itu masalah tenaga kerja tidak menjadi kendala dalam pembangunan pabrik. Sumatera Barat khususnya padang memiliki sumber tenaga kerja yang terampil dan ahli sehingga dapat dipakai sebagai tenaga kerja langsung dalam operasional pabrik. Jumlah tenaga kerja terdapat di kota padang dapat dilihat pada Tabel 4.9. Sedangkan angkatan kerja menurut kelompok umur yang terdapat di wilayah Sumatera Barat dapat dilihat pada Tabel 4.10 Tabel 4.9 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar di Wilayah Padang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

42

No 1 2 3 4 5 6 SD SMP

Tingkat pendidikan

Laki-laki Perempuan 36 219 6.925 50 800 2.091 11 157 8.109 299 1.825 3.738

Total 47 376 15.034 349 2.625 5.829 24.260

SMU/SMK DI/ DII DIII/ Sarjan Muda Sarjana Total

[Sumber : Badan Pusat Statistik Padang. 2005]

Tabel 4.10 Angkatan Kerja Menurut Kelompok Umur di Wilayah Sumatera Barat
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelompok Umur 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60+ Total Laki-laki 78.792 162.409 158.413 145.580 134.943 141.924 119.400 98.014 60.034 95.629 Perempuan 60.432 136.217 113.510 82304 82.586 82002 77.983 61.037 34.961 57.421 Total 139.224 298.626 271.923 227.884 217.529 223.926 197.383 159.051 94.995 153.050 1.983.591

[Sumber : Badan Pusat Statistik Padang. 2005] Dalam melakukan tugas atau pekerjaan, tenaga kerja menerima upah/ gaji sebagai imbalan jasa yang diberikan oleh perusahaan atas dedikasi yang di berikan. Upah diberikan oleh perusahaa, imbalan ini diterima selama sebulan oleh karyawan/ tenaga kerja setelah dikurangi dengan iuran wajib, askes, taspen, pajak, dan sebagainya. Jumlah upah yang diberikan juga ditentukan oleh kebijakan perusahaan dan pemberian upah/gaji menjadi lebih besar apabila perusahaan memperoleh keuntungan/ laba. Rata-rata upah pekerja menurut pendidikan yang ditamatkan dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.11.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

43

Tabel 4.11 Rata-rata Upah Pekerja Menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tingkat pendidikan Laki-laki (Rp) Tidak/ belum sekolah Tidak/ belum tamat SD SD SLTP umum SLTP Kejuruan SMU umum SMK Diploma I/II Akademi (D III) Universitas / D IV 293.450 558.594 616.151 647.394 544.634 972.190 1.030.858 1.329.613 1.372.971 2.153.753 Perempuan (Rp) 270.239 297.310 346.994 323.572 450.600 605.729 810.038 1.227.408 1.111.668 1.237.323 Total (Rp) 563.689 855.904 963.145 970.966 995.234 1.577.919 1.840.896 2.557.021 2.484.639 3.391.076

[Sumber: Badan Pusat Statistik Padang. 2005] 4.1.4 Aspek Keuangan Pengolahan aspek keuangan membutuhkan data-data diantaranya biaya investasi, harga bahan baku, harga biodiesel, Biaya instalasi listrik, air dan biaya telepon serta biaya tenaga kerja, biaya promosi, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan dan lain-lain. 4.1.4.1 Penyusunan Anggaran Investasi Adapun data-data dalam penyusunan anggaran investasi menyangkut 1. Biaya pembebasan tanah Biaya pembebasan tanah untuk pendirian pabrik dilakukan oleh perusahaan secara bertahap, pemebebasan terhadap tanah untuk lokasi pabrik minyak goreng telah dilakukan sebelumnya. Pembebasan tanah dilakukan oleh perusahaan pada tahun 1981 (HM. 945 GS. 94/1981) seluas 3.317 m 2, pada tahun 2004 dilakukan pembebasan tanah seluas 850 m2 (HM. 911 GS 304/2004) dan pada tahun 2005 seluas 4000 m2. Tujuan pembebasan tanah secara bertahap tersebut adalah untuk melakukan pengembangan dan perluasan areal pabrik. Berdasarkan Badan Pertanahan kota Padang tahun 2005 biaya pembebasan tanah yang berada disekitar lokasi perusahaan PT. Incasi Raya seharga 250.000/ m2

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

44

2. Biaya pendahuluan pengerjaan proyek. Biaya pendahuluan terdiri atas biaya penjajakan proyek, biaya konsultan, biaya perizinan usaha. Untuk biaya desain rancang bangun pengembangan perusahaan dikenakan biaya 4% dari nilai bangunan yang akan dibangun. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.12 Tabel 4.12 Biaya Pendahuluan Pengerjaan Proyek No 1 2 3 4 5 6 Uraian Biaya Pendahuluan Penjajakan Proyek Perijinan Desain Rancang Bangun Konsultasi Supervisi Proyek Nilai Total biaya Rp5.000.000 3% dari nilai bangunan 4% dari nilai bangunan 5% dari nilai bangunan 2% dari nilai bangunan

[Sumber : Gapensi Sumatera Barat 2005] 3.Estimasi pengerjaan sipil. Biaya pengerjaan sipil merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan bangunan fisik pabrik. Data estimasi biaya pengerjaan sipil dapat dilihat pada Tabel 4.13 Tabel 4.13 Estimasi Biaya Pengerjaan Sipil No 1 2 3 4 5 6 Uraian Bangunan pabrik untuk Produksi Gudang Pengolahan Limbah Pengerjaan tempat parkir Pengerjaan sarana ibadah Pengerjaan sarana sosial Harga Rp per m 1.638.000 1.170.000 2.000.000 693.750 980.000 385.000
2

[Sumber : Dinas Tata Kota Padang, 2006] 4. Harga pabrik biodiesel Harga sebuah pabrik/ plant biodiesel berbeda-beda tergantung pada besarkecil kapasitas produksi. Pabrik biodiesel yang dirakit telah dilengkapi dengan peralatan-peralatan pengaduk dan tangki serta tabung-tabung. Harga pabrik biodiesel pada penelitian ini menggunakan harga pabrik yang dirakit

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

45

oleh BPPT dengan kapasitas 100.000 ton/tahun sebesar Rp 100 Milyar [Sumber: Prihandana, Rama dkk 2006]. 4.1.4.2 Harga Bahan Baku Bahan baku utama dalam pembuatan biodiesel yaitu CPO berasal dari kelapa sawit dan bahan penunjang terdiri atas metanol dan katalis NaOH/ KOH. Daftar Biaya bahan baku untuk CPO dan metanol sebesar Rp 3000/ Kg sedangkan untuk katalis NaOH/ KOH sebesar Rp 6000 [Sumber: Prihandana, Rama dkk 2006]. 4.1.4.3 Biaya Instalasi Listrik, Air, Uap dan Biaya Telepon Pendirian sebuah pabrik baru memerlukan pemasangan instalasi listrik, air dan telepon. Untuk pengeboran dilakukan sedalam 4 meter sedangkan instalasi pipa air dibutuhkan pemasangan pipa air sepanjang 12 meter. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.14 sedangkan jenis instalasi dan biaya dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.14 Perkiraan Biaya Beban Listrik, Uap dan Telepon
No Jenis Biaya Biaya Listrik (Industri) a. Biaya Beban * 1 Kw - 49 Kw * 50 Kw - 125 Kw b. Biaya Pemakaian Biaya Telepon a. Biaya Beban b. Biaya Lokal c. Biaya SLJJ * 0 - 20 km * 20 - 30 km * 30 - 200 km * 200 - 500 km d. Biaya SLI Biaya uap Biaya air Biaya (Rp.)

1.

900.000 1.500.000 600/ Kwh 51.000 65/menit 69/menit 102/menit 1.299/menit 2.271/menit 5.300/menit 300/kg 200/ kg

2.

3. 4.

[Sumber: PLN kota Padang, PT. Telkom kandatel SUMBAR. 2005] Selain biaya yang dikeluarkan untuk instalasi air, terdapat biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan pompa air dan tangki air masing-masing sebesar Rp 2.500.000 dan 1.550.000 [Sumber: Padang teknik, 2006]. Tabel 4.15 Perkiraan Biaya Instalasi Listrik dan Air

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

46

No 1

Jenis Instalasi dan Biaya Instalasi Listrik a. Biaya Pasang Baru (Industri) b. Instalasi (Industri) Instalasi Air (Sumur Bor) a. biaya Pengeboran b. Instalasi c. Tangki air d. Pompa air

Unit/ jumlah

Harga perUnit (Rp. 000,-) 592 10.000 2360 1800 2550 4500

KW Batang* Batang* 1 1

[Sumber: Dinas Tata Kota Padang, PLN Padang. 2005] 4.1.4.4 Biaya Produksi Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, bahan penunjang untuk keperluan produksi, biaya perawatan, gaji tenaga kerja. Jenis biaya produksi dan jumlah dapat dilihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.16 Data Biaya Produksi No 1 2 3 4 5 Uraian CPO Metanol Katalis NaOH/KOH Biaya perawatan (maintenance ) Gaji tenaga kerja ( 152 orang) Biaya (Rp) 3000/ Kg 3000/ Kg 6000/ Kg 240.400.000 1.703.820.000

4.1.4.5 Sumber Dana Ada beberapa penawaran dari investor yang datang pada PT. Incasi Raya untuk pembuatan pabrik biodiesel, penawaran tersebut yaitu: a. Lipochem (Malaysia) dengan kapasitas 300 ton /hari atau 100.000 ton/ tahun b. Desmet balletra dengan kapasitas 250.000 ton/ tahun atau kapasitas 200.000 ton/ tahun c. Lipico (Singapura) dengan kapasitas produksi 600 ton/ hari (200.000 ton/ tahun) d. Crown (USA) dengan kapasitas 600.000 ton/ hari atau kapasitas 200.000 ton/ tahun

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

47

e. Bernadini dengan kapasitas 50 ton/ hari atau 150.000 ton/ tahun atau 200.000 ton/ tahun. f. JJ lurgi (malaysia) dengan kapasitas 600 ton/ hari atau 200.000 ton/ tahun 4.1.4.6 Harga Jual produk Harga jual bahan bakar ditetapkan secara langsung oleh pertamina, untuk harga solar berdasarkan surat keputusan Direktur Pemasaran dan Niaga PT. PERTAMINA (persero) No kpts-017/F00000/2007-SO tanggal 30 Januari 2007 tentang harga jual keekonomian bahan bakar minyak Pertamina untuk pelanggan dapat dilihat pada Tabel 4.20. Selanjutnya harga jual keekonomian bahan bakar minyak solar terhitung dari tanggal 1 Januari 2007- 1 April 2007 dapat dilihat pada Lampiran C Tabel 4.17 Harga jual Bahan Bakar Minyak Solar No Jenis BBM Solar Error! 1 PBBKB 100 % 2 PBBKB 90 % 3 PBBKB 17,17 % 4 Tanpa PBBKB Harga tanpa pajak PPN 10 % PBBKB Harga jual (Rp/liter) (Rp/liter) (Rp/liter) (Rp/liter) Rp4.450 Rp445 Rp223 Rp5.118 Rp4.450 Rp445 Rp200 Rp5.095 Rp4.450 Rp445 Rp38 Rp4.933 Rp4.450 Rp445 Rp4.895

[Sumber: PT Pertamina Cab. Pemasaran Padang 2007] Harga jual solar industri yang ditetapkan oleh Pertamina per 1 juli 2006 sebesar Rp. 6.321,22 - Rp6.595,70 harga tersebut bisa berbeda disebabkan karena perbedaan berdasarkan lokasi suplai point yang ditetapkan berdasarkan SK Direktur Pemasaran dan Niaga PT. Pertamina No. Kpts 259/F00000/2006-SO. Adapun ketetapan Direktur Pemasaran dan Niaga PT. Pertamina No. Kpts 259/F00000/2006-SO atas harga BBM per 1 juli 2006, berbeda berdasarkan lokasi yaitu: 1. Wilayah 1 eks suplai point (depot atau transit terminal) selain Upms VII Makasar, Upms VIII Jayapura dan propinsi NTT. 2. Wilayah 2 eks suplai point ((depot atau transit terminal) Upms VII Makasar, 3. Wilayah 2 eks suplai point ((depot atau transit terminal) Upms VIII Jayapura dan propinsi NTT.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

48

Saat ini harga FAME (biodiesel) belum lagi kompetitif, FAME nanti disalurkan ke Pertamina. Harga FAME yang dihitung oleh PT. Rajawali

Nusantara Indonesia (PT RNI) secara ringkas dapat di jabarkan sebagai berikut: Harga FAME ditentukan dengan memperhitungkan harga bahan baku, biaya produksi, pajak, dan transportasi. Biaya total Biodiesel = Biaya CPO + Biaya produksi + biaya pajak + biaya transportasi Biaya produksi CPO Biaya produksi biodiesel Harga Net produksi biodiesel * PPN 10% dari produks biodiesel Biodiesel + PPN PBB KB 5 % = Rp 3000/ Kg = Rp 900/ Kg = Rp 3900/ Kg = 0.1 x Rp 3900 = Rp 390 = Rp 3900 + Rp 390 = Rp 4290 = Rp 195/ Kg

Transportasi darat diasumsikan 240 km = Rp 300/liter Harga net biodiesel Laba pengusaha biodiesel 10 % Harga FAME sawit = Rp 4785 / kg = Rp 500 / liter = Rp5655.16/ liter

Pertamina membeli FAME senilai Rp 5700 per liter. Menurut Menteri Negara Riset dan Teknologi harga jual produk hasil perhitungan pertamina sebesar Rp 4.436 per liter dengan memperhitungkan margin dan pajak (kompas 23 Mei 2006). Sedangkan harga solar bersubsidi sebesar Rp 4.300 per liter. 4.1.4.7 Biaya Promosi Promosi perlu dilakukan agar produk lebih dikenal oleh konsumen sehingga mereka dapat membandingkan antara produk solar dengan biodiesel baik dari segi manfaat maupun harga jual. Perusahaan hanya mengeluarkan biaya promosi yang lebih kecil karena produk secara menyeluruh telah di promosikan oleh Pertamina sebagai pihak yang berwenang menyalurkan bahan bakar di Indonesia. untuk pengembangan selanjutnya promosi dilakukan perusahaan melalui berbagai media, misalnya media cetak dan media elektronik. Biaya promosi/iklan berlangganan melalui media cetak sebesar Rp. 60.000/ bulan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

49

[Padang Ekspress, 2007]

dan melalui media elektronik yaitu Radio dengan

penyampaian dua kali sehari sebesar Rp. 150.000/ bulan [Radio Arbes, 2006]. 4.1.4.8 Biaya Penyusutan Penyusutan untuk aktiva tetap terdiri dari penyusutan terhadap bangunan pabrik, peralatan pabrik dan peralatan utilitas seperti instalasi air, listrik dan telepon. Penyusutan ini perlu diperhitungkan untuk menentukan nilai sisa dari suatu aktiva. Nilai sisa dan nilai penyusutan dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18 Nilai Depresiasi dan Penyusutan Aktiva Tetap
Keterangan Bangunan pabrik Instalasi pabrik dan peralatan Peralatan Utilitas 1. Pompa Air 2. Tangki Air 3. Instalasi Air 4. Instalasi listrik 5. Instalasi telepon Depreciable Life Nilai Sisa (Tahun) 30 50% dari Nilai Pembelian 25 50% dari Nilai Pembelian 10 8 10 15 15 25% dari nilai pembelian 5% dari nilai Pembelian 5% dari nilai Pembelian 5% dari nilai Pembelian 5% dari nilai Pembelian

[Sumber : PT. Incasi Raya, CV Asanyo, Padang teknik, 2006] 4.1.4.9 Pajak Penghasilan Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas Undang-Undang No.17 tahun 1983 tentang pajak penghasilan pada pasal 17 ayat 1 yang berbunyi :Tarif pajak yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi badan usaha tetap. Besarnya tarif pajak yang dikenakan terhadap lapisan penghasilan dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut.

Tabel 4.19 Penghasilan Kena Pajak Per Tahun

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

50

Lapisan Penghasilan Kena Pajak < Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 - Rp 100.000.000 > Rp 100.000.000

Tarif Pajak 10% 15% 30%

[Sumber: Direktorat Jendral Pajak Kantor Pelayanan Pajak Padang 2006] 4.2 Pengolahan Data Setelah data-data yang berhubungan dengan analisis kelayakan pendirian pabrik biodiesel dikumpulkan, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pengolahan data. Data tersebut diolah sesuai dengan fokus studi kelayakan proyek yang terpusat aspek teknis, aspek sosial dan ekonomi. 4.2.1 Pangsa Pasar Biodiesel PT. Incasi Raya melakukan rencana pendirian pabrik bahan bakar biodiesel, perusahaan bertindak sebagai promotor pertama di Sumatera Barat dalam pembuatan bahan bakar nabati. Perusahaan sampai saat ini telah melakukan produksi pengolahan CPO menjadi minyak goreng. Dari segi pemasaran dapat dilihat PT. Incasi telah memiliki pangsa pasar terhadap produk minyak goreng. Pengembangan selanjutnya yaitu dengan melakukan pendirian pabrik bahan bakar karena setiap perusahaan yang mengolah minyak sawit diharuskan untuk mendirikan sebuah pabrik bahan bakar nabati sesuai dengan peraturan yang telah dikeluarkan yaitu peraturan presiden RI Nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional. Pada dasarnya pangsa pasar biodiesel ini tergantung dari konsumen kendaraan bermotor yang menggunakan bakar solar sebagai sumber energi serta industri yang juga menggunakan bahan bakar solar untuk proses produksi. Tingkat konsumsi/ permintaan bahan bakar solar di Indonesia rata-rata sebesar24.549 juta kiloliter. Untuk melakukan subsitusi 5% solar dengan biodiesel dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut: Jumlah kebutuhan solar = 24,5495 juta kiloliter/tahun

= 24.549.500.000 liter/tahun

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

51

Kebutuhan biosolar 5% biodiesel = 1,227 juta kiloliter/tahun = 1.227.475.000 liter/tahun 1 Kg =1,2 Liter 1 tahun sehingga biodiesel 5%

= 95% solar + 5% biodiesel = 0,05 x 24,5495 juta kiloliter/tahun

= 288 hari = 1.227.475.000 liter/tahun 1,2 liter/Kg = 1.022.895.833 Kg/tahun = 1.022.895,833 ton/tahun

jika dihitung kebutuhan 5% biodiesel dalam sehari maka didapatkan = 1.022.895,833 ton/tahun 288 hari /tahun = 3.551,72 ton/ hari Jika 5 % kebutuhan solar dipenuhi dari biodiesel maka dibutuhkan sebesar 3.551,72 ton/ hari biodiesel. Jumlah biodiesel yang telah dihasilkan oleh beberapa perusahaan pesaing pada Tabel 4.5 sebesar 303 ton/ hari. Sehingga perusahaan memutuskan melakukan produksi biodiesel dengan kapasitas maksimum 600 ton/ hari dengan pertimbangan peningkatan permintaan kebutuhan solar pada masa yang akan datang. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran A. 4.2.1.1 Segmentasi pasar Biodiesel sebagai komoditas energi memiliki pangsa pasar yang sangat luas karena dapat ditinjau dari kebutuhan manusia akan bahan bakar yang semakin meningkat sesuai dengan perkembangan zaman. Kebutuhan manusia akan energi sejalan dengan kebutuhan manusia setelah pangan sebagai kebutuhan primer. Segmentasi pasar biodiesel mengelompokkan konsumen dengan berbagai kriteria.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

52

Beberapa aspek utama dalam segmentasi pasar biodiesel adalah: a. Aspek geografis Aspek geografis terdiri atas komponen seperti negara, bangsa, propinsi, dan kabupaten/ kotamadya. Segmen pasar yang diharapkan untuk biodiesel adalah rata-rata daerah kawasan yang padat kendaraan bermotor dan kawasan industri diantaranya kota Padang yang memiliki kawasan industri. Segmen diutamakan untuk wilayah sumatera barat karena biodiesel nantinya akan digunakan oleh kendaraan bermotor dan industri. Biodiesel sendiri akan disalurkan ke Pertamina sebagai pembeli tunggal yaitu Pertamina cabang pemasaran Padang. Selanjutnya pertamina yang akan mengolah menjadi biosolar dan

didistribusikan ke setiap SPBU/ unit poin seperti angkutan air, ABRI yang ada di wilayah Sumatera Barat. Sasaran jangka panjang biodiesel nantinya akan disalurkan pada daerah yang berpolusi seperti jakarta, surabaya. Distribusi BBM untuk tiap daerah di wilayah Sumatera Barat dapat di lihat pada Gambar 4.3
Grafik Penggunaan Bahan Bakar Solar di Sumatera Barat
Kody a. Padang (37,28%) Kody a. Bukittinggi (2,43%) Kody a. Sawahlunto (3,76%) Kody a. Pay akumbuh (2,96%) Kody a. Solok (4,01%) Kody a. Padang panjang (0,94%) Kab. Agam (3,18%) Kab. Lima puluh kota (3,18%) Kota Pariaman (1,99%) Kab. Padang pariaman (3,45%) Kab. Pasaman Barat (4,81%) Kab. Pasaman timur (3,00%) Kab. Pesisr selatan (6,29%) Kab. Sawahlunto sijunjung (5,50%) Kab. Dharmasray a (8,40%) Kab. Solok (1,51%) Kab. Solok selatan (3,66%) Kab. Tanah datar (1,32%) Kab. Kep. Mentawai (0,85%)

Gambar 4.3 Penggunaan BBM Solar di Sumatera Barat b. Aspek prilaku Aspek prilaku membagi pasar pada komponen tingkat penggunaan. Tingkat penggunaan bahan bakar solar oleh berbagai unit poin tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

53

Supply point Minyak Solar

SPBU/ Transportasi (64,9 %) APMS (0,71 %) Industri (12,58%) PLN (16,76%) Angkutan Air (2,36%) ABRI (0,49%) Angkutan Rel (0,39%) SPDN (0,64%) Own use (1,12%)

Gambar 4.4 Tingkat Penggunaan BBM Solar di Sumatera Barat

b. Aspek jenis produk Biodiesel sebagai bahan bakar nabati yang terbarukan karena bahan baku biodiesel dapat dibudidayakan oleh manusia, selanjutnya dipanen dan diolah menjadi bahan bakar yang siap digunakan oleh kendaraan bermotor dan industri. Pemanfatan biodiesel dapat dilakukan terus menerus tanpa merusak lingkungan, hal ini menjadikan biodiesel sebagai primadona pada masa yang akan datang. Produk ini aman karena dalam pengujian secara biologis menunjukkan tingkat toksisitas akut yang rendah terhadap kelinci percobaan dengan nilai LD50 (nilai dosis yang menyebabkan kematian pada hewan percobaan sebanyak 50 persen dari populasi percobaan) sebesar 17.4 gram per kilogram berat badan. Biodiesel juga hanya menimbulkan iritasi ringan pada mata kelinci percobaan, selain itu tingkat iritasi pada kulit lebih rendah dibandingkan dengan larutan sabun empat persen. Biodiesel yang ramah lingkungan memiliki CO2 sebagai hasil pembakaran yang dapat dikonsumsi kembali oleh tanaman/ tumbuhan untuk proses fotosintesis/ siklus karbon. Selain untuk mengurangi efek rumah kaca yang sering terjadi selama ini, penggunaan biodiesel akan meningkatkan kualitas udara lokal dengan mereduksi emisi gas berbahaya seperti karbon monoksida, nitrogen oksida, sulfur dioksida, hidrokarbon reaktif lainnya seperti asap dan partikel-partikel

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

54

berbahaya yang dapat terhirup oleh manusia. Tabel 4.23 memperlihatkan perbandingan kadar emisi gas buang yang dihasilkan oleh solar dan biodiesel. Dari Tabel 4.23 terlihat bahwa semua kriteria kandungan emisi yang dimiliki oleh biodisel lebih rendah dibandingkan dengan kadar emisi solar. Gas SO2 merupakan pemicu total partikulat dan asap hitam karena itu setiap kendaraan yang menggunakan solar akan mengeluarkan asap yang berwarna hitam, asap inilah yang bersifat karsinogenik yang berperan sebagai pemicu kanker. Kandungan sulfur yang tinggi juga akan berdampak pada keausan mesin kendaraan karena akan meningkatkan partikulat padat saat terjadi pembakaran. Tabel 4.20 Perbandingan Emisi Biodiesel dan Petrosolar (Solar Biasa) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kriteria SO 2 (ppm) CO (ppm) NO(ppm) NO2-(ppm) O- 2 (%)1 Total Partikulat (mg/Nm ) 3 Benzen (mg/Nm ) 3 Toluen (mg/Nm ) 3 Xylen (mg/Nm ) 3 Etilbenzen (mg/Nm )
3

Biodiesel 0 10 37 1 6 0.25 0.3 0.57 0.73 0.3

Solar biasa 78 40 64 1 6.6 5.6 5.01 2.31 1.57 0.73

[Sumber: Prihandana, 2006] Dengan berbagai kelebihan dan manfaat biodiesel tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk lebih memilih menggunakan bahan bakar biodiesel daripada solar, biodiesel adalah produk yang tepat dan sangat dibutuhkan oleh pasar sebagai alternatif bahan bakar nabati yang ramah lingkungan. c. Aspek psikografis Aspek psikografis terdiri atas komponen kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian. Segmentasi aspek psikografis ini menggunakan data pada Tabel 4.3 Dari tabel tersebut terlihat pengeluaran rata-rata untuk konsumsi solar, pada tahun 2002 Golongan dengan pendapatan antara Rp 300.000 sampai Rp499.999 melakukan pengeluaran rata-rata perbulan untuk kebutuhan solar

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

55

sebesar Rp 421, sedangkan golongan yang memiliki pendapatan lebih besar dari Rp 500.000 melakukan pengeluaran sebesar Rp1.500 perbulan untuk mengkonsumsi bahan bakar solar. Pada tahun 2005 terjadi peningkatan bahwa golongan dengan pengeluaran Rp 200.000 sampai Rp 299.999 telah mengeluarkan dari penghasilan mereka sebesar Rp 400 perbulan, golongan berpenghasilan antara Rp 300.000 sampai 499.999 melakkan pngeluaran sebesar Rp 3.500 untuk mengkonsumsi solar dan golongan dengan penghasilan besar dari Rp 500.000 melakukan pengeluaran sebesar Rp 551. Nampak bahwa bahan bakar solar dikonsumsi oleh golongan pengeluaran yang berbeda dengan penghasilan rata-rata diatas 200.000 perbulan keatas Sedangkan golongan dengan pengeluaran dibawah rata-rata 200.000 perbulan tidak melakukan pengeluaran untuk bahan bakar solar. Segmentasi dari aspek gaya hidup dan kepribadian yaitu bahwa pengguna minyak biodiesel merupakan orang-orang yang peduli dengan lingkungan hidup dan cendrung untuk melestarikan alam lingkungan. Dengan ikut serta memakai biodiesel maka konsumen telah berperan serta dalam pengurangan emisi dan menyelamatkan lingkungan hidup dari pencemaran udara. 4.2.1.2 Analisis Konsumen Setelah biodiesel di produksi maka disalurkan pada Pertamina selanjutnya dilakukan pendistribusian ke konsumen. Adapun konsumen dari biosdiesel dapat dibagi atas beberapa segmen yaitu: a) Semua lapisan masyarakat sebegai pengguna bahan bakar solar diantaranya masyarakat pengguna solar untuk bahan bakar kendaraan mobil, truk. Biosolar akan didistribusikan ke setiap SPBU yang ada di wilayah Sumatera Barat. Setiap kendaraan yang menggunakan solar sebagai bahan bakar dapat menggunakan biosolar tanpa perlu melakukan modifikasi mesin karena sifat fisik biosolar sama dengan solar (petrosolar). Konsumen tidak perlu kuatir akan terjadi kerusakan pada mesin mobil karena biosolar selain aman juga dapat memperpanjang umur mesin dan menjamin kehandalan mesin dengan lubrisitas/ pelumasan maksimum 400 mikron.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

56

b)

Industri pertanian dan bahan bangunan seperti pada pengeringan tembakau, industri gula tebu, industri kayu penggergajian, kayu lapis, pembakaran genteng, pengeringan hasil pertanian.

c)

PLN sebagai pembangkit listrik yang menggunakan diesel, bahan bakar biodiesel akan berfungsi untuk menggantikan solar.

d)

Petani/ nelayan yang menggunakan genset, traktor, motor tempel perahu nelayan, penggilingan padi dan mesin-mesin dapat menggunakan biodiesel karena alat-alat berat yang digunakan petani/ nelayan tersebut menggunakan bahan bakar solar.

e)

Angkutan air, ABRI, angkutan rel dapat menggunakan biodiesel.

4.2.1.3 Strategi Pemasaran Penggunaan bahan bakar ditentukan dari sikap konsumen untuk membeli/ menggunakan biosolar sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, tentu saja pemasaran biodisel tergantung dari pembelian konsumen. Untuk menentukan strategi pemasaran digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT ini

mempertimbangkan faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), yang merupakan faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang berasal dari luar perusahaan. 1. Faktor internal perusahaan, terdiri atas: a. Kekuatan (strength) PT Incasi Raya merupakan satu satunya perusahaan yang memproduksi CPO menjadi biodiesel di Sumatera Barat. Karyawan perusahaan memiliki keahlian dengan latar belakang

pendidikian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Jumlah karyawan yang bekerja di PT Incasi Raya direncanakan berjumlah 145 orang dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut: 18 orang tamatan S1, 57 orang tamatan SMU/Sekolah Kejuruan,62 orang tamatan SLTP dan 8 orang tamatan SD.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

57

Kondisi keuangan perusaan yang cukup baik serta tidak ada masalah keuangan yang dapat menghambat aktivitas perusahaan, terlihat dari laba yang diperoleh perusahaan cendrung meningkat, tahun 2000 sebesar Rp 13.686.902.150, tahun 2001 sebesar Rp 15.644.775.520 tahun 2002 sebesar Rp21.462.665.610 tahun 2003 sebesar Rp14.634.864.780 dan tahun 2004 sebesar Rp57.343.388.430. Dengan Kondisi keuangan yang baik ini memudahkan perusahaan mendapatkan bantuan kredit investasi pendirian pabrik.

Pelaksanaan proses produksi menggunakan teknologi canggih dengan sistem komputerisasi

b. Kelemahan (weakness) Terbatasnya saluran distribusi produk karena setelah diproduksi produk didistribusikan ke Pertamina sebagai pembeli tunggal sehingga perusahaan tidak bisa menyalurkan langsung produknya pada konsumen. Kurangnya promosi produk ke masyarakat menjadikan produk kurang dikenal masyarakat/ konsumen. 2. Faktor eksternal perusahaan, terdiri atas: a. Peluang (opportunity Lokasi pabrik strategis berada di kawasan indistri jln. By Pass, sehingga mudah dalam transportasi Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan produk. Produk yang dihasilkan ramah lingkungan dan memiliki keunggulkan dibandingkan bahan bakar solar, pembakaran biodiesel bersih, tidak menghasilkan asap serta polusi udara. Produk mudah dikemas dan disimpan Adanya peraturan presiden RI Nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional dan instruksi presiden Nomor 1 tahun 2006 tentang penyediaan dan pemamfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar subsitusi solar yang kebanyakan digunakan oleh industri dan kendaraan. Mesin-mesin kendaraan dan industri dapat menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar tanpa melakukan modifikasi mesin.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

58

b. Ancaman (threat) Biaya produksi biodiesel dari CPO mutu standar saat ini lebih tinggi dari harga bahan bakar solar yang ditetapkan oleh pemerintah. Biodiesel sebagai bahan bakar alternatif belum dapat digunakan 100 % sebagai pengganti bahan bakar solar. Konsumen saat ini belum mengenal biodiesel sebagai produk baru sehingga memerlukan waktu untuk proses pengenalan produk pada konsumen. Produk di tujukan sebagai subsitusi solar.

4.2.1.4 Analisis Pesaing Biodiesel sebagai bahan bakar nabati alternatif menjadi penting di Indonesia sejak tahun 2005, negara Indonesia bahkan telah merubah status dari eksportir menjadi net importer BBM, dimana defisit sekitar 100 juta liter. Dilihat perkembangan perekonomian, saat terjadi krisis minyak dunia, menjadikan harga minyak/ bahan bakar global meningkat tajam dari sebelumnya sekitar US $ 22/ barrel menjadi US $72/ barrel (Sudrajat 2006). Sehingga hal ini berdampak cukup serius bagi masyarakat Indonesia dengan meningkatnya harga BBM yang di keluarkan oleh pemerintah. Pada awalnya biodiesel sangat sulit bersaing dengan bahan bakar minyak solar dari segi harga, mengingat harga biodiesel pada awalnya lebih mahal dari solar yaitu Rp7.035 (tahun 2005), sedangkan solar subsidi pemerintah hanya Rp 4.300 per liter tetapi dengan kenaikan BBM ini menjadikan biodiesel mulai bermunculan di pasar Indoensia. Hal ini tentu saja membuat pengusaha melirik usaha yang menjanjikan tersebut. Awal tahun 2006 mulailah pembangunan pabrik biodiesel oleh berbagai kalangan. Adapun instansi yang telah membangun pabrik biodiesel yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan kapasitas 12, 5 Ton/ hari, PT Energi Alternatif Indonesia, Pusat penelitian kelapa sawit dan ITB masing-masing dengan kapasitas 1 ton/ hari. PT Rizki anugrah putra dengan kapasitas 0,6 ton/ hari dan PT surya dengan kapasitas 1,8 ton /hari. Pendirian pabrik biodiesel selanjutnya dilakukan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

59

oleh PT. Eterndo Wahanatama dengan membangun sekaligus 2 pabrik yaitu di Gresik dengan kapasitas 500 ton/ hari dan Cikupa 300 ton/ hari. Melihat

fenomena pertumbuhan pabrik biodiesel yang menjamur tersebut, maka PT. Incasi Raya nanti berada pada posisi yang sama dengan kapasitas pabrik yang besar dibandingkan dengan pabrik yang telah berdiri sebelumnya. Perusahaan tidak perlu khawatir untuk bersaing dengan perusahaan lain karena mengingat kebutuhan BBM yang semakin lama semakin meningkat dan harga BBM yang cendrung meningkat pula. Bahan bakar minyak hampir menyamai kebutuhan manusia terhadap kebutuhan primer seperti kebutuhan akan sandang dan pangan. 4.2.2 Aspek Teknis dan Teknologis Aspek teknis mengkaji bagaimana perusahaan berproduksi sehingga menghasilkan biodiesel dan teknologi serta peralatan apa yang akan di gunakan. 4.2.2.1 Kapasitas Produksi PT. Incasi Raya memiliki pasokan TBS kelapa sawit rata-rata sebesar 1.571.100 ton per tahun. TBS tersebut berasal dari daerah yang berbeda beda dengan berbagai jenis kapasitas a) Pangian Merupakan daerah penghasil TBS pertama dengan kapasitas pabrik 40 ton / jam TBS setara dengan 281.800 ton per tahun. b) Timpeh, memiliki kapasitas produksi 50 ton/ jam setara dengan 219.900 ton per tahun. c) Jamika, berada di daerah tanah tumbuh dengan kapasitas produksi sebesar 65 ton / jam setara dengan 302.600 ton per tahun. d) Sumbar Makmur Plantation (SMP) dengan kapasitas produksi sebesar 65 ton per jam setara dengan 270.600 ton per tahun. e) Bina Pratama Sakato (BPS) berada di daerah Kiliran Jao dengan kapasitas produksi sebesar 70 ton / jam setara dengan 185.400 ton per tahun. f) Pasaman, dengan kapasitas produksi 40 ton / jam setara dengan 187.500 ton per tahun g) Sodetan, berada didaerah muara sakai dengan kapasitas produksi 35 ton per jam setara dengan 123.300 ton per tahun.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

60

Kapasitas masing-masing pabrik tersebut berbada tergantung dari jumlah jam kerja masing-masing pabrik. Total TBS yang dihasilkan sebesar 1.571.100 ton / tahun. Dari data tersebut dapat dihitung jumlah CPO yang di dapat kan oleh PT Incasi Raya selama satu tahun yaitu total jumlah TBS tiap daerah. Jika diasumsikan jumlah jam kerja per hari untuk pabrik TBS sebesar 8 jam per hari, satu minggu terdiri atas 6 hari kerja dan satu tahun di hitung terdiri atas 48 minggu, tetapi untuk produksi TBS menjadi CPO diasumsikan jumlah hari sebulan yaitru 30 hari sedangkan untuk produksi biodiesel diasumsikan satu bulan terdiri dari 24 hari, maka didapatkan Jumlah CPO 1 tahun tahun Jumlah CPO per bulan Jumlah CPO per hari = 361.353 : 12 = 30.112 Ton / bulan = 30.112 : 30 = 1.003 Ton/ hari = 1.571.100 ton x 23 % (rendemen) = 361.353 Ton /

Jika semua CPO dijadikan RBD PO maka di dapatkan hasil 1.003 ton / hari x 95 % = 953 Ton/ hari

Untuk di jadikan minyak goreng (olien) didapatkan hasil sebesar 1.003 ton/ hari x 75 % = 752 Ton / hari

Gambaran hasil CPO pada tahun 2006 untuk 1 bulan diperoleh CPO 30.000 ton tetapi yang diolah menjadi minyak goreng (olien) hanya 8000 ton saja sedangkan sisanya diekspor. Untuk selanjutnya sisa hasil tersebut tidak lagi diekspor tetapi dapat diolah menjadi biodiesel yaitu sebesar = 30.000 8.000 = 22.000 ton perbulan = 22.000 : 30 = 733.33 ton per hari.

Kapasitas produksi total bodiesel sehari yaitru 600 ton/ hari setara dengan: 1 ton 600 ton = 1.000 Kg = 600.000 kg

1 Kg diasumsikan setara dengan 1.2 liter. Sehingga kapasitas produksi biodiesel setara dengan 720.000 liter/ hari. Dilihat dari jumlah CPO yang di hasilkan perusahaan sebesar 733.33 ton per hari (setara 923.999.58 liter/ hari) maka

jumlah CPO yang akan di jadikan biodiesel ditetapkan hanya sebesar 839.041,92 liter setara dengan 699.201,6 Kg/ hari

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

61

Pada tahun pertama biodiesel yang dihasilkan sebesar 90 % dari kapasitas total setara dengan 0.90 x 720.000 = 648.000 liter /hari sedangkan 9 % berupa gliserin yaitu 0.9 x 720.000 = 64.800 liter / hari, sedangkan 1 % merupakan sisa (waste) = 7200 liter. Untuk pengoperasian pabrik bahan bakar biodiesel diasumsikan lama waktu produksi terdiri atas: Jam kerja/ hari = 8 jam per hari 1 minggu 1 bulan 1 tahun 1 tahun = 6 hari kerja, sehingga satu minggu terdiri dari 48 jam = 24 hari = 48 minggu = 48 x 6 hari = 288 hari kerja

Untuk hari libur selain hari minggu disesuaikan dengan libur nasional. 4.2.2.2 Proses Produksi Biodiesel Adapun proses pembuatan biodiesel terdiri dari dua jenis proses yaitu dari CPO mutu rendah dengan teknologi transesterifikasi dan pengolahan biodiesel untuk CPO mutu rendah dengan preses esterifikasi dan transesterifikasi. Gambar flow sheet pembuatan biodiesel dengan bahan baku mutu standar FFA 5% dan FFA 5% dapat dilihat pada lampiran D. Selanjutnya langkahlangkah pembuatan biodiesel, reaksi kimia, dan kualitas biodiesel dapat dilihat pada lampiran D. 4.2.2.3 Perencanaan bahan baku Bahan baku biodiesel merupakan CPO dengan kadar FFA 5%-20%. CPO diperoleh dari TBS yang dimiliki oleh PT. Incasi Raya yang terdapat diberbagai daerah dengan kapasitas yang berbeda masing-masing daerah. Daerah penanaman kelapa sawit PT. Incasi raya dapat dilihat pada Tabel 4.21

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

62

Tabel 4.21 Daerah Penghasil Kelapa Sawit CPO PT. Incasi Raya
Daerah Pangian (sitiung) Jamika (Tanah tumbuh) SAK SMP Teluk Bayur Transco BPS (Bina Pratama Sakato, kiliran jao) Pasaman Lain-lain Sodetan Tahun Sampai sekarang Sampai sekarang Sampai sekarang Sampai sekarang 2000-2001 2001-2002 2001 dan 2004 -sekarang 2002 dan 2004 -sekarang 2000 2006-sekarang

Selanjutnya data mengenai pemasok berikut jumlah CPO dapat dilihat pada Lampiran E. 4.2.2.4 Lokasi dan Letak Proyek Pabrik akan didirikan dalam lokasi PT. Incasi raya yang berada di By Pass Km 13 Teluk Bayur Padang. Rencana lokasi pabrik berada di sebelah selatan pabrik sekarang. Pertimbangan manajemen perusahaan untuk menempatkan dalam wilayah yang sama dikarenakan By Pass merupakan kawasan industri Kota Padang selain itu untuk kemudahan dalam pengorganisasian dan pengawasan, selain itu juga berguna untuk kelancaran distribusi bahan baku yang di bawa oleh pemasok, dan demi efisiensi yaitu apabila bahan baku (crude palm oil) tidak digunakan dapat langsung di bawa ke unit tangki penimbunan di Teluk Bayur. Bagan pabrik biodiesel dapat dilihat pada Lampiran F. 4.2.3 Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Aspek manajemen dan sumber daya manusia bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu perusahaan/ industri layak atau tidak ditinjau dari ketersediaan tenaga kerja. Aspek manajemen dan sumber daya manusia

membahas tentang perencanaan jumlah tenaga kerja, struktur organisaasi yang baik dan uraian jabatan. 4.1.3.1 Perencanaan Struktur Organisasi Struktur Organisasi

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

63

PT Incasi Raya merupakan suatu grup perusahaan yang memiliki beberapa anak perusahaan dan unit usaha yang tergabung di dalamnya. Pengawasan jalannya kegiatan grup perusahaan dan unit usaha dilakukan oleh dewan komisaris yang terdiri dari komisaris utama dan komisaris, dimana dewan komisaris ini adalah para pemegang saham dari perusahaan yang melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS) sekali setahun. Untuk pelaksanaan kegiatan grup perusahaan dipegang oleh direksi yang terdiri dari direktur utama dan direktur. Komisaris dan direktur utama ini berkedudukan di kantor pusat, sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan pada masing masing anak perusahaan dan unit usaha akan dipimpin oleh seorang manager yang dibantu oleh asisten manager. Struktur organisasi PT Incasi Raya dapat dilihat pada lampiran G. 4.2.3.2 Analisis Jabatan Sebuah perusahaan dikatakan baik salah satu indikator yang harus dimiliki adalah sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas. Setiap jabatan hendaklah diisi oleh sumber daya manusia yang ahli di bidang mereka masingmasing dan memiliki spesifikasi pekerjaan yang jelas. Analisis jabatan dilakukan bertujuan untuk menetapkan tugas-tugas suatu jabatan serta mengidentifikasi

syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menduduki suatu jabatan tertentu serta pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu pada suatu organisasi. Berdasarkan perencanaan tenaga kerja yang telah dibuat,

maka dapat dilakukan analisis jabatan untuk masing-masing spesifikasi bidang kerja. Adapun Analisis jabatan untuk pabrik bahan bakar biodiesel dapat dilihat pada lampiran G. 4.2.3.3 Perencanaan Tenaga Kerja Setelah tahap analisis jabatan dilakukan dan telah ditentukan tugas-tugas apa yang akan diilaksanakan serta syarat-syarat yang diperlukan untuk masingmasing jabatan maka langkah selanjutnya adalah melakukan perencanaan jumlah tenaga kerja yang akan di pekerjakan untuk pendirian pabrk bahan bakar biodiesel. Jumlah tenaga kerja pada pabrik biodiesel sebanyak 152 orang dengan masing-masing jabatan yang berbeda. Uraian jumlah tenaga kerja beserta jabatan dapat dilihat pada Lampiran G.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

64

4.2.3.4 Kebijakan Pemerintah Mengenai Biodiesel Kebijakan pemerintah merupakan bagian kekeuatan daya dukung untuk mencapai keberhasilan pendirian usaha biodiesel di Indonesia terutama di Sumatera Barat. Kebijakan pemerintah untuk mendukung usaha biodiesel

tersebut dituangkan mulai dari peringkat hukum tertinggi (Undang-Undang Energi) secara bertingkat kepada Keppres, Inpres, deklarasi, sampai penunjukan Tim Kerja Nasional. Kebijakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: (Sudrajat, 2006). a Rencana Undang-Undang RI ( Sampai saat penelitian masih dalam proses pembahasan di DPR RI) salah satu UU tersebut adalah menekankan pada peningkatan pemanfaatan energi terbarukan. b Peraturan Presiden No. 5 tahun 2006 tanggal 25 Januari 2006 tentang kebijakan energi nasional. Adapun isinya yaitu menekankan dan menargetkan bahwa pada tahun 2005 ditargetkan bahan energi terbarukan harus sudah mencapai lebih dari 5% dari kebutuhan energi nasional, sedangkan BBM di targetkan menurun sampai di bawah angka 20%. c Intruksi presiden No.1/2006 tentang pentediaan dana pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebagai bahan alternatif pengganti BBM. Isi Inpres tersebut adalah bahwa presiden menginstruksikan kepada 15 mentri negara, Gubernur dan Bupati/ Walikota untuk mengambil langkah-langkah percepatan

pemanfaatan BBN sebagai bahan bakar alternatif. d Deklarasi bersama tanggal 12 Oktober 2005 tentang gerakan nasional Penanggulangan kemiskinan dan krisis BBM melalui rehabilitasi dan reboisasi 10 juta Ha lahan kritis dengan tanaman yang menghasilkan energi pengganti BBM. Deklarasi tersebut ditandatangani oleh 30 Menteri, Menteri Negara, BUMN, Perguruan Tinggi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang isinya adalah mendukung, memfasilitasi dan mengembangkan seluruh aspek yang terkait. e Presiden menginstruksikan Menteri Kehutanan untuk memberikan izin pemanfaatan lahan hutan tidak produkstif bagi pengembangan bahan baku energi terbarukan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

65

f Keputusan Menteri koordinator bidang Perekonomian Nomor: Kep 11/ MEKON/ 02/ 2006, tentang tim koordinasi program aksi penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif. Adapun isi program tersebut adalah memutuskan pembentukan tim kooordinasi tingkat nasional penyediaan dan pemanfaatan energi alternatif yang diketuai oleh Deputi Bidang Koordinasi Energi Sumber Daya Mineral dan Kehutanan dengan tim pengarah 11 Menteri dan Menteri Negara. 4.2.4 Aspek Keuangan Strategi keuangan dibuat bertujuan untuk mengetahui kebutuhan dana, dan proyeksi keuangan di masa yang akan datang. Strategi keuangan yang akan dilakukan antara lain perhitungan kebutuhan dana investasi dan operasional, melakukan proyeksi keuangan, dan melakukan analisis investasi untuk mengetahui kelayakan pendirian pabrik biodiesel. 4.2.4.1 Kebutuhan Dana Pembuatan Pabrik Bahan Bakar Biodiesel Kebutuhan dana untuk pembuatan pabrik bahan bakar biodiesel terdiri atas: biaya investasi, modal kerja, dan biaya operasional. 4.2.4.1.1Biaya Investasi Biaya investasi terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk pendirian dan pengadaan fasilitas pabrik. Komponen biaya investasi yang dibutuhkan untuk pendirian pabrik bahan bakar biodiesel adalah. 1. Biaya perakitan pabrik Pabrik bahan bakar biodiesel di rakit oleh Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT). Harga pabrik yang dirakit ditetapkan berdasarkan kapasitas produksi. Pabrik dengan kapasitas 600 ton/ hari memiliki harga sebesar 100 milyar. 2. Biaya bangunan pabrik Perkiraan kebutuhan biaya untuk membangun pabrik didasarkan pada kebutuhan luas bangunan yang perlu dikembangkan terdapat pada Tabel 4.12 dengan luas bangunan pabrik yaitu 12 x 25 meter. Dimana harga per meter Rp

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

66

1.638.000. Luas bangunan untuk tangki penyimpanan 6 x 6 meter, dengan biaya permeter sebesar Rp 1.170.000. Sehingga kebutuhan biaya untuk bangunan pabrik sebesar Biaya Bangunan = Luas yang akan dibangun x Biaya per m 2 bangunan = 180 m2 x Rp. 1638000 /m2 = Rp 294.840.000,-. Disamping itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk pemasangan instalasi air berikut pompa dan tangki air sebesar Rp 8.210.000, instalasi listrik Rp 10.592.000 dan pemasangan telepon Rp 1.500.000. Total biaya yang dikeluarkan untuk bangunan pabrik keseluruhan adalah = Biaya Bangunan + Biaya instalasi telepon, air = Rp 294.840.000,- + Rp 8.210.000,- + Rp 10.592.000 + Rp 1.500.000 = Rp. 315.142.000,3. Biaya pendahuluan pengerjaan proyek Biaya penyiapan lokasi terdiri dari biaya pendahuluan dan biaya pembebasan tanah. Biaya pendahuluan diketahui dari hasil perkalian persentase yang ditetapkan Gapensi yang terdapat pada Tabel 4.11 dengan biaya bangunan fisik. Untuk biaya penjajakan proyek, sudah ada ketetapan yaitu Rp. 5.000.000,-. Contoh perhitungan biaya pendahuluan Diketahui : Total biaya bangunan pabrik = Rp. 315.142.000,Persentase biaya Perizinan Sehingga, biaya Perizinan = 3% dari nilai bangunan = 3% x Rp. 315.142.000,= Rp. 9.454.260,Untuk biaya pembebasan tanah = Luas total x harga per m2 = 1050 m2 x Rp. 250.000,= Rp. 262.500.000,-. Hasil perhitungan biaya pendahuluan pengerjaan proyek dapat dilihat pada Tabel 4.23 Tabel 4.22 Biaya Penyiapan Lokasi

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

67

No 1 2 3 4 5 6 Total

Uraian Biaya Pendahuluan Penjajakan Proyek Perijinan Desain Rancang Bangun Konsultasi Supervisi Proyek

Nilai Rp5.000.000 3% dari nilai bangunan 4% dari nilai bangunan 5% dari nilai bangunan 2% dari nilai bangunan

Biaya (Rp.) 49.119.880 5.000.000 9.454.260 12.605.680 15.757.100 6.302.840 49.119.880

4. Estimasi pengerjaan sipil Biaya yang dikeluarkan untuk pengerjaan sipil terdiri atas biaya yang dikeluarkan untukpekerjaan persiapan lokasi pabrik, pembuatan sarana ibadah, tempat parkir dan sarana sosial serta limbah pabrik. Luas yang di perlukan untuk fasilitas parkir, ibadah dan sosial seluas 125 m2. Masing masing biaya per meter sebesar Rp 693.750, Rp 980.000, Rp 385.000. Contoh perhitungan: Pengerjaan tempat parkir = 80 m2 x Rp 693.750/ m2 = Rp 55.500.000 Hasil perhitungan estimasi pengerjaan sipil dapat dilihat pada Tabel 4.23 Tabel 4.23 Estimasi Perhitungan Biaya Pengerjaan Sipil No 1 2 3 4 5 6 Uraian Pekerjaan persiapan Pengerjaan gudang Pengerjaan tempat parkir Pengerjaan sarana ibadah Pengerjaan sarana sosial Pengolahan Limbah Total Biaya (Rp) 8.000.000 210.600.000 55.500.000 24.500.000 7.700.000 80.000.000 386.300.000

5. Biaya tak terduga Biaya tak terduga untuk pendirian pabrik bahan bakar biodiesel dianggarkan sebesar 10% dari total biaya investasi. Contoh perhitungan:

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

68

Biaya total (Biaya pendirian bangunan pabrik, pembebasan tanah, harga pabrik, biaya pendahuluan, peralatan, estimasi pengerjaan sipil, set laboratorium) adalah Rp. 103.762.094.880,Sehingga, Biaya tak terduga = 10% x Rp. 101.142.461.880,= 0,1 x Rp. Rp. 101.142.461.880,= Rp. Rp. 10.114.246.188,Nilai investasi dan biaya tak terduga dapat dilihat pada Tabel 4.24

Tabel 4.24 Total Investasi Pendirian Pabrik Bahan Bakar Biodiesel Uraian Biaya pendahuluan pengerjaan proyek Pembebasan tanah Biaya bangunan fisik pabrik Harga instalasi pabrik Estimasi biaya pengerjaan sipil Satu set laboratorium Total 9 Biaya tak terduga Total biaya investasi 4.2.4.1.2 Biaya Operasional Biaya operasional yang dikeluarkan berkaitan dengan biaya pengoperasian pabrik bahan bakar biodiesel. Sebagian Biaya operasional diperoleh dari interpolasi biaya produksi pabrik bahan bakar biodiesel dengan kapasitas 1500 liter/ hari dengan kapasitas 720.000 liter/ hari, dapat dilihat pada Tabel 4.7. Biaya tersebut berasal dari kebutuhan terhadap listrik, uap, air, bahan baku dan bahan penunjang, dapat dilihat pada daftar biaya bahan baku dan penunjang Tabel 4.15 dan perkiraan biaya beban listrik, uap dan telepon Tabel 4.16 Beberapa biaya yang menyusun biaya operasional adalah sebagai berikut: 1. Biaya Listrik Kebutuhan listrik untuk mengoperasikan pabrik per hari = (720.000 liter x 10 kW/hari) / 1500 liter = 4800 kW/hari . No 1 2 3 4 5 7 Jumlah (Rp) 49.119.880 367.500.000 315.142.000 100.000.000.000 386.300.000 24.400.000 101.142.461.880 10.114.246.188 111.256.708.068

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

69

Biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan listrik rata-rata per tahun adalah = 4800 kW/hari x Rp 600/ kW x 288 hari / tahun = Rp. 829.440.000,-. 2. Biaya Air Air digunakan dalam proses pencucian, dimana air dimasukkan kedalam campuran yang keluar dari proses reaksi esterifikasi dan transesterifikasi Kebutuhan air dapat dihitung = (720.000 liter x 1000 Kg/ hari) / 1500 liter = 480.000 Kg/ hari Biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan air rata-rata per tahun adalah = 480.000 Kg/ hari x Rp 200 /Kg x 288 hari /tahun = Rp 27.648.000.000 3. Biaya Uap Jumlah uap yang diperlukan dalam pengoperasian pabrik dapat dihitung sebagai berikut. = 81.600 Kg/hari Biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan uap = 81.600 Kg/hari x Rp 300/ Kg x 288 hari /tahun = Rp 7.050.240.000 4. Biaya untuk Kebutuhan CPO, metanol dan katalis NaOH Jumlah CPO dan metanol yang dibutuhkan dapat dihitung seperti berikut: CPO = (720.000 liter x 1456, 67 Kg /hari) /1500 liter = (720.000 liter x 170 Kg/hari )1500 liter

= 699.201, 6 Kg/ hari Metanol = (720.000 liter x 313, 45 liter/ hari) /1500 liter

= 150.456 liter/hari NaOH = (720.000 liter x 47,3 Kg/hari )/1500 liter

= 20.976 Kg/hari Biaya yang dikeluarkan dapat dihitung sebagai berikut: CPO = 699.201, 6 Kg/ hari x Rp 3000/ Kg x 288 hari/ tahun

= Rp 604.110.182.400 Metanol = 150.456 liter/hari x Rp 3000/ Kg x 288 hari/ tahun

= Rp 129.993.984.000

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

70

NaOH

= 20.976 Kg/hari x Rp 6000/ Kg x 288 hari/ tahun

= Rp 36.246.528.000 5. Biaya Telepon dan Fax Biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan telepon dan fax rata-rata per tahun adalah Rp. 3000.000,-. 6. Biaya Pemeliharaan (maintenance) Biaya yang dianggarkan untuk pemeliharaan pabrik merujuk pada PT RNI (Rajawali Nusantara Indonesia) sebesar Rp 240.400.000

7. Gaji dan Upah Tenaga Pekerja Biaya yang dikeluarkan untuk gaji dan upah tenaga kerja didasarkan pada kebutuhan tenaga kerja untuk pendirian pabrik bahan bakar biodiesel. Gaji dan upah yang diberikan sesuai dengan jabatan masing-masing pekerja. gaji yang diberikan disetarakan dengan gaji yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya untuk tenaga kerja pada pabrik minyak goreng. Contoh perhitungan: Gaji Prod. Manager per bulan Gaji rata-rata dalam satu tahun = Rp. 2.100.000,= Rp. 2.100.000,- x 12 bulan = Rp. 25.200.000,-. Gaji technical staff Gaji rata-rata dalam satu tahun = Rp. 16.474.800 Total Gaji dan upah tenaga kerja adalah Rp. 1.632.250.800/ tahun. Perincian gaji tenaga kerja selanjutnya dapat dilihat pada Tabel. 4.25 = Rp 1.372.900 = Rp 1.372.900 x 12 bulan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

71

Tabel 4.25 Kebutuhan Biaya Gaji dan Upah Tenaga Kerja No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Bidang Tugas Manager Ass.Manager Prod.Manager Maintenance Manager Technical Staff Ka.Labor Operator laboratorium Supervisor Mechanical Staff Ass.Mechanical Ka.Packing Operator Ka.Gudang Administrasi Ka.Listrik Koord.Lingkungan Commodity Supplier Ass.Commodity Kasir Ka.Satpam Satpam Sopir Helper Cleaner Jumlah Gaji Per Gaji Per Tahun jumlah Bulan (Rupiah) (Rupiah) Personil 1 2.700.000 32.400.000 2.100.000 25.200.000 1 2.100.000 25.200.000 1 2.100.000 25.200.000 1 1.372.900 16.474.800 1 1.372.900 16.474.800 1 972.100 11.665.200 6 1.005.000 12.060.000 5 1.005.000 12.060.000 4 972.100 11.665.200 3 1.372.900 16.474.800 1 972.100 11.665.200 75 1.372.900 16.474.800 2 972.100 11.665.200 5 972.100 1.500.000 2 972.100 11.665.200 2 972.100 11.665.200 1 972.100 11.665.200 1 544.300 6.531.600 1 544.300 6.531.600 2 544.300 6.531.600 6 544.300 6.531.600 4 544.300 6.531.600 14 480.000 5.760.000 12 27.479.900 319.593.600 152 Total Gaji (Rupiah) 32.400.000 25.200.000 25.200.000 25.200.000 16.474.800 16.474.800 69.991.200 60.300.000 48.240.000 34.995.600 16.474.800 874.890.000 32.949.600 58.326.000 3.000.000 23.330.400 11.665.200 11.665.200 6.531.600 13.063.200 39.189.600 26.126.400 91.442.400 69.120.000 1.632.250.800

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

72

8. Biaya Promosi Promosi dilakukan melalui media cetak dan elektronik. Biaya yang dikeluarkan dapat dihitung sebagai berikut. Promosi melalui media cetak diantaranya melalui iklan pada Padang Ekspress, harian Singgalang, dan Haluan. Contoh perhitungan Biaya promosi / bulan 3 media cetak / tahun = Rp. 60.000,= 3 x Rp. 60.000 x 12 bulan = Rp. 2.160.000,-. Untuk media elektronik (Radio), Biaya promosi per bulan 3 media elektronik / tahun = Rp. 150.000,= 3 x Rp.150.000 x 12 bulan = Rp. 5.400.000,-. Biaya promosi rata-rata / tahun = Rp. 2.400.000 + Rp. 7.200.000 = Rp. 7.560.000,-. 4.2.4.1.3 Modal Kerja Modal kerja merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk keperluan operasional pabrik bahan bakar biodiesel ketika pertama kali dijalankan. Modal kerja didapatkan dari biaya operasional dan biaya depresiasi untuk satu tahun, sehingga modal kerja pada tahun pertama sebesar Rp.810.840.299.489. Biaya modal kerja pendirian pabrik bahan bakar biodiesel selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran H Tabel 4.26 Rekapitulasi Biaya Modal Kerja Pabrik Bahan Bakar Biodiesel

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

73

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11

Jenis Biaya Biaya air Biaya listrik Biaya telepon dan fax Biaya Uap Biaya bahan baku (CPO) Biaya metanol dan katalis NaOH Gaji dan upah tenaga kerja Biaya promosi Biaya pemeliharaan (maintenance ) Biaya depresiasi Total

Biaya (Rp) 829.440.000 27.648.000.000 3.000.000 7.050.240.000 604.110.182.400 166.240.512.000 1.632.250.800 7.560.000 240.400.000 3.007.145.089 810.768.730.289

4.2.4.2 Biaya Penyusutan Biaya penyusutan atau depresiasi dihitung dengan menggunakan metode Strigth Line (SL) yang terdapat pada persamaan (2.1) pada tinjauan pustaka dengan memperhatikan umur ekonomis dari fasilitas fisik. Dt = P S N

dimana : Dt = besarnya depresiasi pada tahun ke t P = ongkos awal dari aset yang bersangkutan S = nilai sisa dari aset tersebut N = masa pakai (umur) dari aset tersebut dinyatakan dalam tahun. Contoh perhitungan biaya depresiasi bangunan pabrik adalah sebagai berikut: Diketahui : Nilai awal aset (P) Umur ekonomis (N) Nilai sisa aset (S) = Rp. 294.840.000, = 30Tahun = 50 % dari nilai bangunan = 0.50 X Rp. 294.840.000, = Rp 147.420.000 Biaya depresiasi (Dt) = Rp. 294.840.000 - Rp 147.420.000 30

= Rp 4.914.000

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

74

Perhitungan biaya depresiasi tiap-tiap fasilitas fisik pada tahun pertama dapat dilihat pada Tabel 4.27 sedangkan perhitungan depresiasi tahun berikutnya dapat dilihat pada Lampiran I. Total depresiasi selama waktu 16 tahun sebesar Rp 3.004.914.000. Tabel 4.27 Perhitungan Biaya Depresiasi Fasilitas Fisik Pada Tahun Pertama No 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan Bangunan pabrik Instalasi pabrik Peralatan Utilitas 1. Pompa Air 2. Tangki Air 3. Instalasi Air 4. Instalasi listrik 5. Instalasi telepon Total Nilai Awal Depreciable Life Nilai sisa Nilai sisa Depresiasi (Rp) (Tahun) (Dari nilai pembelian) (Rp) Tahun 1 (Rp) 294.840.000 30 50% 147.420.000 4.914.000 100.000.000.000 25 50% 25.000.000.000 3.000.000.000 4.500.000 2.550.000 8.210.000 10.592.000 1.500.000 100.322.192.000 10 8 10 15 15 25% 5% 5% 5% 5% 675.000 127.500 410.500 529.600 75.000 25.149.237.600 382.500 302.813 779.950 670.827 95.000 3.007.145.089

4.2.4.3 Sumber Dana Investasi Dana investasi yang dibutuhkan untuk pendirian pabrik bahan bakar biodiesel terdiri dari aktiva tetap yaitu Rp. 111.256.708.068,- dan aktiva lancar (modal kerja) sebesar Rp. 810.874.934.739,- sehingga total kebutuhan dana investasi untuk pendirian pabrik adalah = aktiva tetap + aktiva lancar (modal kerja) = Rp. 111.256.708.068 + Rp. 810.874.934.739 = Rp 922.097.007.557 Sumber dana untuk pendirian pabrik biodiesel diperoleh dari modal sendiri untuk modal kerja, dimana dana ini berasal dari dana pemrakarsa proyek yaitu perusahaan sendiri dan investor yang memberikan penawaran dari Malaysia JJ lurgi. Sehingga jumlah dana modal sendiri adalah sebesar Rp 810.840.299.489 ditambah dengan tawaran investor malaysia untuk instalasi pabrik kapasitas 600 ton/ hari atau 200.000 ton/ tahun sebesar Rp 100.000.000.000. Sedangkan sisanya diperoleh dengan melakukan pinjaman dari pihak ketiga berupa kredit bank dalam jangka menengah untuk memenuhi kebutuhan dana modal tetap. Besarnya jumlah pinjaman dari bank yaitu

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

75

= Rp 922.097.007.557 - (Rp. 810.874.934.739 +100.000.000.000) = Rp 11.256.708.068 Suku bunga Bank ditetapkan secara tetap yaitu dengan bunga pinjaman 16 % pertahun dan dan mengalami penurunan sebesar 0,5% per tahun [Bank Lippo]. Sebagai jaminan kredit, maka proyek yang akan dilaksanakan dijadikan sebagai jaminan utama kepada bank sebagai kreditur. Jaminan ini telah mencukupi karena aset yang dimiliki lebih besar dari pinjaman perusahaan kepada bank. Untuk lebih lengkap kebutuhan investasi dan sumber dana dapat dilihat pada Tabel.4.28 sedangkan perincian investasi berikut modal kerja serta biaya operasional dapat dilihat pada Tabel 4.29 perhitungan angsuran pinjaman kepada kreditur dapat dilihat pada Lampiran J. Tabel 4. 28 Kebutuhan Dana Investasi dan Sumber Dana No 1 2 Uraian Penggunaan dana Investasi modal kerja Total Sumber dana Modal sendiri Investor Pinjaman bank Total Total (Rp) 111.256.708.068 810.768.730.289 922.025.438.357 810.768.730.289 100.000.000.000 11.256.708.068 922.025.438.357

1 2 3

Tabel 4.29 Rincian Biaya, Investasi serta Biaya Operasional Pabrik Bodiesel

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

76

I. Biaya Investasi 1. Biaya persiapan lokasi a. Biaya pendahuluan pengerjaan proyek Rp 49.119.880 - Biaya penjajakan proyek Rp 5.000.000 - Perijinan Rp 9.454.260 - Desain rancang bangun Rp 12.605.680 - Konsultasi Rp 15.757.100 - Supervisi proyek Rp 6.302.840 b. Biaya Pembebasan tanah Rp 367.500.000 2. Biaya bangunan fisik pabrik Rp 315.142.000 3. Harga pabrik beserta peralatan Rp 100.000.000.000 4. Satu set laboratorium Rp 24.400.000 5. Estimasi biaya pengerjaan sipil Rp 386.300.000 - Pekerjaan persiapan Rp 8.000.000 - Pengerjaan gudang Rp 210.600.000 - Pengerjaan tempat parkir Rp 55.500.000 - pengerjaan sarana ibadah Rp 24.500.000 - Pengerjaan sarana sosial Rp 7.700.000 - Pengolahan limbah Rp 80.000.000 6. Biaya tak terduga 10.114.246.188 Rp 111.256.708.068 Total biaya investasi II.Biaya Modal Kerja 1. Biaya air Rp 829.440.000 2. Biaya listrik Rp 27.648.000.000 3. Biaya telepon dan fax Rp 3.000.000 4. Biaya Uap Rp 7.050.240.000 5. Biaya bahan baku (CPO) Rp 604.110.182.400 6. Biaya metanol dan katalis NaOH Rp 166.240.512.000 7. Gaji dan upah tenaga kerja Rp 1.632.250.800 8. Biaya promosi Rp 7.560.000 9. Biaya pemeliharaan (maintenance ) Rp 240.400.000 10. Biaya depresiasi Rp 3.007.145.089 Total Biaya modal kerja Rp 810.768.730.289 Rp 922.025.438.357 Total Biaya investasi tahun pertama III. Biaya Operasional 1. Biaya air Rp 829.440.000 2. Biaya listrik Rp 27.648.000.000 3. Biaya telepon dan fax Rp 3.000.000 4. Biaya Uap Rp 7.050.240.000 5. Biaya bahan baku (CPO) Rp 604.110.182.400 6. Biaya metanol dan katalis NaOH Rp 166.240.512.000 7. Gaji dan upah tenaga kerja Rp 1.632.250.800 8. Biaya promosi Rp 7.560.000 Media cetak Rp 2.160.000 Media elektronik Rp 5.400.000 9. Biaya pemeliharaan (maintenance ) Rp 240.400.000 10. Biaya depresiasi Rp 3.007.145.089 810.768.730.289 Total biaya operasional

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

77

4.2.4.4 Proyeksi Pendapatan Pendapatan yang akan diperoleh setelah melakukan pendirian pabrik bahan bakar biodiesel adalah berupa penjualan biodiesel dan hasil sampingan yaitu crude gliserol (30% gliserol dan 70 % air) kadar crude gliserol ini dapat saja ditingkatkan melalui pemurnian gliserol sehingga didapatkan gliserol 60 % yang berguna sebagai bahan baku sabun Untuk menghitung pendapatan penjualan biodiesel yaitu dengan cara mengalikan jumlah biodiesel yang diproduksi dengan harga penjualan biodiesel pada Pertamina dengan harga Rp 5700, sedangkan penjualan gliserin sebesar 25% dari penjualan biodiesel. Pendapatan total penjualan produk dapat dirinci sebagai berikut 1. Biodiesel Hasil produksi biodiesel pada tahun pertama sebesar 90% dari kapasitas maksimum 720.000 liter setara dengan 86 % dari kapasitas 600 ton/ hari = 0.90 x 720.000 liter/ hari = 648.000 liter/ hari ~ 540 ton/ hari Penjualan biodiesel 288/tahun = Rp 1.063.756.800.000/ tahun 2. Gliserin Hasil sampingan berupa gliserin sebesar 9 % dari dari kapasitas maksimum = 0,09 x 720.000 liter/ hari = 64.800 liter /hari ~ 54 ton/ hari Penjualan gliserin = Rp 1.425/ liter = 64.800 liter /hari x Rp 1.425/ liter x288/ tahun = Rp 26.593.920.000/ tahun 3 Sisa (waste) Hasil akhir berupa sisa / sampah sebesar 1 % = 0,01 x 720.000 liter/ hari = 7.200 liter/ hari Pendapatan Total Penjualan biodiesel dan gliserin = 0.25 x Rp 5700 = 648.000 liter/ hari x Rp 5700/liter x

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

78

= Rp1.063.756.800.000/ tahun + Rp 26.593.920.000/ tahun = Rp. 1.090.350.720.000,-. Pendapatan penjualan biodiesel pada tahun berikutnya diasumsikan konstan, harga bahan baku dan bahan penunjang diasumsikan tetap karena bahan baku diperoleh dari milik perusahaan sendiri. Rincian pendapatan tiga tahun pertama dapat dilihat pada Tabel 4.30. selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran K Tabel 4.30 Proyeksi Pendapatan Pabrik Bahan Bakar Biodiesel No 1 2 Pendapatan Penjualan Biodiesel Penjualan Gliserin Total pendapatan Tahun I II III Rp1.063.756.800.000 Rp1.063.756.800.000 Rp1.063.756.800.000 Rp26.593.920.000 Rp26.593.920.000 Rp26.593.920.000 Rp1.090.350.720.000 Rp1.090.350.720.000 Rp1.090.350.720.000

4.2.4.5 Kriteria Penilaian Investasi Kriteria penilaian investasi menggunakan beberapa metode, penilaian investasi dilakukan untuk menilai apakah proyek pendirian pabrik bahan bakar biodiesel layak untuk dilaksanakan bila dibandingkan dari segi aspek keuntungan komersial yang akan diperoleh pada masa-masa berikutnya. Adapun metode untuk menilai kelayakan pabrik bahan bakar biodiesel, yaitu: 1. Proyeksi Rugi Laba dan Net Cash Flow 2. Payback Period 3. Net Present Value 4. Internal Rate of Return 5. Profitability Index 4.2.4.5.1 Proyeksi Rugi Laba Proyeksi rugi laba menggambarkan perkiraan keuntungan yang akan diperoleh pabrik biodiesel. Untuk mendapatkan nilai rugi laba dibutuhkan datadata keuangan yang berhubungan dengan sumber pendapatan, biaya penyusutan, biaya operasional serta besarnya biaya angsuran pada pihak Bank. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.31. Cash Flow merupakan aliran kas yang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

79

menunjukkan kondisi harapan keuangan yang sebenarnya. Perkiraan ini berguna untuk merencanakan pendirian pabrik biodiesel dengan menggunakan net cash flow yang menggambarkan jumlah investasi dan kas masuk. Kas yang masuk pada net cash flow merupakan nilai laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dipotong dengan pajak penghasilan dan biaya depresiasi. Gambar 4.6 menunjukkan cash flow setelah pajak berikut ini. Agar lebih jelas dan lengkap, proyeksi rencana pendirian pabrik bahan bakar biodiesel dapat dilihat pada Tabel 4.32 Tabel 4.31 Estimasi Cash Flow Setelah Pajak
No Uraian Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Kas Keluar Investasi 111.256.708.068 I Modal Kerja 810.768.730.289 Total Investasi 922.025.438.357 Kas masuk Laba setelah pajak 193.754.049.079 193.909.837.228 194.057.745.682 194.197.774.440 194.329.923.502 II Depresiasi 3.007.145.089 3.007.145.089 3.007.145.089 3.007.145.089 3.007.145.089 Nilai sisa Total Kas masuk 196.761.194.168 196.916.982.317 197.064.890.771 197.204.919.529 197.337.068.591 III Ka Kumulatif 196.761.194.168 196.916.982.317 197.064.890.771 197.204.919.529 197.337.068.591

Perhitungan estimasi cash flow selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran M


Rp197.337.068.591 Rp197.204.919.529 Rp197.064.890.771 Rp196.916.982.317 Rp196.761.194.168 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun

Rp922.025.438.357

Gambar 4.5 Cash Flow setelah pajak Gambar Cash Flow Setelah Pajak selanjutnya dapat dilihat pada lampiran L

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

80

Tabel 4.32 Laporan Proyeksi Rugi Laba Pabrik Bahan Bakar Biodiesel

No I. 1 2 II. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Uraian Pendapatan : Penjualan produk Biodiesel Gliserol Total Pendapatan Biaya Operasional Biaya air Biaya listrik Biaya telepon dan fax Biaya Uap Biaya bahan baku (CPO) Biaya metanol Biaya katalis NaOH Gaji dan upah tenaga kerja Biaya promosi Media cetak Media elektronik Total Biaya promosi Biaya pemeliharaan (maintenance ) Biaya depresiasi Bangunan pabrik Instalasi pabrik Pompa Air Tangki Air Instalasi Air Instalasi listrik Instalasi telepon Total Biaya Depresiasi Total Pengeluaran Laba sebelum bunga dan pajak Bunga pinjaman-angsuran kredit Laba sebelum pajak Pajak Laba setelah pajak (laba bersih)

2008

2009

Tahun 2010

2011

2012

1.063.756.800.000 1.063.756.800.000 1.063.756.800.000 1.063.756.800.000 1.063.756.800.000 26.593.920.000 26.593.920.000 26.593.920.000 26.593.920.000 26.593.920.000 1.090.350.720.000 1.090.350.720.000 1.090.350.720.000 1.090.350.720.000 1.090.350.720.000 829.440.000 27.648.000.000 3.000.000 7.050.240.000 604.110.182.400 129.993.984.000 36.246.528.000 1.632.250.800 2.160.000 5.400.000 7.560.000 240.400.000 4.914.000 3.000.000.000 382.500 302.813 779.950 670.827 95.000 3.007.145.089 810.768.730.289 279.581.989.711 2.790.491.027 276.791.498.684 83.037.449.605 193.754.049.079 829.440.000 27.648.000.000 3.000.000 7.050.240.000 604.110.182.400 129.993.984.000 36.246.528.000 1.632.250.800 2.160.000 5.400.000 7.560.000 240.400.000 4.914.000 3.000.000.000 382.500 302.813 779.950 670.827 95.000 3.007.145.089 810.768.730.289 279.581.989.711 2.567.936.528 277.014.053.183 83.104.215.955 193.909.837.228 829.440.000 27.648.000.000 3.000.000 7.050.240.000 604.110.182.400 129.993.984.000 36.246.528.000 1.632.250.800 2.160.000 5.400.000 7.560.000 240.400.000 4.914.000 3.000.000.000 382.500 302.813 779.950 670.827 95.000 3.007.145.089 810.768.730.289 279.581.989.711 2.356.638.737 277.225.350.974 83.167.605.292 194.057.745.682 829.440.000 27.648.000.000 3.000.000 7.050.240.000 604.110.182.400 129.993.984.000 36.246.528.000 1.632.250.800 2.160.000 5.400.000 7.560.000 240.400.000 4.914.000 3.000.000.000 382.500 302.813 779.950 670.827 95.000 3.007.145.089 810.768.730.289 279.581.989.711 2.156.597.654 277.425.392.057 83.227.617.617 194.197.774.440 829.440.000 27.648.000.000 3.000.000 7.050.240.000 604.110.182.400 129.993.984.000 36.246.528.000 1.632.250.800 2.160.000 5.400.000 7.560.000 240.400.000 4.914.000 3.000.000.000 382.500 302.813 779.950 670.827 95.000 3.007.145.089 810.768.730.289 279.581.989.711 1.967.813.279 277.614.176.432 83.284.252.930 194.329.923.502

10 11

III. IV. V. VI. VII.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

81

4.2.4.5.2 Payback Period Payback period merupakan metode yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali. hasil dari perhitungan yang didapatkan bukan persentase melainkan satuan waktu (bulan, tahun). Kalau payback period lebih pendek dari pada yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan, karena metode ini mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali, maka dasar yang digunakan adalah proyeksi aliran kas bersih (net cash flow) bukan laba. Proyeksi net cash flow sebagai dasar yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.33. Tabel 4.33 Proyeksi Net Cash Flow untuk penilaian Investasi dengan Metode Payback Period Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Total Investasi (Rp) Pendapatan (Rp) Berjalan Kumulatif 196.761.194.168 196.761.194.168 196.916.982.317 393.678.176.485 197.064.890.771 590.743.067.256 197.204.919.529 787.947.986.785 197.337.068.591 985.285.055.376 197.461.337.958 1.182.746.393.334 197.577.727.629 1.380.324.120.963 197.686.237.605 1.578.010.358.568 197.786.867.885 1.775.797.226.453 197.879.618.469 1.973.676.844.922 1.973.676.844.922

922.025.438.357

922.025.438.357

Perhitungan payback period menggunakan persamaan (2.4) adalah sebagai berikut. Dimana : Tp-1 = 4 tahun I1 Bp = Rp. 922.025.438.357,Biep-1 = Rp.787.947.986.785,= Rp. 197..337.068.591,-

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

82

Maka :

Payback Periode = Tp-1 + = 4 tahun +

I i Biep1
i =1 i =1

Bp

Rp 922.025.438.357 Rp.787.947.986.785 Rp.197.337.068.591

= 4.6799 tahun ~ 4 tahun 9 bulan Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa nilai payback period adalah 4 tahun 9 bulan. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran L 4.2.4.5.3 Net Present Value (NPV) Net present value merupakan metode yang digunakan untuk menghitung selisih antara nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih (terminal cash flow maupun operasional cash flow) di masa yang akan datang. Nilai NPV dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2.5). Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. Tingkat suku bunga Bank sebesar 16% dan akan turun tiap tahun sebesar 0,5% [Bank Lippo, 2006]. Tingkat suku bunga pinjaman Bank dipakai sebagai discount factor untuk menghitung NPV. Adapun kriteria penilaian untuk NPV adalah (Umar, 2003): Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima Jika NPV < 0, maka usulan proyek ditolak Jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walau usulan proyek diterima ataupun ditolak Hasil penilaian investasi dengan metode NPV didapatkan nilai net present valuenya adalah sebesar Rp. 155.297.349.184,-. Karena nilai NPV positif atau besar dari nol, maka menurut kriteria penilaian NPV ini, usulan proyek diterima dan dikatakan layak. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran L. 4.2.4.5.4 Internal Rate of Return Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

83

(tingkat keuntungan yang disyaratkan) investasi pendirian pabrik bahan bakar biodiesel menguntungkan dan layak untuk didirikan. tetapi apabila nilai tersebut lebih kecil maka investasi ini merugi dan tidak perlu dilanjutkan. Tingkat

investasi adalah suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount factor atau telah di-present value-kan, nilainya sama dengan initial investment (biaya investasi). Perhitungan untuk mendapatkan IRR dapat dilakukan dengan cara trial and error. Minimum Attractive Rate of Return (MARR) merupakan nilai opportunity cost investasi yang dilakukan. Bunga deposito Bank bersama-sama dengan laju inflasi dianggap sebagai interest rate minimal. Adapun nilai MARR adalah sebagai berikut. MARR = [(1 + bunga deposito) x (1 + laju inflasi) 1] x 100%

= [(1+ 6,25%) x (1+7%) 1] x 100% = [(1+ 0.0625) x (1+0.07) 1] x 100% = 13.68. % Nilai 13.68. % merupakan tingkat suku bunga relevan yang digunakan sebagai acuan untuk menilai suatu investasi menguntungkan atau akan merugi. Nilai IRR dicari dengan coba-coba (try and error), caranya dengan menghitung nilai sekarang dari arus kas dari suatu investasi dengan menggunakan suku bungan yang wajar, kemudian dibandingkan dengan biaya investasi, jika nilai investasi lebih kecil kemudian di coba lagi dengan suku bungan yang lebih tinggi demikian seterusnya. Sebaliknya dengandengan suku bungan wajar tadi nilai investasi lebih besar, maka coba dengan suku bunganyang lebih rendah sampai mendapatkan nilai investasi yang sama besar dengan nilai sekarang. Bisa juga menyamakan seluruh nilai net cash flow setelah dikalikan discount factor atau telah di-present value-kan sama nilainya dengan biaya investasi, Contoh perhitungan P1 = 16% P2 = 17%. C1 = - (Rp. 31.177.436..851,-) C2 = Rp.3.299.372.839,Dilakukan metode interpolasi: P2- IRR = C2 X

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

84

P2-P1 17% - IRR 17% - 16% =

C2 C1 C2 X C2 C1

17% - IRR 17% - 16%

Rp.3.299.372.839 - X Rp.3.299.372.839 + Rp. 31.177.436..851,

=17%-(Rp.3.299.372.839)/( Rp.3.299.372.839 + Rp.31.177.436..851) X (17% 16%) = 17% - (0.0965 X 0.01) = 17 % - 0.0956% = 16.9044%

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai IRRnya sebesar 16,9044% dan nilai IRR yang didapatkan lebih besar dari nilai MARR yang ditetapkan 13.68% dimana (16.9044% > 13.68 %). Dengan menggunakan metode IRR, proyek dikatakan layak dan dapat direalisasikan. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran L. 4.2.4.5.5 Profitability Index Pemakaian metode Profitability index adalah dengann menghitung melalui perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas

bersih di masa yang akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi. Jika profitability index > 1, maka proyek akan memperoleh keuntungan dan jika kurang dari satu, maka proyek akan memperoleh kerugian. Perhitungan metode profitability index menggunakan persamaan (2.7). Adapun perhitungan adalah sebagai berikut. Nilai investasi yang ditanamkan = Rp 922.025.438.357 Total Present Value ( CFt /(1+K)t) = Rp 953.202.875.208 Tingkat suku bunga Sehingga, Profitability Index (PI) = Rp 953.202.875.208 Rp 922.025.438.357 = 16 %

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

85

= 1,0338 Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai PI (Profitability Index) sebesar 1,0338 hasil perhitungan tersebut lebih besar dari satu. Dapat disimpulkan usulan proyek menguntungkan. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran L. Rekapitulasi kriteria penilaian investasi dapat dilihat pada Tabel 4.34 Tabel 4.34 Rekapitulasi Kriteria Penilaian Investasi

No 1 2 3 4

Metode Hasil Perhitungan Payback period 4 tahun 9 bulan Net resent value Rp. 155.297.349.184,-. Internal Rate of Return 16,9044% Profitability Index 1,0338

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

86

BAB V ANALISIS HASIL

Setelah pengolahan data selesai dilakukan langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis pendirian pabrik bahan bakar biodiesel. Disini diuraikan hasil perhitungan yang telah didapatkan pada bab pengolahan data. Angka-angka yang telah didapatkan pada bab sebelumnya menjadi acuan untuk mengambil keputusan. Analisis menyangkut beberapa aspek yaitu aspek pasar, aspek teknis, manajemen dan sumber daya manusia serta aspek keuangan. 5.1 Analisis Aspek Pasar Analisis yang dilakukan terhadap aspek pemasaran ditujukan untuk memprediksi jumlah kebutuhan solar pada masa yang akan datang. 5.1.1 Kebutuhan Solar Biosolar merupakan produk alternatif subsitusi petrosolar yang sumber dayanya semakin menipis di dunia. tentu saja kebutuhan akan solar tidak akan pernah mencukupi jika dihadapkan dengan permintaan masyarakat yang semakin meningkat. Saat ini BBM masih di subsidi oleh pemerintah pusat, tercatat pada tahun 2005 mencapai 60 juta kiloliter. Apabila diperhatikan konsumsi rata-rata solar tahun 2000-2005 sebesar 24,549 juta kiloliter. Melihat kebutuhan yang

cukup besar tersebut tentu saja diperlukan usaha pemerintah untuk mampu memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap permintaan bahan bakar minyak tersebut. Alternatif untuk memenuhi kebutuhan minyak tersebut yaitu biodiesel yang dapat diproduksi oleh berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta. Apabila di tinjau penggunaan BBM Solar di wilayah Sumatera Barat dapat dikatakan sebesar 9.58% dari pemakaian seluruh Indonesia. Biodiesel memiliki pangsa pasar yang sangat luas, hal ini di sebabkan karena konsumen yang akan menggunakan biodiesel merupakan orang-orang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

87

yang telah menggunakan BBM solar, mereka tidak perlu lagi melakukan modifikasi khusus terhadap mesin, kendaraan dan peralatan yang akan digunakan. Faktor lain konsumen lebih memeilih menggunakan biodiesel dibandingkan solar karena semua kriteria kandungan emisi yang dimiliki oleh biodisel lebih rendah dibandingkan dengan kadar emisi solar yang merupakan penyebab polusi dan efek rumah kaca/ pemanasan global. Disamping itu harga jual keekonomian biodiesel hanya Rp 5700, sedangkan harga solar subsidi dari pemerintah Rp 4300 yang sangat jauh berbeda dengan harga jual solar industri sebesar Rp. 6.321,22 Rp 6.595,70. Tentu saja kalangan industri akan memilih penggunaan biodiesel mengingat harganya yang relatif lebih murah dibandingkan solar industri. Walaupun suatu saat harga BBM kembali normal, pengembangan biodiesel tentu saja masih sangat perlu dikembangkan oleh perusahaan dengan bebebrapa pertimbangan diantaranya: a. Kecendrungan data konsumsi BBM yang terus meningkat sesuai dengan pertumbuhan penduduk yang dihadapkan dengan menurunnya cadangan BBM. Sementara itu tanaman sawit yang dimiliki perusahaan semakin lama buahnya akan semakin meningkat. b. Mengingat harga BBM ditentukan oleh pasar global yang sangat rentan dengan pengaruh/ perubahan politik, maka dengan pengembangan biodiesel diharapkan menjaga kestabilan ekonomi bangsa Indonesia dimasa yang akan datang. c. Harga biodiesel dikemudian hari akan lebih murah, karena bahan baku sawit cendrung semakin meningkat yang berasal dari dalam perusahaan sendiri dan teknologi yang semakin efisien. d. Produksi biodiesel dengan skala besar yaitu kapasitas 600 ton/ hari menjadikan perusaaan sebagai pemasok BBN pada Pertamina. 5.1.2 Strategi Pemasaran Berdasarkan peluang permintaan bahan bakar solar dari tahun ketahun yang selalu meningkat, maka pabrik bahan bakar biodiesel mengambil peluang untuk memenuhi permintaan pasar sebesar 90% dari kapasitas maksimum 720.000 liter setara dengan 86 % dari kapasitas 600 ton/ hari sebesar 514,285 ton/ hari

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

88

(2008-2017) dengan nilai penjualan biodiesel Rp 1.063.756.800.000/ tahun dan hasil sampingan berupa gliserin sebesar 9 % dari dari kapasitas maksimum 51.284 ton/ hari dengan nilai penjualan Rp 26.593.920.000/ tahun.. Selama umur proyek, biodiesel yang dihasilkan selain memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Barat, penjualan juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Indonesia, karena setelah di produksi biodiesel disalurkan pada Pertamina sebagai agen penjual pemerintah. pertamina akan mendistribusikan bahan bakar nabati tersebut kepada konsumen. Dengan adanya pabrik bahan bakar biodiesel nantinya maka akan membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak. 5.1.3 Analisis Pesaing Sampai tahun 2006 ada tujuh perusahaan yang telah memproduksi biodiesel dan hasilnya disalurkan pada Pertamina. Kapasitas produksi total biodiiesel yang telah dihasilkan sebesar 303 ton/ hari. Setiap perusahaan/ instansi yang mengolah biodiesel memiliki kapasitas yang berbeda beda. PT. Eterindo Wahanatama menjadi pemasok utama PT. Pertamina saat ini dimana perusahaan tersebut memiliki dua pabrik yaitu di Gresik Jawa Timur dengan kapasitas 200 ton/ hari - 500 ton /hari dan satu lagi pabrik yang berada di Cikupa, Tanggerang dengan kapasitas 100 ton/ hari - 300 ton perhari. Penentuan target produksi yang akan diisi oleh pabrik biodiesel ini nanti telah mempertimbangkan target produksi yang dicapai oleh perusahaan pesaing. Walaupun terjadi pertumbuhan/ penambahan pesaing. perusahaan akan tetap bertahan mengingat produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan pokok yang mesti tersedia setiap saat sehingga perusahaan tidak perlu kuatir dengan adanya pesaing. 5.2 Analisis Aspek teknis Analisis terhadap aspek teknis menyangkut analisis tentang kapasitas produksi pabrik bahan bakar, proses produksi dan peralatan yang digunakan 5.2.1 Analisis Kapasitas Produksi Pabrik bahan bakar biodiesel Sebagai dasar penentuan kapasitas produksi aktual Pabrik bahan bakar biodiesel, data yang digunakan adalah data jumlah bahan baku CPO yang

dimiliki pabrik minyak goreng PT. Incasi Raya tahun terakhir yaitu tahun 2006

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

89

dan kapasitas standar yang telah ditetapan oleh BPPT. Ada beberapa kapasitas standar yang telah ditetapkan yaitu 300 ton/ tahun, 3.000 ton/ tahun, 30.000 ton/ tahun, 60.000 ton/ tahun dan 100.000-200.000 ton/ tahun. kapasitas produksi pabrik bahan bakar biodiesl yang akan dibangun yaitu sebesar 600 ton/ hari (720.000 liter/ hari) setara dengan 200.000 ton/ tahun. Hal ini juga didukung oleh tersedianya bahan baku CPO sebesar 733 ton/ hari setara dengan 923.999.58 liter/ hari. Sedangkan untuk menghasilkan biodiesel dengan kapasitas tersebut hanya di gunbakan bahan baku sebesar 839.041,92 liter setara dengan 699.201,6 Kg/ hari. Biodiesel yang dihasilkan nanti hanya sebesar 90% dari total kapasitas mengingat keterbatasan bahan baku dan sumber daya lainnya. Sebagai dasar bahwa 1 ton CPO dapat menghasilkan 0,9 ton biodiesel. 5.2.2 Proses produksi Proses produksi biodiesel terbagi atas dua jenis yaitu proses konversii secara umum untuk CPO dengan nilai FFA mutu standar dan proses konversi untuk CPO dengan nilai FFA lebih besar dari 5%. Proses produksi nantinya tergantung dari kadar FFA yang terdapat pada bahan baku CPO yang datang dari pabrik TBS di berbagai daerah, dimana pabrik tersebut merupakan milik perusahaan sendiri. Jika CPO yang datang dengan mutu standar maka lansung diproses dengan konversi umum yaitu proses transesterifikasi, tapi apabila CPO yang datang memiliki keasaman lebih besar dari 5% maka dilakukan proses esterifikasi terlebih dahulu sebelum proses transesterifikasi dilakukan, hal ini mengingat kadar keasaman CPO yang cukup tinggi. Jika proses esterifikasi tidak dilakukan terlebih dahulu maka terjadi proses pembentukan sabun. 5.2.3 Penentuan Lokasi Pabrik Bahan Bakar Biodesel Pemilihan lokasi pabrik di jalan ByPass Km 13 mempertimbangkan berbagai kriteria yang akan memberikan keuntungan. Diantara kriteria tersebut adalah dekat dengan pabrik minyak goreng yang telah ada saat sekarang, hal ini memberikan kemudahan dalam pengadaan bahan baku mengingat bahan baku yang sama dengan bahan baku minyak goreng yaitu CPO, sehingga bahan baku datang hanya pada satu tempat, pabrik terletak pada kawasan industri yang jauh dari daerah perkotaan dan tersedia jumlah tenaga kerja yang memadai.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

90

5.3 Analisis Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai aspek manajemen dan sumber daya manusia yaitu ketersediaan tenaga kerja dan rincian kebutuhan tenaga kerja, hal ini memudahkan dalam mengestimasi biaya yang akan di keluarkan untuk tenaga kerja yang diperlukan. Strategi manajemen sangat penting direncanakan dalam pendirian atau pengembangan suatu perusahaan. Manajemen yang dimaksudkan disini difokuskan pada sumber daya manusia yang akan menjalankan perusahaan. Sesuatu yang diharapkan dari manajemen ini adalah suatu keterampilan dan keahlian interpersonal karyawan sesuai dengan bidangnya di perusahaan. Adapun analisis yang dilakukan untuk strategi manajemen adalah struktur organisasi, perencanaan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dan analisis jabatan. 5.3.1 Perencanaan Struktur Organisasi dan Analisis Jabatan Organisasi dibagi dalam berbagai bidang produksi, teknik, maintenance, pemasaran. Bentuk organisasi mengarah pada organisasi fungsional dimana dalam organisasi fungsional, wewenang dan tanggung jawab dibatasi sesuai dengan divisi dan fungsinya. Perencanaan struktur organisasi bertujuan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja yang diperlukan oleh pabrik biodiesel. Analisis jabatan dilakukan setelah sejumlah aktivitas diuraikan menjadi bagian-bagian pendukung operasional perusahaan. Analisis jabatan menguraikan pekerjaan dan taggung jawab yang akan dilaksanakan oleh masing-masing jabatan dan kepada siapa hasil pekrjaan harus dilaporkan. 5.3.2 Analisis Perencanaa Tenaga Kerja Setelah tahap perencanaan struktur organisasi dan analisis jabatan dilakukan maka langkah selanjnya adalah melakukan perencanaan jumlah tenaga kerja yang akan di pekerjakan untuk pabrik biodiesel. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 152 orang dengan masing-masing jabatan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

91

5.4

Analisis Aspek Finansial Strategi keuangan sangat dibutuhkan untuk mengetahui kebutuhan dana

realisasi pendirian pabrik biodiesel yang akan dijalankan dan proyeksi keuangan dimasa yang akan datang. Strategi keuangan yang akan dilakukan meliputi: perhitungan kebutuhan dana investasi dan operasional, mengetahui sumber dana yang akan menjadi penanam modal investasi serta melakukan proyeksi keuangan dan melakukan analisis investasi terhadap pendirian pabrik biodiesel untuk mengetahui layak atau tidak dari segi aspek keuangan Kebutuhan dana investasi ini tersusun dari tiga jenis biaya, yaitu: biaya investasi, modal kerja dan biaya operasional. 5.4.1 Analisis Proyeksi Net Cash Flow Perkiraan keuntungan (cash inflows) dan perkiraan biaya (cash outflows) yang menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat, kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan pencapaian tujuan. Nilai cash flow merupakan estimasi biaya yang diperoleh dari biaya investasi, biaya depresiasi dan pendapatan setelah pajak. Kas masuk dalam proyeksi cash flow adalah penghematan (laba bersih), biaya depresiasi dan nilai sisa peralatan. 5.4.2 Analisis Payback Period Berdasarkan nilai payback period terlihat bahwa lamanya waktu pengembalian investasi tidak tergantung pada jumlah mesin dan peralatan yang diinvestasikan karena perhitungan payback period mengabaikan nilai waktu uang. Pada perhitungan payback period diperoleh pengembalian nvestasi yang ditanamkan selama 4 tahun 9 bulan. 5.4.3 Analisis Net Present Value Net present value untuk pendirian pabrik biodioesel didapatkan dari hasil pengolahan data adalah Rp. 155.297.349.184,-. Dari hasil perhitungan nilai penerimaan yang didapatkan lebih besar daripada biaya investasi yang

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

92

dikeluarkan. Karena nilai NPV positif atau besar dari nol, maka menurut kriteria penilaian NPV ini, usulan proyek diterima dan dikatakan layak. 5.4.4 Analisis Internal Rate of Return Nilai IRR (Internal Rate of Return) yang didapatkan dari hasil pengolahan data adalah 16, 904 %. Sedangkan tingkat suku bunga relevan (MARR) yang dijadikan acuan penentuan proyek layak atau tidak adalah 13.,68%. Nilai MARR ini dipengaruhi oleh nilai bunga deposito dan laju inflasi. Bunga deposito yang digunakan sebesar 6,25% [Bank Loppo] dan laju inflasi yaitu 7%. Perbandingan nilai IRR dan MARR dipeoleh nilai IRR lebih besar dari nilai MARR, maka dapat dikatakan bahwa pendirian pabrik biodiesel layak direalisasikan 5.3.5 Analisis Profitability Index Kriteria terakhir yang digunakan untuk menentukan apakah proyek diterima/ ditolak adalah dengan mempertimbangkan nilai profitability index Jika Hasil perhitungan nilai profitability index-nya didapatkan 1,0338. Nilai yang didapat ini ternyata besar dari satu, yang berarti bahwa nilai sekarang penerimaanpenerimaan kas bersih di masa yang akan datang lebih besar dari nilai sekarang investasi, maka dapat dikatakan bahwa pabrik bahan bakar biodiesel layak untuk didirikan dan menguntungkan.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

93

BAB VI PENUTUP

6.1

Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis pengolahan data yang

terdiri atas analisis aspek pasar, teknis aspek manajemen dan sumber daya manusia serta aspek keuangan maka ada beberapa hal yang dapat disimpulkan diantaranya: a. Peluang pendirian pabrik bahan bakar biodiesel memiliki prospek yang cerah karena Bahan Bakar Nabati (BBN) merupakan komoditas energi yang memiliki pasar yang cukup luas. potensi pasar untuk biodiesel sangat menjanjkan dengan pangsa pasar yang di targetkan sebesar 5% dari total kebutuhan minyak solar di Indonesia b. Perusahaan PT. Incasi Raya memiliki kelebihan bahan baku yang cukup tersedia sebesar 733 ton/ hari untuk memproduksi biodiesel dengan kapasitas 600 ton/hari. c. Di wilayah Indonesia khususnya Sumatetra Barat terdapat Sumber daya manusia yang tersedia dalam jumlah besar, mrah dan memilikki rentang kualifikasi yang beragam. Dalam pengolahan biodiesel, meskipun

teknologinya kompleks, namun dalam praktek pengolahan sangatlah sederhana. d. Investasi yang diperlukan dalam pendirian pabrik bahan bakar biodiesel sebesar Rp 922.025.438.357 dengan rincian dana investasi sebesar Rp 111.256.708.068 dan modal kerja sebesar Rp 810.768.730.289. Untuk memperoleh dana tersebut pabrik biodiesel melakukan pinjaman melalui bank sebesar 11.256.708.068 dengan bunga pinjaman sebesar 16% dengan penurunan bunga 5% per tahun. Sumber dana lain berasal dari investor berupa dana untuk instalasi pabrik biodiesel dengan kapasitas 600 ton/ hari sebesar Rp 100 Milyar. Selebihnya kekurangan dana ditutupi oleh perusahaan dengan

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

94

mengalokasikan keuntungan/ profit pabrik minyak goreng yang telah ada sebesar Rp 810.768.730.289. e. Hasil penilaian kelayakan investasi dengan nilai net presen value sebesar Rp. 155.297.349.184, net cash flow pada tahun pertama sebesar Rp

196.761.194.468. Pengembalian modal investasi selama 4 tahun 8 bulan, sedangkan profitabilitas Index sebesar 1.0338. Berdasarkan kriteria tersebut pabrik bahan bakar biodiesel layak untuk didirikan. 6.2 Saran Setelah melakukan tahap pengolahan data dan mengambil kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu: a. Bagi PT Incasi Raya sebuah pabrik biodiesel sangat perlu didirikan mengingat ketersediaan bahan bakar minyak khususnya solar yang semakin menipis di dunia yang dihadapkan dengan semakin meningkatnya penggunaan bahan bakar minyak tersebut, sehingga sangat diperlukan adanya energi alternatif sebagai subsitusi. b. Pemerintah perlu mengadakan penyuluhan dan melakukan pendidikan masyarakat akan pentingnya energi alternatif. Untuk masa yang akan datang minyak solar dimungkinkan memiliki harga yang relatif rendah apabila tersedia bahan baku yang murah salah satu bahan baku yang murah yaitu jarak pagar. Pengembangan biodiesel dengan jarak pagar perlu dilakukan dan hal ini akan memacu masyarakat secara spontan untuk menanam tanaman jarak pagar di pekarangan, lahan kritis, dan lahan tidur sehingga membantu memeprcepat tercpainya program pemerintah GNRHL (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan) dan juga pengembangan biodiesel jarak pagar akan memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat sekitarnya sekaligus mengurangi kemiskinan. c. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan perencanaan bisnis pabrik bahan bakar biodiesel.

PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.pdffactory.com

Anda mungkin juga menyukai