Anda di halaman 1dari 45

Sistem Digital

Sistem Angka dan konversinya Sistem angka yang biasa kita kenal adalah system decimal yaitu system bilangan berbasis 10, tetapi system yang dipakai dalam computer adalah biner. Sistem Biner adalah system bilangan yang hanya menggunakan dua symbol (0,1). Bilangan ini biasanya dikatakan mempunyai radiks 2 dan biasa disebut bilangan berbasis 2, setiap biner digit disebut bit. Mengapa menggunakan system Biner ? !enggunaan system angka biner pada dasarnya disebabkan karena kesederhanaan cara, dimana digit biner 0 dan 1 berhubungan dengan implementasi "isis. #igit biner 0 dan 1 dapat dengan mudah dinyatakan oleh tegangan komponen digital sebagai rendah ( lo$ ) atau tinggi ( high ) System biner hanya dapat mengolah angka biner atau angka terkode biner dari system bilangan lain seperti decimal. !embatasan semua dari system digital ( biner) ini mengakibatkan bah$a angka angka yang diberikan dalam bentuk lain harus di kon%ersi kan ke bentuk biner dahulu sebelum diolah oleh suatu system digital pada akhir proses hasilnya ( dalam bentuk biner ) dapat dikon%ersikan kembali ke bentuk system angka aslinya. Setiap angka integral & dan n digit dari baris r dapat dinyatakan sebagai berikut'

N r an r

an 1r

n1

... a1 r

a0 r

n k 0

ak r k

#imana ai , i ( 0,1,2,),*.,n,adalah digit dalam posisi ke ( i +1) dari kanan. ,ntuk baris r, ai - .0,1,2,),*,r 1/

System angka decimal, octal, dan biner sbb; Sistem angka


n

Baris / radiks

Bentuk Umum

Contoh

#esimal Biner

r ( 10 r(2

a k 10 k

k 0

101210 101210 111101101112

n k 0 n

bk 2 k c k 4k

3ktal

r(4

k 0

101210

)551 4

Konversi Desimal ke biner : etode Cibar!Cibur " #he Dibble!Dabble ethod $ Banyak cara yang digunakan untuk mengkon%ersikan angka decimal ke angka biner dan angka biner ke angka decimal eki%alennya, akan tetapi yang paling popular adalah metode cibar cibur ( the dibble dabble method ). 6ara yang dipakai untuk mengkon%ersi bilangan decimal ke biner dengan pembagian ulang angka decimal oleh 2, menghasilkan deretan dari sisa 0 atau 1. #eretan sisa tersebut bila dibaca dari arah terbalik akan menghasilkan angka biner eki%alen dari angka decimal yang di kon%ersikan 6ontoh ' kon%ersikan %&'(%) ( ***.* *+%&'( *+&,' *+-&. *+*-/ *+%*. *+/% *+.) *+%( *+' *+. *+% ) sisa % % % ) % % ) % % % %

dibaca terbalik, dari ba0ah ke atas

%&'(%) 1 %%%%)%%)%%%* Konversi Biner ke Desimal 7on%ersikan %%)%%%* ( *****%) 2

%%)%%%* 1 *(

% *-

% *.

) **

% *% - 3

% *) 2

.* 3 %/ 3 ) 3
Konversi octal ke biner

3 %

(( %)

7on%ersi angka octal ke biner dapat diker8akan dengan mengkon%ersi masing masing bit dari angka octal ke angka biner ) bit, kemudian tinggal menderetkan secara berurutan. 6ontoh ' kon%ersikan .//', ( ***..* . / / '

)%% + %%) + %%) + %%% .//', 1 %%%%)%%)%%%* Konversi biner ke octal 6ara kon%ersi biner ke octal adalah dengan membagi deretan bilangan biner ke dalam ) bit biner kemudian mengkon%ersi masing masing ) bit biner tadi ke bilangan octal 6ontoh ' kon%ersikan %))%%%))%%%))%* (****, )%) + )%% + %)) + %%% + ))% * %))%%%))%%%))%* 1 *.-'%, Konversi decimal ke octal 7on%ersi decimal ke octal dapat dilakukan dengan metode cibar cibur. #apat 8uga dilakukan dengan terlebih dahulu mengkon%ersi decimal ke biner, kemudian dari biner ke octal. . ' %

Bilangan 4e2adesimal Bilangan yang mempunyai radiks 15 atau system bilangan berbasis 15, bilangan he9adecimal menggunakan symbol 0 0, : untuk cacahan 10, B untuk cacahan 11,6 untuk cacahan 12, # untuk cacahan 1), ; untuk cacahan 1< ,dan = untuk cacahan 12. 7euntungan dari system he9adecimal adalah kegunaannya dalam pengubahan secara langsung dari bilangan biner < bit. >iap bilangan biner < bit dari 0000 sampai 1111 dapat di$akili oleh suatu digit he9adecimal yang unik. 6ontoh ' 7on%ersikan *B/%/ ( ***.%) B 1 %% *B/%/ 1 * %/* %% %/% / %/) 3 / 2 1 /&-%)

(%* 3 %'/ 7on%ersikan -(%) 1 ****.%/ %/+ -( %/+ * ) -(%) 1 *D%/ Sisa %. *

dalam he2adecimal dire5resentasikan dengan D

kon%ersikan *B/ %/ ( ****..* * ))%) B %)%% / )%%) 1 %)%)%%)%%)*

<

Aritmatika Biner 6enambahan Biner , Aturan dalam 5enambahan biner asukan A 0 ) % % B 3 ) 3 % 3 ) 3 % 1 1 1 1 ) % % ) keluaran 7umlah Carry 8ut " Co $ ) ) ) % % 6ontoh : % % ) ) ) 3* / 3 % 3) % % % ) ) % ) % ) % % ) Co ( 3. ,

% )

6engurangan Biner, Aturan dalam 5engurangan Biner asukan A 0 ) % % B ! ) ! % ! ) ! % % 6ontoh : % ) ) ) ! ) % 1 1 1 1 ) % % ) Bo ! * * ! % ) ) keluaran Selisih Borro0 8ut " Bo $ ) % ) ) % ) % % Bo % % ) ( !. *

) % )

System Angka Decimal ) % * . ( / ' , & %) %% %* %. %%( Binary )))) )))% ))%) ))%% )%)) )%)% )%%) )%%% %))) %))% %)%) %)%% %%)) %%)% %%%) %%%% 4e2 ) % * . ( / ' , & A B C D 9 : 8ctal )) )% )* ). ))( )/ )' %) %% %* %. %%( %/ %'

;e5resentasi dan 5enambahan dari angka biner bertanda " Signed binary number $ Suatu angka biner bertanda n bit terdiri dari dua bagian ' bagian yang menyatakan tanda dari angka dan bagian yang menyatakan besaran ( magnitude ). Bit pertama dari angka disebut bit tanda, yang menyatakan tanda dari angka , dimana 0 menyatakan bah$a ? angka adalah positip ? dan 1 menyatakan bah$a ?angka adalah negati" @

>erdapat beberapa cara untuk menyatakan besaran dari angka bertanda dalam system digital. >iga bentuk dari angka ( biner ) bertanda yang popular adalah ' %< Sistem angka besaran bertanda " signed!magnitude number system $ #alam bentuk ini angka positip dan angka negatip dinyatakan dengan suatu bit tanda diikuti oleh besaran dalam biner 5

6ontoh '

3 %( ! %(

)
Bit tanda

%%%%
besaran " magnitude $

1 )%%%% 1 %%%%%

%%%%

*< Sistem Angka kom5lemen bertanda!% " signed!%=s com5lement number system $ :ngka positip dalam system ini sama dengan angka positip dalam system angka besaran bertanda, akan tetapi angka negatipnya berbeda, yang dinyatakan dalam komplemen 1 ( semua bit biner di representasikan terbalik, 0 ke 1 dan 1 ke 0 ) 6ontoh : 3 %( 1 )%%%% ! %( 1 %)))) ). Sistem Angka kom5lemen bertanda!* " Signed!*=s com5lement number system $ #alam system ini angka positip dinyatakan dalam bentuk yang sama seperti dalam dua system angka sebelumnya, sedangkan angka negatipnya dinyatakan dalam bentuk komplemen 2 6ontoh ' 3 %( ! %( 1 )%%%% 1 %)))) % %)))% *=s com5lement %=s com5lement

Kode biner berbobot Kode BCD " Binary Coded Decimal $ Desimal ) % * ,!an ) ) ) BCD -!an ) ) ) *!an ) ) % %!an ) % ) 1

. ( / ' , &

) ) ) ) ) % %

) % % % % ) )
B6# 4<21

% ) ) % % ) )

% ) % ) % ) %

6ontoh ' kon%ersikan %()%) 1 **..* %()%) 1 %)%)%))))* Kode Biner tak berbobot Kode 2s. " e2ses .$, 7ode ekses ) berhubungan dengan B6# 4<21 disebabkan oleh si"at biner terkode desimalnya, dengan kata lain masing masing kelompok < bit dalam kode AS) sama dengan suatu digit decimal tertentu, AS) selalu tiga angka lebih besar daripada B6# 4<21. ,-*% BCD >S. BCD Desimal %)!an %!an %)!an %!an ) )))) ))%% ))%% % )))% ))%% )%)) * ))%) ))%% )%)% . ))%% ))%% )%%) )%)) ))%% )%%% ( )%)% ))%% %))) / )%%) ))%% %))% ' )%%% ))%% %)%) , %))) ))%% %)%% & %))% ))%% %%)) %) )))% )))) )%)) ))%% %% )))% )))% )%)) )%)) % )))% ( )%)% ) ))))

6ontoh ' /*%) (***>S. / 3. & %))% >S. BCD Decimal %))) !))%% )%)% ( * 3. ( tia5 digit tambah dengan . Ubah ke Biner " BCD >S. $ )%)% 1 %))%)%)% >S. %%)) ! ))%% %))% & ubah ke decimal

kurangi dengan .

Kode Kelabu " ?rey code $ 7ode biner yang tak berbobot, kode kelabu bukan merupakan kode 8enis B6#. 7enaikan hitungan dilakukan hanya dengan pengubahan keadaan satu bit sa8a. Desimal ) % * . ( / ' Biner )))) )))% ))%) ))%% )%)) )%)% )%%) )%%% Biner Kode kelabu )))) , )))% & ))%% %) ))%) %% )%%) %* )%%% %. )%)% %)%)) %( Brey 6ode ) Contoh : Biner ?rey Code ) ) ) ) ) % % % ) 3 % Biner %))) %))% %)%) %)%% %%)) %%)% %%%) %%%% Kode kelabu %%)) %%)% %%%% %%%) %)%) %)%% %))% %)))

% Kode kelabu % )

% )

% % 3

Biner

Kode Al@a Aumerik, 7ode :l"a numeric adalah kode yang dapat menyatakan baik angka maupun huru". Bit bit dapat 8uga dikodekan untuk menyatakan huru" huru" alphabet, bilangan dan tanda baca, salah satu kode 1 bit seperti itu adalah 7ode Standard :merika untuk pertukaran Cn"ormasi ( :merican Standard 6ode "or Cn"ormation Cnterchange, :S6CC ) 7ode D kode yang lain adalah ' 1.1 bit B6#C6 ( Binary 6oded #ecimal interchange 6ode ) 2.4 bit ;B6#C6 ( ;9tended B6#C6 ) ).1 bit selektrik, digunakan untuk mengontrol perputaran bola pada mesin tik CBM <.12 bit Eollerith, digunakan pada kartu kertas.

10

?erbang Digital
Berbang logika ( logic gate ) merupakan dasar pembentuk system digital. Berbang Fogika merupakan rangkaian elektronika, gerbang ber"ungsi untuk mengontrol arus in"ormasi, biasanya dalam bentuk pulsa tegangan.

?erbang AAD
#isebut 8uga gerbang ? Semua atau tidak satu pun ? #alam rangakaian di ba$ah ini . Fampu ( G ) hanya akan menyala 8ika kedua saklar masukan ( : dan B) tertutup. Semua kemungkinan kombinasi untuk saklar : dan B di tun8ukkan dalam table kebenaran.

11

Simbol Bogika Standard untuk gerbang AAD

6ernyataan bolean untuk gerbang AAD di atas : A < B 1 C atau

AB 1 C

?erbang 8;
Sering disebut gerbang ? Setiap atau semua ? , dalam rangkain di gambar , Fampu (G) akan menyala bila saklar : atau B tertutup

12

Simbol Standard ?erbang Bogika 8;

6ernyataan Bolean untuk gerbang 8; : A 3 B 1 C

Bu@@er
Mempunyai satu masukan dan satu keluaran, dimana output selalu sama dengan input

1)

?erbang Aot " Dnverter $


#isebut 8uga pembalik, hanya mempunyai satu masukan dan satu keluaran, dimana output selalu merupakan kebalikan inputnya.

?erbang AAAD " Aot E AAD $

1<

#abel kebenaran ?erbang AAAD

?erbang A8; " Aot E 8; $

12

?erbang >8; " 8; E 9kslusi@ $


15

?erbang >A8; " A8; E ekslusi@ $

6engubahan ?erbang dengan menggunakan 5embalik 11

Kombinasi ?erbang Bogika 14

10

6erancangan ;angkaian logika !rosedur yang laHim pada perancangan logika al ' 1.Menyusun tabel kebenaran 2.Menyatakan :l8abar Boolean yang ditentukan dari table kebenaran. ).!erancangan rangkaian logika dari pernyataan Boolean AlFabar Boolean 7umlah Dari 6erkalian Sering disebut sebagai bentuk DA#9; !erhatikan semua kombinasi masukan yang menghasilkan keluaran 1 ( satu ) 3perasi :&# kan setiap masukan yang menghasilkan keluaran 1 ( satu ) 3perasi 3I kan semua kemungkinan kombinasi masukan untuk membentuk :l8abar Boolean yang lengkap 6ontoh ' 20

#iberikan tabel kebenaran sebagai berikut ,>uliskan pernyataan Boolean minterm rancangan rangkaian logika nya '

A ) ) ) ) % % % %

B ) ) % % ) ) % %

C ) % ) % ) % ) %

C % ) ) % ) % ) ) A. B .C A .B.C A. B .C

6ernyataan Boolean : A . B . C

A. B.C

A .B .C

Iangkaian logika dari pernyataan Boolean

A. B . C

A. B.C

A .B .C

AlFabar Boolean 6erkalian Dari 7umlah

Sering disebut sebagai bentuk

AKS#9; 21

!erhatikan semua kombinasi masukan yang menghasilkan keluaran 0 ( nol ) 3perasi 3I kan setiap masukan yang menghasilkan keluaran 0 ( nol ) 3perasi :&# kan semua kemungkinan kombinasi masukan untuk membentuk :l8abar Boolean yang lengkap 6ontoh ' #iberikan tabel kebenaran sebagai berikut ,>uliskan pernyataan Boolean minterm rancangan rangkaian logika nya ' A ) ) ) ) % % % % B ) ) % % ) ) % % C ) % ) % ) % ) % C % ) % % ) % % )

A .B.C

6ernyataan Boolean : ( A

C ) .( A

C ).( A

C)

22

Iangkain Fogika pernyataan Boolean'

C ) .( A

C ).( A

C)

#eori De

organ

,ntuk pengubahan situasi :nd men8adi 3I atau sebaliknya diperlukan empat langkah yang berdasarkan teori #e Morgan 1.,bah semua 3I ke :&# dan semua :&# ke 3I 2.Fengkapi setiap Jariabel indi%idual ( >ambahkan tanda strip diatas tiap %ariabel ) ).lengkapi semua "ungsi ( >ambahkan tanda strip diatasnya ) <.Eilangkan semua kelompok dari tanda D strip di atas yang ber8umlah genap 6ontoh ' penggunaan teori #eMorgan 2)

6ontoh 1

6ontoh 2 2<

6ontoh ) '

22

6ontoh <'

25

!eta 7arnaugh, Metode penyederhanaan rangkaian logika

!enggunaan !eta dengan !ernyataan Minterm

21

24

!enggunaan !eta 7arnaugh dengan pernyataanMaksterm

20

Iangkaian Fogika , terbagi atas a.rangkaian logika kombinasional ( rangkaian dasar nya gerbang logika ) b.Iangkaian logika sekuensial ( rangkaian dasar nya =lip "lop ) :li5 E :lo5 ( rangkaian logika yang dapat menghitung secara sekuen K berurutan dari nilai terkecil hingga nilai terbesar dan sebaliknya, =lip =lop selalu mempunyai dua kondisi keluaran yang selalu dalam keadaan berla$anan L dan komplemen L, =lip dan =lop )

)0

Macam D macam "lip "lop ;S E :: ( Ieset Set =lip "lop )

Clocked ;S E :: ( IS == yang beroperasi sinkron, berdasarkan pulsa detak K clock )

)1

D E :: " Data / Delay :li5 :lo5$

7K E ::

)2

Counter ( rangkaian logika sekuensial yang di bentuk dari "lip "lop ) mempunyai karakteristik untuk melakukan cacahan K counter K hitungan berurutan ( sekuen ) ke atas ( dari nilai terkecil hingga terbesar ) atau hitungan ke ba$ah ( dari nilai terbesar sampai nilai terkecil ), terbagi men8adi counter :sinkron ( yg beroperasi tidak serentak dengan pulsa clock ) serta 6ounter Sinkron ( yang beroperasi serentak dengan pulsa clock )

))

)<

;9?DS#9;< ( rangkaian logika sekuensial yang ber"ungsi sebagai penyimpan bit K memori ). #ata data biner dapat dimasukkan secara seri maupun parallel dan dapat dikeluarkan secara seri maupun parallel 8uga .

;egister geser Seri

)2

:ritmatika Biner !en8umlahan Biner,

)5

)1

6engurangan Biner

)4

)0

odi@ikasi ;angkaian 6enambah -!Bit

<0

<1

<2

Metode yang digunakan dalam implementasi perkalian biner ke rangkaian digital adalah ' Add and shi@t , metode tambah dan geser.

6ontoh ' 1) ( 1101 ) A 10 ( 1010 )

<)

<<

Anda mungkin juga menyukai