Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN Oleh John G. Kemeny (Ilmu Dalam Perspektif: Suriasumantri, S.J. 2006 pp.

157-171) Dirangkum oleh: Sari Dewi Noviyanti

Pendahuluan Dalam dunia keilmuan, pengukuran merupakan kegiatan dasar para ilmuwan. Kegiatan pengukuran dianggap sebagai tolak ukur kemajuan dalam ilmu modern, dimana semakin tinggi tingkat ketelitian suatu pengukuran, maka semakin majulah ilmu tersebut. Sehingga, sangatlah penting untuk mengetahui hakekat pengukuran yang sebenarnya. Pengukuran dapat ditelaah dari klasifikasi serta skala pengukuran itu sendiri. Dalam klasifikasi pengukuran, klasifikasi sederhana dapat diperluas dengan penataan sebagian dan penataan sederhana yang didasarkan pada teori keilmuan tertentu. Sedangkan skala pengukuran sendiri salah satunya dapat didefinisikan dalam bentuk bilangan yang disebut dengan skala bilangan.

Klasifikasi Zaman dahulu, manusia primitif mengklasifikasikan pengukuran suhu secara kasar; umpamanya sebagai panas sekali, panas, hangat, hangat kuku, sejuk, dingin, dan sangat dingin. Klasifikasi seperti ini masih klasifikasi yang bersifat umum. Suatu bentuk klasifikasi, akan mempunyai arti jika beberapa syarat telah dipenuhi. Pertama, klasifikasi tersebut harus mampu untuk mengklasifikasikan tiap-tiap unit ke dalam salah satu dari kelas-kelas tersebut (ketercakupan). Syarat yang kedua adalah bahwa tak ada satu unit pun yang dapat dimasukkan ke dalam lebih dari satu kelas (menidakkan). Anggapan di atas adalah sifat dari klasifikasi. Jika kita membagi manusia menurut tingginya, maka kita mengambil sejumlah besar manusia dan menempatkannya dalam beberapa kelas. Umpamanya jika klasifikasi manusia menurut tinggi mereka tersebut hanya digunakan untuk menentukan berapa besar

ukuran tempat tidur bagi seseorang, maka klasifikasi yang kasar yang membagi manusia dalam golongan sangat tinggi, tinggi, pendek, dan sangat pendek sudah akan mencukupi. Tetapi jika seseorang ingin mempergunakan klasifikasi tersebut untuk membuat pakaian, maka klasifikasi yang lebih terperinci akan dibutuhkan. Demikian juga identifikasi seseorang untuk tujuan-tujuan kepolisian akan memerlukan klasifikasi yang lebih teliti lagi. Contoh lain, misalya dalam bidang ilmu kedokteran, seorang dokter mampu mengklasifikasikan sifat-sifat suatu jenis penyakit tertentu ke dalam beberapa kelas guna melakukan pengobatan yang tepat. Untuk pertanyaan yang mudah, seperti apakah dia akan mempergunakan obat penenang atau tidak, sebuah klasifikasi yang bersifat kasar sudah mencukupi. Akan tetapi untuk memutuskan apakah dia akan mempergunakan obat antibiotik, lalu jenis antibiotik mana yang akan dipergunakan dan berapa kadar dosisnya, untuk menjawab semua pertanyaan ini jelas diperlukan sebuah klasifikasi yang lebih teliti. Untuk mengerti perkembangan sepenuhnya dari pengukuran dan bagaimana peranannya dalam bidang keilmuan modern, di bawah ini akan kita pelajari bagaimana caraya sebuah klasifikasi yang sederhana disempurnakan dan diperluas

Penataan Sebagian (Partial Order) Penataan sebagian akan melihat suatu hubungan pengukuran dalam dua persyaratan. Pertama, adalah memenuhi persyaratan asimetri, dan yang kedua persyaratan transitif. Sifat asimetri secara garis besar adalah suatu hubungan yang

mempertalikan dua kelas yang berbeda yang diekspresikan dalam suatu bentuk penjelasan. Persyaratan asimetri dapat ditemukan dalam sebuah ilustrasi berikut ini. Dalam pengukuran temperatur dalam suatu hari di bulan April, jika kita mengatakan bahwa tanggal 15 April adalah lebih panas dari tanggal 14 April, tentu saja kita ingin menghilangkan kemungkinan bahwa tanggal 14 April lebih panas dari tanggal 15 April. Atau dengan perkataan lain, jika a lebih panas dari b, maka b tidak boleh lebih panas dari a. Persyaratan transitif adalah sebuah penjelasan suatu hubungan jika kita membandingkan tiga obyek atau lebih. Umpamanya bahwa seseorang

mengemukakan kepada kita fakta-fakta sebagai berikut: April tahun ini lebih panas dari Maret, Maret lebih panas dari Nopember tahun yang lalu; dan Nopember tahun yang lalu lebih panas dari April tahun ini. Maka jika kita ingin mengambil kesimpulan, dapat dikatakan bahwa April dengan demikian lebih panas dari Nopember. Sama juga, seperti halnya pada pertanyaan mengenai sesuatu yang lebih disukai, jika a lebih disukai dari b dan b lebih disukai dari c, kita ingin dapat mengambil kesimpulan bahwa a adalah lebih disukai dari c. Walaupun begitu, dalam keadaan di atas masih memungkinkan seseorang untuk mengatakan bahwa dia tidak yakin bulan mana yang lebih panas atau obyek mana yang lebih disukainya. Suatu hubungan yang bersifat asimetri dan transitif dikenal sebagai penataan sebagian. Hal ini memungkinkan kita untuk mengatur berbagai kelas dalam suatu urutan yang teratur. Namun, terdapat beberapa kesukaran dalam hubungan penataan sebagian. Umpamanya, suatu masalah dalam menentukan pilihan berdasarkan mayoritas suara dalam sebuah organisasi. Dalam hal ini masalah tersebut pada dasarnya bukanlah suatu hubungan penataan sebagian. Katakanlah bahwa terdapat tiga aspek yang sedang ditentukan dalam kelompok tersebut. Mereka ingin memutuskan barang apakah yang pertama akan dibeli, lalu barang yang kedua, dan yang ketiga, sesuai dengan urutan minat berdasarkan pilihan para anggota. Dalam suatu pengumpulan suara dari seratus anggota, ternyata bahwa sepuluh anggota memilih a sebagai yang pertama, b yang kedua, dan c yang dan sisanya adalah c,a,b. Jika kita membandingkan hanya dua aspek saja maka akan kita dapatkan bahwa 52 anggota (jadi merupakan mayoritas) lebih menyukai b dari pada a. Di samping itu, 58 anggota lebih menyukai c daripada b, dan 60 anggota lebih menyukai a dari pada c. Di sini kita menghadapi situasi yang nontransitif di mana kita tak mungkin sampai pada suatu keputusan berdasarkan mayoritas Masalah lain yang sering terjadi dalam hubungan penataan sebagian adalah penataan para anggota menurut kategori yang lebih dari satu. Umpamanya kita mengurut sekelompok pegawai menurut umur dan senioritas (lamanya bekerja) mereka. Seseorang akan diurut lebih dulu dari yang lain bila dia adalah lebih tua dan lebih senior. Dalam hal ini kita sampai pada penataan sebagian. Jika

a lebih dulu daripada b, maka b tak bisa lebih dulu daripada a, dengan demikian kita mendapat sesuatu yang asimetri. Juga, jika a lebih tua dan lebih senior daripada b, dan b lebih tua dan lebih senior daripada c, maka a lebih tua dan lebih senior daripada c, maka di sini kita mendapatkan persyaratan transitif. Walaupun begitu kita tak mungkin untuk membandingkan seluruh pegawai berdasarkan umur dan senioritas mereka. Seseorang yang berumur enampuluh tahun dan telah bekerja selama tiga puluh tahun tak dapat dibandingkan dengan seorang lainnya yang baru berumur lima puluh lima tahun dan telah bekerja selama tiga puluh lima tahun. Sehingga dari contoh di atas maka kita harus membuang pasangan kriteria yang tak dapat dibandingkan tadi

Penataan Sederhana (Simple Order) Persyaratan yang ingin kita tambahkan kepada persyaratan yang terdahulu adalah bila terdapat dua obyek dari golongan yang berbeda maka kita harus bisa menunjukkan mana yang diletakkan lebih dulu dari pada yang lainnya. Hal ini akan menghindarkan terbentuknya diagram yang bercabang. Di dalam percabangan ini kita menghadapi semacam kesukaran karena dua obyek yang berbeda namun berada dalam tingkat yang sama dalam diagram temyata tak dapat dibandingkan. Jika mereka dapat dibandingkan maka obyek yang satu harus diletakkan lebih dulu dari obyek lainnya dan oleh sebab itu maka mereka tak akan berada dalam tingkat yang sama. Karena persyaratan yang baru menetapkan bahwa dua golongan tak boleh berada dalam satu tingkat yang sama, maka penggolongan kita akan merupakan sebuah garis lurus tanpa cabang. Pengurutan semacam ini disebut penataan sederhana. Ciri-cirinya adalah (1) asimetri, (2) transitif, dan (3) dua golongan yang berbeda yang mana pun dapat kita bandingkan satu sama lain Kebanyakan penataan sebagian secara mudah dapat dibentuk menjadi penataan sederhana, karena terdapat kecenderungan tertentu dalam menentukan dasar penataan kelas. Konsep seperti tinggi atau umur manusia adalah contoh yang baik, dimana kita mempunyai intuisi untuk melangkah dari yang termuda kepada yang tertua atau dari yang terpendek kepada yang tertinggi. Contoh yang tidak terlalu jelas adalah soal warna. Di. sini suatu klasifikasi warna dalam merah,

oranye, kuning, hijau, dan violet adalah prosedur yang biasa. Walaupun begitu untuk melakukan urutan dari warna-warna adalah tugas yang tidak mudah. Kita membutuhkan keterangan yang mendalam mengenai hakekat cahaya untuk mampu mengarahkan kita pada suatu penataan sederhana. Kita harus memahami terlebih dulu konsep mengenai panjang getaran atau frekwensi dari berbagai warna cahaya sebelum kita sampai pada kemungkinan untuk mengurut warnawarna tersebut Masalah yang lebih rumit adalah bagaimana menyederhanakan suatu penataan sebagian yang didasarkan pada dua atau tiga kriteria menjadi suatu penataan sederhana. Umpamanya dalam hal mengenai umur dan senioritas dalam kasus perusahaan terdahulu, masalah ini dapat disimpulkan menjadi pertanyaan: Apakah hubungan antara satu tahun umur: dengan satu tahun senioritas? Katakanlah kita tetapkan bahwa satu tahun senioritas adalah sama dengan dua tahun umur, maka seseorang yang lima tahun lebih tua namun lima tahun kurang senior dibandingkan dengai orang kedua akan diletakkan di belakang orang kedua tersebut. Kiranya tak usah dikatakan lagi bahwa masih banyak rumus-rumus lain yang dapa dibentuk (yang jumlahnya tak terhingga) yang bisa mengubah penataan sebagian menjadi penataan sederhana

Skala Bilangan (Numerical Scale) Konsep pengukuran mempunyai hubungan yang erat dengan konsep bilangan. Skala bilangan merupakan bilangan nyata yang diterapkan pada obyek yang sedang ditelaah. Kebanyakan kita membuat penataan sederhana dahulu sebelum menerapkan bilangan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya kita menerapkan bilangan kepada unsur-unsur sebuah penataan sederhana. Dalam kasus temperatur maka hal ini dapat dilakukan dengan mempergunakan kolom air raksa dalam termometer. Di sini seseorang akan melihat bahwa suhu yang bertambah tinggi akan menyebabkan kolom air raksa naik. Jadi dalam hal ini maka panjang kolom air raksa yang merupakan suatu bilangan, dapat dipergunakan sebagai ukuran suhu. Atau dengan perkataan lain, kita menghubungkan gejala yang sebenarya dengan suatu kejadian lain yang

memungkinkan kita untuk mempergunakan bilangan. Walaupun begitu, tidaklah mudah untuk melaksanakan prosedur ini Timbulnya skala temperatur adalah akibat dari penataan sederhana sebelumnya, bahwa terdapat berbagai pilihan yang berbeda-beda untuk mencapai hal itu, misalnya skala yang digunakan, perdebatan tentang hukum air raksa, dsb. Namun, seiring kemajuan penelitian, pilihan tersebut diambil berdasarkan asas kesederhanaan dan kegunaan. Pada umumnya, jika satu skala membawa kita pada hukum yang sederhana, maka skala-skala lainnya yang dapat diubah menjadi skala tersebut, juga akan membawa kita pada hukum yang sederhana. Di sini dapat kita katakan bahwa skala-skala tersebut pada dasarya tidak berbeda Penataan yang sederhana ini memang terlihat secara mudah. Namun dibutuhkan waktu beribu-ribu tahun untuk sampai pada suatu penataan sederhana berdasarkan hal ini. Kita dapat mengajukan pertanyaan apakah yang akan terjadi bila kita mempunyai penataan sederhana namun kita tak mempunyai jalan untuk memakai bilangan. Dalam hal ini mudah dibuktikan bahwa tiap penataan sederhana dari alam kehidupan sebenarnya selalu dapat diubah menjadi skala bilangan. Jika untuk kebanyakan tujuan penataan sederhana adalah

sama kegunaannya seperti skala bilangan, namun pada kenyataannya para ilmuwan lebih cenderung untuk menyukai skala bilangan. Penyebabnya adalah terletak dalam perumusan teori. Seperti kita ketahui bahwa satu teori adalah tak ada gunanya kecuali kalau kita bisa menjabarkannya secara matematis. Dimana dalam proses tersebut, suatu bentuk teori akan menentukan bentuk matematika yang dipakai. Teori yang memakai skala bilangan memungkinkan kita memakai metode matematika yang kuat yang diambil dari kalkulus. Sebuah teori yang berdasarkan penataan sederhana membutuhkan matematika yang lebih rumit. Di sini ternyata bahwa alasan yang sebenarnya untuk skala bilangan adalah karena secara matematis adalah mudah. Sejatinya, pengukuran merupakan peranan utama dalam ilmu, karena dengan memberikan bilangan kepada berbagai obyek atau gejala dalam alam, kita mampu mendeskripsikan gejala ini dalam hukum bilangan. Namun harus kita sadari bahwa titik berat yang ditekankan pada pengukuran mungkin hanya

merupakan gejala sementara yang akan terus berubah sesuai dengan kemajuan dalam matematika

Anda mungkin juga menyukai