Anda di halaman 1dari 13

BAB I.

PENDAHULUAN

TUJUAN
Tujuan dari bab ini adalah agar pembaca diharapkan mengerti dan memahami tentang latar belakang historis tenaga kerja di Indonesia, perkembangan dunia konstruksi dan aspek-aspek ketenaga kerjaan dalam industri konstruksi. Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan mampu untuk : o Menjelaskan latar belakang historis tenaga kerja di Indonesia. o Menjelaskan perkembangan dunia konstruksi dan permasalahannya . o Menjelaskan keselamatan kerja yang efektif dalam dunia industri konstruksi.

1.1. LATAR BELAKANG HISTORIS Perkembangan sejarah tenaga kerja di Indonesia sudah berjalan panjang, sepanjang sejarah bangsa ini ada, yaitu masih terpecah-pecah dalam bentuk kerajaan-kerajaan kecil dengan berbagai karakter budaya dan kelompok etnisnya masing-masing. Sejarah ini berlanjut dengan masa penjajahan elanda yang berumur ! "#$ tahun dan dilanjutkan dengan masa penjajahan angsa %epang selama ! ",# tahun, masa orde lama ! &$ tahun, dan masa orde baru ! "& tahun. Masa yang begitu panjang ternyata belum mampu meningkatkan kesejahteraan bagi tenaga kerja sesuai dengan harapan tenaga kerja Indonesia dan sekaligus impian agar dapat sejajar dengan tenaga kerja yang ada di negara-negara 'sean ataupun 'sia atau bahkan dunia. erbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah ternyata belum mampu mengangkat tingkat kesejahteraan tenaga kerja, sehingga tenaga kerja Indonesia sangat terpuruk dalam hal kualitas hidup sehingga tidak mampu berkembang secara (ajar. Sebagai perbandingan tenaga kerja Indonesia yang baru lulus STM )
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

*Sekolah Teknologi Menengah+ jurusan ,lektro, jika mereka bekerja di dalam negeri gaji pertama yang akan mereka terima paling besar antara -p. .$$.$$$,$$ sampai dengan -p /$$.$$$,$$ per bulan dengan fasilitas tambahan yang sangat terbatas dan jam kerja yang panjang. Sementara tenaga kerja dengan kualifikasi yang sama ditambah dengan pelatihan selama dua minggu. Mereka jika bekerja di 0orea sebagai Tenaga 0erja Indonesia *T0I+, pada saat masuk pertama kali selama tiga bulan mendapat gaji bersih sebesar -p. #.$$$.$$$,$$ sampai -p. /.$$$.$$$,$$ per bulan. 1alaupun untuk dapat bekerja di 0orea mereka harus mengeluarkan dana sebesar -p. )#.$$$.$$$,$ sampai -p. )2.$$$.$$$,$$ sebagai dana persiapan untuk pelatihan dan keberangkatan mereka ke 0orea. Penghargaan yang sangat berbeda ini secara lebih jauh perlu diteliti, mengapa penghargaan terhadap tenaga kerja yang bekerja di dalam negeri demikian kecil, sementara diluar negeri mereka mendapat penghargaan yang lebih baik. Maraknya penanaman modal baik oleh PM' maupun PM34, seharusnya dapat berdampak yang lebih baik kepada tenaga kerja Indonesia, sebab dengan demikian lapangan kerja yang tersedia akan semakin banyak. Tetapi hal ini tidak diikuti oleh penghargaan dan gaji yang sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja. 5aji selalu dikaitkan dengan kebutuhan fisik mininum *06M+, sehingga gaji minimum yang diberikan kepada tenaga kerja Indonesia didasarkan kepada upah minimum regional *7M-+. 3an hal ini menjadi salah satu nilai jual oleh pemerintah kepada PM' atau PM34 bah(a upah tenaga kerja Indonesia sangat kompetitif *murah+. 7ntuk mengenal secara lebih dekat dengan T0I *tenaga kerja Indonesia+ ini, maka sebaiknya kita melihat kebelakang mengenai perkembangan T0I dari (aktu ke (aktu.

1.1.1. PERBUDAKAN Pada 8aman perbudakan ini, orang melakukan pekerjaan di ba(ah pimpinan orang lain, yaitu para budak yang tidak mempunyai hak apapun, bahkan hak atas hidupnya. 9ang mereka miliki hanyalah ke(ajiban melakukan pekerjaan, ke(ajiban mengikuti segala perintah, mengikuti semua petunjuk dan aturan dari pihak pemilik budak. Pemilik budak ini adalah satu-satunya pihak dalam hubungan antara pekerja dan pemberi pekerjaan yang mempunyai segala hak seperti hak &
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

minta pekerjaan, hak mengatur pekerjaan, hak memberi perintah, dan semua hak lainnya. Pemeliharaan budak dilakukan dengan memberikan para budak berupa pemondokan dan makan, bukan merupakan ke(ajiban bagi pemilik budak melainkan kebijaksanaan yang timbul dari keluhuran budi, (alaupun kebanyakan terdorong oleh kepentingan pribadi berupa tidak kehilangan pekerjaan yang bermanfaat baginya. Pemeliharaan para budak bukan merupakan ke(ajiban pemilik budak, karena baik sosiologis maupun yuridis tidak ada aturan yang menetapkan demikian. 5ambaran yang disajikan diatas merupakan tinjauan secara yuridis mengenai perburuhan di 8aman perbudakan. Menurut kepustakaan, kedudukan para budak di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain dahulu, adalah agak lumayan, berkat aturan tata susila masyarakat Indonesia yang tidak sekejam seperti negara lain itu. Sebagai bukti bah(a praktek perlakuan terhadap para udak sangat mengerikan, ialah pemerintah :india elanda dahulu mulai ikut mengatur soal perbudakan ini pada tahun )2)/, tidak mengutik-utik hubungan antara budak dengan pemiliknya, tetapi hanya mengadakan larangan memasukkan budak ke Pulau %a(a, yang berarti membatasi bertambahnya budak lain dari pada kelahiran. %uga peraturan-peraturan berikutnya seperti : Peraturan tentang pendaftaran budak dari tahun )2);. Peraturan tentang pajak atas pemilikan budak dari tahun )2&$. Peraturan tentang larangan mengangkat budak yang masih kanak-kanak dari tahun )2&;. Peraturan tentang pendaftaran anak budak darii tahun )2"". Peraturan tentang penggantian nama para budak dari tahun )2"<. Peraturan tentang pembebasan perbudakan bagi pelaut yang dijadikan budak dari tahun )2<2. Semuanya tidak menyinggung adanya nasib yang menyedihkan para budak sehingga memerlukan campur tangan dari pihak penguasa. Memang benar bah(a peraturan tentang budak dari tahun )2&# mengandung maksud meringankan nasib budak, dalam peraturan tersebut antara lain ditetapkan : arang siapa yang dipandang sebagai budak.

Membatasi bertambahnya jumlah budak lain dari pada kelahiran. "


PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

Melarang perdagangan budak dan mendatangkannya dari luar. Menjaga agar anggota keluarga budak bertempat tinggal bersama-sama yaitu seorang budak yang telah ka(in tidak boleh dipisahkan dari istri dan anaknya. Memungkinkan pembebasan budak, misalnya seorang budak yang pernah mengikuti pemiliknya ke benua lain, menjadi merdeka sepulangnya kembali. Seorang budak yang menolong tuannya atau anak tuannya dari bahaya maut, menjadi merdeka. Mengatur ke(ajiban dan tindakan pada pemilik terhadap para budak mereka, misalnya para pemilik di(ajibkan bertindak baik terhadap para budak mereka dan mengurus mereka dengan seksama. Mengatur ke(ajiban para budak yaitu, para budak tidak boleh meninggalkan pekerjaan mereka, tidak boleh menolak pekerjaan yang layak. Pelanggaran diancam dengan pidana pukulan rotan sebanyak-banyaknya "$ kali atau pidana penjara selama-lamanya )< hari. Pelarian diancam dengan perantaian untuk pertama kali tidak boleh lebih lama dari enam bulan dan sebagai ulangan tidak lebih lama dari dua tahun. Persoalan hubungan antara budak dengan pemiliknya itu memang tidak terletak pada baik atau buruknya perlakuan para pemilik, sehingga persoalan juga tidak terletak pada mengadakan peraturan yang baik mengenai hubungan itu tetapi terletak pada hakekat perbudakan itu sendiri. Satu-satunya penyelesaian ialah mendudukkan para budak itu pada kedudukan manusia merdeka, baik sosiologis maupun yuridis dan ekonomis. 7saha tidak resmi seperti dari Java Benevolent Institution dari 8aman pemerintahan Thomas Stamford -affles, antara tahun )2)2 dan )2&< untuk menjuruskan semua peraturan mengenai perbudakan akhirnya penghapusan perbudakan tidak memba(a hasil. Pihak yang berpendirian bah(a penghapusan perbudakan merupakan pelanggaran besar terhadap hak para pemilik budak, masih berkuasa memaksa pihak lainnya yang berpendapat bah(a adalah ke8aliman yang lebih besar terhadap kemanusiaan merendahkan manusia menjadi barang milik. <
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

aru pada tahun )2#< dalam Regeringsreglement )2#< pasal ))# sampai ))/ yang kemudian menjadi pasal ).; dan )/) Indische Staatsregeling );&., dengan tegas ditetapkan paling lambat pada tanggal ) %anuari )2.$ perbudakan diseluruh Indonesia dihapuskan dan selanjutnya memerintahkan suipaya diadakan peraturanperaturan persiapan dan pelaksanaan secara setingkat demi setingkat mengenai penghapusan ini serta uang ganti rugi sebagai akibat sebagai penghapusan itu. 0emenangan orde kemanusiaan atau orde keadilan dan kebenaran merupakan kemenangan formal atas orde ke8aliman, sebab nyatanya proses penghapusan perbudakan itu memerlukan (aktu yang sangat panjang. %ika laporan kolonial tahun );&& adalah yang terakhir memuat sesuatu mengenai perbudakan, sehingga baru sesudah tahun );&& itu dapat dikatakan bah(a Indonesia resminya tidak terdapat perbudakan lagi. 7ntuk itu perlu (aktu lebih dari enam puluh tahun, lebih dari satu generasi. Mungkin perbudakan badaniah *fisik+ di pusat-pusat pemerintahan itu nyatanya tidak diketahui. 0alau pada tahun );<2 masih diberitakan adanya perbudakan di pedalaman 0alimantan, tidak mustahil kalau di daerah-daerah lain juga masih ada (alaupun mungkin secara terpendam. agaimanapun juga pada tahun-tahun );.$ an masih diberitakan adanya perbudakan mental yaitu di pihak yang satu yang pernah berkuasa dan masih berkuasa, ingin tetap memberi perintah saja dan pihak lainnya yang pernah diperintah dan selalu diperintah, memandang tunduk dan menuruti secara mutlak sebagai soal yang (ajar.

1.1.2. PEKERJAAN RODI Selain bentuk kerja perbudakan, sebagai digambarkan sebelumnya, sejak dulu kala dari para anggota suku atau anggota desa dimintakan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk kepentingan mereka bersama dan untuk suku atau desa sebagai kesatuan. 3i mana terdapat kerajaan dilakukan pula pekerjaan untuk keperluan kerajaan itu atau untuk keperluan raja. Pekerjaan yang mula-mula merupakan pembagian pekerjaan antara sesama anggota untuk keperluan dan kepentingan bersama *gotong royong+, karena perbagai keadaan dan alasan berkembang menjadi kerja paksa umtuk kepentingan #
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

seseorang atau pihak lain dengan tiada bayaran atau upah. %ika pekerjaan untuk suku atau desa ditujukan untuk membantu : Penyelenggaraan keramaian. Pemeliharaan bengkok. Membantu rumah tangga kepala suku atau desa. Pekerjaan untuk kepentingan kompeni atau gubernur dan pembesarpembesarnya adalah semata-mata kerja paksa atau rodi. 0erajaan-kerajaan di %a(a, kerja rodi itu dilakukan untuk kepentingan raja dan anggota keluarganya, para pembesar, para kepala dan pega(ai serta kepentingan umum seperti pembuatan dan pemeliharaan jalan, jembatan dsb. 0ompeni pandai menggunakan kerja rodi ini untuk kepentingannya sendiri. -odi digunakannya untuk segala macam keperluan sendiri mendirikan benteng, pabrik, jalan, dan sebagainya, untuk pengangkutan barang. Hendrik Willem Daendels *)2$/-)2))+ adalah tersohor karena kerja paksanya untuk membuat jalan dari 'nyer sampai anyu(angi. %umlah penduduk yang mati akibat kerja rodi ini tidak terbilang. tersebut Thomas Stamford Raffles yang dalam tahun )2)" telah memproklamirkan penghapusan rodi, tidak sempat melaksanakan penghapusan Setelah Indonesia dikembalikan kepada 4ederland *)2).+, rodi diperhebat untuk kepentingan gubernemen. 0erja rodi dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu : -odi gubernamen yaitu untuk kepentingan gubernemen dan para pega(ainya *herendienst+. -odi perorangan yaitu rodi untuk kepentingan kepala-kepala dan pembesarpembesar Indonesia *persoonlijke diensten+. -odi desa yaitu rodi untuk kepentingan desa *desa diensten+. -odi gubernemen dilakukan tampa bayaran dan dimintakan untuk memenuhi segala keperluan gubernemen dan keperluan pega(ai-pega(ainya. 3isini terlihat beratnya rodi itu melebihi perbudakan. 0alau pemeliharaan budak berupa pemondokan, sandang dan pangan menjadi tanggung ja(ab pemilik budak, dalam rodi pemeliharaan para pekerja dipikul oleh pekerja rodi sendiri. -odi gubernemen dan rodi perorangan merupakan beban yang berat bagi penduduk, bahkan mengekang kebebasannya untuk bertindak dan berbuat menurut kepentingannya .
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

sendiri.

aru pada tahun )22$-an kepada penduduk diberikesempatan untuk

membebaskan diri dari kekangan itu dengan membayar pajak tertentu *hoodfdgeld+. Proses hapusnya rodi itu juga memakan (aktu yang lama yaitu baru pada tanggal ) 6ebruari );"2 pekerjaan rodi dihapuskan. 3i tanah partikelir disebelah barat kali =imanuk bahkan baru dihapuskan tahun );<. oleh Commanding $C !"!C!B%. 0erja (ajib untuk keperluan tentara dan orang-orang lain dalam perjalanan ketentaraan *mars+, dimana rakyat yaitu > semua lapisan rakyat > (ajib menerima bayaran, melakukan pekerjaan pengangkutan dan menyediakan alat-alat pengangkutan, tidak dapat dipandang sebagai pekerjaan rodi. 0ompensasi dari ?rganisasi Perburuhan Internasional *I@?+ nomor &; mengenai kerja paksa atau kerja (ajib mengatakan, bah(a kerja paksa atau kerja (ajib adalah an# &ork or service e'acted in virtue of compulsor# militar# service la&s for &ork of a purel# militar# character. Pekerjaan untuk keperluan ketentaraan tersebut hanya dimintakan dari laki-laki untuk siapa pekerjaan itu dapat dipandang sebagai luar biasa. Pekerjaan rodi untuk keperluan desa, marga dan sebagainya diserahkan seluruhnya kepada desa, marga yang bersangkutan. Mengenai rodi desa ini pada umumnya diartikan pekerjaan (ajib untuk keperluan desa. 0arena itu menurut pandangan umum *);<&+ rodi desa bukanlah rodi untuk perorangan *persoonlijke diensten+. 0onAensi dari ?rganisasi Perburuhan Internasional nomor &; tersebut diatas, tidak memandang sebagai kerja paksa atau kerja (ajib yang terlarang * "inor communal service of kind( &hich )eing performed )# the mem)ers of the communit# in the direct interest of the said communit#( can therefore )e considered as normal civic o)ligation incum)ent upon the mem)er of the communit# or their direct representatives shall have the right to )e consulted in regard to the need of such services+. Tidak memenuhi ke(ajiban melakukan pekerja an rodi desa diancam dengan pidana kurungan selama-lamanya tiga hari atau denda sebanyak-banyaknya seratus rupiah. %ika pelanggaran ini diulangi dalam (aktu enam bulan, dapat dijatuhi pidana kurungan selama-lamanya tiga bulan *07: Pidana pasal #&"+. fficer !llied "ilitar# !dministration Civil !ffairs Branch

/
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

1.1.3. PUNALE SANKSI Perburuhan biasa, yaitu dimana pekerjaan dilakukan oleh buruh biasa untuk dan di ba(ah pimpinan seorang majikan dapat menerima upah disana-sini sudah ada tetapi tidak dapat meluas. Sebab (alaupun sampai )2"; oleh gubernemen diperse(akan berbagai bidang tanah kepada orang-orang s(asta bukan Indonesia, di antara )2"$ sampai )2/$ adalah gubernemen yang menjadi pengusaha terpenting, dan gubernemen ini menggunakan pekerja rodi sebanyak-banyaknya. Mengenai perburuhan biasa ini peraturan yang pertama-tama dikeluarkan pada tahun )2);, mengharuskan supaya semua perjanjian kerja didaftar oleh residen sebelum didaftar para residen ini harus menyelidiki apakah pada (aktu perjanjian kerja itu dibuat tidak dilakukan paksaan dan apakah syarat-syarat kerjanya cukup layak. Pada tahun )2"2 peraturan itu ditarik kembali dan diganti dengan yang baru dengan maksud untuk mempermudah gubernemen sebagai pengusaha perkebunan dalam mendapatkan buruh yang diperlukan. Pengusaha dibolehkan mengadakan perjanjian kerja dengan kepala desa untuk mendapatkan buruh. Perjanjian ini harus didaftarkan dan berlaku untuk selama lamanya lima tahun. 3alam perjanjian ini harus dimuat besarnya upah, makan dan perumahan serta macam pekerjaan yang harus dilakukan. 3alam menetapkan jumlah hari kerja harus diperhatikan (aktu yang diperlukan buruh untuk mengolah sa(ah dan pekerjaan lain. * cultuurstelsel+. 3engan dihapuskannya cultuurstelsel, peraturan dari tahun );"2 itu diubah dengan peraturan )2.", perjanjian dengan kepala desa tidak diperbolehkan lagi. 3engan diadakannya 'grarische *7ndang-7ndang 'graria+ tahun )2/$ yang mendorong timbulnya peraturan perusahaan perkebunan s(asta besar, soal perburuhan menjadi sangat penting bagi para pengusaha ini. 7ntuk menjamin perusahaan mendapat buruh yang tetap melakukan pekerjaannya, maka !lgemene *olitie Strafreglement ditambahkan ketentuan *stbl )2/& nomor )))+ yang menetapkan bah(a )uruh #ang tidak dengan alasan #ang dapat diterima( meninggalkan atau menolak melakukan pekerjaann#a( dapat di+ pidana dengan denda antara Rp, -.(// dan Rp 01(// atau dengan kerja paksa selama 2 sampai -0 hari, aik diluar maupun di dalam Staten 5eneraal di 4ederland aturan punale sanksi itu yang memberikan kedudukan unggul diluar batas kepada pengusaha dan 2
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

membuka pintu penyalahgunaan, mendapat kecaman cukup pedas, sehingga pada tahun )2/; di cabut kembali. Parlemen yang mengusahakan pencabutan itu menyadari juga bah(a untuk daerah di mana tidak terdapat buruh, perlu diberikan kesempatan yang layak kepada para pengusaha untuk tidak menyia-nyiakan biaya yang sudah dikeluarkan guna mendatangkan buruh itu. 0arena itu Parlemen yang berpendirian bah(a pada a8asnya seorang buruh Indonesia bila menyalahi perjanjian kerjanya tidak seharusnya dipidana, memang perlu sebagai pengecualian terhadap a8as tersebut adanya peraturan tersendiri bagi daerah perkebunan di Sumatera Timur. Pada tahun )22$ lahirlah peraturan semacam itu yang pertama yang biasa disebut koeli+ordonnantie *kuli ordonansi+ untuk Sumatera Timur, dan disusul untuk daerah-daerah lain. Parlemen elanda tidak dapat membebaskan dirinya dari dalil bah(a a8as kadangkadang atau acap kali harus menyingkir atau disingkirkan bila ada kepentingan tertentu. :akekat punale sanksi ini sebetulnya tidak semata-mata pada dana denda antara -p ).,$$ sampai dengan -p &.,$$. Sebab dalam perjanjian atau peraturan majikan dapat pula ditetapkan suatu denda tertentu bila pihak buruh menyalahi isi perjanjian kerja. 9ang menjadi persoalan sebenarnya adalah kemungkinan diangkutnya buruh kembali ketempat pe- kerjaan untuk melakukan pekerjaan. Paksaan untuk melakukan sendiri segala sesuatu yang tadinya tidak dipenuhi, merupakan pelanggaran atas a8as hukum )ah&a orang #ang tidak memenuhi ke&aji)ann#a harus )ertanggung ja&a) han#a dengan keka#aann#a tidak dengan paksaan melakukan sendiri. Punale sanksi ini memberikan kepada pengusaha kekuasaan terhadap buruhnya yang dapat menimbulkan perlakuan tidak baik dan keadaan perburuhan yang buruk, jika pemimpin perusahaan dan pembantupembantunya tidak tercegah untuk menyele(engkan dari jalan yang lurus oleh budi dan moral yang tinggi serta pendapaBt umum yang kuat dan penga(asan yang keras. %ustru pada (aktu itu tidak terdapat pendapat umum yang kuat dan penga(asan yang keras. Penyelidikan yang dilakukan pada tahun );$" membuktikan adanya keadaan perburuhan yang sangat menyedihkan berupa : Pemerasan tenaga buruh. Penganiayaan buruh. Penga(asan yang berpihak pada majikan. ;
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

Penyalahgunaan kekuasaan dan pengadilan. 3an lain sebagainya. Sehubungan dengan itu pada tahun );$< di Sumatera Timur diadakan instansi penga(asan perburuhan *ar)eids inspectie+ sendiri. Tetapi instansi penga-(asan perburuhan dan penga(asannya yang keras pun tidak dapat mencegah ketidak adilan itu sendiri, karena justru ketidak adilan tersebut disahkan dengan peraturanperaturan kuli ordonansi. Satu-satunya jalan ialah mencabut kembali peraturanperaturan kuli ordonansi tersebut. Pencabutan dilakukan pada tahun );<) dan mulai tanggal ) %anuari );<& punale sanksi lenyap dari dunia perburuhan diperkebunan Indonesia. 3ari ri(ayat perburuhan dan ketenagakerjaan ini dapat dilihat bah(a perjuangan dalam perburuhan dan ketenagakerjaan sampai pada permulaan kemerdekaan Indonesia, baru mencapai usaha membebaskan buruh dari kekangan pihak majikan yang tidak (ajar yaitu : Membebaskan manusia Indonesia dari perbudakan dan perhambaan. Membebaskan penduduk Indonesia dari rodi dan kerja paksa. Membebaskan buruh Indonesia dari punale sanksi. Sedangkan tugas berikutnya yang masih belum tercapai adalah : Membebaskan buruh dari ketakutan kehilangan pekerjaan secara semenamena. Memberikan kedudukan hukum yang seimbang dan kedudukan ekonomi yang seimbang. Merupakan usaha yang pada umumnya masih harus terus diupayakan dan dikerjakan oleh buruh dan tenaga kerja Indonesia.

1.1.4. PENGHAPUSAN KERJA PAKSA Pada saat ini 4egara Indonesia sudah tidak mengi8inkan suatu perusahaan atau perorangan melakukan kerja paksa terhadap seorang pekerja. :al ini sesuai dengan 7ndang-7ndang 4omor ); Tahun );;; tentang Pengesahan 0onAensi I@? 4omor )$# mengenai Penghapusan 0erja Paksa. )$
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

0onAensi I@? *?rganisasi Perburuhan Internasional+, nomor )$# menyatakan bah(a 4egara anggota I@? telah memutuskan tentang penerimaan usulan yang menyangkut penghapusan bentuk-bentuk tertentu dari kerja paksa atau kerja (ajib yang merupakan pelanggaran hak manusia sebagaimana tertera dalam Piagam Perserikatan angsa- angsa dan disebutkan dalam 3eklarasi 7niAersal tentang :ak '8asi Manusia. 3an memutuskan bah(a usulan-usulan ini harus berbentuk 0onAensi Internasional. Menerima pada tanggal # %uni tahun );#/ 0onAensi nomor )$#, yang dapat disebut sebagai 0onAensi Penghapusan 0erja Paksa seperti tersirat pada pasal ) yaitu : Tiap 'nggota ?rganisasi Perburuhan Internasional yang meratifikasi 0onAensi ini (ajib menekan dan tidak akan menggunakan kerja paksa dalam bentuk apapun . a+ Sebagai cara penekanan atau pendidikan politik atau sebagai hukuman atas pemahaman atau pernyataan pandangan politik atau secara ideologis pandangan yang bertentangan dengan sistim politik, sosial dan ekonomi yang sah. b+ Sebagai cara untuk mengerahkan dan menggunakan tenaga kerja untuk maksud pembangunan ekonomi. c+ Sebagai cara untuk membina disiplin tenaga kerja. d+ Sebagai hukuman karena keikutsertaan dalam pemogokan. e+ Sebagai pelaksanaan diskriminasi rasial, sosial, bangsa dan agama. %uga pasal & 0onAensi nomor )$# I@? ini menegaskan pada tiap anggotanya sebagai berikut : Tiap 'nggota ?rganisasi Perburuhan Internasional yang meratifikasi 0onAensi ini (ajib mengambil tindakan efektif untuk menjamin penghapusan segera dan sepenuhnya atas kerja paksa atau kerja (ajib sebagaimana dijelaskan dalam Pasal ) 0onAensi ini.

1.2. INDUSTRI KONSTRUKSI Industri konstruksi dalam banyak segi memperlihatkan suatu gejala yang paradoksal, di 'merika Serikat industri konstruksi meliputi )$ C dari produk nasional bruto atau sekitar atau sekitar 7S D &$$ milyar, termasuk sektor industri terbesar. Tenaga kerja yang bekerja dalam sektor ini mencapai ; C sampai )& C ))
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

dari seluruh tenaga kerja nasional, bahkan dapat mencapai &$ C dari seluruh tenaga kerja nasional. Proyek konstruksi dapat dibagi dalam beberapa tipe yaitu : o 0onstruksi pemukiman *-esidential =onstruction+ o 0onstruksi gedung * uilding =onstruction+ o 0onstruksi rekayasa berat *:eaAy ,ngineering =onstruction+ o 0onstruksi industri *Industrial =onstruction+ Proyek konstruksi perlu ditangani secara sistematis, sebab proyek merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu, kompleksitas, bersifat unik, tidak biasa, banyak resiko, tidak permanent dan siklus hidup dari beberapa kegiatan. 7ntuk memudahkan penanganan proyek konstruksi, biasanya dipimpin oleh seorang proyek manajer *PM+ yang bertanggung ja(ab secara keseluruhan untuk mengimplementasikan dan menyelesaikan proyek tersebut. 7ntuk mengimplementasikan dan menyelesaikan proyek diperlukan berbagai macam sumber daya yang dapat di(ujudkan dalam bentuk biaya seperti : o o iaya pembelian material dan peralatan. iaya penye(aan atau pembelian peralatan konstruksi.

o 7pah tenaga kerja. o o iaya sub kontraktor. iaya transportasi.

o ?Aerhead dan administrasi. o 6ee E laba dan kontingensi 3alam melaksanakan proyek PM tidak dapat bekerja sendiri, tetapi bekerja dalam bentuk satu tim yang terdiri dari berbagai keahlian dan ketrampilan. 'gar proyek konstruksi dapat dilaksanakan dengan selamat, maka PM harus mampu untuk membuat pekerjaan dengan manajemen keselamaatan *Safet# "anagement+ yang menerapkan ukuran keselamatan sebelum terjadinya kecelakaan. Manajemen keselamatan yang efektif mempunyai tiga tujuan utama yaitu : o 7ntuk membuat lingkungan kerja aman. o 7ntuk membuat pekerjaan aman. o 7ntuk membuat perasaan aman bagi pekerja. )&
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

RANGKUMAN
Sejarah perkembangan tenaga kerja di Indonesia dia(ali dengan perbudakan, punale sanksi, dan rodi yang terjadi selama masa penjajahan. Setelah era kemerdekaan masalah perbudakan, punale sanksi dan rodi sudah tidak ada lagi. :al ini diperkuat dengan adanya 7ndang- 7ndang 4omor ); Tahun );;; tentang Pengesahan 0onAensi I@? 4omor )$# mengenai Penghapusan 0erja Paksa. Industri konstruksi mempunyai empat bentuk proyek yaitu proyek pemukiman, bangunan gedung, bangunan industri, dan bangunan rekayasa berat. 3alam proses pembangunan pada industri faktor yang berhubungan dengan tenaga kerja sangat terkait dengan masalah lingkungan kerja aman, membuat pekerjaan aman dan membuat perasaan aman bagi pekerja.

LATIHAN
). %elaskan latar belakang historis tenaga kerja di Indonesia F &. 'pa yang dimaksud dengan pengertian di ba(ah ini, jelaskan G a. Perbudakan b. 0erja rodi c. Punale sanksi ". %elaskan mengenai undang-undang penghapusan kerja paksa yang sudah di ratifikasi oleh negara Indonesia dari 0onAensi I@? nomor )$# tsb F <. %elaskan mengenai industri konstruksi dan permasalahannya F #. %elaskan mengenai manajemen keselamatan kerja yang efektif dalam industri konstruksi F

)"
PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL K3&HUKUM PERBURUHAN

Anda mungkin juga menyukai