Anda di halaman 1dari 5

Membuat Pakan Ayam Boiler Organik Pola HCS

Kita tahu harga pakan ayam pabrikan sekarang, Sudah mahal semakin hari juga terus naik, Untuk menekan biaya pengeluaran pakan agar efisiensi maka pembuatan pakan merupakan salah satu cara untuk memperkecil angka FCR (Feed Convertion Ratio), sebab semakin sedikit biaya pakan yang kita keluarkan akan tetapi bobot yang kita peroleh bertambah tidak menutup kemungkinan hasil yang kita peroleh semakin bertambah pula. Berikut cara membuat pakan ayam organic pola HCSuntuk menghemat biaya pakan selama pemeliharaan.

Alat alat Yang Digunakan Untuk Membuat Pakan :


Mesin Giling Bak Timbangan

Bahan-bahan Pakan Ayam Boiler Organik untuk difermentasi :


1. Tepung Jagung 2,5 kg 2. Dedak Padi (Katul) 2,5 kg 3. Karak (Nasi Aking Kering) 1 kg 4. Sayur mayur bisa pakai : Sawi, Kangkung, Bayam, Krokot, Gedebog, daun pepaya dan lainnya 1,5 kg 5. Konsentrat jenis 511 bravo 1,5 kg 6. Ampas tahu 0,5 kg 7. Tepung Ikan 0,5 kg

8. Bio Organik SOC HCS 1 tutup botol (10 cc) untuk bahan 10 Kg
9. Air 10 liter

Cara Pembuatan Pakan Ayam Boiler Organik


Campur semua bahan dan diaduk sampai rata kemudian campuran tersebut difermentasi dengan cara masukan kedalam ember(wadah yang lebih besar) lalu tutup rapat selama sehari semalam (24 jam). Setelah difermentasi dilanjutkan proses pegilingan untuk dijadikan bentuk butiran supaya semua bahan dimakan semua tanpa memilih yang disukai saja, setalah itu keringkan dan langsung diberikan untuk pakan ayam. Jika pembuatan pakan dalam jumlah banyak atau untuk stok sebaiknya pakan diberi pengawet agar tidak mudah rusak dan harus kering sempurna, cukup mudah bukan? selamat mencoba

Meningkatkan Bobot Ayam Boiler


Ayam broiler atau ayam Pedaging merupakan sumber protein hewani asal ternak dan memegang peranan yang sangat penting dilihat dari segi gizi dan ekonomi karena jenis ayam ras ini mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat antara 5-7 minggu ayam sudah dapat di panen. Kami sebagai Mitra HCS bersama PT Hidup Cerah Sejahtera berupaya membantu peningkatanproduktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami organik (tanpa kimia). Baiklah mari kita mulai pembahasan tentang

bagaimana cara meningkatkan bobot ayam boiler atau ayam pedaging yang baik dan benar. Untuk mendapatkan bobot ayam dengan maksimal kita perlu mengikuti langkah-langkah beternak sebagai berikut.

Cara Pemilihan Bibit Ayam Boiler/Pedaging


Sehat dan aktif bergerak, bentuk tubuh bulat (gemuk), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, sorot mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih merupakan ciri bibit yang baik

Kondisi Yang Ideal Untuk Beternak Ayam boiler/Pedaging :


Lokasi Kandang. Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat. Pergantian udara dalam kandang. Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik. Suhu udara dalam kandang. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah sebagai berikut :
Umur (hari) 01 0 0$ 1" 1& #1 ## #$ #% !& Suhu (c) !" !# #% # #' #& #" #! #! #1

Kemudahan mendapatkan sarana produksi Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.

Cara Pemeliharaan Ayam Boiler/Pedaging


1) Perkembangan Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah. Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit. 2) Pakan

Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi). Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan SOC HCS lewat air minum dengan dosis 1- 2 cc/5 liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.

Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen. Contoh perhitungan : Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah : Berat total ayam hasil panen = 1000 x 2 = 2000 kg FCR = 3125 : 2000 = 1,6 Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan SOC HCS dapat menurunkan angka FCR tersebut. 3) Vaksinasi Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum. 4) Teknis Pemeliharaan

Minggu Pertama (hari ke 1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah SOC HCS dengan dosis 1 2 cc/5 liter air minum dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles). Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan SOC HCS dengan dosis 1 2 cc/5 liter air minum (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4. Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam. Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah SOC HCS dengan dosis tetap. Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit. Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen. Minggu Keenam (hari ke 36-42). Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.

5) Penyakit Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :

Tetelo (Newcastle Disease/ND) Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputarputar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering. Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD) Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease) Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai. Berak Kapur (Pullorum). Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang. Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan. Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian SOC HCS yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran.

SOC HCS merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :


Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.

6) Sanitasi/Cuci Hama Kandang Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya tonton dulu video cara meningkatkan bobot ayam pedaging dengan biaya lebih murah dengan pola HCS berikut ini : Keuntungan penggunaan Bio Organik SOC HCS :

Selain kotoran tidak bau juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak lain maupun untuk membuat bokashi juga sangat bagus. Ayam lebih berbobot dan menghemat biaya perawatan karena pertumbuhan ayam lebih cepat.

Daging ayamnya rendah kolesterol(tanpa gajih) dan rasanya kenyal seperti ayam kampung.

Bagi peternak ayam boiler atau pedaging yang ingin meningkatkan bobot ayam ternaknya dengan biaya perawatan lebih hemat bisa dicoba dengan penggunakan Bio Organik SOC HCS dan bisa Anda dapatkan hanya di M@s.Paie.com.

Anda mungkin juga menyukai