Anda di halaman 1dari 6

DAMPAK PENYELENGGARAAN PEMERINTAH YANG TIDAK TRANSPARAN 1.

Pengertian Pemerintah Dan Pemerintahan Istilah pemerintah (goverment) dapat dibedakan dengan pemerintahan (governing). Dalam kamus umum bahasa Indonesia, kata pemerintah berarti lembaga atau orang yang bertugas mengatur dan memajukan Negara dengan rakyatnya. Sedangkan pemerintahan adalah hal cara, hasil kerja memerintah, mengatur Negara dengan rakyat. Pemerintahan dalam arti organ merupakan alat kelengkapan pemerintahan yang melaksanakan fungsi Negara. Dalam arti organ, pemerintah dapat dibedakan baik dalam arti luas maupun dalam arti sempit. Dalam arti luas adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai gabungan semua badan atau lembaga kenegaraan yang berkuasa dan memerintah diwilayah suatu Negara, meliputi badan eksekutif, legislative dan yudikatif. Dalam arti sempit adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai badan atau lembaga yang mempunyai wewenang melaksanakan kebijakan Negara(eksekutif) yang terdiri dari presiden, wakil presiden, dan para mentri (kabinet). Dewasa ini, sudah banyak Negara yang meninggalkan pola penyelenggaraan pemerintahan tradisional yang lebih menekan perspektif hubngan yang bersifat topdown, atau pendekatan aturan-pusat-rasional (rule- central rule approach). Pemerintahan sekarang mulai menyadari pentingnya peran swasta dan masyarakat untuk secara bersama-sama mewujudkan tujuan nasional secara kolaboratif, sehingga terjadi perubahan paradigm dimana pola-pola yang di kembangkan lebih banyak bottom up, dan kementrian. 2. Karakteristik pemerintahan Dalam masyarakat modern atau post-modern dewasa ini, pola pemerintahan yang dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristiknya masing -masing adalah sebagai berikut : a. Kompleksitas, dalam menghadapi kondisi yang kompleks, pola penyelenggaraan pemerintahan perlu ditekankan pada fungsi koordinasi dan komposisi. b. Dinamika, dalam hal ini pola pemerintahan yang dapat dikembangkan adalah pengaturan atau pengendalian (steering) dan kolaborasi (pola interaksi saling mengendalikan diantara berbagai actor yang terlibat dan/atau kepentingan dalam bidang tertentu). c. Keanekaragaman, masyarakat dengan berbagai kepentingan yang beragam dapat diatasi dengan pola penyelenggaraan pemerintahan yang menekankan pengaturan (regulation) dan integrasi atau keterpaduan (integration). Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan(governing) dapat dibandingkan sebagai intervensi prilaku politik social yang berorientasi hasil, yang diarahkan untuk menciptakan pola interaksi yang stabil atau dapat diprediksikan dalam suatu system (social politik), sesuai dengan harapan ataupun tujuan para pelaku intervensi tersebut. 3. Konsepsi kepemerintahan (governance)

Kepemerintahan merupakan tindakan, fakta, pola kegiatan atau penyelenggaraan pemerintahan. Menurut kooiman, keperintahan lebih merupakan serangkaian proses interaksi social politik antara pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai bidan yang berkaitan dengan kepentingan dan intervensi pemerintah atas kepentingan tersebut. Sedangkan dalam pandangan pinto, istilah governance mengandung arti : prktik penyelenggaraan kekuasan dan kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan urusan pemerintahan secara umum, da pembangan ekonomi khususnya. Kooiman memandang governace sebagai sebuah struktur yang muncul sebagai dalam system social politik yang merupakan hasil dari tindakan intervensi interaktif diantiara berbagai actor yang terlibat. Sesuai dengan karakteristik interaksi antara pemerintah dan masyarakat yang cenderung bersifat frural, konsepsi governance tersebut tidak hanya dibatasi pada salah satu unsure pelaku atau kelompok tertentu. Sebagai dinyatakan marin dan maynt, keperintahan politik dalam masyarakat modern tidak lagi dipandang sebagai pengendalian pemerintah terhadap masyarat, tetapi muncul dari fluralitas pelaku penyelenggaraan pemerintahan. 4. Actor dalam keperintahan Dalam penyelenggaraan keperintahan disuatu Negara, terdapat 3 komponen besar yang harus di perhatikan, Karena sangat berpengaruh dalam maju mundurnya pengelolaan Negara, yaitu : a. Negara dan pemerintahan Yaitu merupakan keseluruhan politik dan sector public, peran dan tanggung jawabnya adalah dibidang hukum, pelayanan public, desentralisasi, transfaransi umum, dan pemberdayaan masyarakat, penciptaan pasar yang kompetitif, membangun lingkungan yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembangunan baik pada level local, nasional, internasional. b. Sector swasta Yaitu perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi system pasar, seperti : industry, perdagangan, perbankan, koperasi sector informal. Perannya adalah meningkatkan produktifitas, menyerap tenaga kerja, mengembangkan sumber penerimaan Negara, investasi, pengembangan dunia usaha, dan pertumbuhan ekonomi nasional. c. Masyarakat madani Kelompok masyaratkan yang berinteraksi secara social, politik,ekonomi. Dalam konteks kenegaraan, masyarakat merupakan subyek pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan public yang berinteraksi social, politik dan ekonomi. Masyarakat haruh diberdayakan agar berperan aktif dalam mendukung terwujudnya keperintahan yang baik.

5. Kepemerintahan yang baik (good governance) A. Pengertian Terminologi good dalam istilah good governance mengandung dua pengertian. Pertama, nilai yang menjungju tinggi keinginan/kehendak rakyat dan nilai yang

dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional), kemandirian, pembangunan berkelanjutan, dan keadilan social. Kedua, asfek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efesien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, kepemerintahan yang baik berorientasi pada dua hal yaitu : Orientasi idela Negara yang diarahkan pada pencapai tujuan nasional, yaitu mengacu pada demokratisasi dengan elemen : legitimacy, accountability, otonomi dan devolusi (pendelegasian wewenang) kekuasaan pada daerah dan adanya mekanisme control masyarakat. Pemerintahan yang berfungsi secara ideal, yaitu secara efektif dan efesien melakukan upaya pencapaian tujuan nasional. Hal ini tergantung pada sejauh mana pemerintah memiliki kompetensi, struktur, dan mekanisme politik serta administrative yang berfungsi secara efektik dan efesien. Berikut ini beberapa pendapat tentang wujudnya keperintahan yang baik yaitu : o World bank (2000),good govermannce adalah suatu penyelenggaraan manajemen pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efesien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi, baik secara politik maupu administrative menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political frame work bagi tumbuhnya aktifitas swasta. o UNDP, memberikan pengertian good govermance sebagai suatu hubungan yang sinergis dan konstruktif diantara Negara, sector swasta dan masyarakat. o Peraturan pemerintahan No, 101 tahun 2000, kepemerintahan yang baik adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan menerapkan prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas dan supermasi hukum dan dapat diterima oleh masyarakat baru. o Modul sosialisasi AKIP (LAN & BPKP 2000), good govermance merupakan proses penyelenggaraan kekuasaan nagara; oleh sebab itu, melaksanakan penyediaan public goods and service. Good govermance yang efektif menuntut adanya aligment (koordinasi) yang baik dan integritas, profesionalisme serta etos kerja dan moral yang tinggi. Agar keperintahan yang baik menjadi realitas dan berhasil diwujudkan, diperlukan komitmen dari semua pihak.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat di pahami bahwa good govermance bersenyawa dengan system administrasi Negara, maka upaya untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik merupakan upaya melakukan penyempurnaan system administrasi Negara yang berlaku pada suatu Negara secara menyeluruh. Dalam kaitan dengan ini bagir manan menyatakan bahwa sangat wajar apabila tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang baik terutama ditunjukan pada pembaruan administrasi Negara dan pembaruan penegakan hukum. Hal ini dikemukan karena dalam hubungan dengan pelayanan dan perlindungan rakyat ada dua cabang pemerintahan yang berhubungan langsung dengan rakyat, yaitu administrasi Negara dan penegak hukum. B. Aspek- aspek good govermance Dari sisi pemerintah (govermance), good goverman dapat dilihat melalui aspekaspek sebagai berikut : Hukum / kebijalan, merupakan aspek yang ditujukan pada perlindungan kebebasan. Administrative, competence and transparansi, yaitu kemampuan membuat perencanaan dan melakukan inplementasi secara efesien, kemampuan melakukan penyederhaan organisasi, penciptaan disiplin, dan model administrative keterbukaan informasi. Desentralisasi, yaitu desentrasi regional dan dekonstralisasi didalam department Penciptaan pasar yang kompetitif, yaitu penyempurnaan mekanisme pasar, peningkatan peran usaha kecil, dan segmen lain dalamsektor swasta, deregulasi, dan kemampuan pemerintah dalam control makro ekonomi. C. Karakteristik keperintahan yang baik menurut UNDP (1997) UNDP mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip-prinsip yang harus di anut dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan kepemerintahan yang baik mencakup : 1) Partisipasi (participation), yaitu keikut sertaan masyarakat dalam proses pembuata keputusa, kebebasan bersrikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk berpartisipasi secara konstruktif. 2) Aturan hukum (rule of low), yaitu hukum harus adil tanpa pandang bulu,ditegakkan dan dipatuhi secara utuh (impartially), terutama aturan hukum tentang hak-hak asisi manusia 3) Transparan (transparancy), yaitu adanya kebebasan aliran informasi dalam berbagai proses kelembagaan sehingga mudah di akses oleh mereka yang membutukan . informasi harus disediakan secara memadai dan mudah di mengerti, sehingga dapat digunakan sebagai alat monitoring dan evaluasi . 4) Daya tanggap (responsipeness), yaitu setiap institusi prosesnya harus di arahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).

5) Berorientasi konsensus (orientation), yaitu bertindak sebagai mediator bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai kesepakatan .jika dimungkinkan dapat di berlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan di tetapkan pemeritahan . 6) Berkeadilan (equity), yaitu memberikan kesempatan yang sama baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya . 7) Efektifitas dan efisiensi (effectiveness and efficiency), yaitu segala proses dan kelembagaan di arahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaik-baiknya berbagai sumber yang tersedia . 8) Akuntabilitas (accountability), yaitu para pengambil keputusan (pemerintah,swasta, dan masyarakat madani) memiliki pertanggungjawaban kepada public sesuai dengan jenis keputusan baik internal maupun eksternal 9) Bevisi strategis (strategic visional), yaitu para pemimpin dan masyarakat memiliki persepetif yang luas dan jangka panjang dalam penyelengaraan pemerintahan dan pembangunan manusia dengan memahami aspek-aspek historis, cultural, dan kompleksitas social yang mendasari perspektif mereka. 10) Saling keterkaitan (interrelated), yaitu adanya saling memperkuat dan terkait (mutually reinforcing) dan tidak bias berdiri sendiri .

MAKALAH PKN

NAMA : CEPPY ANGGRIAWAN KELAS : XI IPS 1 NO.ABSEN : 04

SMA NEGERI 1 BANJAR

Anda mungkin juga menyukai