Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh: Lola Rahmadhesi Ressa Oashttamadea Irnayana Oktariah Dwi Sabtika Julia Preseptor: dr. Sukri Rahman, Sp.THT-KL
Definisi
Karsinoma nasofaring adalah karsinoma sel skuamosa didaerah nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring
Fosa rosenmuller pada nasofaring merupakan daerah transisional dimana epitel kuboid berubah menjadi epitel skuamosa.
Epidemiologi
Karsinoma nasofaring jarang terjadi di Amerika Serikat, dengan angka kejadian tahunan 6/10.000.
Puncak kejadian untuk Kanker nasofaring ini terjadi pada dekade keempat dan kelima kehidupan namun dapat terjadi pada anak-anak dan orang tua.
Puncak kejadian untuk Kanker nasofaring ini terjadi pada dekade keempat dan kelima kehidupan namun dapat terjadi pada anak-anak dan orang tua.
Etiologi
Patogenesis
Genetik
Lingkungan
EBV
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Diagnosa KNF
Pemeriksaan Penunjang
Gejala Telinga
Gejala Metastase
Anamnesis
Gejala Hidung
Gejala Infiltrasi
Gejala Telinga
Kataralis / oklusi tuba eustakhius
fosa Rosenmuller muara tuba. Pasien mengeluh rasa penuh ditelinga, Rasa berdengung kadangkadang disertai dengan gangguan pendengaran
Gejala hidung
Epistaksis
Dinding tumor biasanya rapuh perdarahan.
Sumbatan hidung
pertumbuhan tumor kedalam rongga nasofaring menutupi koana
Gejala telinga dan hidung ini bukan merupakan gejala yang khas untuk penyakit ini
keluhan ini timbul berulang kali, tanpa penyebab yang jelas atau menetap walaupun telah diberikan pengobatan
waspada dan segera melakukan pemeriksaan yang lebih tinggi terhadap rongga nasofaring
Infiltrasi Tumor
Limfadenopati Servikal
Metastase Tumor
penjalaran petrosfenoid : meluas ke intra kranial menjalar sepanjang fosa medialis :
melalui foramen laserum dan mengenai grup anterior saraf otak yaitu n.II s/d n.VI
Penjalaran retroparotidian : Perluasan ke belakang secara ekstra kranial sepanjang fosa posterior Sindrom Retroparotidian
SINDROM RETROPAROTIDIAN
Kesulitan menelan hemiparesis otot konstriktor superior & gangguan pengecap pada 1/3 belakang lidah
Hiper/hipo/anastesi mukosa palatum mole, faring dan laring & gangguan respirasi
n.IX n.XII
n.X n.XI
Kelumpuhan atau atropi otot-otot trapezius, sternokleidomastoideus , serta hemiparesis palatum mole.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan nasofaring
Karsinoma nasofaring biasanya berasal dari lapisan epitel fossa Rosenmuller, biasanya bersembunyi di dekat muara tuba eustakhius
Pemeriksaan Penunjang
Nasofaringoskopi Pemeriksaan radiologi
foto polos nasofaring dan dasar tengkorak dan CT scan kepala leher
Patologi anatomi
Histopatologi
Sitologi BAJAH
Serologi
imunohistokimia
EBV
DIAGNOSA BANDING
Limfoma
Tatalaksana
Radioterapi Kemoterapi
KNF berstadium lanjut adalah kemoterapi induksi diikuti dengan kemoradioterapi sebagai terapi radikal
Pembedahan
Kompli kasi
Hipotiroidisme
Prognosis
angka survival rate lima tahun secara keseluruhan berkisar antara 30% sampai 48%
Tergantung
Stadium
Histologis, usia, jenis kelamin dan bentuk pengobatan yang diberikan dan faktor keadaan umum
Kasus
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. ER Umur : 30 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki No MR : 835202
ANAMNESIS Seorang pasien laki-laki berumur 30 dirawat di bangsal THT RSUP Dr. M. Djamil Padang sejak tanggal 6 Maret 2012 dengan : Keluhan Utama : Bengkak pada leher sejak 3 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang : Bengkak pada leher sejak 3 bulan yang lalu. Bengkak awalnya muncul 3 bulan yang lalu di leher sebelah kanan sebesar kelereng, tidak terasa nyeri. Lama-kelamaan bengkak bertambah besar menjadi sebesar kepalan tangan dan 2 bulan yang lalu muncul bengkak di leher sebelah kiri, sebesar kelereng dan tidak nyeri. Hidung terasa tersumbat sejak 6 bulan yang lalu, keluar cairan dari hidung tidak ada. Pasien sering merasa tiba-tiba pendengaran terganggu, telinga terasa penuh dan berdenging sejak 5 bulan yang lalu Batuk sejak 3 bulan yang lalu, berdahak, tidak berdarah
Sukar menelan sejak 1 bulan yang lalu, sekarang pasien hanya bisa makan bubur, nafsu makan baik Suara berubah menjadi serak sejak 3 minggu yang lalu, disertai rasa penuh di tenggorokan dan sesak nafas Keluar air dari hidung setiap pasien minum sejak 1 minggu yang lalu, banyaknya 1/3 dari jumlah air yang diminum Penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir 25 kg Riwayat batuk-batuk lama tidak ada, riwayat kontak dengan penderita batuk lama tidak ada
Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada Riwayat kejang tidak ada Riwayat pusing berputar tidak ada Riwayat penglihatan ganda tidak ada Pasien telah dibawa berobat ke Penyakit Dalam RS Achmad Mochtar Bukittinggi 10 hari minggu yang lalu dan dilakukan BAJAH dengan hasil limfadenitis spesifik, dirawat selama 4 hari dan dipindahkan ke bangsal THT selama 2hari lalu dirujuk ke RSUP Dr. M.Djamil Padang. Demam sejak 3 bulan yang lalu, tidak tinggi, hilang timbul, berkeringat malam disangkal Keluar darah dari hidung 2 bulan yang lalu, frekuensi 1x, banyaknya 1 sendok makan, sembuh sendiri tanpa dibawa berobat
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita tumor leher atau tumor pada anggota tubuh yang lain
Riwayat pekerjaan, sosial ekonomi dan kebiasaan : Pasien seorang pengukir kayu, suka berladang, kebiasaan merokok sejak 15 tahun yang lalu, menghabiskan 5-10 batang per hari Sering mengkonsumsi mie instan, 3x/minggu, dan setiap memasak di rumah menggunakan penyedap masakan Suka mengkonsumsi makanan yang pedas dan panas Konsumsi ikan asin dan makanan yang dibakar jarang
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis Keadaan Umum Kesadaran Tekanan darah Frekuensi nadi Frekuensi nafas Suhu
: Tampak sakit sedang : Composmentis kooperatif : 120/80 mmHg : 96 x/menit : 27 x/menit : 37,8 0C
Pemeriksaan Sistemik Kepala : normochepal Mata : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik Cor : irama teratur, bising (-) Pulmo : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/Abdomen : distensi (-), BU (+) N Extremitas : akral hangat dan refilling kapiler <2
Dekstra
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Cukup lapang
Sinistra
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Cukup lapang
Cukup lapang
Cukup lapang
Sempit
Hiperemi Edema Massa Ada / Tidak Sekret/serumen Bau Warna Jumlah Jenis
Membran timpani Warna Utuh Reflek cahaya Bulging Retraksi Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai Putih Ada Tidak ada Tidak ada
Atrofi
Jumlah perforasi Perforasi Jenis Kwadran Pinggir
Sulit dinilai
Sukar dinilai -
Tidak ada
Tidak ada -
Nyeri tekan
Nyeri ketok Rinne Tes garpu tala Schwabach Weber Kesimpulan Audiometri
Tidak Ada
Tidak Ada Negatif Memanjang Lateralisasi ke kanan Tuli konduktif Tidak dilakukan
Tidak ada
Tidak ada Positif Sama dg pemeriksa
Hidung
Pemeriksaan Kelainan Deformitas Hidung luar Kelainan kongenital Trauma Radang Massa Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Dektra Tidak ada Sinistra Tidak ada
Sinus Paranasal
Pemeriksaan Dekstra Sinistra
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri ketok
Tidak ada
Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Pemeriksaan Vestibulum Kelainan Vibrise Radang Cukup lapang (N) Cavum nasi Sempit Lapang Lokasi Sekret Jenis Jumlah Bau Konka inferior Ukuran Warna Permukaan Edema Konka media Ukuran Warna Permukaan Edema Dekstra Ada Tidak ada Sempit Ada Mukopurulen Sedikit Eutrofi Merah muda Licin Tidak ada Sulit dinilai Sinistra Ada Tidak ada Sempit Ada Mukopurulen Sedikit Eutrofi Merah muda Licin Tidak ada Sulit dinilai -
Cukup lurus/deviasi Septum Permukaan Warna Spina Krista Abses Perforasi Lokasi Massa Bentuk Ukuran Permukaan Warna
Deviasi ke kiri Licin Merah muda Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Koana & dasar kavum Tidak ada nasi Sukar dinilai Sukar dinilai Sukar dinilai -
Konsistensi
Mudah digoyang Pengaruh vasokonstriktor
Sukar dinilai
Sukar dinilai Sukar dinilai
Bercak/eksudat
Dinding faring Warna Permukaan Ukuran Tonsil Warna Permukaan Muara kripti Detritus Eksudat
Tidak ada
Sukar dinilai T2 Merah muda Licin Tidak Melebar Tidak ada Tidak ada T2 Merah muda Licin Tidak Melebar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Merah muda Tidak ada Tidak ada
Perlengketan
pilar Warna Peritonsil Edema Abses
dengan
Lokasi Tumor Bentuk Ukuran Permukaan Konsistensi Gigi Karies/Radiks Kesan Warna Lidah
Merah muda Bentuk Deviasi Massa Normal Tidak ada Tidak ada
Laboratorium
Parameter Hb Ht Leukosit Trombosit 10 gr/dl 31% 14.400/mm3 399.000/ mm3 Hasil
Cl
Kalium Natrium
97 mmol/L
4,0 mmol/L 130 mmol/L
GDS
Ureum Darah Kreatinin Darah
87 mg/dl
25 ,g/dl 0,6 mg/dl
Diagnosis Kerja :
Diagnosis Banding : Limfoma maligna Pemeriksaan anjuran Nasofaringoskopi Laringoskopi direk Rontgen thorax AP lateral CT scan kepala dan leher Biopsi
Tatalaksana : IVFD RL 8 jam/kolf Ceftriaxone 2x1 gram (iv) Paracetamol 3 x 500 mg (po) INH 1 x 300 mg (po) Rifampicin 1 x 450 mg (po) Pyrazinamid 1 x 750 mg (po) Ethambutol 1 x 1000 mg (po) Prognosis: Quo ad Sanam : malam Quo ad Vitam : malam Quo ad Fungsionam : malam Quo ad Konsmetikum : malam
Follow Up
Selasa, 16 Juli 2013 S/ Demam (+), sesak nafas (+), batuk (+), nafsu makan baik O/ Status Generalis : KU Kes TD Nadi Nafas Suhu Sdg CMC 130/90 86x/I 25 x/i 38 0C Status lokalis : Telinga KND : kavum nasi sempit, tampak massa di koana dan dasar kavum nasi, sekret (+) mukopurulen KNS : kavum nasi sempit, septum terdorong ke kiri, secret (+) mukopurulen
Regio coli (d) Massa berukuran 10x6x3 cm, konsistensi kenyal padat, terfiksir, nyeri tekan (-) terdapat pada level II-III-IV-V. Regio coli (s) Massa ukuran 2x1x1 cm, konsistensi kenyal padat, tidak terfiksir, nyeri tekan (-) di level II Massa berjumlah 2 buah, ukuran 2x3x3 cm, konsistensi kenyal padat, tidak terfiksir, nyeri tekan (-), terdapat pada level IV
A/ Susp ca nasofaring stadium + limfadenitis TB P/ IVFD RL 8 jam/kolf Ceftriaxone 2x1 gram (iv) Paracetamol 3 x 500 mg (po) INH 1 x 300 mg (po) Rifampicin 1 x 450 mg (po) Pyrazinamid 1 x 750 mg (po) Ethambutol 1 x 1000 mg (po)
Rabu, 17 Juli 2013 S/ Demam (+), sesak nafas (+) berkurang, batuk (+) berkurang, nafsu makan baik O/ Status Generalis : KU Kes TD Nadi Nafas Suhu Sdg CMC 120/80 96x/i 28 x/i 37,7 0C Status lokalis : Telinga KND : kavum nasi sempit, tampak massa di koana dan dasar kavum nasi, sekret (+) mukopurulen KNS : kavum nasi sempit, septum terdorong ke kiri, secret (+) mukopurulen Regio coli (d) Massa berukuran 10x6x3 cm, konsistensi kenyal padat, terfiksir, nyeri tekan (-) terdapat pada level II-III-IV-V.
Regio coli (s) Massa ukuran 2x1x1 cm, konsistensi kenyal padat, tidak terfiksir, nyeri tekan (-) di level II Massa berjumlah 2 buah, ukuran 2x3x3 cm, konsistensi kenyal padat, tidak terfiksir, nyeri tekan (-), terdapat pada level IV A/ P/ Susp ca nasofaring stadium + limfadenitis TB IVFD RL 8 jam/kolf Ceftriaxone 2x1 gram (iv) Paracetamol 3 x 500 mg (po) INH 1 x 300 mg (po) Rifampicin 1 x 450 mg (po) Pyrazinamid 1 x 750 mg (po) Ethambutol 1 x 1000 mg (po)
Kamis, 18 Juli 2013 S/ Demam (+), sesak nafas (+) berkurang, batuk (+) berkurang, nafsu makan baik O/ Status Generalis : KU Kes TD Nadi Nafas Suhu Sdg CMC 120/80 96x/i 27 x/i 37,8 0C Status lokalis : Telinga KND : kavum nasi sempit, tampak massa di koana dan dasar kavum nasi, sekret (+) mukopurulen KNS : kavum nasi sempit, septum terdorong ke kiri, secret (+) mukopurulen
Regio coli (d) Massa berukuran 10x6x3 cm, konsistensi kenyal padat, terfiksir, nyeri tekan (-) terdapat pada level II-III-IV-V. Regio coli (s) Massa ukuran 2x1x1 cm, konsistensi kenyal padat, tidak terfiksir, nyeri tekan (-) di level II Massa berjumlah 2 buah, ukuran 2x3x3 cm, konsistensi kenyal padat, tidak terfiksir, nyeri tekan (-), terdapat pada level IV A/
P/
Diskusi
Pasien laki-laki berumur 30 tahun ini didiagnosa dengan suspek karsinoma nasofaring dan limfadenitis TB. Pasien ini mengeluhkan adanya hidung tersumbat, telinga berdenging, sesak nafas, rasa penuh di tenggorokan dan suara yang berubah menjadi serak..
Pasien seorang pengukir kayu dan suka berladang, perokok berat, sering mengkonsumsi mie instant, makanan dengan penyedap dan makanan yang panas dan pedas; yang merupakan factor resiko untuk terjadinya karsinoma nasofaring.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan massa di koana, sehingga pasien ini didiagnosis dengan suspek karsinoma nasofaring dan untuk menegakkan diagnosis akan dilakukan nasofaringoskopi, laringoskopi direk, biopsy, dan CT scan
Bengkak di leher pasien didahului oleh batuk lama disertai keringat malam, dan dari hasil biopsy KGB leher didapatkan hasil limfadenitis spesifik yang mengarahkan diagnosis ke leimfadenitis TB.
Pasien ini ditatalaksana dengan IVFD RL, paracetamol, antibiotic (ceftriaxone), dan terapi OAT fase intensif (rifampicin, isoniazid, ethambutol, dan pirazinamid) selama 2 bulan.
TERIMA KASIH