Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH STUDI ISLAM III TRANSPLANTASI ORGAN DALAM PANDANGAN ISLAM

DISUSUN OLEH: NABIAL CHIEKAL GIBRAN FUJI MARSELA ERLITA NAELARI !I DINAR KUSETIA#ATI AMALIA AGAMASI IRMA PRASTIKA (1108010115) (1108010117) (11080101"1)

FAKULTAS FARMASI UNI$ERSITAS MUHAMMADI%AH PUR#OKERTO "01&

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Subhannahuwataala atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah Studi Islam III ini dengan judul Transplantasi organ dalam pandangan Islam. Makalah ini disusun dan dikembangkan dengan tujuan untuk memenuhi target pembelajaran mata kuliah Studi Islam III mengenai bagaimana Islam memandang transplantasi organ. Mengingat bahwa dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Islam mempunyai standar aturan bagi masyarakatnya. Allah Swt ber irman! Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (!S '()B'*'+', -".: 178) Makalah ini membahas tentang de inisi transplantasi, "ara-"ara transplantasi, tujuan transplantasi dan bagaimana islam memandang transplantasi tersebut. #ntuk itu kami berharap dengan makalah ini dapat membantu kelompok kami dan mahasiswa yang lain dalam mengkaji dan memahami lebih baik lagi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam terutama tentang konsep bagaimana Islam dalam memandang transplantasi organ tersebut. Akhir kata, saran dan kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah Studi Islam III selanjutnya.

P/+0123+415 O24163+ "01&

TIM PEN%USUN

ii

DAFTAR ISI $A%AMAN &#'#%..................................................................................................i (A)A P*N+AN)A,................................................................................................ii 'A-)A, ISI..............................................................................................................iii .A. I P*N'A$#%#AN..................................................................................../ /. P*N+*,)IAN ),ANSP%AN)ASI 0,+AN1111111....../ 2. S*&A,A$ ),ANSP%AN)ASI 0,+AN111111.................3 .A. II P*M.A$ASAN........................................................................................4 /. ),ANSP%AN)ASI 0,+AN 'A%AM P*,SP*()I- IS%AM............4 2. ASP*( $#(#M ),ANSP%AN)ASI 'A%AM ##'11111.. 5 6. ASP*( *)I( ),ANSP%AN)ASI111.....................1111../7 .A. III P*N#)#P............................................................................................../2 'A-)A, P#S)A(A.............................................................................................../6

iii

BAB I PENDAHULUAN TRANSPLANTASI ORGAN DALAM PANDANGAN ISLAM

A7 PENGERTIAN TRANSPLANTASI ORGAN )ransplantasi adalah perpindahan sebagian atau seluruh jaringan atau organ dari satu indi8idu pada indi8idu itu sendiri atau pada indi8idu lainnya baik yang sama maupun berbeda spesies. Saat ini yang la9im di kerjakan di Indonesia saat ini adalah pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yang sama. )ransplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak atau tak ber ungsi pada penerima dengan organ lain yang masih ber ungsi dari pendonor.

.erikut terdapat 389'4 :3;<= 4+';=9(';4'=< /. )ransplantasi Autogra t ! yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi. 2. )ransplantasi Alogenik ! yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga. 6. )ransplantasi Isogra ! yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada gambar identik. :. )ransplantasi ;enogra t !yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama spesiesnya. 0rgan atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang hidup atau dari jena9ah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri dide inisikan kematian batang otak. 0rgan-organ yang diambil dari donor hidup seperti ! kulit ginjal sumsum tulang dan darah <trans usi darah=. 0rgan-organ yang diambil dari jena9ah adalah jantung,hati,ginjal,kornea,pan"reas,paru-paru dan sel otak. Semua upaya dalam bidang transplantasi tubuh tentu memerlukan peninjauan dari sudut hokum dan etik kedokteran. Menurut >holil #man </??:=, Pen"angkokan adalah pemindahan organ tubuh yang mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak ber ungsi dengan baik, yang apabila apabila diobati dengan prosedur medis biasa. $arapan klien untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.

Ada & 4<93 >1;1+ 1+?'; tubuh @ /. 'onor dalam keadaan hidup sehat ! tipe ini memrlukan seleksi yang "ermat dan pemeriksaan kesahatan yang lengkap, baik terhadap donor maupun resipien untuk menghindari kegagalan karena penolakan tubuh oleh resipien dan untk men"egah resiko bagi donor. 2. 'onor dalam keadaan koma atau diduga akan meninggal dengan sege. #ntuk tipe ini pengambilan organ donor memrlukan alat "ontrol kehidupan misalnya alat bantu perna asan khusus . Alat .antu akan di"abut setelah pengambilan organ selesai. itu. 6. 'onor dalam keadaan mati. )ipe ini merupakan tipe yang ideal , sebab se"ara medis tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal se"ara medis dan yuridis. T<93 D1;1+ 1 'onor dalam keadaan sehat. Aang dimaksud disini adalah donor anggota tubuh bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup. 'onor sema"am ini hukumnya boleh. (arena Allah Swt memperbolehkan memberikan pengampunan terhadap isash maupun diyat. Allah Swt ber irman! AB @ C DDEDFG H I A DJ K L M NO K DDP A DHQ R H DS KT U V WDDDX H DDY AZ K DDF [ K DDDN A DHS\ K] M \^ H\ H_ H ` K _ Aa Cb A Dc H SWF Kd M WDe H DEQWDf Hg M Nh A [ H KN A Di K\ HI AJ K [ CS Hj HO K Dk C I Ac Hf H Mc l HY AG H_ H Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi ma`af dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih. (T!S '()B'*'+', -".: 178) Namun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat. Aaitu, donor tersebut tidak mengakibatkan kematian si pendonor. Misalnya, dia mendonorkan jantung, limpha atau paru-parunya. $al ini akan mengakibatkan kematian pada diri si

pendonor. Padahal manusia tidak boleh membunuh dirinya, atau membiarkan orang lain membunuh dirinya@ meski dengan kerelaannya.

Allah Swt ber irman! AB @ C DDX H O C DADDm\ H \n Co CpDDAqDDHQ r H_ H !an "anganlah kamu membunuh dirimu. (T!S ';)N<=' -s.: "t)7 Selanjutnya Allah Swt ber irman! E DDDv u HS A WDDKF r w\ K x\ y Ha w DDHY zp K DwS\ { H O A D|}S\ \n Co CpDDAqDDHQ r H_ H !an "anganlah kamu mendekati perbuatan#perbuatan yang ke"i, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan "anganlah kamu membunuh "i$a yang diharamkan %llah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. (!S '()A;~'8 -.: 151) Sebagaimana tidak bolehnya manusia mendonorkan anggota tubuhnya yang dapat mengakibatkan terjadinya pen"ampur-adukan nasab atau keturunan. Misalnya, donor testis bagi pria atau donor indung telur bagi perempuan. Sungguh Islam telah melarang untuk menisbahkan dirinya pada selain bapak maupun ibunya. Allah Swt ber irman! Ibu#ibu mereka tidak lain hanyalah $anita yang melahirkan mereka. (T!S '()M/:'><(', -58.: ") Selanjutnya ,asulullah saw bersabda! &Barang siapa yang menasabkan dirinya pada selain bapaknya, atau mengurus sesuatu yang bukan urusannya maka atas orang tersebut adalah laknat %llah, Malaikat dan seluruh manusia'. Sebagaiman sabda Nabi saw! BBarang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bapaknya maka surga haram atasnya' .egitu pula dinyatakan oleh beliau saw!

B(anita manapun yang telah mamasukkan nasabnya pada suatu kaum padahal bukan bagian dari kaum tersebut maka dia terputus dari %llah, dia tidak akan masuk surga) dan laki#laki manapun yang menolak anaknya padahal dia mengetahui (bah$a anak tersebut anaknya) maka %llah menghi"ab !iri#*ya dari laki#laki tersebut, dan %llah akan menelan"angi (aibnya) dihadapan orang#orang yang terdahulu maupun yang kemudian'. Imam .ukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Masud ,a, dia berkata! A Dk I H WDDDHDmWDHD} H DDHf j K P Ap H DDX A H mr H H x\ H nD CG H WDH : WDH}Do A DCDqDf H ] M WDDHXm K WDH}DDHS { H DDN A DHS j E eDKDw}S\ HJ H \_ A C DD A Dm H WD}D C RS KT H. (ami dulu pernah berperang bersama ,asulullah sementara pada kami tidak ada isteriCisteri. (ami berkat !DEahai ,asulullah bolehkah kami melakukan pengebirian FD Maka beliau melarang kami untuk melakukannya,D Adapun donor kedua testis maupun kedua indung telur, hal tersebut akan mengakibatkan kemandulan@ tentu hal ini bertentangan dengan perintah Islam untuk memelihara keturunan. T<93 >1;1+ " hukum Islam pun tidak membolehkan karena salah satu hadist mengatakan bahwa DTidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri orang lain.D <$,. Ibnu Majah=. Aakni penjelasannya bahwa kita tidak boleh membahayakan orang lain untuk keuntungan diri sendiri. Perbuatan tersebut diharamkan dengan alasan apapun sekalipun untuk tujuan yang mulia. T<93 D1;1+ & Menurut hukum Islam ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan. Aang 83861(3,2'; menggantungkan pada syarat sebagai berikut! /. ,esipien <penerima organ= berada dalam keadaan darurat yang mengan"am dirinya setelah menmpuh berbagai upaya pengobatan yang lama 2. Pen"angkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang lebih gawat 6. )elah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk menolong bukan untuk memperjual-belikan yang 4<>'2 83861(3,2'; alasannya !

Seseorang yang sudah mati

tidak dibolehkan menyumbangkan organ

tubuhnya atau mewasiatkan untuk menyumbangkannya. (arena seorang dokter tidak berhak meman aatkan salah satu organ tubuh seseorang yang telah meninggal dunia untuk ditransplantasikan kepada orang yang membutuhkan. Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SE) telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana orang hidup. 'an Allah telah mengharamkan pelanggaran terhadap pelanggaran kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran kehormatan orang hidup.'iriwayatkan dari Aisyah #mmul Muminin ,A bahwa ,asulullah SAE bersabda! WDN DDY H Ka KX A DDB H H K DDN E DHc A S\ @ C DD Ak H a H DDX H D H BMeme"ahkan tulang mayat itu sama saja dengan meme"ahkan tulang orang hidupD <$,. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu $ibban= )indakan men"ongkel mata mayat atau membedah perutnya untuk diambil jantungnya atau ginjalnya atau hatinya untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkan dapat dianggap sebagai men"in"ang mayat. Padahal Islam telah melarang perbuatan ini. Imam .ukhari telah meriwayatkan dari Abdullah bin Gaid Al-Anshasi ,A, dia berkata ! K DDo l wD H Dc C S\_ H je K D A} DS\ I Kk H x\ C n A DD CG H z H DHm B ,asulullah SAE telah melarang < mengambil = harta hasil rampasan dan men"in"ang <mayat musuh =.D<$.,. .ukhari=
B7 SEJARAH TRANSPLANTASI ORGAN )ransplantasi jaringan mulai dipikirkan oleh dunia sejak :777 tahun silam menurut manus"rip yang ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai eksperimen transplantasi jaringan yang pertama kali dilakukan di Mesir sekitar 2777 tahun sebelum diutusnya Nabi Isa as. Sedang di India beberapa puluh tahun sebelum lahirnya Nabi Isa as.seorang ahli bedah bangsa $indu telah berhasil rnemperbaiki hidung seorang tahanan yang "a"at akibat siksaan, dengan "ara mentransplantasikan sebagian kulit dan jaringan iemak yang diambil dari. lengannya. Pengalaman inilah yang merangsang +aspare )aglia"osi, seorang ahli bedah Itali, pada tahun /S?4M untuk raen"oba rnemperbaiki "a"at hidung seseorang dengan menggunakan kulit milik kawannya. Pada ujung abad ke-/? M para ahli bedah, baru berhasil mentransplantasikan jaringan, namun sejak penemuan &ohn Murphy pada tahun /5?4 yang berhasil menyambung pembuluh darah pada binatang per"obaan, baruiah terbuka pintu per"obaan mentransplantasikan organ dari manusia ke manusia lain. Per"obaan yang telah dilakukan terhadap binatang akhirnya

berhasil, meskipun ia menghabiskan Eakt# >lilHip lama yaitu Sat# setengah abad. Pada tahun /?3:. M 'r. &.*. Murray berhasil mentransplantasikan ginjaI k"pada seorang anak yang. berasal dari saudara kembarnya yang membawa perkembangan pesat dan ltbib muju dalam bidang transplautasi. )atkala Islam mun"ul pada abad ke-4 Maselu, liinu bedah sudah. dikenal di berbagai negara dunia, khususnya negara-negara maju saat itu, seperti dua negara adi daya ,omawi dan Persi.Naroun pen"angkokan jaringan belum mengalami perkembangan yang berarti, meskipun sudah ditempuh b"rbagai upaya untuk mengembangkannya.Selama ribuan tahun setelah melewati bantak eksperirnen baruiah berhasil pada akhir abad ke-/? M, untuk pen"angkokan jaringan, dan pada pertengahan abad ke-27 M untuk pen"angkokan organ manusia. 'i masa Nabi saw. negara Islam telah memperhatikan rnasalah kesehatan rakyat, bahkan senantiasa berupaya menjamin kesehatan dan pengobatan bagi seluruh rakyatnya se"ara "uma-"uma. Ada beberapa dokter ahli bedah di masa Nabi yang "ukup terkenal seperti Al-$arth bin (ildah dan Abu ,amtah ,a aah, juga ,a idah al Aslamiyah dari kaum wanita. Meskipun pen"angkokan organ tubuh belum dikenal oleh dunia saat itu, namun operasi plastik yang menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal di masa Nabi saw,, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Abu 'aud dan )irmid9i dari Abdurrahman bin )har ah <Sunan Abu 'awud, hadits. no.:262= Bbahwa kakeknya JAr ajah bin Asad pernah terpotong hidungnya pada perang (ulab, lalu ia memasang hidung <palsu= dari logam perak, namun hidung tersebut mulai membau <membusuk=, raaka Nabi saw. menyoruhnya untuk memasang hidung <palsu= dari logam etnasD. Imam Ibnu Saad dalam )habaKatnya HllL35= juga telah meriwayatkan dari EaKid bin Abi Aaser bahwa J#tsman <bin JA an= pernah memasang mahkota gigi dari emas, supaya giginya lebih kuat <tahan lama=. Pada periode Islam selanjutnya berkat doktrin Islam tentang urgensi kedokteran mulai bertebaran karya-karya monumental kedokteran yang banyak memuat berbagai praktek kedokteran! termasuk transplantasi dan sekaligus men"uatkan banyak nama besar dari ilmuwan muslim dalam bidang kesehatan dan ilmu kedokteran, diantaranya adalah@ Al-,o9y <)hi23/-6// $.= yang telah raenemukan dan membedakan pembuluh 8ena dan arteri disamping banyak membahas masalah kedokteran yang lain seperti, bedah tulang dan gips dalam bukunya Al-Athibba, %ebih jauh dari itu, mereka bahkan telah merintis proses spesialisasi berbagai! kajian dari suatu bidang dan disiplin. A9-Gahrawi ahli kedokteran muslim yang meninggal di Andalusia sesudah tahun :77-an $ijriyah telah berhasil dan menjadi orang pertama yang memisahkan ilmu bedah dan memadikannya subjek tersendiri dari bidang Ilmu (edokteran. .eliau telah menulis sebuah buku besar yang monumental dalam bidang kedokteran khususnya ilmu bedah dan diberi judul BAt-tashri . .uku ini telah menjadi re erensi utama dii *ropa dalam bidang kedokteran selama kurang-lebih lima abad dan sempat diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia termasuk bahasa latin pada tabun /:?4 M. 'an pada tahun /445 M. di"etak dan diterbitkan di %ondon dalam 8ersi arab dan latin sekaligus. 'an masih banyak lagi nama-nama populer lainnya seperti Ibnu Sina.

BAB II PEMBAHASAN PANDANGAN ISLAM TERHADAP TRANSPLANTASI ORGAN A7 TRANSPLANTASI ORGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Sampai saat ini, transplantasi organ tubuh yang banyak dibi"arakan di kalangan ilmuan dan agamawan adalab mengenai tiga ma"am organ tubuh yaitu mata, ginjal, dan jantung, $al ini dapat di makluni karena organ tubuh tersebut sangatlah 8ital bagi kehidupan manusia. Namun, sebagai akibat ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin "anggih, maka di masa yang akan datang, transplantasi mungkin juga berhasil dilakukan untuk organorgan tubuh lainnya, mularai dari kaki dan telapaknya sampai kepalanya, termasuk organ tubuh bagian dalam, seperti rahim wanita. Namun apa yang bisa di"apai oleh teknologi, belum tentu diterima begitu saja oleh agama dan hukum yang ada dimasyarakat. Mengingat bahwa transplantasi adalah masalah ijtihadi yang dalil-dalilnya tidak disebut se"ara eksplisit di dalam al-Kuran dan hadis. #ntuk menentukan hukum boleh tidaknya transplantasi organ tubuh, perlu dilihat kapan pelakasanaannya. Sebagaimana dijelaskan ada tiga keadaan transplantasi dilakukan, yaitu jika pada saat donor masih hidup sehat dan donor ketika sakit <koma= dan didiuga kuat akan meninggal dan donor dalam keadaan sudah meninggal, .erikut hukum transplantasi sesuai keadaannya masing-masing. Pertama, apabila pen"angkokan tersebut dilakukan, di mana donor dalam keadaan sehat wal a iat, maka hukumnya menurut Pro 'rs. Masy uk Guhdi, dilarang <haram= berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut, Allahber irmandalam surat Al-.aKaroah /?3 yang artinyaB 'anjanganlahkamumenjatuhktm dirimu ke dalam kebinasaahD 'alam kasus ini, orang yang menyumbangkan sebuah mata atau ginjalnya kepada orang lain yang buta atau tidak mempunyai ginjal kemungkin ia akan menghadapi resiko sewaktu-waktu merigalami tidak normalnya atau tidak ber ungsinya mata atau ginjalnya yang tinggal sebuah itu. (edua, apabila transplantasi dilakukan terhadap donor yang dalam keadaan sakit <koma= atau hampir meninggal, maka hukum Islam pun tidak membolenkan berdasarkan alasan-alasan sebagaimana hadits ,asulu#ah mengatakan yang Artinyai)ttM boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri orang lainD <$,. Ibnu Majah=, 'alain kasus ini adalah membuat madaharat pada diri orang lain, yakni pendonor yang dalam keadaan sakit <koma=. 0rang tidak boleh menyebabkan matinya orang lain. 'alam kasus ini orang yang sedang sakit <koma= akan meninggal dengan diambil organ tubuhnya tersebut. Sekalipun tujuan dari pen"angkokan tersebut adalah mulia, yakni untuk menyembuhkan sakitnya orang lain <resipien=.

(etiga, apabila pen"angkokan dilakukan ketika pendonor telah meninggal, baik se"ara medis maupun yuridis, maka menurut hukum Islam ada yang membolenkan dan ada yang mengharamkan. Aang membolebkan menggantungkan pada dua syarat sebagai berikut@ pertama ,esipien dalam keadaan darurat, yang dapat mengan"am jiwanya dan ia sudah menempuh pengobatan se"ara medis dan non medis, tapi tidak berhasil. kedua Pen"angkokan tidak menimbulkan komplikasi penyakit yang lebih berat bagi repisien dibandingkan dengan keadaan sebelum pen"angkokan. Adapun alasan ra"mbolehkannya adalah sebagaimana yang disenyalir dalam Al Huran Surat AI .aKarah /?3 yang berbunyi! B'an belanjakanlah <harla bendamu= dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang berbuat baikD. Ayat tersebut se"ara analogis dapat di ahami, bahwa Islam tidak membenarkan pula orang membiarkan dirinya dalam keadaan bahaya atau tidak berrungsi organ tubuhnya yang sangat 8ital, tanpa ausaha-usaha penyembuhan termasuk pen"angkokan di dalamnya. 'alam Surat Al-Maidah! 62 juga disinggung yang artinya adalah B'an barang siapa yang memelihara kehtdupan seorang manusia, maka seolah-oiah ia memelihara kehidupan manusia seluruhnya.D Ayat ini sangat menghargai tindakan kemanusiaan yang dapat menyeleraatkan jiwa manusia. 'alam kasus ini seseorang yang dengan ikhlas menyumbangkan organ tubuhnya setelah meninggal, maka Islam membolehkan, .ahkan memandangnya sebagai amal perbuatan kemanusiaan yang tinggi nilainya, lantaran menolong jiwa sesaraa manusia atau membantu ber ungsinya kerabali organ tubuh sesamanya yang tidak berrungsi. Nabi sendiri dalam $aditsnya bersabda! B.erobatlah wahai hamba Allah, karen sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit ke"uali 'ia meletakkan jua obatnya, ke"uali satu penyakit yang tidak ada obatnya, yaitu penyakit tua.D 'alam kasus ini, pengobatannya adalah dengan "ara transplantasi organ tubuh. 'alam@ (aidah hukum Islam juga dissbutkan!D(emadharatan harus dihilangkanD tentunta dalam kasus ini bahaya <penyakit= harus dihilangkan dengan "ara transplantasi.

B7

ASPEK HUKUM TRANSPLANTASI DALAM UUD

'ari segi hukum, transplantasi organ dan jaringan sel tubuh dipandang sebagai suatu usaha mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan yang melawan hokum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan. )etapi karena adanya penge"ualian maka perbuatan tersebut tidak lagi dian"am pidana dan dapat dibenarkan. )ransplantasi dengan donor hidup menimbulkan dilema etik, dimana transplantasi pada satu sisi dapat membahayakan donor namun di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien <resipien=. 'i beberapa negara yang telah memiliki #ndang-#ndang )ransplantasi, terdapat pembalasan dalam pelaksanaan transplantasi, misalnya adanya larangan untuk transplantasi embrio, testis, dan o8arium baik untuk

tujuan pengobatan maupun tujuan eksperimental. Namun ada pula negara yang mengi9inkan dilakukannya transplantasi organ-organ tersebut di atas untuk kepentingan penelitian saja. 'iindonesia sudah ada undang undang yang membahasnya yaitu ## No.6M )ahun 277? mengenai transplantasi ! Pasal M: </= Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui transplantasi organ danLatau jaringan tubuh, implan obat danLatau alat kesehatan, bedah plastik dan rekonstruksi, serta penggunaan sel pun"a. <2= )ransplantasi organ danLatau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat </= dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan. <6= 0rgan danLatau jaringan tubuh dilarang diperjualbelikan dengan dalih apapun. Pasal M3 </= )ransplantasi organ danLatau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di asilitas pelayanan kesehatan tertentu. <2= Pengambilan organ danLatau jaringan tubuh dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan pendonor danLatau ahli waris atau keluarganya. <6= (etentuan mengenai syarat dan tata "ara penyelenggaraan transplantasi organ danLatau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat </= dan ayat <2= ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Pasal MM )ransplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan, hanya dapat dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan keman aatannya. Pasal M4

</= Pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta dilakukan di asilitas pelayanan kesehatan tertentu. <2= (etentuan mengenai syarat dan tata "ara pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat </= dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal M5 </= Pemasangan implan obat danLatau alat kesehatan ke dalam tubuh manusia hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta dilakukan di asilitas pelayanan kesehatan tertentu. <2= (etentuan mengenai syarat dan tata "ara penyelenggaraan pemasangan implan obat danLatau alat kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat </= ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

C7

ASPEK ETIK TRANSPLANTASI

)ransplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan kegagalan ungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan dalam (0'*(I,yaitu! Pasal 2. Seorang dokter harus senantiasa melakukan pro esinya menurut ukuran tertinggi. Pasal /7. Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan kewajibannya melindungi hidup insani. Pasal //. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan penderita. Pasal-pasal tentang transplantasi dalam PP No. /5 tahun /?5/,pada hakekatnya telah men"akup aspek etik,mengenai larangan memperjual belikan alat atu jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi atau meminta kompensasi material.Aang perl u diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan saat mati seseorang akan

/7

diambil organnya,yang dilakukan oleh <2= orang dokter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi,ini erat kaitannya dengan keberhasilan transplantasi,karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik hasilnya.tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang akan diambil organnya harus benar-benar meninggal dan penentuan saat meninggal dilakukan dengan pemeriksaan elektroense alogra i dan dinyatakan meninggal jika terdapat kematian batang otak dan sudah pasti tidak terjadi perna asan dan denyut jantung se"ara spontan.pemeriksaan dilakukan oleh para dokter lain bukan dokter transplantasi agar hasilnya lebih objekti .

//

BAB III PENUTUP A7 KESIMPULAN

'ari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut! /. )ransplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor hidup sehat maka hukumnya haram. 2. )ransplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor sakit <koma=, hukumnya haram. 6. )ransplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor telah meninggal, ada yang berpendapat boleh dan ada yang berpendapat haram. :. #ndang C undang yang mengatur tentang transplantasi organ terdapat dalam ## No. 6? )ahun 277? pasal M: C 47 )ransplantasi merupakan hal yang sangat rumit dalam pengambilan tindakan yang tepat, karena banyak pendapat yang menentang dan mendukung tentang pelaksanaan transplantasi dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. dari uraian pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hukum pelaksanaan transplantasi organ itu bergantung pada alasana mengapa harus melakukan hal tersebut. jika alasannya tidak mendukung maka kegiatan transplantasi tesebut sangat dilarang dan hukumnya haram serta ilegal.

/2

DAFTAR PUSTAKA

Ahkamul -uKaha, +olusi ,roblematika %ktual -ukum Islam, .eputusan Mu/tamar, Munas dan .ombes *ahdlatul 0lama/ /?2M-277:, <M, khalista, Surabaya, 2774= "et.III, hal.:3? http!LLpabondowoso."omLberita-/12#pandangan3hukumrislam#terhadap# transplantasi#organ#tubuh#dan#tranfusi#darah.html http!LLbuyung67,wordpr"ss."omL277?L72L24Lse"arah#transplantasi#dan#hukum#donor# "aringan#tubuh#menurut#islam4 (utbuddin Aibak, .a"ianfi ih .ontemporer, <yokyakarta, sukses o set, 277?= "et.I, hal./2/ Al-.aghdadi, %tthib Minal kitab $a al#sunnah, hal./54 *brahim, Abul -adl Mohsin. 5ikih kesehatan. Penerbit Serambi. &akarta. 2774 $ana iah,&usu ./???.6tika .edokteran dan -ukum .esehatan.&akarta!*+>

/6

Anda mungkin juga menyukai