Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS CbD KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RSUD KUDUS KATARAK SENILIS IMMATUR OD

Oleh : Dyah Carano Fitri 01.209.5887

Pembimbing : dr. DjokoHeru Santoso, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Periode : 10 Juni 2013 6 Juli 2013
1

STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama lengkap Umur Agama Pekerjaan Alamat No. RM : Tn. Sujali : 52 tahun : Islam : Penjahit : Jebol Mayong, Jepara : 655.774

Tanggal Pemeriksaan : 12 Juni 2013

II. ANAMNESIS Anamnesis secara Keluhan Utama : Autoanamnesis dan Alloanamnesis pada tanggal 12 Juni 2013 :

Penglihatan kabur pada mata kanan Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Kudus dengan keluhan mata kanan kabur sejak 5 tahun yang lalu, makin lama makin kabur. Pasien sering kesulitan menjalani pekerjaannya sebagai penjahit karena pandangannya kabur. Pasien merasa pandangannya berkabut, matanya tidak cekot-cekot, tidak ada riwayat trauma pada kedua mata, tidak ada gatal dan tidak ada perih. Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Hipertensi (-) Riwayat Diabetes melitus (-) Riwayat asma (-) Riwayat alergi (-) Riwayat trauma mata (-) Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keadaan serupa.

Riwayat sosial ekonomi

Pasien bekerja sebagai penjahit. Berobat menggunakan jamkesmas.

III. PEMERIKSAAN FISIK A. VITAL SIGN Tensi (T) Nadi (N) Suhu (T) : : : 130/80 mmHg 80x/ menit 35,6 C 20 x/menit Baik Compos mentis Cukup

Respiration Rate (RR) : Keadaan Umum Kesadaran Status Gizi : : :

B. STATUS OFTALMOLOGI Gambar:

OD

OS

Keterangan: 1. Lensa keruh sebagian 2. Arkus senilis

OCULI DEXTRA(OD)
1/

PEMERIKSAAN Visus Koreksi

OCULI SINISTRA(OS) 2/60 Tidak dikoresi Gerak bola mata normal,

tidakdikoreksi Gerak bola mata normal,

enoftalmus (-), eksoftalmus (-), strabismus (-) Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan(-), blefarospasme (-), lagoftalmus (-), ektropion (-), entropion (-) Edema (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-), infiltrat (-), hiperemis (-) Putih Bulat, edema (-), keratik presipitat(-) ,infiltrat (-), sikatriks (-) Arkus senilis (+) hipopion (-), hifema (-) Kripta(+),warnacoklat,(-), edema(-), synekia (-) (+) bulat, diameter : 3mm, letak sentral, refleks pupil langsung (+), refleks pupil tak langsung (+) keruh sebagian Lensa Pupil Iris Shadow Test Camera Oculi Anterior (COA) Kornea Sklera Konjungtiva Palpebra Bulbus okuli

enoftalmus (-), eksoftalmus (-), strabismus (-) Edema (-), hiperemis(-), nyeri tekan (-), blefarospasme (-), lagoftalmus (-) ektropion (-), entropion (-) Edema (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-), infiltrat (-), hiperemis (-) Putih Bulat, edema (-), keratik presipitat(-), infiltrat (-), sikatriks (-) Arkus senilis (+) hipopion (-) hifema (-) Kripta(+),warnacoklat,(-), edema(-), synekia (-), (-) bulat, diameter 3 mm, letak sentral, refleks pupil langsung (+), refleks pupil tak langsung (+) jernih

Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai

Vitreus

Jernih Papil NII bulat, batas tegas,

Retina

CDR 0.3 4

ablatio (-), eksudat (-) (+) (+) + suram N Epifora (-), lakrimasi(-) Proyeksi sinar Persepsi Warna Fundus Refleks TIO Sistem Lakrimasi (+) (+) + cemerlang N Epifora (-), lakrimasi(-)

IV. RESUME Subjektif: Penglihatan kedua mata kabur sejak 5 tahun yang lalu. Terutama mata kanan. Penglihatan berkabut namun tidak cekot-cekot. Penglihatan yang kabur membuat pekerjaan pasien sebagai penjahit terganggu tidak ada riwayat trauma pada kedua mata.

Objektif: OCULI DEXTRA(OD)


1/

PEMERIKSAAN Visus

OCULI SINISTRA(OS) 2/60 Bulat, edema (-),

Bulat, edema (-), keratik presipitat(-) ,infiltrat (-), sikatriks (-) Arkus senilis (+) (+) Keruh sebagian Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai Shadow Test Lensa Vitreus Retina Kornea

keratik presipitat(-), infiltrat (-), sikatriks (-) Arkus senilis (+) (-) Agak keruh Jernih Papil NII bulat, batas tegas, CDR 0.3 ablatio (-), eksudat (-)

(+) (+) suram cemerlang

Proyeksi sinar Persepsi Warna Fundus Refleks

(+) (+) Cemerlang

V. DIAGNOSA BANDING 1. OS Katarak senilis immatur 2. OS Katarak senilis matur

VI. DIAGNOSA KERJA OD Katarak senilis immatur

Dasar diagnosis: Penglihatan mata kanan kabur Terdapat kekeruhan lensa sebagian Shadow test (+)

VII. TERAPI Operatif: Ektraksi katarak, baik secara EKEK maupun EKIK disertai dengan pemberian IOL (Intra Okuler Lensa).

VIII. PROGNOSIS OKULI DEKSTRA (OD) Quo Ad Visam Quo Ad Sanam : : Dubia ad bonam Dubia ad bonam Ad bonam Ad bonam OKULISINISTRA(OS) Dubia ad bonam Ad bonam Ad bonam Ad bonam

Quo Ad Kosmetikam : Quo Ad Vitam :

IX. USUL DAN SARAN Usul : Saran: Gunakan tetes mata secara teratur Konsumsi obat secara teratur Dilakukan pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui kelainan pada retina. Dilakukan Pemeriksaan Gula Darah. Lakukan operasi EKEK + IOL OD

Kontrol 1 minggu setelah pengobatan maupun jika ada keluhan-keluhan pada mata.

Lindungi mata dari debu ataupun benda asing

TINJAUAN PUSTAKA KATARAK A. DEFINISI Katarak adalah suatu keadaan di mana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh.Katarak berasal dari bahasa Yunani cataracta yang berarti air terjun. Asal kata ini mungkin sekali karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu seperti tertutup oleh air terjun di depan matanya akibat. Seorang dengan katarak akan melihat benda seperti ditutupikabut. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau keduanya.

B. KLASIFIKASI KATARAK Berdasarkan waktu perkembangannya katarak diklasifikasikan menjadi

katarak kongenital, katarak juvenil dan katarak senilis. 1. Katarak kongenital dapat berkembang dari genetik, trauma atau infeksi prenatal dimana kelainan utama terjadi di nukleus lensa. Kekeruhan sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu lahir dan umumnya tidak meluas dan jarang sekali mengakibatkan keruhnya seluruh lensa 2. Katarak juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir.Kekeruhan lensa terjadi pada saat masih terjadi perkembangan serat-serat lensa.Biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan disebut sebagai soft cataract. Katarak juvenil biasanya merupakan bagian dari satu sediaan penyakit keturunan lain. 3. Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai. Telah diketahui bahwa katarak senilis berhubungan dengan bertambahnya usia dan berkaitan dengan proses penuaan lensa.

Berdasarkan stadiumnya, katarak dibagi menjadi stadium insipien, stadium imatur,stadium matur, dan stadium hipermatur.

1.

Stadium insipien. Stadium yang paling dini, yang belum menimbulkan gangguan visus. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercakbercak seperti baji (jari-jari roda),terutama mengenai korteks anterior, sedangkan aksis relatif masih jernih. Gambaran ini disebut spokes of a wheel yang nyata bila pupil dilebarkan.

2.

Stadium imatur. Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Kalau tidak ada kekeruhan di lensa, maka inar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan dibagian posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan, terlihat di pupil ada daerah yang terang sebagai refleks pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap,akibat bayangan iris pada lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+)

3.

Stadium matur . Pada stadium ini lensa telah menjadi keruh seluruhnya, sehingga semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali di permukaan anterior lensa. Tak ada bayangan iris. Shadow test (-). Di pupil tampak lensa yang seperti mutiara. Shadow test membedakan stadium matur dari imatur, dengan syarat harus diperiksa lebih lanjut dengan midriatika,oleh karena pada katarak polaris anterior juga terdapat shadow test (-), karena kekeruhan terletak di daerah pupil. Dengan melebarkan pupil, akan tampak bahwa kekeruhan hanya terdapat pada daerah pupil saja. Kadang-kadang, walaupun masih stadium imatur, dengan koreksi, visus tetap buruk, hanya dapat menghitung jari, bahkan dapat lebih buruk lagi1/300 atau satu per tak hingga, hanya ada persepsi cahaya, walaupun lensanya belum keruh seluruhnya. Keadaan ini disebut vera matur.

4.

Stadium hipermatur. Korteks lensa yang konsistensinya seperti bubur telah mencair, sehingga nukleus lensa turun oleh karena daya beratnya ke bawah. Melalui pupil, pada daerah yang keruh, nukleus ini terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian bawah, dengan warna yang lain daripada bagian yang diatasnya, yaitu kecoklatan. Pada stadium ini juga terjadikerusakan kapsul lensa, yang menjadi lebih permeabel, sehingga isi korteks yang cair dapat keluar dan lensa menjadi kempis, yang di bawahnya terdapat nukleus lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.

Pada perjalanan dari stadium I ke stadium IV, dapat timbul suatu keadaan yang disebut intumesensi yaitu penyerapan cairan bilik mata depan oleh lensa sehingga lensamenjadi cembung dan iris terdorong ke depan, bilik mata depan menjadi dangkal. Hal ini tidak selalu terjadi.Pada umumnya terjadi pada stadium II. Selain itu terdapat jenis katarak lain : Katarak rubella : Ditularkan melalui Rubella pada ibu hamil

Katarak Brunesen Katarak yang berwarna coklat sampai hitam, terutama pada nucleus lensa Dapat terjadi pada pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi.

Katarak Komplikata : Katarak akibat penyakit mata lain seperti radang dan proses degenerasi. Mempunyai tanda khusus yaitu selamanya dimulai di korteks atau dibawah kapsul menuju ke korteks atau dibawah kapsul menuju sentral Pada lensa terlihat kekeruhan titik subkapsular ayng sewaktu-waktu menjadi katarak lamelar.

Katarak Diabetik : Akibat adanya penyakit Diabetes Mellitus. Meningkatkan insidens maturasi katarak >> 9

Pada lensa terlihat kekeruhan tebaran salju subkapsularyang sebagian jernih dengan pengobatan.

Katarak Sekunder Adanya cincin Soemmering (akibat kapsul pesterior yang pecah) dan Mutiara Elsching (epitel subkapsular yang berproliferasi) Katarak Traumatika Dapat terjadi akibat trauma mekanik, agen-agen fisik (radiasi, aruslistrik, panas dan dingin) (Ilyas, 2009)

C. PATOFISIOLOGI Lensa mengandung tiga komponen anatomis yaitu : Nukleus zone sentral Korteks perifer Kapsul anterior dan posterior

Sebagian besar katarak terjadi karena suatu perubahan fisik dan perubahan kimia pada protein lensa mata yang mengakibatkan lensa mata menjadi keruh.Perubahan fisik (perubahan pada serabut halus multiple (zonula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar lensa) menyebabkan hilangnya transparansi lensa. Perubahan kimia pada protein inti lensa mengakibatkan pigmentasi progresif sehingga nukleus menjadi kuning atau kecokelatan juga terjadi penurunan konsentrasi glutation dan kalium, peningkatan konsentrasi natrium dan kalsium serta peningkatan hidrasi lensa. Perubahan ini dapat terjadi karena meningkatnya usia sehingga terjadi penurunan enzim yang menyebabkan proses degenerasi pada lensa. Penyebab pada katarak senilis belum diketahui pasti, namun diduga terjadi karena: a. Proses pada nukleus Oleh karena serabut-serabut yang terbentuk lebih dahulu selalu terdorong ke arah tengah, maka serabut-serabut lensa bagian tengah menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan ion kalsium dan sklerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi lebih hipermetrop. Lama kelamaan nukleus lensa yang pada mulanya berwarna putih menjadi kekuning-kuningan, lalu menjadi coklat dan kemudian

10

menjadi kehitam-hitaman. Karena itulah dinamakan katarak brunesen atau katarak nigra. b. Proses pada korteks Timbulnya celah-celah di antara serabut-serabut lensa, yang berisi air dan penimbunan kalsium sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih cembung dan membengkak, menjadi lebih miop. Berhubung adanya perubahan refraksi ke arah miopia pada katarak kortikal, penderita seolah-olah mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah (Wijana, 1983).

D. GEJALA DAN TANDA 1. Pengurangan ketajaman penglihatan secara bertahap 2. Pandangan seperti ada kabut atau air terjun 3. Silau, sehingga penglihatan di malam hari lebih nyaman dibandingkan siang hari 4. Miopia 5. Kesulitan membaca bila tidak cukup cahaya 6. Sering berganti kacamata (Ilyas, 2009)

E. DIAGNOSIS ANAMNESIS : Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap (gejala utama katarak) Mata tidak merasa sakit, gatal , atau merah Gambaran umum gejala katarak yang lain seperti : 1. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film 2. Perubahan daya lihat warna 3. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata 4. Lampu dan matahari sangat mengganggu 5. Sering meminta resep ganti kacamata 6. Penglihatan ganda (diplopia) PEMERIKSAAN FISIK MATA 1. Pemeriksaan ketajaman penglihatan

11

2. Melihat lensa dengan penlight dan loop Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow).Bila letak bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedangkan bayangan dekat dan kecil dengan pupil terjadi katarak matur. 3. Slit lamp 4. Pemeriksaan opthalmoskop (sebaiknya pupil dilatasi) (Wijana, 1983)

F. DIAGNOSA BANDING 1. Leukokoria 2. Oklusi pupil 3. Ablasi retina 4. Retinoblastoma (Wijana, 1983)

G. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan untuk katarak adalah pembedahan (operasi).Medikamentosa diberikan dengan tujuan mengatasi gejala yang ditimbulkan oleh penyulit misalnya, silau maka pasien dapat menggunakan kacamata.Untuk mengurangi inflamasi dapat diberikan steroid ringan. Dapat pula dianjurkan diet dengan gizi yang seimbang, suplementasi vitamin A,C,E, serta antioksidan lainnya dengan dosis yang tepat dapat membantu memperlambat progresifitas katarak. Ekstraksi katarak adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak. Dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa dengan isi kapsul lensa atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nucleus) melalui kapsul anterior yang dirobek dengan meninggalkan kapsul posterior. a. Operasi katarak ekstrakapsular atau ekstraksi katarak ekstra kapsular (EKEK) Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular, kemungkinan akan dilakukan bedah gloukoma, mata dengan presdiposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata 12

mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadi katarak sekunder. Tindakan ekstraksi katarak ekstrakapsuler yang terencana dilakukan apabila: 1. Kita ragu apakah nukleus lentis sudah terbentuk atau belum. 2. Kita mengira badan kaca mencair, misalnya pada miopia tinggi, setelah menderita uveitis. 3. Telah terjadi perlengketan luas antara iris dan lensa. 4. Pada operasi mata yang lainnya, telah terjadi ablasi atau prolaps badan kaca. 5. Setelah operasi mata yang lainnya, timbul penempelan badan kaca pada kornea yang menyebabkan distrofi kornea. 6. Terkandung maksud untuk memasang lensa intraokuler buatan. b. Operasi katarak intrakapsular atau ekstraksi katarak intrakapsular (EKIK) Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul.Dapat dilakukan pada zonula zinn telah rapuh atau berdegenerasi da mudah diputus. Pada tindakan ini tidak akan terjadi katarak sekunder (Ilyas, 2009).

Indikasi ekstraksi katarak: 1. Pada bayi: kurang dari 1 tahun Bila fundus tak terlihat. Bila masih dapat dilihat, katarak dibiarkan saja. 2. Pada umur lanjut a. Indikasi klinis : kalau katarak menimbulkan penyulit uveitis atau glaukoma, meskipun visus masih baik untuk bekerja, dilakukan operasi juga, setelah keadaan menjadi tenang. b. Indikasi visuil : tergantung dari katarak monokuler atau binokuler 3. Katarak monokuler a. Bila sudah masuk dalam stadium matur b. Bila visus pasca bedah sebelum dikoreksi, lebih baik daripada sebelum operasi 4. Katarak binokuler a. Bila sudah masuk dalam stadium matur b. Bila visus meskipun telah dikoreksi tidak cukup untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. 13

Macam-macam ekstraksi katarak sesuai konsistensi dari kataraknya: 1. Katarak cair : umur kurang dari 1 tahun, dilakukan disisi lensa

2. Katarak lembek : umur 1-35 tahun, dilakukan ekstraksi linier/ekstraksi katarak ekstrakapsuler 3. Katarak keras ekstrakapsuler : umur lebih dari 35 tahun, dilakukan ekstraksi katarak

H. KOMPLIKASI Dislokasi lensa dan subluksasi sering ditemukan bersamaan dengan

katarak traumatic. Komplikasi lain yang dapat berhubungan, seperti blok pupil,glaukoma sudut tertutup, uveitis,retinal detachment , rupture koroid, hifema,perdarahan

retrobulbar, neuropati optik traumatic

I. PROGNOSIS Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis, karena adanya ambliopia dan kadang-kadang anomali saraf optikus atau retina.Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital bilateral inkomplit yang proresif lambat.Prognosis penglihatan pasien dikatakan baik apabila: Fungsi media refrakta baik Dilakukan dengan melihat kejernihan serta keadaan media refrakta mulai dari kornea, iris, pupil dan lensa melalui lampu sentolop maupun slit lamp. Fungsi makula atau retina baik Dilakukan dengan pemeriksaan retpersepsi warna, dengan cara

menyorotkan cahaya merah dan hijau di depan mata yang kemudian dengan sentolop cahaya diarahkan ke mata. Fungsi N. Opticus (N.II) baik Fungsi serebral baik

14

Daftar Pustaka

Ilyas, H.S. 2009.Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta Ilyas, H.S. 2009.Ilmu Penyakit Mata. Edisi 2.Sagung seto. Jakarta Wijana, N., 1983, Ilmu Penyakit Mata, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai