Anda di halaman 1dari 23

BAB I KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga Alamat lengkap Bentuk Keluarga

: Tn. E : Jatiteken Rt 02 Rw 05, Laban, Mojolaban, Sukoharjo : Nuclear Family

Tabel 1.Daftar anggota keluarga tinggal satu rumah No 1. Nama


Kedudukan

L/ P
L

Umur

Pendidikan Terakhir
D3

Pekerjaan
Tukang

Pasien Klinik
Tidak

Ket

Tn. E

KK

44tahun

potong rambut

2. 3. 4. 5. 6.

Ny. M An. Ba An. Il An. Nu An. Na

Istri Anak Anak Anak Anak

P L L P P

35 tahun 15 tahun 13 tahun 7tahun 4bulan

SD SMP SMP SD -

Ibu rumah tangga -

Tidak Tidak Tidak Tidak Ya

Gizi Buruk

Kesimpulan: Keluarga Tn. E(44 tahun) adalah nuclear family yang terdiri dari 6 orang. Penderita adalah An.Na (4 bulan) yang didiagnosis klinis dengan Gizi buruk. Penderita tinggal bersama dengan ayah (Tn. E), ibu (Ny. M), 3 saudara (An. Ba, An. Il, An. Nu).

BAB II STATUS PASIEN

A. Identitas Penderita Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Agama Alamat Suku Tanggal periksa B. Keluhan Utama Berat badan kurang C. Riwayat Penyakit Sekarang Kurang lebih 7 hari yang lalu pasien buang air besar berkali-kali kurang lebih sebanyak 4 kali/hari, tinja cair lebih banyak dari ampas, sekali BAB kurang lebih gelas aqua, berlendir, tidak disertai darah berwarna kuning, dan tidak berbau amis. Keluhan juga disertai nafsu makan dan minum pasien berkurang. Pasien rewel tidak mau minum susu formula dan memuntahkan gelas aqua. Ibu juga mengeluhkan pada ubun-ubun pasien cekung sejak pasien mengalami diare dan tidak mau makan dan minum. Oleh karena itu ibu pasien membawa pasien ke bidan desa, kemudian oleh bidan desa, pasien dibawa ke RS Kustati Sukoharjo karena keadaan pasien dengan berat badan kurang. Kurang lebih sejak umur 2 bulan pasien sudah tidak minum ASI dan ibu pasien menggantinya dengan susu formula sampai saat ini. Sejak saat itu berat badan pasien sulit bertambah. Tangan dan kakinya kaku, sehingga tidak aktif bergerak. Pasien juga sering sakit-sakitan seperti batuk pilek, namun baru kali ini pasien BAB terus-terusan. : An. Na : 4 bulan : Perempuan : Belum sekolah : Islam : Jatiteken Rt 02 Rw 05, Laban, Mojolaban, Sukoharjo : Madura : 31 Januari 2014

Saat ini, sejak 5 hari pasca perawatan dari rumah sakit, pasien masih lemas, tidak aktif bergerak, sudah mau minum susu formula kembali walaupun tidak sebanyak sebelum sakit, BAB 2-3 x sehari, lunak, kecoklatan dan bercampur BAK karena masih memakai popok.

D. Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat demam Riwayat trauma kepala Riwayat kejang Riwayat sakit jantung Riwayat batuk, pilek Riwayat alergi Riwayat sakit kuning Riwayat gangguan BAB Riwayat gangguan BAK Riwayat mondok : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : (+) 2 bulan yang lalu : disangkal : disangkal : (+) diare sejak 7 hari yang lalu : disangkal : (+) karena berat badan kurang

E. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat gangguan bicara : disangkal Riwayat gizi buruk Riwayat sakit gula Riwayat hipertensi Riwayat sakit jantung Riwayat sakit paru-paru Riwayat sakit kuning Riwayat alergi : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal : disangkal

F. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Ny M merupakan G4P4A0.Saat mengandung An. Na, Ny. M berusia 34 tahun. Jarak dengan kehamilan sebelumnya adalah 7 tahun. Selama kehamilan Ny M mengaku rutin melakukan pemeriksaan kehamilan/ ante natal care (ANC) di PKD daerah setempat dan mendapatkan tablet vitamin dan zat besi. Selama kehamilan Ny M tidak pernah sakit seperti panas, perdarahan.Pasien
3

juga tidak pernah menggunakan obat-obatan lain selain yang diberikan dari PKD (pos kesehatan desa) daerah setempat. Persalinan terjadi di rumah sakit dr. moewardi pada umur kehamilan 9 bulan karena ketuban pecah dini lebih dari 8 jam. Menurut Ny M, bayi tersebut lahir dengan operasi caesar. Berat lahir 3100 gram. G. Riwayat Tumbuh Kembang dan Imunisasi An. Na sering dibawa Ny M ke posyandu untuk dilakukan pemeriksaan dan dilakukan imunisasi. Dikatakan di posyandu An Na mengalami gangguan pertambahan berat badan. Pada KMS An. Na terlihat bahwa BB pasien selalu berada dibawah garis merah. Selama masa pertumbuhan, An. Na pernah mengalami panas, batuk dan pilek 2 bulan yang lalu dan mengalami diare sejak 7 hari lalu. Riwayat imunisasi An Na belum lengkap karena usia pasien yang masih 4 bulan.

H. Riwayat Kebiasaan dan Gizi Keseharian pasien biasa bermain di rumah bersama ibu, ayah dan kakaknya. Pasien biasa minum susu formula7-8 botol dalam sehari. Dalam sehari pasien bisa menghabiskan 1 kotak susu formula 180 gram. Konsumsi ASI eksklusif sampai umur 2 bulan, karena ASI ibu susah keluar.

I. Riwayat Sosial Ekonomi Tn E berasal dari Madura menikah dengan Ny M yang berasal dari Madura. Dari tahun 2000 bertempat di rumah yang ditinggali sampai sekarang. Ny M sudah bisa berbahasa jawa dengan lancar sehingga tidak ada kesulitan berkomunikasi dengan warga sekitar. Jika terdapat kegiatan sosial seperti PKK atau kegiatan desa lainya, Ny M atau keluarga selalu datang. Dalam strata sosial Keluarga Tn E tidak menjabat dalam kepengurusan pemerintahan desa. Saat ini pasien tinggal bersama ayah, ibu, 3 saudara. Dari semua anggota keluarga hanya ayah pasien yang bekerja yaitu sebagai tukang potong rambut. Penghasilan Tn E dikatakan oleh Ny M dicukup-cukupkan untuk kebutuhan sehari-hari. Jika sakit Ny M beserta keluarga biasa berobat dengan fasilitas jamkesmas.

J.Anamnesis Sistem Keluhan Utama a. Kulit b. Kepala : Berat badan kurang : gatal (-), panas (-), keringat malam hari (-) : sakit kepala (-),luka (-), benjolan (-), sering pingsan (-) Ubun-ubun cekung (+) c. Mata d. Hidung e. Telinga f. Mulut : mata sakit (-), discharge (-) : tersumbat (-), keluar cairan (-), mimisan (-) : nyeri telinga (-), keluar cairan (-), dipanggil memperhatikan (+) : sumbing (-), langit-langit tak menyatu (-), sariawan (-), mulut kering (-), mukosa basah (+), gigi berlubang ()bersuara (-) g. Tenggorokan h. Pernapasan : sakit menelan (-), serak (-). : batuk(-), pilek (-),sesak (-),batuk darah (-), nyeri dada(-)

i. Kardiovaskuler : nyeri dada (-) j. Gastrointestinal : mual (-), muntah pagi hari (-), nafsu makan rendah(-), nyeri perut (-), gangguan BAB (-), ganti popok 4-5 kali sehari dengan warna kuning kecoklatan. k. Genitourinaria : BAK 4-5 kali sehari warna kuning jernih, bercampur BAB l. Muskuloskeletal : gangguan gerak (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-) n. Ekstremitas : Atas : luka (-), kuku biru (-), ujung jari besar (-) Bawah : luka (-), kuku biru (-),ujung jari besar (-)

K. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan Umum 2. Tanda vital : Composmentis E4 Vx M6, gizi kesan buruk : Heart rate Respiration rate Suhu 3. Kulit 4. Kepala : 132 kali per menit : 40 kali per menit : 36,70 Celcius

:warna sawo matang, turgor menurun (+),ikterik (-) : bentuk mesocephal, rambut warna merah (+), mudah rontok (+), mudah dicabut (+), ubun-ubun cekung(+)

5. Mata

: mata cowong (+/+), strabismus (-), ptosis (-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),pupil isokor dengan diameter
5

(3mm/3mm), reflek cahaya (+/+), lensa keruh (-/-) 6. Telinga : ukuran dan letak (dbn), discharge (-/-),cone of light (+/+), nyeri tekan mastoid (-/-),tragus pain (-/-), 7. Hidung 8. Mulut : nafas cuping hidung (-), discharge (-), deviasi septum (-) :mukosa basah (+), sumbing (-), mulut terbuka (-), drooling (+), sianosis (-), jarak sela gigi lebar (-),gigi tumbuh (+), berlubang (-), papil lidah atrofi (-), stomatitis (-), gusi berdarah (-), palatoschisis(-), Tonsil T1/T1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), pergerakan lidah dbn. 9. Leher :penebalan jaringan leher (-), trakhea di tengah, pembesaran limfonodi (-). 10. Thorax : bentuk normochest, simetris, retraksi intercostal (-/-) Jantung Inspeksi Palpasi : ictus cordis tak tampak : ictus cordis tak kuat angkat, teraba di SIC V linea mid clavicularis sinistra Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-) Pulmo Inspeksi Statis Dinamis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar. : pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tidak melebar, retraksi intercostal (-), retraksi supraklavikula (-). Palpasi Statis Dinamis : simetris :pergerakan kanan = kiri fremitus raba kanan sama dengan kiri Perkusi Kanan Kiri Auskultasi Kanan : suara dasar vesikuler,suara tambahan (-)
6

:sonor :sonor

Kiri 11. Abdomen Inspeksi

: suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)

: dinding perut lebih tinggi dinding dada, distended (-), sikatriks (-), retraksi epigastrium (-)

Auskultasi : bising usus (+) meningkat Perkusi : tympani, liver span 7 cm di linea mid clavikularis dextra dan 4 cm pada linea mid sternalis, pekak alih (-) Palpasi : dinding perut supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, massa (-), undulasi (-). 12. Ekstremitas : Tabel 2.Pemeriksaan ekstremitas An WA Extremitas superior Dextra Edema, vulnus Jari tabuh Range of movement CRT 13. Denver test Hasil Denver test tidak valid jika pasien masih sakit. L. Resume Anamnese didapatkan keluhan berat badan kurang, pasien juga mengalami gangguan perkembangan. 7 hari yang lalu pasien buang air besar kurang lebih sebanyak 4-5x/hari, konsistensi cair. Pasien segera dibawa ke bidan desa dan dari bidan desa dibawa ke RS kustati dikarenakan pasien merupakan penderita gizi buruk. Saat ini pasien sudah dirumah dan gejala sudah berkurang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak baik, compos mentis, status gizi kesan cukup. Tanda vital N: 132x/menit, RR:40x/menit, S: 36,5C peraxiller, BB:5,8kg, TB:71 cm (BMI= 11,5 kg/m2). Ubun-ubun cekung (+) rambut kemerahan mudah dicabut (+), mata cowong (+), turgor kulit menurun (+), KMS bawah garis merah. Hasil pemeriksaan
7

Extremitas inferior Dextra + terbatas < 2 detik Sinistra + terbatas < 2 detik

Sinistra terbatas < 2 detik

terbatas < 2 detik

fisik menunjukan gizi buruk post diare dengan ganguan pertumbuhan. Tidak dapat dilakukan tes denver dikarenakan anak masih sakit.

M. Patient Centered Diagnosis 1. Diagnosis Holistik An. Na yang didiagnosis klinis dengan gizi buruk post diare berada dalam nuclear family tinggal bersama 6 anggota keluarga lainnya yaitu ayah, ibu, dan 3 saudara. Keluarga Tn E berinteraksi dengan tetangga dengan cukup baik serta aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan. Keluarga Tn E tidak ada yang menjabat sebagai pengurus pemerintahan dalam lingkungan tempat tinggalnya. Sumber penghasilan keluarga berasal dari Tn. E yang berprofesi sebagai tukang potong rambut madura. 2. Diagnosis Biologis Gizi Buruk post diare 3. Diagnosis Psikologis Hubungan diantara anggota keluarga Tn E berjalan harmonis, pengertian dan saling mendukung satu dengan yang lain. 4. Diagnosis Sosial Ekonomi Keluarga Tn E cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, seperti mengikuti kerja bakti, dan kunjungan ke rumah tetangga bila ada tetangga yang sakit atau punya hajat. Penghasilan keluarga bersumber dari pendapatan Tn E yang bekerja sebagai tukang potong rambut. Beban keluarga berupa kebutuhan makan sehari-hari, listrik, uang sekolah An Ba, An Il, An Nu, rokok Tn E, susu formula untuk An. Na. Dalam pengelolaanya dicukup-cukupkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

N. Penatalaksanaan 1. Medikamentosa Puyer dari RS Kustati 2. Non Medikamentosa Edukasi : a. Fisioterapi (untuk gangguan perkembangan) b. Edukasi pada keluarga agar rutin ke posyandu untuk memantau status gizi dan perkembangan psikomotor An. Na secara berkala. c. Edukasi pada keluarga mengenai gizi anak dan menjaga kebersihan anak dan lingkungan agar dapat memperbaiki gizi anak. d. Edukasi pada keluarga agar melakukan pencatatan harian konsumsi khusus makanan cair agar dapat dipantau lebih seksama guna perbaikan gizi An. Na e. Lebih mengenal sesama anggota keluarga, terutama yang berada dalam satu rumah. f. Menghentikan merokok atau setidak merokok di luar rumah, tidak di depan anak-anak.

O. Flow Sheet Nama : An Na

Diagnosis : Gizi buruk Tabel 3. Flow Sheet An Na tanggal 30 Januari 2014 dan 3 Februari 2014
HR/ Pelaksanaan NO Tgl RR/ Keluhan Pemeriksaan edukasi T 1 30/1/ N: 132 Berat Kulit Penimbangan 2014 RR: 40 badan turgor menurun+ rutin di PKD T: kurang Kepala Menjaga 36,7 ubun-ubun kebersihan cekung +, lingkungan rambut Tn E masih kemerahan merokok, mudah dicabut + didepan anak Mata mata cowong +

Terapi Medikamentosa: An. Na: puyer (dari dokter di RS kustati)

Planning

Target

2 3/2/ N: 124 Berat 2014 RR: 36 badan T: kurang. 36,7

Kulit turgor menurun+ Kepala ubun-ubun cekung + berkurang, rambut kemerahan mudah dicabut + Mata mata cowong + berkurang

Non Medikamentosa: a. Edukasi pemberian takaran susu formula yang benar pada An Na b. Penimbangan rutin An Na ke PKD c. Pencatatan harian konsumsi anak d. Pemberian susu yang telaten e. Fisioterapi untuk gangguan perkembangan f. Kebersihan diri dan lingkungan sekitar An Na Medikamentosa: Penimbang an rutin di An. Na: PKD melanjutkan terapi Menjaga kebersihan sebelumnya lingkungan Non Tn E masih Medikamentosa: merokok, a. Edukasi didepan pemberian anak takaran susu formula yang benar pada An Na b. Penimbangan rutin An Na ke

- Evaluasi berat badan - Evaluasi gizi anak

Mencapa i berat badan ideal

10

PKD c. Pencatatan harian konsumsi anak d. Pemberian susu yang telaten e. Fisioterapi untuk gangguan perkembangan f. Kebersihan diri dan lingkungan sekitar An Na

11

BAB III IDENTIFIKASI FUNGSI - FUNGSI KELUARGA A. FUNGSI HOLISTIK 1. Fungsi Biologis Pasien berusia 4 bulan menderita gizi buruk berada dalam nuclear family yang terdiri atas 6 orang. Anak dari Tn E (44 tahun), Ny M (35tahun), An Ba (15 tahun), An Il (13 tahun), An Nu (7 tahun).Semuanya tinggal bersama dalam satu rumah. Secara umum keluarga ini tampak sehat, cukup bahagia, saling menyayangi dan mendukung dalam kesulitan. 2. Fungsi Psikologis Secara umum hubungan yang terjadi antar anggota keluarga, baik yang berada dalam satu rumah maupun anggota keluarga yang berada diluar rumah terjalin cukup baik, tidak terjadi perselisihan, terbukti dengan adanya komunikasi antar anggota keluarga yang cukup baik. 3. Fungsi Sosial Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Tidak ada hambatan hubungan penderita dan keluarga dengan masyarakat disekitar rumah. Keluarga ini cukup aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya seperti PKK, kerja bakti, membantu hajatan tetangga, dan menengok bila ada tetangga yang sakit. 4. Fungsi Ekonomi Penghasilan keluarga An Na berasal dari pekerjaan Tn E sebagai tukang potong rambut.Beban keluarga berupa kebutuhan makan seharihari, listrik, uang sekolah An Ba, An.Il yang sekarang duduk di SMP, An Nu yang sekarang duduk di SD. Dalam pengelolaannya dicukup-cukupkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

B. FUNGSI FISIOLOGIS Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari
12

sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain, meliputi adaptation, partnership, growth, affection, dan resolve. Skoring : Hampir selalu/sering Kadang kadang : 2 poin : 1 poin Kriteria nilai APGAR : 8 10 : baik 6-7 1 -5 : cukup : buruk

Hampir tak pernah/jarang: 0 poin Tabel 4.Skor APGAR keluarga Tn E Kode A P G A.P.G.A.R

Tn E -

Ny M 2 1 2

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama Jumlah

2 9

APGAR score keluarga Tn. E belum dapat dinilai Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn. E belum dapat dinilai karena Tn E tidak dapat ditemui saat penilaian berlangsung.

13

C. FUNGSI PATOLOGIS Tabel 5.Fungsi Patologis SCREEM SUMBER SOCIAL CULTURAL PATOLOGI Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya Menggunakan aturan-aturan sesuai masyarakat dalam kehidupan sehari-hari RELIGION ECONOMY Menjalankan Ibadah secara teratur Penghasilan di bawah UMR + + + KET -

EDUCATION Tingkat pendidikan keluarga tergolong rendah MEDICAL Apabila ada masalah kesehatan, keluarga Tn. E tidak segera pergi ke Puskesmas/pelayanan kesehatan Kesimpulan: Fungsi patologis keluarga Tn. E mengalami gangguan pada area ekonomi, pendidikan, dan medis.

14

D. GENOGRAM

Tn E

Ny M

An Ba

An Il

An Nu

An Na

Gambar 1. Genogram keluarga An Na Keterangan : : Laki-laki yang telah meninggal : Wanita yang telah meninggal : Tinggal dalam satu rumah : Pasien : Laki-laki yang masih hidup : Wanita yang masih hidup

: Keluarga pasien yang menderita penyakit serupa

Kesimpulan : Tn E memiliki istri bernama Ny M, Tn E dikaruniai 4 orang anak, 2 anak lakilaki dan 2 anak perempuan. Dari genogram dapat dilihat tidak adanya penyakit yang diturunkan atau kecenderungan ada kelainan genetik sebelumnya.

15

E. POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn E

An Il

An Ba

An Nu

An Na

Ny M

Gambar 2. Pola interaksi keluarga Keterangan: : Hubungan Harmonis : Hubungan Tidak Harmonis Kesimpulan:Hubungan antar angggota keluarga dalam satu rumah seluruhnya harmonis.

F. FAKTOR-FAKTOR KESEHATAN 1. Pengetahuan

PERILAKU

YANG

MEMPENGARUHI

Pendidikan terakhir Tn E adalah D3 dan Ny M adalah sekolah dasar jadi kemampuan untuk mencari informasi terhadap keadaan yang diderita An Na terbatas. Sejauh yang diketahui Keluarga Tn E keadaan yang diderita An Na adalah gizi buruk dan diare. Sampai saat ini keluarga Tn E sudah mengetahui kelainan apa yang mendasari gangguan perkembangan baik An Na. Dikatakan oleh bidan desa keluarga Tn E pernah diedukasi bahwa gizi An Na dapat ditingkatkan dengan mengikuti program yang ada di Puskesmas dan keluarga Tn E menanggapinya sepenuhnya dengan membawa An Na setiap bulan ke posyandu untuk ditimbang.

16

2. Sikap Keluarga Tn E memiliki sikap terhadap kesehatan yang cukup baik. Sehat menurut keluarga ini merupakan keadaan segar bugar atau tidak sakit baik pikiran ataupun fisik sehingga dapat bekerja atau tidak mengganggu pekerjaan. Keluarga ini tidak percaya dengan mitos namun lebih percaya pada pengobatan yang diberikan oleh dari dokter atau petugas kesehatan lainya.

3. Tindakan Keluarga Tn E memiliki tindakan terhadap kesehatan yang kurang baik. Keluarga Tn E tahu akan pentingnya kesehatan karena bila sakit maka akan mengganggu kegiatan sehari-hari dan menambah pengeluaran. Namun walaupun sudah memiliki kartu jamkesmas dan pelayanan di puskesmas gratis bila sakit keluarga ini tidak segera berobat. Kedaan rumah keluarga Tn E pada dasarnya sangat mendukung kesehatan. Lantai rumah semua telah memakai ubin. Air minum dari air PAM. Akses sanitasi dialirkan ke selokan. Akses jamban dan kamar mandi cukup terawat dengan jarak septic tank lebih kurang 10 meter. Bak kamar mandi terbuat dari ubin berwarna cerah dan setidaknya di kuras setiap minggunya.Tersedia tempat pembuang sampah di belakang rumah, sampah biasanya di bakar. Semua ruangan memiliki akses ventilasi dan cahaya matahari yang cukup. Namun sangat disayangkan jendela sering tidak dibuka.Amat di sayang pula kamar tidur tidak di jaga kebersihannya, kasur jarang dijemur. Dapur masih menggunakan kayu bakar walaupun sudah disiasati dengan menambahkan jendela. Makan seadanya dan sering tidak memenuhi criteria 4 sehat 5 sempurna. Terhadap gizi An Na nampak adanya tindakan yang nyata untuk mengupayakan perbaikan gizi.

G. FAKTOR - FAKTOR NON PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN 1. Lingkungan Rumah yang dihuni keluarga ini adalah rumah sendiri dengan kondisi cukup memadai, ukuran 100 m2. Pada dasarnya kebersihan lingkungan rumah terjaga cukup baik, namun pada beberapa bagian rumah kebersihan kurang terjaga
17

seperti kamar tidur, dapur. Sudah terdapat tempat sampah. Akses jamban dan sumber air tampak cukup bagus dengan jarak lebih kurang 10 meter. Terdapat tempat sepatu dalam rumah.Ventilasi dan akses cahaya juga tampak mencukupi namun sayang jendela jarang dibuka.

2. Keturunan Tidak ada riwayat penyakit keturunan yang diturunkan pada keluarga Tn E maupun Ny M.

3. Pelayanan Kesehatan Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan sebenarnya sudah cukup baik. Keluarga Tn E memiliki kartu jamkesmas, pengobatan di Puskemas ataupun Poliklinik Kesehatan Desa gratis. Namun Nampak hal tersebut belum digunakan dengan optimal oleh Keluarga Tn E.
Pemahaman: Keluarga kurang memahami penyakit penderita Sikap: Keluarga kurang perhatian terhadap penyakit penderita Tindakan: Ada tindakan nyata mengembalikan perkembangan gizi An Na Lingkungan: Kebersihan lingkungan rumah belum sepenuhnya terjaga Keturunan:

An Na

Tidak ada kecenderungan kelainan gen

Pelayanan Kesehatan: Jika sakit keluarga sakit tidak periksa ke Puskesmas

: Faktor Perilaku : Faktor Non Perilaku Gambar 3. Faktor perilaku dan non perilaku

18

H. IDENTIFIKASI INDOOR DAN OUTDOOR

10 METER WC T E R A S RUANG KELUARGA K. MANDI

RUANG TAMU

1 0 DAPUR M E T E R KAMAR TIDUR

LADANG

JALAN

JAMBAN

Gambar 4. Denah indoor dan outdoor Keterangan : Luas rumah 100 m2. Lantai sudah menggunakan ubin, pencahayaan dan ventilasi cukup baik. Penggunaan air untuk mandi, mencuci, dan memasak dengan air PAM Saluran air langsung menuju selokan dibelakang rumah Saluran jamban menuju septic tank di samping rumah

19

BAB IV DIAGNOSIS HOLISTIK A. Diagnosis Biologis Gizi Buruk post diare B. Diagnosis Psikologis Hubungan antar anggota keluarga cukup baik.

C. Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya serta Pendidikan Kehidupan social tampak baik Terdapat masalah ekonomi yaitu pendapatan di bawah UMR dan banyaknya tanggungan keluarga Tingkat pendidikan rendah Perilaku hidup kurang sehat, yaitu: o Belum sepenuhnya terbangun upaya untuk sehat o Kebersihan terutama tempat tidur dan dapur yang belum sepenuhnya dilakukan

20

BAB V PEMBAHASAN DAN SARAN KOMPREHENSIF

A. PEMBAHASAN

Gizi buruk adalah kondisi dimana seseorang kekurangan nutrisi atau nutrisinya dibawah standart. Gizi buruk umumnya dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang sebagai akibat dari kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya ASI eksklusif, gizi seimbang pada anak, kebersihan lingkungan dan lain sebagainya. (Soetjiningsih, 2002) Pada pasien ini kejadian gizi buruk terjadi akibat kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi dan kebersihan lingkungan sekitar disekitar An Na. Walaupun memang dilihat dari jumlah asupan nutrisi yang dikonsumsi juga masih kurang. Hal ini dikarenakan kurang telatennya orang tua saat memberi susu anaknya dan kebersihan lingkungan dalam dan sekitar rumah, sehingga menyebabkan An Na diare dan memperparah gizi pada An Na. Penanganan kasus gizi buruk ini memerlukan kerjasama antara keluarga terutama orang tua dan dokter maupun kader KIA dan gizi untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak. Namun dalam pelaksanaannya ada beberapa masalah yang dihadapi, antara lain seperti yang telah disebutkan di atas bahwa terdapat penyakit yang mendasari, masalah ketekunan ibu untuk merawat pasien, menjaga kebersihan dan juga faktor ekonomi. Untuk masalah penyakit yang mendasari, sejak lahir pasien tidak rutin diperiksakan ke posyandu. Selain gizi buruk, pasien juga mengalami gangguan tumbuh kembang. Dalam masalah gangguan tumbuh kembang sebaiknya diberikan terapi berupa fisioterapi yang seharusnya rutin dilakukan sebanyak 3 kali seminggu. Namun karena keterbatasan biaya maka pasien belum melakukan fisioterapi.

21

Kesadaran akan kesehatan yang dimiliki oleh keluarga Tn E juga harus ditingkatkan mengingat keluarga Tn E merupakan pengguna layanan jamkesmas dimana setiap kebutuhan akan kesehatannya ditanggung oleh pemerintah maka tidak ada alasan untuk keluarga ini tidak menjaga kesehatannya secara optimal. Namun kesadaran keluarga Tn E dalam memeriksakan kesehatan diri dan keluarganya masih kurang. Hal ini diperburuk dengan jauhnya jarak rumah dengan puskesmas mojolaban dan akses untuk menuju ke puskesmas masih sangat terbatas. Keluarga Ny M hanya memeriksakan An Na ke PKD yang berada tak jauh dari rumahnya. Pada saat kunjungan rumah pertama kali, penulis menemukan bahwa proses pencampuran susu An Na masih kurang benar. Karena dengan 1 sendok takar, ibu An Na mencampurnya dengan satu botol ukuran 50 cc air. Dalam pencampuran ini seharusnya Ny E tidak menggunakan terlalu banyak air. Hal ini dapat mengurangi kandungan gizi yang terkandung dalam susu tersebut. Kandungan gizi yang berkurang ini menyebabkan An Na mengalami kekurangan nutrisi walaupun An Na mengkonsumsi 8 botol susu setiap harinya dan akhirnya mengalami gizi buruk seperti saat ini. Saat home visit, penulis telah mencoba melakukan edukasi secara langsung kepada ibu pasien untuk; 1) lebih telaten dalam memberi asupan makanan kepada pasien. 2) berkonsultasi kepada dokter spesialis anak dan bagian gizi di Puskesmas tentang pemilihan makanan yang aman bagi pasien namun dapat bervariasi sehingga pasien tidak bosan 3) lebih rajin dalam menimbang anaknya di posyandu balita agar dapat selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya 4) pencatatan harian asupan gizi anak sehari-hari, dan terakhir 5) lebih teliti dalam pencampuran susu (harus mengikuti aturan yang tertulis pada box susu) sehingga An Na secara bertahap dapat mengalami peningkatan berat badan yang berarti.

22

A. SARAN KOMPREHENSIF 1. Promotif Edukasi kepada keluarga terutama ibu pasien untuk lebih telaten memberi asupan nutrisi untuk anaknya dan juga lebih rajin menimbang anaknya di posyandu balita agar bisa memantau pertumbuhan dan perkembangan anaknya. 2. Preventif Pengaturan asupan nutrisi dan vitamin untuk anak agar tidak gampang sakit. 3. Kuratif Kontrol ke dokter atau layanan kesehatan secara teratur. 4. Rehabilitatif Ibu pasien dianjurkan agar membawa anaknya untuk menjalankan fisioterapi agar gangguan tumbuh kembangnya tidak semakin parah.

23

Anda mungkin juga menyukai