Anda di halaman 1dari 6

PERANAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Sosiologi mempunyai posisi dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dengan realitasnya yang semakin kompleks. Dengan pengetahuan sosiologi, setiap orang menjadi lebih mudah memahami dirinya, tindakannya, tindakan orang lain, serta fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sosialnya Wawasan sosiologis merupakan wujud dari pemahaman pengetahuan sosiologi terhadap kenyataan sosial masyarakat. Sebuah pemikiran dalam pengetahuan sosiologi menyatakan bahwa supaya suatu masyarakat dapat bertahan dan hidup terus (viable), masyarakat tersebut harus mengembangkan prosedur - prosedur pemeliharaan kenyataan (reality maintenance).

A. PENERAPAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI


Mempelajari sosiologi akan semakin terasa manfaatnya apabila ilmu pengetahuan dalam sosiologi itu dapat dikaji dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk bentuk penerapan dari berbagai pengetahuan sosiologi itu bisa dalam banyak bidang kehidupan kita, antara lain sebagai berikut :

1.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Interaksi Sosial

Dalam kajian sosiologi, interaksi sosial merupakan bentuk hubungan dan pengaruh timbal balik antar manusia, baik secara individual maupun secara kelompok. Dalam melaksanakan interaksi sosial sebagai perwujudan peran sosial yang kita miliki harus didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, penerapan sosiologi dalam interaksi sosial perlu dilakukan karena adanya bentuk - bentuk nyata dari interaksi sosial berikut ini : a. Interaksi di dalam keluarga harus memerhatikan norma - norma keluarga dan kekerabatan. b. Interaksi dalam lingkungan masyarakat berpedoman pada adat dan istiadat dan sistem norma yang berlaku. c. Interaksi dalam lingkungan kedinasan (bagi para pegawai /karyawan) harus memerhatikan norma norma hukum yang berlaku. d. Interaksi sosial dalam masyarakat luas juga harus memerhatikan sistem tata kelakuan dan hubungan yang berlaku dalam kalangan masyarakat luas tersebut. Penerapan pengetahuan sosiologi tentang interaksi dan peran sosial dapat membantu keberhasilan seseorang menjalankan peran sosialnya berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain. Misalnya, seseorang yang memerhatikan kaidah atau norma yang menjadi aturan di tempat kerjanya, maka ia akan diterima baik sebagai anggota dari mereka yang berada di lingkungan kerja tersebut. Contoh Ahli pemkiri yang memerhatikan kaidah atau norma yang menjadi aturan di tempat kerjanya, maka ia akan diterima baik sebagai anggota dari mereka yang berada di lingkungan kerja tersebut.

2.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

Sebagaimana kita ketahui bahwa proses sosialisasi itu berlansung sepanjang hidup dan akan terus berpengaruh terhadap corak kepribadian individu. Bertolak dari hal tersebut, maka sebaiknya proses sosialisasi bagi seorang anak harus diperhatikan secara baik agar tidak menyerap nilai nilai perilaku yang menyimpang dalam proses sosialisasi yang dilakukannya. Ini berarti bahwa tindakan antisipasi dalam proses sosialisasi mutlak diperlukan bagi orang tua maupun pendidik untuk mengawasi perkembangan kepribadian bagi anak/anak didiknya. Penerapan pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian membantu seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat agar mempunyai kepribadian yang baik. Contoh Anggota masyarakat dapat memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat agar mempunyai kepribadian yang baik.

3.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi tentang Nilai dan Norma

Nilai dan norma pada dasarnya merupakan perangkat pengatur aktivitas individu dalam masyarakat. Tiap tiap masyarakat yang memiliki struktur budaya tertentu akan memiliki sistem nilai dan norma yang berbeda pula. Dengan demikian, nilai dan norma dari suatu masyarakat tidak dapat dipaksakan untuk diberlakukan pada daerah lain yang mempunyai struktur budaya yang berbeda. Misalnya, kebiasaan bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih tua di masyarakat Jawa akan menjadikan anak tersebut sebagai anak yang tahu bertata krama. Penerapan pengetahuan sosiologi tentang nilai dan norma sosial dapat membantu keberhasilan seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dalam struktur sosial dimana ia berada. Contoh Di dalam lingkungan tempat tinggal kita, pasti ada norma dan nilai yang berlaku di masyarakat setempat, dengan mengetahui norma dan nilai social yang berlaku, kita dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma sosial yang berlaku. Sehingga kita tidak dianggap melakukan penyimpangan social.

4.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi tentang Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial

Perilaku menyimpang merupakan fenomena sosial yang selalu terjadi di masyarakat. Apabila prilaku menyimpang terjadi dalam jumlah dan skala yang besar, maka keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terganggu. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah sosial. Langkah langkah tersebut dinamakan pengendalian sosial. Pengendalian sosial ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, sesuai dengan tingkat dan jenis penyimpangan perilaku yang dilakukan.

Pengetahuan sosiologi tentang munculnya perilaku menyimpang yang dapat mengganggu keteraturan sosial akan memberikan pengetahuan tentang upaya pengendalian sosial. Upaya pengendalian sosial diciptakan agar keteraturan sosial dapat dibangun dan terus terjaga didalam masyarakat. Misalnya, banyaknya penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja. Akibat yang ditimbulkan dari tindakan ini yaitu ketidakstabilan fisik dan mental, bahkan gengguan ketenangan umum. Oleh karena itu, dapat diupayakan pengendalian sosial dengan cara memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesigapan aparat penegak hukum dalam mewujudkan keteraturan sosial. Contoh Penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja. Akibat yang ditimbulkan dari tindakan ini yaitu ketidakstabilan fisik dan mental, bahkan gengguan ketenangan umum. Oleh karena itu, dapat diupayakan pengendalian sosial dengan cara memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesigapan aparat penegak hukum dalam mewujudkan keteraturan sosial.

5.

Peranan Pengetahuan Sosiologi dalam Penyesuaian terhadap Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah sesuatu yang pasti terjadi pada setiap masyarakat, tidak ada satu masyarakat pun yang berhenti dari perubahan dan dinamika. Namun, harus dimengerti bahwa tidak selamanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat itu mengarah pada perbaikan dan penyempurnaan kualitas hidup. Adakalanya justru sebaliknya. Pada setiap perubahan sosial pasti ada pihak-pihak yang diuntungkan dan ada pihakpihak yang dirugikan. Untuk menerapkan pengetahuan tentang perubahan sosial dapat dilakukan dengan memerhatikan hal-hal berikut ini. a. Apabila kita berkedudukan sebagai pemimpin atau sebagai agen perubahan sosial (agent of change), yaitu pihak yang menghendaki perubahan, maka setiap kali merencanakan suatu perubahan harus mempertimbangkan matang-matang hasil atau pengaruh perubahan tersebut. Sedapat mungkin, perubahan yang terjadi dapat memperbaiki suasana serta lebih banyak menguntungkan masyarakat luas daripada justru memunculkan kegelisahan dan penderitaan. b. Apabila bertindak sebagai member of change, yaitu pihak yang dikenal proses perubahan, maka kita harus berhati-hati untuk menentukan sikap apakah kita mengikuti perubahan atau menentang arus perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu menguntungkan, maka sebaiknya kita mengikuti arus perubahan itu dengan baik sehingga tidak menjadi bagian dari pihak yang dirugikan. Sebaliknya, apabila perubahan itu bersifat tidak menguntungkan, maka sebaiknya kita berada pada posisi defensif, artinya lebih bersifat melihat dan menunggu, mencari peluang-peluang yang lebih baik untuk menghindari perubahan itu. Contoh Melakukan suatau perubahan pada sistem pemerintahan, pemerintah harus menelitiu dan mempelajari terlebih dahulu akibat-akibat apa yang akan terjadi apabila kebijakan perubahan tersebut dilaksankan. Apabila perubahan itu akan berakibat baik, perubahan akan terus dilakukan, tetapi apabila perubahan itu berakibat buruk, maka sebaiknya perubahan itu tidak dilaksanakan.
3

6.

Penerapan Pengetahuan Sosiologi Dalam Pembangunan

Secara sosiologi, fokus utama yang menjadi prioritas dalam pembangunan adalah usaha untuk mencapai perbaikan ekonomi dan tidak hanya terbatas pada golongan elite saja melainkan secara menyeluruh dan merata sampai pada lapisan terbawah. Dengan kata lain, pembangunan dalam arti kata sosiologi ditujukan pada pemberantasan terhadap angka kemiskinan. Kepekaan dan kemajuan pemikiran sosiologi inilah yang menjadikan pengetahuan sosiologi diterapkan dalam pembangunan. Selain itu, prosedur penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam sosiologi merupakan pemikiran gabungan yang paling maju. Sehingga metode ini sering digunakan untuk menuntun proses pembangunan dapat lebih objektif dan efisien. Menurut Soerjono Soekanto, kegunaan sosiologi bagi pembangunan dapat diidentifikasi melalui beberapa tahap. Pada tahap perencanaan, sosiologi digunakan dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sosial, pusat perhatian sosial, stratifikasi sosial, pusat-pusat kekuasaan serta sistem dan saluran-saluran komunikasi sosial. Pada tahap pelakasanaan, sosiologi digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat serta mengamat-amati proses perubahan sosial yang terjadi. Sedangkan pada tahap evaluasi dapat diadakan suatu analisis terhadap efek-efek sosial dari pembangunan tersebut. Dengan demikian, pembangunan menurut konsep sosiologis adalah proses peningkatan taraf hidup masyarakat yang didasarkan pada realitas sosial. Contoh Dalam komplek masyarakat akan diadakan pembangunan Posyandu, sebelum melakukan pembangunan, pemerintah harus mempelajari terlebih dahulu latar belakang social masyarakat setempat dan mempelajari apakah benar dalam lingkungan tersebut sedang membutuhkan posyandu.

B. MANFAAT SOSIOLOGI DALAM MASYARAKAT


Ada banyak manfaat pengetahuan sosiologi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugasnya. Manfaatmanfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan tentang keberagaman suku, dan agama, serta menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya. 2. Menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi sosial dalam pergaulan sehari-hari sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan. 3. Menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi sosial dalam pergaulan sehari-hari sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan. 4. Menghindari terjadinya dominasi sosial, dominasi politik, dominasi ekonomi maupun budaya. Dengan tumbuhnya solidaritas sosial sebagai hasil pemahaman terhadap nilainilai karakteristik sosial dan individu melalui sosiologi, maka dominasi sosial politik, ekonomi maupun budaya dapat dihindari, paling tidak bisa dikurangi.

5. Meningkatkan integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju yang memiliki standar hidup yang tinggi. 6. Sosiologi dapat membantu kita untuk memahami penyebab orang melakukan tindakan tertentu. Setiap tindakan pasti dipicu oleh faktor sosiologis, cultural, biologis, dan faktor lainnya.

C. PERAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT


Orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog. Kehadiran sosiolog sangat penting artinya dalam pengembangan ilmu dan pembangunan masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa peran sosiolog dalam kehidupan masyarakat.

1.

Sosiolog sebagai Ahli Riset

Seperti semua ilmuwan lainnya, para sosiolog perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data. Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu sosiologi. Misalnya, sosiolog memimpin riset ilmiah mencari data tentang kehidupan sosial masyarakat. Kemudian, data yang diperoleh diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dapat juga meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi. Contoh Seorang sosiolog meneliti mengapa dalam suatu lingkungan banyak sekali masyarakatnya yang terlibat dalam kasus criminal.

2.

Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan

Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, serta riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan. Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu. Sosiolog juga dapat menganalisis pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah memenuhi suatu harapan serta menghasilkan pengaruh yang diinginkan.

Contoh Sosiolog memperkirakan dan member saan apakah pemberian santunan kepada masyarakat kurang mampu dapat membantu kehidupan ekonomi masyarakat kurang mampu atau tidak.

3.

Sosiolog sebagai Teknis

Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka member saran-saran yang baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, hubungan antarkaryawan, masalah moral maupun hubungan antar kelompok dalam masyrakat atau suatu organisasi. Dalam kedudukan tersebut sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan. Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektifitas suatu program atau kegiatan masyarakat. Contoh Dalam suatu kasus perang antar suku di dalam masyarakat, Sosiolog disini berperan dalam pencarian dan pemberian saran untuk mendapatkan jalan keluar agar kedua kubu kembali berdamai.

4.

Sosiolog sebagai Guru atau Pendidik

Guru atau pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi adalah terlalu bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingungkan. Stereotip negatif tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot. Oleh sebab itu, sosiolog yang berperan sebagai seorang guru sosiologi hendaknya bertugas menjelaskan dan meluruskan stereotip tersebut, di samping bisa terus mengembangkan dan menularkan ilmu pada siswanya dengan baik. Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru atau pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersikap netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagaoi pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis dan konservatif. Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah-masalah sosial serta menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dari pengalamanpengalaman di lapangan. Contoh Seorang guru budi pekerti/bimbingan konseling dalam membantu menyelesaikan permasalahan muridnya disekolah harus bersikap objektif dan tidak memihak pada siapapun.

Anda mungkin juga menyukai