Anda di halaman 1dari 15

45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasieksperimental (eksperimen semu/penelitian yang tidak menggunakan kelas kontrol). Metode ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap hasil belajar siswa. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu; variabel bebas dan variabel terikat, Yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran coperative tipe Probing-Prompting dan tipe Talking Stick dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikatnya. 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling (Arikunto,2010:33). Penelitian ini dilakukan dengan mengelompokan subjek penelitian menjadi 2 kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan berbeda, masing-masing kelompok mendapat pretest dan postest. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya.

46

Tabel 3.1 : Desain Penelitian Kelompok Eksperimen I Eksperimen II Pre-test T1 T1 Perlakuan X1 X2 Post-test T2 T2

Keterangan T1 X1 X2 T2 : Pretest untuk melihat kemampuan awal penguasaan konsep siswa : Perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran Probing-Prompting : Perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran Talking Stick : Tes akhir kemampuan penguasaan konsep setelah dilakukan perlakuan

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 16 Bandung kelas X semester 2 tahun ajaran 2011/2012 sebanyak 13 kelas. 2. Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan nilai rata-rata hasil belajar yang seimbang pada pelajaran biologi. Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas X7 dan X8.

47

3. Waktu dan Lokasi Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 kelas X pada tahun ajaran (2011/2012). Yang berlokasi di SMAN 16 Bandung. Jalan mekar sari no. 81 Kota. Bandung.

C. Instrumen Penelitian Hasil penelitian diperoleh dari data pretest dan posttest. Soal berupa tes objektif pilihan ganda sebanyak 20 soal, dijadikan soal pretest dan posttest. Ke 20 soal tersebut didapat dari uji instrument. Peneliti membuat soal sebanyak 40 soal, kemudian di uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Setelah di uji peneliti mengambil 20 soal yang sesuai Kriteria dapat dipakai. Analisis secara rinci diuraikan sebagai berikut :

1. Validitas Alat ukur yang baik memiliki kesahihan yang baik. Soal disebut sahih/valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total menjadi tinggi atau rendah (Arikunto,2010:211). Pengukuran validitas soal pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut :

48

NXY (X )(Y )

rxy =

( NX 2 (X )2 )(NY 2 (Y )2

(Sumber: Arikunto, 2010:213) Keterangan: rxy : Validitas butir soal N X Y : Jumlah peserta tes : Nilai suatu butir soal : Nilai Soal

Adapun koefisien dari validitas butir soal dapat dilihat dari table 3.2

Tabel 3.2 : Koefisien Validitas soal Koefesien Korelasi 0.80 1.00 0.60 0.79 0.40 0.59 0.20 0.39 0.00 0.20 Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

(Sumber: Arikunto, 2005:75)

49

2. Reliabilitas tes Untuk memperoleh data yang dipercaya, Instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Reliabilitas menunjukan suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu sudah baik (Arikunto, 2010:221). Untuk mengukur reliabilitas dapat digunakan rumus : n r11 = n-1 S2 S2 - pq

(Sumber: Arikunto,2005:100) Keterangan : r11 : Reabilitas tes secara keseluruhan p : Proposi subjek yang menjawab item benar q : Proposi subjek yang menjawab item salah (q = 1-1) n : Banyaknya item : nilai hasil perkalian antara p dan q

S : Standar deviasi dari tes Adapun koefisien realiabilitas dapat dilihat dari table 3.3

50

Table 3.3 Koefisien Nilai Reliabilitas Butir Soal Koefesien Korelasi 0.80 1.00 0.60 0.79 0.40 0.59 0.20 0.39 0.00 0.19 (Sumber : Arikunto, 2005:102) 3. Daya pembeda Daya pembeda soal yang dimaksud untuk mengetahui sejumlah mana soal ini dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2005). Rumus yang digunakan untuk melihat daya pembeda adalah: BA D = JA _ JB BB Kriteria Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

(Sumber : Arikunto, 2005: 213) Keterangan : D JA JB BA BB : Indeks daya pembeda : Banyak peserta kelompok atas : Banyak peserta kelompok bawah : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat dari tabel 3.4

51

Tabel 3.4 Klasifikasasi Daya Pembeda Koefesien Korelasi 0.00 0.20 0.20 0.40 0.40 0.70 0.70 1.00 Kriteria Jelek Cukup Baik Sangat baik

(Sumber : Arikunto, 2005:218) 4. Tingkat kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2005:207). Rumus untuk mencari tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:

(Sumber: Arikunto, 2005:208) Keterangan : P : Indeks tingkat kesukaran B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Indeks yang digunakan pada tingkat kesukaran ini dapat dilihat pada table 3.5 di bawah ini :

52

Tabel 3.5. Klasifikasi Tingkat Kesukaran Koefesien Korelasi 0.00 0.29 0.30 0.69 0.70 1.00 Kriteria Sukar Sedang Mudah (Arikunto, 2005:210)

D. Prosedur Penelitian Tahap dalam penelitian ini meliputi dua tahap yaitu tahap pertama merupakan tahap persiapan dan tahap kedua merupakan tahap pelaksanaan. 1. Tahap Persiapan a. Pembuatan proposal b. Pelaksanaan seminar proposal c. Revisi proposal dengan bantuan dosen pembimbing d. Survey ke sekolah e. Penyusunan instrument dan lembar observasi f. Perizinan penelitian g. Melakukan uji coba instrument. h. Menganalisis butir soal instrument

53

2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian yaitu: a. Tes awal atau pretest diberikan kepada kedua kelas eksperimen yang

dijadikan sampel sebelum pembelajaran dimulai yaitu pada kelas X-7danX-8. Tes ini dilakukan dengan menggunakan soal-soal yang telah diuji cobakan sebelumnya. Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi. b. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative Probing-Prompting pada kelas eksperimen I yaitu kelas X-7 dengan langkahlangkah: 1). Guru menghadapkan siswa pada situasi baru, misalkan dengan memperhatikan permasalahan. 2). Menunggu beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada siswa, untuk merumuskan jawaban atau melakukan diskusi kecil dalam merumuskannya. 3). Guru mengajukan persoalan sesuai dengan tujuan pembelajan atau indikator kepada seluruh siswa. 4). Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan. 5). Jika jawabannya tepat maka guru meminta tanggapan kepada siswa lain tentang jawaban tersebut untuk meyakinkan bahwa seluruh siswa terlibat gambar atau situasi lainnya yang mengandung

54

dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika siswa mengalami kemacetan menjawab/menjelaskan pada jawaban yang diberikan tadi, misalny; kurang tepat, tidak tepat, atau diam, maka guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain yang jawabannya merupakan petunjuk jalan penyelesaian jawaban. Pertanyaan dilanjutkan dengan masalah yang menuntut siswa berpikir pada tingkat yang lebih tinggi, sampai dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator. Pertanyaan yang dilakukan pada langkah ini sebaiknya diajukan pada beberapa siswa yang berbeda agar seluruh siswa terlibat dalam seluruh kegiatan Probing-Prompting. 6). Guru mengajukan pertanyaan akhir pada siswa yang berbeda untuk lebih menekankan bahwa indikator tersebut benar-benar telah dipahami oleh seluruh siswa. c. Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran cooperative Talking Stick pada kelas eksperimen II yaitu kelas X-8 dengan langkah-langkah: 1). Guru membentuk kelompok 2). Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,kemudian memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk membaca dan mempe lajari materi ekosistem. 3). Siswa dalam kelompok berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana ekosistem. 4). Guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan.

55

5). Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu siswa. Guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat harus menjawabnya. Pertannyaan diulas sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. d. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa, mengenai materi konsep ekosistem menggunakan model pembelajaran cooperative tipe Probing-Prompting dan tipe Talking Stick. Tes akhir menggunakan soal yang sama dengan soal yang diberikan tes awal. Kelas Eksperimen I Pertemuan ke-I : - melakukan tes awal atau pretest - menggunakan model pembelajaran cooperative tipe probing-prompting Pertemuan ke-2 : - melanjutkan menggunakan model pembelajaran cooperative tipe Probing-Prompting - diakhiri dengan tes akhir atau posttest Kelas Eksperimen II Pertemuan ke-1 : - melakukan tes awal atau pretest - menerapkan model pembelajaran cooperative tipe Talking Stick Pertemuan ke-2 : - melanjutkan menerapkan model pembelajaran

cooperative tipe Talking Stick - diakhiri dengan tes akhir atau posttes

56

3. Tahap Pengolahan Data Tahap pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data menggunakan pretest dan posttest. Data pretest dan posttest dianalisis atau dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menentukan rata-rata skor pretest dan posttest pada masing-masing kelompok percobaan b. Uji normalitas dengan uji Chi Kuadrat dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1). Menentukan rentang kelas : data terbesar-data terkecil 2). Menentukan banyak interval kelas : K = 1+3,3log n (n: jumlah data observasi) (Suhaerah,2011:9). 3). Menentukan panjang kelas interval (P) P (Suhaerah, 2011: 9) 4). Membuat table distribusi frekuensi 5). Menentukan rata-rata ( 6). Menentukan nilai Z score Z=

dan standar deviasi (SD)

(Suhaerah, 2011: 30) 7). Menentukan luas interval (L) 8). Menentukan panjang frekuensi yang diharapkan (Fe)

57

9). Menentukan frekuensi pengamatan (Fo) 10). Menentukan Chi Kuadrat (X2)

(Suhaerah, 2009:31) 11). Membandingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel dengan dk= k-3 dan taraf kepercayaan 99 %, jika X2 hitung < X2 tabel maka populasi berdistribusi normal, jika sebaliknya maka populasi berdistribusi tidak normal c. Uji homogenitas (Uji F) Setelah dilakukan uji normalitas, data pretest dan posttest kemudian dilakukan uji homogenitas. 1). F = (Suhaerah, 2011:56) 2).Menentukan derajat kebebasan db1 = n1 1 db2 = n2-1 (Sugiyono, 2010:139) 3).Menentukan homogenitas: jika Fhitung < Ftabel maka populasi tersebut tidak homogen.

58

d. Uji hipotesis, setelah dilakukan uji prasyarat, data berdistribusi normal dan homogeny maka pengujian dilakukan secara parametric dengan menggunakan uji t dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1).Mencari standar deviasi gabungan (SD gab) SD gab = Keterangan : SD gab n1 n2 V1 V2 = standar deviasi gabungan = jumlah sampel yang variansinya besar = jumlah sampel yang variansinya kecil = varian besar = varian kecil

2). Menentukan dengan rumus : t=


keterangan : 1 = rata-rata kelompok eksperimen I 2= rata-rata kelompok eksperimen II 3) Menentukan derajat kebebasan db = n1+n2-2 4) Membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel sesuai dengan tingkat kepercayaan yang dipilih yaitu 99%. 5) Pengujian hipotesis

59

Ha : 1 = 2 Jika tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran cooperative tipe Probing-Prompting dengan siswa yang diberikan perlakuan model pembelajaran Talking Stick. Ho : 1 = 2 Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran cooperative tipe Probing-Prompting dengan siswa yang diberikan perlakuan model pembelajaran tipe Talking Stick. 6) Kriteria pengujian Dari pengujian diperoleh thitung, kemudian dibandingkan dengan ttabel. Jika thitung terletak antara (-ttabel & + ttabel) atau thitung < ttabel, berarti menunjukkan tidak berbeda secara signifikan. Jika thitung terletak diluar interval (-ttabel & + ttabel) atau thitung > ttabel, maka terdapat perbedaan yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai