Anda di halaman 1dari 19

Assalamualaikum wr.

wb

MORBUS HANSEN
Pembimbing : dr. Retno Satuti, spKK Disusun oleh : Andina Maryanti 110.2007.031

Definisi
Kusta adalah penyakit infeksi yang berlangsung dalam waktu lama, penyebabnya adalah Mycobacterium leprae. Menyerang saraf tepi sebagai tujuan pertama, lalu kulit dan saluran pernapasan bagian atas, kemudian dapat ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.

Etiologi
Mycobacterium leprae yang ditemukan oleh G.A HANSEN pada tahun 1874 di Norwegia. M. leprae berbentuk basil dengan ukuran 3-8 Um x 0,5 Um, tahan asam dan alcohol serta Gram positif

Epidemiologi
Cara penularan belum diketahui pasti hanya berdasarkan anggapan klasik yaitu melalui kontak langsung antar kulit yang lama dan erat. Anggapan kedua ialah secara inhalasi, sebab M. leprae masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet. Masa tunasnya sangat bervariasi, antara 40 hari sampai 40 tahun, umumnya beberapa tahun, rata-rata 3-5 tahun. Dapat menyerang semua umur, anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa.

Kusta terdapat di berbagai negara, terutama di Asia, Afrika, Amerika Latin, daerah tropis dan subtropics Masyarakat yang sosial ekonominya rendah. Makin rendah sosial ekonomi makin berat penyakitnya.

Patogenesis

Klasifikasi
Klasifikasi Madrid (1953) - Indeterminate (I) -Tuberkuloid (T) - Borderline-Dimorphous (B) - Lepromatosa (L)

Klasifikasi Ridley-Jopling
Tuberkuloid (TT) Tuberkuloid indefinite (Ti) Borderline tuberkuloid (BT) Mid-borderline (BB) Borderline lepromatous (BL) Lepromatosa indefinite (Li) Lepromatosa (LL)

Klasifikasi WHO
Multibasilar (MB) - Mengandung banyak basil, indeks bakteri 2+ - BTA positif (pada kerokan kulit) - Tipe LL, BL, BB Pausibasilar (PB) - Mengandung sedikit basil, indeks bakteri kurang dari 2+ - BTA negatif (pada kerokan kulit) - Tipe I, TT, BT

Sifat

Lepromatosa (LL)

Borderline Lepromatosa (BL) Makula Plakat Papul Sukar dihitung Masih ada kulit sehat

Mid Borderline (BB) Plakat Dome shaped Punched-out Dapat dihitung Kulit sehat jelas ada

Lesi
Bentuk Makula Infiltrat difus Papul Nodus Jumlah Tidak terhitung Tidak ada kulit sehat

Distribusi
Permukaan Batas Anestesia BTA Lesi kulit Sekret hidung Tes lepromin

Simetris
Halus berkilat Tidak jelas Biasanya tak jelas

Hampir simetris
Halus berkilat Agak jelas Tak jelas

Asimetris
Agak kasar/berkilat Agak jelas Lebih jelas Agak banyak Negatif Biasanya negatif

Banyak (ada globus) Banyak Banyak (ada globus) Biasanya negatif Negatif Negatif

Sifat Lesi Bentuk

Tuberkuloid (TT)

Borderline Tuberkuloid (BT) Makula dibatasi infiltrat ; infiltrat saja Beberapa atau satu dengan satelit Masih asimetris Kering bersisik Jelas

Indeterminate (I)

Makula saja; Makula dibatasi infiltrat Satu, dapat beberapa Asimetris Kering bersisik Jelas

Hanya infiltrat

Jumlah Distribusi Permukaan Batas

Satu atau beberapa Variasi Halus, agak berkilat Dapat jelas atau tidak jelas

Anestesia
BTA Lesi kulit Tes lepromin

Jelas

Jelas

Tidak ada sampai tidak jelas


Biasanya negatif Dapat positif lemah atau negatif

Hampir selalu negatif Positif kuat 3+

Negatif atau hanya 1+ Positif lemah

Deformitas
Primer : akibat langsung oleh granuloma yang terbentuk sebagai reaksi terhadap M.leprae, yang mendesak dan merusak jaringan disekitarnya, yaitu kulit, mukosa traktus respiratorius atas, tulang tulang jari, dan wajah Sekunder : akibat kerusakan saraf, umumnya deformitas diakibatkan keduanya, tetapi terutama karena kerusakan saraf

Gejala kerusakan saraf


N. Ulnaris : - anestesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis - clawing kelingking dan jari manis - atrofi hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot lumbrikalis medial. N. Medianus : - anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk, dan jari tengah - tidak mampu aduksi ibu jari - clawing ibu jari, telunjuk, dan jari tengah - ibu jari kontraktur - atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral.

N. Radialis : - anestesi dorsum manus, serta ujung proksimal jari telunjuk - tangan gantung (wrist drop) - tak mampu ekstensi jari jari atau pergelangan tangan N. Poplitea lateralis : - anestesi tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis - kaki gantung (foot drop) - kelemahan otot peroneus

N. Tibialis posterior : - anestesi telapak kaki - claw toes - paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis N. Facialis : - cabang temporal dan zigomatik menyebabkan lagoftalmus - cabang bukal, mandibular serta servikal menyebabkan kehilangan ekspresi wajah dan kegagalan mengatupkan bibir.

N. Trigeminus : anestesi kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata Infiltrasi granuloma ke dalam adneksa kulit yang terdiri atas jaringan keringat, kelenjar palit, dan folikel rambut dapat mengakibatkan kulit kering dan alopesia. Pada tipe lepromatous dapat timbul ginekomastia akibat gangguan keseimbangan hormonal dan oleh karena infiltrasi granuloma pada tubulus seminiferus testis

Kusta Histioid
variasi lesi pada tipe lepromatous yang ditandai dengan adanya nodus yang berbatas tegas, dapat juga berbentuk plak. Bakterioskopik positif tinggi. Umumnya timbul sebagai kasus relapse sensitive atau relape resistent. Relapse sensitive terjadi karena kuman yang dorman aktif kembali atau pengobatan yang diselesaikan tidak adekuat, baik dosis maupun lama pemberiannya

Relaps resistents : terjadi bila penyakit kambuh setelah menyelesaikan pengobatan sesuai waktu yang ditentukan tapi tidak dapat diobati dengan obat yang sama karena kuman telah resisten tehadap obat MDT.

Pemeriksaan
1. Pemeriksaan bakterioskopik sediaan dari kerokan jaringan kulit atau usapan mukosa hidung yang diwarnai dengan pewarnaan ZIEHL NIELSON

Anda mungkin juga menyukai