How can you lead other people if you can not lead your self
Oleh Peribadi Staf Pengajar Fisip Unhalu
Bahan Kajian dalam Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan Pada Jurusan Sosiologi Fisip Unhalu, Tahun 2012
1
NEGARA MAJU
FARMER
NEGARA BERKEMBANG
PEASANT
ETIKA KAPITALIS
ETIKA SUBSINTEN
PEASANT STUDIES (POLITI, DAN KEBUDAYAAN) RURAL AGRICULTURE DEVELOPMENT (EKONOMI POLITIK)
Sejak pembangunan pertanian mulai digencarkan ke daerah pedesaan terutama di pedesaan Jawa tahun 1970-an, ada dua pandangan dalam melihat dampak pembangunan pertanian terhadap perubahan sosial di pedesaan.
Pertama, persebaran teknologi pertanian moderen ke pedesaan selama ini telah meningkatkan jumlah buruh tani tak bertanah, sehingga tercipta polarisasi. Kedua, persebaran teknologi moderen justru telah menghasilkan pemerataan ekonomi dan tidak menimbulkan polarisasi
4
Perdebatan tentang perubahan masyarakat desa terutama di Jawa bermula dari hasil penemuan Geertz di tahun 1950-an. Inti gagasannya bahwa kebijakan politik ekonomi tanam paksa oleh Pemerintah Belanda telah menyebabkan terjadinya proses involusi dan shared of poverty.
Maksud dari pandangan ini bahwa dampak dari kebijakan Pemerintah Belanda tidak mengakibatkan masyarakat desa terbagi menjadi lapisan (kaya-miskin) sebagaimana umumnya yang terjadi di semua negara berkembang. Hal ini terjadi, karena budaya komunitas pedesaan mengandung potensi homogenitas sosial yang egaliter dan simetris (Wahono, 1994)
6
Inilah dimaksud Scott (1985), bahwa tindakan petani tadisional didasarkan pada prinsip. Keputusan penting dalam kegiatan sosialekonomi bertumpuh pada moral subsistensi, bukan atas dasar prinsip rasional sebagaimana yang dikembangkan oleh pihak ekonom klasik dan neo-klasik.
7
Maksud dari pandangan ini bahwa dampak dari kebijakan Pemerintah Belanda tidak mengakibatkan masyarakat desa terbagi menjadi lapisan (kaya-miskin) sebagaimana umumnya yang terjadi di semua negara berkembang. Hal ini terjadi, karena budaya komunitas pedesaan mengandung potensi homogenitas sosial yang egaliter dan simetris (Wahono, 1994)
8
Ketika pemerintah Orde Baru melancarkan revolusi hijau ke pedesaan, pandangan Geertz mendapat tanggapan dari banyak ahli. Diantaranya Collier dkk (1974) bahwa revolusi hijau tersebut telah menciptakan proses evolusi, sehingga sistem kelembagaan egaliter masyarakat desa menjadi semakin tertutup hingga menimbulkan kesenjangan dan polarisasi sosial di pedesaan.
9
Hal ini terjadi karena ada kesempatan bagi petani berlahan luas untuk sukses menjadi kelas komersial yang dapat mengabaikan loyalitas kepada petani yang sebelumnya samasama miskin. Tentu saja dalam waktu lama masyarakat desa menjadi terpolarisasi, sehingga potensi homogenitas sosial yang merupakan mutiara komunitas pedesaan menjadi pudar.
10
Pandangan Collier versi teori ekonomi radikal Marxis, cenderung melihat ekonomi berskala dalam teknologi moderen sebagai penyebab utama terciptanya polarisasi. Meskipun ada sebagian ahli yang kemudian berpaling lagi kepada pandangan Geertz, karena menurutnya, tidak terdapat banyak bukti bagi pandangan pertama.
How can the people appreciate with you, before you appreciate with your self
11
Namun bagi Hayami dan Kikuchi (1987) yang coba meminggirkan sedikit perhatian, menyebutkan bahwa kesenjangan di pedesaan bukan disebabkan oleh teknologi, karena teknologi itu netral, akan tetapi disebabkan oleh persebaran teknologi yang kurang maju sehingga kurang cepat mengejar pertumbuhan penduduk yang terjadi.
The quality of reward depends on the quality of effort
12
Menurut penantang kaum struktural bahwa dinamika ekonomi sosial desa yang menjurus kepelapisan (kalau tidak ingin disebut polarisasi), adalah bukan karena sekedar hadirnya revolusi teknologi biologi dan kimiawi, tetapi juga dikondisikan oleh tingginya lonjakan jumlah penduduk serta menyusupnya sistem kapitalis di pedesaan.
13
di saat latihan
daripada bersimbah darah di
medan perang
14
INGAT TEORI MILITER: TIDAK ADA PRAJURIT YANG SALAH, YANG SALAH ADALAH KOMANDAN..hehehe
15
Pandangan ini diperkuat oleh hasil penelitian Amalauddin (1987) bahwa struktur dan kelembagaan sosial masyarakat memang cukup memiliki kekuatan untuk membendung kecenderungan terjadinya polarisasi. Apakah masih ada benarnya statemen Amaluddin ini?
Looser says its possible but too difficult, but winners say its too difficult but possible
16
Pasalnya, komunitas nelayan Bajo yang terpola dalam struktur punggawa dan sawi, telah terjadi polarisasi yang tampak menganga lebar antara kaum punggawa yang mampu mengakses bahan-bahan peledak yang dirakit untuk menjadi alat penangkap ikan, dengan mereka yang selaku sawi yang hanya bermodalkan daya enersi otot.
if you want to be success, follow the success person
17
Demikian pula hasil penelitian La Ode Monto Bauto (2002) tentang Etos dan Pandangan Hidup Komunitas Nelayan juga ditemukan secara jelas bahwa orang Bajo yang memiliki mutiara kehidupan sosial yang tercantum dalam etos dan pandangan hidupnya, telah mengalami degradasi nilai dan norma sosial.
Nothing is impossible, everything is possible if you believe in Allah
18
Karena itu menurut Wahono (1994) bahwa diskusi mengenai pertumbuhan dan pemerataan hanya dapat dimengerti lebih kaya bila digelar dalam alur pencarian jawab akan dinamika ekonomi sosial desa.
Its not a big mistake when you make the mistake doing the job, but its the high mistake when you never do the big job
19
Hal ini hanya dapat dijawab dalam struktur pelapisan masyarakat antara mereka yang dapat dikatakan patron sebagai orang yang hidupnya melampaui garis kecukupan dengan mereka yang dikatakan klien sebagai orang yang hidup diambang atau masih jauh di bawah kecukupan.
At the first you make habits, at the last habits makes you.
20
Allah is my everything in life university Untuk memahami dinamika tersebut, Wahono mencoba mengadaptasi kerangka teori dualisme ekonomi sosial Boeke, yakni: (1) pranata ekonomi sosial yang dualistis telah terjadi di tengah pedesaan Jawa akibat semakin merajalelanya unsur-unsur sistem ekonomi kapitalis dalam bentuk meningkatnya komersialisasi dan penggunaan teknologi tinggi dari proses revolusi hijau;
21
(2) pranata dualistis tersebut memisahkan perilaku ekonomi sosial, di satu kutub petani berlahan luas dengan motivasi pemaksimalan hasil panen padi dan penanaman modal lewat pembelian tanah dan sumber daya pendidikan anak, dan di lain kutub dari petani berlahan sempit atau tunakisma dengan motivasi pertahanan hidup dan pengambilan modal pinjaman guna membiayai ongkos produksi dan kebutuhan sosial;
22
(3) dengan hadirnya tekanan penduduk atas tanah dan ekonomi politik makro yang memberat ke pendulum modal, maka pranata dualistis yang telah didorong kelahirannya oleh revolusi hijau dalam praktek, di satu pihak meningkatkan perolehan ekonomis petani berlahan luas, di lain pihak memperkecil peroleh ekonomis petani berlahan sempit atau tunakisma;
Change is a transformation procces from the comfort zone into discomfort zone
23
(4) Mekanisme demikian pada gilirannya menggeser petani berlahan sempit ke sektor dan sub sektor non-sawah yang lebih sedikit hasilnya dengan sekaligus menggandakannya ke sektor kaitan yang lebih memberikan peluang, meningkatkan proporsi kerja wanita dan anak untuk mencari nafkah
The quality of human kind atau the quality of mind kind depend on the quality of communication
24
25
Menurut hasil penelitian Trijono (1994) bahwa terjadinya polarisasi di pedesaan Jawa, bukan polarisasi yang ditentukan oleh konsentrasi pemilikan tanah seperti dimaksud penganut ekonomi politik radikal. Tetapi lebih merupakan polarisasi yang terjadi sebagai konsekwensi semakin tergantungnya ekonomi desa kepada ekonomi luar desa atau perekonomian nasional
26
27
Terima Kasih
28
CAMKAN SAUDARAKU,
SANG IDIOLOG
Hamas ADALAH HARAPAN MASYARAKAT, BANGSA DAN NEGARA TERCINTA INI