Anda di halaman 1dari 15

MAGNETOCAPACITANCE, MAGNETOCALORIC, MAGNETORESISTIVITY, MAGNETORESISTANCE DAN MAGNETOOPTIC

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Fisika Magnetik yang dibina oleh Bapak Nandang Mufti

Oleh Fitri Kusmawati Lia Purti Trisnawati Muh. Abdul Muhid Nisfi Nahari Sani H. Nurhayati Ayu L. (100322400959) (100322405266) (100322405259) (100322400950) (100322405254)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FISIKA PROGRAM STUDI S1 FISIKA

DESEMBER 2013 1. MAGNETOCAPACITANCE

Magnetocapacitance adalah sifat dari beberapa bahan dielektrik atau isolasi atau heterostruktur logam-isolator-logam yang menunjukkan perubahan dalam nilai kapasitansi ketika medan magnet eksternal diterapkan kepada mereka. Magnetocapacitance bisa menjadi sifat intrinsik dari beberapa bahan dielektrik, seperti senyawa multiferroic seperti BiMnO3. magnetocapacitance (MC) juga dapat didefinisikan sebagai fenomena yang terjadi pada bahan multiferroic di mana terjadi perubahan kapasitans dari bahan multiferroic ketika dikenai medan magnet eksternal. Medan magnet mempengaruhi magnetik ordering dan karena kopling melekat antara feroelektrik dan feromagnetik dalam sistem multiferroic, sinyal magnetik tercermin dalam MC tersebut. Spin kapasitansi terjadi karena spin terpolarisasi pada antarmuka logam dan oxides.

Aplikasi Long Term Evolution (LTE), generasi network mendatang melebihi 3G. Sistem mobile komunikasi LTE menjadi issue karena jaringan LTE memiliki keuntungan seperti peningkatan efisiensi transimi data, menggunakan frekuensi efektif, layanan yang berkualitas tinggi. Untuk mewujudkan sistem ponsel LTE, struktur MIMO harus dipertimbangkan. Dengan demikian, metode untuk miniaturisasi antena dengan performa yang baik dan perbaikan isolasi masih menjadi tren penting untuk menyadari antena MIMO untuk LTE-Band dalam ruang terbatas pada sistem komunikasi ponsel. Secara khusus karena isolasi antara antena akan mempengaruhi kinerja sistem MIMO, banyak artikel telah membahas mengenai peningkatan metode isolasi antara unsur-unsur dalam sistem komunikasi nirkabel. Kali ini, sebuah antena tipe monopole berlipat baru dengan bahan magneto-dielektrik yang mempunyai lebih dari satu permeablitas dan permitifitas yang diusulkan. Ukuran prototipe antena 7.5 x 18.5 x 3.4 mm3, dan bahan magneto-dielektrik diterapkan sebagai pendukung downsizing, memperoleh bandwith yang luas dalam elemen radiasi tunggal dan mencapai mutual coupling rendah pada antena MIMO.

Gambar 1 menunjukkan konfigurasi dan detail dimensi antena dengan bahan magnetodielektrik.

Antena tunggal yang diusulkan telah diterapkan untuk antena MIMO. Gambar 2 menunjukkan struktur keseluruhan antena MIMO dengan bahan magneto-dielectric. Ukuran substrat utamanya 50 x 100 x 1 mm3 yang sama dengan ukuran single antena, dan jarak antara dua elemen 58 mm merespon terhadap 0.15 0.

Gambar 2. Geometry of the MIMO antenna with the magneto-dielectric material

Gambar 3 menunjukkan pengukuran dan perbandingan parameter pola prototype., aplikasi bahan FR-4 dan magneto-dielectric. Berdasarkan gambar tersebut, dicapai kecocokan impedansi yang baik dan performa isolasi antara dua

antena juga meningkat dengan menambahkan magnetic loss dari bahan magnetodielectric.

Gambar 3. The measured and compared scattering parameters.

2. MAGNETOCALORIC

Momen magnetik dari atom-atom dalam material magnetik akan mengalami reorientasi bila meterial tersebut diberi medan magnet luar. Jika medan magnet luar ini diberikan secara adiabatik, maka temperatur material akan meningkat. Sebaliknya ketika medan maget luar dihilangkan, maka temperatur material turun kembali. Respon perubahan temperatur suatu material akibat dari medan magnet luar ini disebut sebagai efek magnetokalorik. Efek magnetokalorik dengan ukuran yang sangat besar tela lama diketahui sebelum dilaporkannya efek magnetokalorik pada bahan oksida mangan, yaitu efek magnetokalorik yang terjadi pada material yang mengandung unsur Godolinium dimana material ini menunjukkan efek magnetokalorik yang besarnya mendekati nilai yang ditunjukkan oleh material Godolinium. Ada dua karakterisitik yang menjadikan suatu bahan dikatagorikan memiliki efek magnetokalorik, yaitu: 1. Bahan tersebut menunjukkan adanya magnetisasi spontan yang cukup besar. 2. Bahan tersebut mengalami penurunan magnetisasi yang sangat tajam disekitar temperatur curie (Tc). Sedangkan besarnya efek magnetokalorik itu sendiri diukur dari dua besaran, yaitu perubahan entropi ( dan perubahan temperatur ( . Salah satu hasil

eksperimen pengukuran perubahan entropi sebagai berikut.

pada material LCMO adalah

Sistem Refrigerasi Efek Magnetokalorik Efek magnetokalorik, yang merupakan sifat intrinsik seluruh material magnetik, menyebabkan material yang bersifat magnetik akan membuang panas dan tingkat entropi magnetiknya turun pada saat dikenai medan magnet secara isotermal. Efek yang berkebalikan akan terjadi manakala medan magnet dihilangkan. Dengan demikian, efek magnetokalorik ini bisa digunakan untuk mendinginkan suatu zat. Prinsip ini telah digunakan dalam refrigerasi kriogenik sejak tahun 1930-an (Yu dkk., 2003). Refrigerasi magnetik dipandang sebagai teknologi hijau (green technology) yang memiliki potensi untuk menggantikan siklus konvensional kompresi uap. Efisiensi refrigerasi magnetik bisa mencapai 30 - 60% terhadap siklus Carnot, sedangkan siklus kompresi uap hanya mencapai 5 - 10% terhadap siklus Carnot (Yu dkk., 2003). Oleh karena itu, refrigerasi magnetik diperkirakan memiliki potensi yang bagus di masa mendatang. Berikut skematik dari sistem pendingin berdasarkan demagnetisasi adiabatik dari sistem paramagnetik dan trayektor dengan magnetisasi termal dan demagnetisasi adiabatik

Medan H diterapkan pada suhu T1 ketika sistem paramagnetik berada dalam kontak termal yang baik dengan suhu yang tinggi pada bak (di bagian bawah AB). Misalnya, kontak termal dalam posisi on ketika ruang antar sistem paramagnetik dan bak suhu tinggi (mungkin berisi hidrogen cair atau helium cair). Selanjutnya, sistem para magnetik secara termal terisolasi dengan memompa gas helium tersebut (saklar panas dalam keadaan off). kemudian medan magnet juga dimatikan. Pada bagian BC, suhu kini turun menjadi T2. Proses tersebut

digunakan untuk menghasilkan suhu yang sangat rendah dalam rentang mikrokelvin. Siklus dasar refrigerasi magnetik adalah siklus Carnot magnetik, siklus Stirling magnetik, siklus Ericcson magnetik, dan siklus Brayton magnetik. Mekanisme kerja siklus refrigerasi magnetik, misalnya siklus Ericcson magnetik, dijelaskan di bawah ini.

Proses magnetisasi isothermal (A-B). Pada saat terjadi kenaikan medan magnet (dari Ho ke H1) panas dipindahkan dari refrigeran magnetik ke fluida regenerator untuk menjaga refrigeran dalam keadaan isotermal. Note: yang dimaksud dengan refrigeran adalah material magnetik itu sendiri. Proses pendinginan pada medan-konstan (B-C). Pada keadaan medan magnet konstan (H1), panas dipindahkan dari refrigeran magnetik ke fluida regenerator. Proses demagnetisasi isotermal (C-D). Pada saat medan magnet diturunkan (dari H1ke Ho), panas diserap dari fluida regenerator ke refrigeran magnetik untuk menjaga kondisi isotermal pada refrigeran. Proses pemanasan pada medan-konstan (D-A). Temperatur akhir refrigeran magnetik kembali ke kondisi semula (A). Beberapa peneliti mengeksplorasi kemungkinan penggunaan refrigerasi magnetik sebagai pengganti sistem refrigerasi konvensional. Pada 1976, di Lewis Research Center of American National Aeronautics and Space Administration, Brown menggunakan logam tanah jarang (rare-earth metal) gadolinium (Gd) sebagai refrigeran magnetik untuk refrigerasi pada temperatur ruang (Yu dkk., 2003). Dengan menambahkan berbagai variasi silika dan germanium ke latis (lattice) kristal gadolinium, Vitalij Peeharsky dan Karl Gsehneidner dari the Ames Laboratory di Iowa State University menemukan jenis material baru yang bisa mendinginkan dua hingga enam kali lebih banyak dalam siklus magnetik tunggal, yang berarti bahwa mesin refrigerasi ini bisa menggunakan medan magnet yang lebih lemah atau material yang lebih keeil (Glanz,1998). Dengan memadukan refrigeran magnetik GdSGe2Si2 dan sejumlah kecil besi, Provenzano dkk. (2004) melaporkan bahwa mereka bisa mengurangi kehilangan histerisis (yang menyebabkan refrigeran magnetik kurang efisien) hingga 90%. Selain menggunakan paduan berbasiskan gadolinium, Tegus dkk. (2002) menggunakan refrigeran magnetik berbasiskan logam transisi, MnFePo.4s,Aso.ss, untuk refrigerasi pada temperatur ruang dengan hasil refrigerasi yang seeara signifikan lebih besar dibandingkan dengan GdSGe2Si2.

Namun demikian, seeara umum saat ini pengembangan refrigerasi magnetik pada temperatur ruang masih belum matang. Yu dkk. (2003) menekankan bahwa kesulitan utama dalam pengembangan refrigerasi magnetik adalah: 1. Diperlukannya material magnetik dengan efek magnetokalorik yang besar 2. Diperlukannya medan magnet yang kuat 3. Diperlukannya sifat regenerasi dan perpindahan panas yang istimewa.

3. MAGNETORESISTIVITY

Magnetoresistivity adalah sifat dari bahan apabila diterapkan medan magnet luar pada bahan tersebut maka akan terjadi perubahan resistivitas listrik. Medan magnet dapat juga tergantung pada sudut sehingga arus dapat mengalir tegak lurus (Transversal resistivity) atau paralel terhadap medan magnet. Magnetoresistivity transversal diwakili dalam bentuk:

Resistivitas listrik dapat diukur sebagai fungsi temperatur, medan magnet dan tekanan (perubahan geometri kisi). Resistivitas dapat digunakan untuk mengukur mobilitas aliran arus pada sampel.

Teknik Pengukuran Resistivitas Pengukuran Magnetoresistivity biasanya berlangsung dalam bejana Dewar di mana kita menambahkan instrumen untuk menghasilkan medan magnet dan mencapai suhu rendah dengan menambahkan gas cair seperti helium dan

nitrogen. Sampel dipasang pada pemegang sampel yang dapat diputar sehingga kita bisa mengukur magnetik, suhu dan sudut ketergantungan resistivitas. Resistivitas listrik dapat diukur dengan menggunakan metode empat probe (gambar dibawah ini). Ada empat probe terhubung ke sampel, situasi terbaik adalah ketika 4 probe ini berada dalam jarak yang sama dan dalam posisi linear. Dua probe di tengah untuk menghubungkan voltmeter dan dua lainnya untuk menghubungkan sumber arus.

Gambar 7 metode pengukuran resistivitas

Jenis dari magnetoresistivity: 1. Colossal Magnetoresistivity (CMR) Magnetoresistivity Colossal (CMR) adalah sifat dari beberapa bahan, sebagian besar mangan oksida berbasis peroksida, yang memungkinkan bahan tersebut berubah resistivitasnya jika dikenai medan magnet luar. Bahan konvensional magnetoresistivity (OMR) memungkinkan perubahan

resistivitas hingga 5%, tetapi bahan-bahan yang menampilkan CMR dapat menunjukkan perubahan resistivitas dengan urutan magnitudo. Awalnya ditemukan pada tahun 1993, sifat ini tidak dijelaskan oleh teori fisika saat ini, termasuk magnetoresistivity konvensional.

Gambar 8 temperatur yang bergantung pada pengukuran colossal magnetoresistivity untuk Ti2Mn2O7 dengan menerapkan medan magnet pada 0.5, 2, 5 dan 7 T.

2. Tunnel Magnetoresistivity (TMR) Tunneling magnetoresistivity (TMR) terjadi perubahan resistivitas ketika dua ferromagnets dipisahkan oleh lapisan tipis (sekitar 1 nm) isolator. Resistivitas arus tunneling berubah dengan orientasi relatif dari dua lapisan magnetik. Resistivitas ini biasanya lebih tinggi di kasus anti-paralel. Hal ini

ditemukan pada tahun 1975 oleh M. Julliere, menggunakan besi sebagai feromagnet dan germanium sebagai insulator pada 80K. 3. Giant Magnetoresistivity (GMR) Giant Magnetoresistance (GMR) adalah efek mekanik kuantum diamati dalam struktur film tipis terdiri dari multilayer feromagnetik dan logam bukan magnetik. sebuah sensor yang bekerja berdasarkan perubahan medan magnetik sekitarnya. Perubahan medan magnet di sekitar sensor akan merubah arah spin (spin-up dan spin down) dari elektron-elektron yang terdapat dalam lapisan masing-masing material ferromagnetik penyusunnya. Saat ini penelitian tentang GMR mengalami perkembangan yang sangat pesat, perkembangan ini mulai dari metode yang digunakan, jenis material, struktur dan aplikasinya di lapangan. Kelebihan GMR seperti ukuran yang kecil, daya dan harga yang relatif rendah dibandingkan sensorsensor magnetik lainnya serta sifat-sifat magnetik dan elektriknya yang dapat divariasikan dalam range yang sangat lebar , menjadikan GMR sebagai sebagai salah satu primadona dalam dunia nanoteknologi. GMR dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti: pengukuran arus, pengukuran jarak, pengukuran kecepatan rotasi, khusus untuk struktur spin valve sensor berbasis material GMR digunakan untuk penyimpanan data (data storage), non-volatile magnetic random access memory (MRAM), heads recording, spin valve transistor dan pengukuran medan magnet lemah. Oleh karena itu sensor berbasis bahan GMR dapat disebut sebagai divais pengindera medan magnet generasi mendatang (next generation magnetic field sensing devices). Penggunaan GMR sebagai sensor didasarkan pada nilai MR yang dihasilkan. Nilai MR sangat ditentukan oleh sifat magnetik dan sifat listrik yang dihasilkannya

Aplikasi Magnetoresistivity telah banyak digunakan di banyak perangkat elektronik. Misalnya GMR digunakan di sebagian besar reading heads hard drive. Pada bahan magnetoresistive yang telah terpasang arus dibagian tepi. Reading head melewati bagian atas disc storage. Jika reading head ditempatkan langsung

di atas area spesifik di mana medan magnet nol terjadi perubahan resistivitas di magnetoresistor.

Gambar Hard disc reading device

Efek Magnetoresistivity digunakan juga dalam berbagai macam sensor: untuk pengukuran medan magnet bumi (kompas elektronik), untuk mengukur arus listrik (dengan mengukur medan magnet yang dibuat sekitar kawat), untuk posisi dan sudut penginderaan benda dengan magnet terpasang.

4. MAGNETOOPTIC

Efek magneto-optik adalah fenomena dimana gelombang elektromagnetik menyebar melalui media yang telah diubah oleh adanya medan magnet. Ketika cahaya ditularkan melalui lapisan bahan magneto optic, hasilnya disebut efek Faraday bidang polarisasi bias diputar, membentuk rotator Faraday. Hasil refleksi dari bahan magneto optic dikenal sebagai magneto optic Kerr efek. Secara umum, efek magneto-optik pembalikan simetri lokal (propagasi cahaya dan bukan sumber medan magnet), yang merupakan kondisi yang diperlukan untuk membangun perangkat seperti optical isolator (dimana cahaya melewati satu arah tetapi tidak yang lain).

Contoh: 1. Sebuah drive magneto optic adalah jenis disc drive optik yang mampu menulis dan menulis ulang data atas disk magneto - optik .Kedua 130 mm ( 5,25 in) dan 90 mm ( 3.5 in) factor bentuk yang ada. Teknologi ini diperkenalkan secara komersial pada tahun 1985. Meskipun optik , mereka muncul sebagai hard disk drive ke system operasi.

Awalnya drive adalah 130 mm dan memiliki ukuran full-height 130 mm hard-drive (seperti di IBM PC XT). 130 mm Media terlihat mirip dengan CD-ROM tertutup dalam caddy gaya lama, sedangkan 90 mm media tentang ukuran disk 1,44 MB floppy biasa, tetapi dua kali ketebalan. Disc terdiri dari bahan feromagnetik disegel di bawah lapisan plastik.Satu-satunya kontak fisik adalah selama perekaman ketika kepala magnetic dibawa kedalam kontak dengan sisi disc berlawanan dengan laser. Selama membaca, laser memproyeksikan balok pada disk dan menurut keadaan magnetic dari permukaan, cahaya yang dipantulkan

bervariasi karena efek Kerr Magneto-optik. Selamarekaman, daya laser meningkat untuk memanaskan materi ke titik Curie di satu tempat.Hal ini memungkinkan electromagnet diposisikan disisi berlawanan dari disk, untuk mengubah polarisasi magnetic lokal. Polarisasi dipertahankan setelah suhu turun. Secaradefault , drive Magneto - optical memverifikasi informasi setelah menulis ke disk dan dapat segera melaporkan masalah ke system operasi . Ini berarti menulis benar-benar dapat mengambil tiga kali lebih lama daripada membaca ,tapi itu membuat media sangat dapat diandalkan , tidak seperti CD - R atau DVD - R media di mana data ditulis tanpa integritas data bersamaan memeriksa . Menggunakan disk magneto optic jauh lebih seperti menggunakan drive disket dari CD - RW drive. Drive magneto-optik tidak harus bingung dengan drive Floptical, yang juga menggabungkan teknologi feromagnetik dan optik, meskipun dengan cara yang berbeda. Flopticals adalah 21 megabyte 90 mm disket magnetic menggunakan trek optic untuk meningkatkan presisi pelacakan kepala magnetik, dari yang biasa 135 lagu per inci sampai 1.250 lagu per inci. Tidak ada laser atau pemanasan yang terlibat, sebuah LED infra merah sederhana digunakan untuk mengikuti jejak optik, sementara kepala magnetic menyentuh permukaan rekaman. Drive juga dapat membaca dan menulis tradisional disket 90 mm,meskipun tidak berbagai megabyte 2.88. Flopticals yang diproduksi oleh Insite Peripherals, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Jim Burke. 2. Efek Faraday atau rotasi Faraday adalah fenomena magneto-optik, atau interaksi antara cahaya dan medan magnet. Rotasi bidang polarisasi sebanding dengan intensitas komponen dari medan magnet di arah sinar. Efek Faraday, jenis efek magneto-optik, ditemukan oleh Michael Fara pada tahun 1845, adalah bukti eksperimental pertama bahwa cahaya dan magnet adalah related. Dasar teoritis untuk hubungan itu, sekarang disebu tradiasi elektromagnetik, dikembangkan oleh James Clerk Maxwell pada tahun 1860 - an dan 1870 - an. Efek ini terjadi dalam bahan dielektrik yang paling optic transparan (termasuk cairan) ketika pada medan magnet

yang kuat. Dalam deskripsi kuantum mekanik, hal itu terjadi karena pengenaan medan magnetic mengubah tingkat energi (efek Zeeman).

DAFTAR RUJUKAN Buschow, K. H. J & Beor, F. R. D, 2003. Physics of Magnetismand Magnetic Materials. Debenc, Matej & Jaglicic, Zvonko. 2007. Magnetoresistivity. Faculty of Mathematics and Physics University Ljubljana Djamal, Mitra & Yulkifli. 2009. Penumbuhan Lapisan Tipis NiCoFe/Si Sebagai Material Pembuatan Sensor Giant Magnetoresistance (GMR). Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia ISSN No. 0854-3046. Oliver S. Wibbelhoff, Axel Lorke1, Dirk Reuter, and Andreas D. Wieck. Magneto-capacitance probing of the many-particle states in InAs dots. of Physics, Universitt Duisburg-Essen, Lotharstr. 1, D-47048 Duisburg, Germany, online. Ratiko, 2006. Studi Teknik Pendingin Untuk Instalasi Dekontaminasi Elektrolitik Bermedia Tor Ag2+. Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 2006, online. Shin, Y & Park, S, 2010. A Monopole Antenna With A Magneto-Dielectric Material And Its Mimo Application For 700 Mhz-Lte-Band. Department of Information and Communication Engineering, Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST), Daejeon, Korea; Corresponding author: shinys@kaist.ac.kr. Online.

Anda mungkin juga menyukai