Anda di halaman 1dari 47

Deddy Herman Sp.

P,
FCCP, FAPSR, MCH
Defenisi
+Infeksi purulen trakea dan bronkus sebagai
komplikasi infeksi saluran napas oleh virus
Etiologi
+Pneumococcus
+Haemophilus influenza
+Staphylococcus pyogenes
Biasanya didahului ISNA beberapa hari
Demam, menggigil, nyeri tenggorok, nyeri
otot, nyeri sendi
Batuk, sputum mukoid / purulen kadang-
kadang berdarah
Sesak napas
Gambaran klinik

Batuk kering
Nyeri restrostenal
Sesak napas
Mengi
Demam
Gejala: ringan sampai berat
Gejala berat pada orang muda dan
orang tua
Diagnosis banding
4 Karsinoma bronkus
4 TB paru

Radiologis
4 Normal
Pengobatan
Antitusif
Antipiretik
Antibiotik
Bronkodilator
Bila ada bronkospasme
Bila perlu ada steroid
Komplikasi

Pneumonia
Pleuritis
Efusi pleura empiema
Sinusitis
Hemoptisis
Abses otak
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan Faktor Risiko
E Community Acquired Pneumonia (CAP)
E Hospital Acquired Pneumonia
(Nosocomial Pneumonia)
E Pneumonia in Immunocompromised Host
E Aspiration Pneumonia
KLASIFIKASI PNEUMONIA
Berdasarkan Etiologi
E Pneumonia Tipik
* Streptokokus * Pneumokokus
* Stafilokokus

E Pneumonia Atipik
* Chlamydia pneumoniae * Virus
* Mycoplasma pneumoniae * Jamur
* Haemophylus influenza
* Legionella
FAKTOR RISIKO KOMPLIKASI
Terhadap Perjalanan Penyakit
Umur > 60 tahun
Penyakit penyerta (komorbid)
Tanda-tanda infeksi berat
Kuman risiko tinggi
* Stafilokokus
* Aspirasi kuman gram negatif

Perbedaan Klinik Pneumonia Atipik dengan
Pneumonia Bakterial Tipik
Tanda & Gejala Pneumonia Atipika Pneumonia Tipik

Onset gradual akut
Suhu kurang tinggi tinggi, menggigil
Batuk non produktif produktif
Sputum mukoid purulen
Gejala lain nyeri kepala, myalgia, jarang
sakit tenggorok
Gejala ekstra pulmoner sering lebih jarang
Pewarnaan Gram flora normal atau kokus Gram +
aspesifik atau -
Radiologik patchy konsolidasi lobar
Laboratorium lekosit tinggi/normal lebih tinggi
kadang rendah
gangguan faal hati sering lebih jarang

Penatalaksanaan Umum

) Istirahat

) Rehidrasi

) Simptomatik untuk demam dan nyeri
PRINSIP PENGOBATAN
INFEKSI SALURAN NAPAS
BAWAH
Empiris

+ Pola sensitiviti kuman
+ Uji klinik
+ Pengalaman
4 Pada orang muda dan dapat
berobat jalan
~ makrolid
~ ampisilin/amoksisilin
~ kotrimoksasol
~ sefalosporin generasi pertama
PEMILIHAN ANTIBIOTIK
MENURUT JENIS KUMAN
DAN BERAT PENYAKIT
PEMILIHAN ANTIBIOTIK
MENURUT JENIS KUMAN
DAN BERAT PENYAKIT
4 Pneumonia dengan komorbid /
pada MANULA
~ Sefalosporin generasi kedua
~ Kuinolon baru
~ Kotrimoksasol
~ Betalaktam dengan/tanpa makrolid

PEMILIHAN ANTIBIOTIK
MENURUT JENIS KUMAN
DAN BERAT PENYAKIT
4 Pneumonia yang dirawat
di Rumah Sakit
~ Penisilin + kloramfenikol
~ Kuinolon
~ Betalaktam dengan/tanpa
aminoglokosida
~ Betalaktam dengan/tanpa makrolid
~ Cepalosporin generasi II, III, IV

Prognosis baik
Angka kematian :
rawat jalan < 5%
rawat inap + 20%
PENATALAKSANAAN
ASMA
TUJUAN PENATALAKSANAAN
ASMA
+ Menghilangkan dan mengendalikan
gejala asma
+ Mencegah eksaserbasi penyakit
+ Meningkatkan fungsi paru mendekati
normal
+ Mempertahankan fungsi paru
+ Menghindari efek samping obat
+ Mencegah obstruksi yang ireversibel
+ Mencegah kematian karena asma

MEMBUAT ASMA MENJADI TERKONTROL
KARAKTERISTIK ASMA
- Penyakit kronik
- Sifatnya variasi
- Obstruksi reversibel
- Airway modelling
KLASIFIKASI ASMA
Ditentukan oleh
+ Frekuensi serangan
+ Serangan asma malam
+ Gangguan aktiviti
+ Nilai faal paru (VEP
1
atau APE)
+ Variabiliti harian
ASMA INTERMITEN
+ Gejala < 1 kali seminggu
+ Gejala asma malam < 2 kali sebulan
+ Serangan singkat tidak mengganggu
aktiviti
+ Nilai VEP
1
atau APE > 80% nilai prediksi
+ Variabiliti < 20%
ASMA PERSISTEN
RINGAN
- Gejala > 1 kali serangan tapi < 1 kali
sehari
- Eksaserbasi dapat mengganggu aktiviti
dan tidur
- Gejala asma malam > 2 kali sebulan
- Nilai APE / VEP
1
> 80% nilai prediksi
- Variabiliti 20 30%
4 Gejala tiap hari
4 Gejala asma malam > 1 kali seminggu
4 Eksaserbasi mengganggu aktiviti dan
tidur
4 Nilai VEP
1
atau APE > 60% tetapi
< 80% nilai prediksi
4 Variabiliti > 30%
ASMA PERSISTEN
SEDANG
ASMA PERSISTEN
BERAT
+ Gejala berkepanjangan
+ Eksaserbasi sering
+ Gejala asma malam sering
+ Aktiviti fisik terbatas
+ Nilai APE / VEP
1
< 60% nilai prediksi
+ Variabiliti > 30%
MENGHINDARI FAKTOR
PENCETUS
+ Mengenali faktor pencetus
+ Menghindari iritasi
+ Menghindari cuaca yang terlalu dingin
+ Menghindari cuaca yang terlalu panas
+ Menghindari aktiviti berlebihan
+ Jangan merokok
+ Cegah infeksi saluran napas


PENGOBATAN YANG
OPTIMAL
OBAT PELEGA NAPAS
Dipakai saat serangan
Bersifat bronkodilator
OBAT PENGONTROL
ASMA
E Dipakai rutin setiap hari
E Anti inflamasi
E Bronkodilator kerja lama
KORTIKOSTEROID
INHALASI
+ Antiinflamasi paling paten
+ Budesonide
+ Fluticasone
+ Beclomethason
TERAPI INHALASI
E Kerja langsung
E Onset kerja cepat
E Dosis kecil
E Efek samping minimal
E Mobilisasi lendir

PERBANDINGAN EFEKTIVITI
INHALASI DOSIS TERUKUR
PROKATEROL TERHADAP
FENOTEROL DAN SALMETEROL
DI POLIKLINIK ASMA
RS PERSAHABATAN
TUJUAN
Menilai efektiviti mula kerja dan lama kerja
bronkodilator IDT fenoterol, prokaterol, dan
salmeterol pada asma persisten dengan
pengukuran uji faal paru sebagai tolok ukur

Metode
Uji klinik buta tunggal 3 way crossover
Lama pemberian antara obat paling
cepat 2 hari dan paling lambat 14 hari



Bagan penelitian
Wash-out
7 hari
Pemberian obat
II
Periode seleksi Pemberian obat Pemberian obat
Hari
2 s/d 14 hari 2 s/d 14 hari
III
Istirahat
1 14
Run-in Istirahat
I
Random sampel
Dilakukan secara acak sempurna dengan bantuan
komputer terhadap 3 macam obat yang akan
diberikan
NILAI DASAR FAAL
PARU
0
1.000
2.000
3.000
Fenoterol 2.152,3 1.470,7
Prokaterol 2.099,7 1.431,0
Salmeterol 2.173,2 1.500,3
KVP VEP1
ns = p>0.05
(ml)
NILAI DASAR FAAL
PARU
0
50
100
150
200
250
Fenoterol 213,0
Prokaterol 212,9
Salmeterol 211,4
APE
(l/ menit)
ns = p>0.05
NILAI VEP
1
/ KVP
0
20
40
60
80
Fenoterol 68,3 72,2 71,2 71,0 68,7 69,6
Prokaterol 68,4 73,2 73,6 74,7 74,0 71,7
Salmeterol 69,1 73,0 71,8 73,3 72,6 73,7
0 5 15 30 300 540
(%)
(menit)
NILAI APE
0
100
200
300
Fenoterol 213,0 242,5 240,2 252,1 229,3 205,3
Prokaterol 212,9 250,0 249,2 257,5 254,0 239,8
Salmeterol 211,4 250,1 241,8 245,3 257,9 252,5
0 5 15 30 300 540
(l/ menit)
(menit)
PERSENTASE PERUBAHAN NILAI VEP
1

-10
0
10
20
30
40
Fenoterol 16,5 18,8 18,2 3,9 -4,8
Prokaterol 29,0 30,1 34,0 23,0 14,7
Salmeterol 7,8 18,2 21,0 21,1 17,6
5 15 30 300 540
(%)
* = p<0.05
(menit)
*
*
* * * * *
* *
*
*
EFEK SAMPING
0
4
8
Fenoterol 6 3 3
Prokaterol 0 0 0
Salmeterol 0 3 3
Sakit Kepala Mual Tremor
(%)
ns = p>0.05
KESIMPULAN
1. IDT prokaterol mempunyai mula kerja lebih
cepat dibandingkan IDT fenoterol dan IDT
salmeterol pada menit ke-5
2. IDT prokaterol mempunyai lama kerja lebih
panjang dibandingkan IDT fenoterol dan
sama panjang dibandingkan IDT salmeterol
pada menit ke 540
3. Efek samping ringan terbanyak didapatkan
pada IDT fenoterol kemudian berikutnya IDT
salmeterol dan IDT prokaterol tidak
menunjukkan efek samping
4. IDT prokaterol dapat berfungsi sebagai
pelega napas saat serangan serta sebagai
pengontrol asma bronkial karena mempunyai
lama kerja relatif panjang
KESIMPULAN
E Bronkitis akut adalah infeksi purulen
trakea dan bronkus sebagai komplikasi
infeksi saluran napas oleh virus
E Gambaran radiologis bronkitis akut
normal
E Pneumonia masalah kesehatan di
Indonesia

E Asma penyakit inflamasi kronik
saluran napas
E Manifestasi klinik bervariasi
E Klasifikasi berat penyakit
menentukan pengobatan
E Anti inflamasi perlu pada asma
persisten

E Terapi inhalasi sangat
dianjurkan
E Keberhasilan pengobatan
ditentukan oleh :
~ berat penyakit
~ jenis dan dosis obat
~ kepatuhan penderita

Anda mungkin juga menyukai