Anda di halaman 1dari 4

Penanganan Sampah : Persepsi yang Salah di Masyarakat Oleh : Jecika Ardiati (21313006)

Sampah merupakan material sisa yang tidak lagi diinginkan sebagai hasil akhir dari suatu proses. Sampah didefinisikan menurut derajat keterpakaiannya karena dalam proses alam tidak ada yang disebut sampah melainkan produk-produk yang dihasilkan selama dan setelah sebuah proses berlangsung. Sebuah material yang dianggap sampah oleh suatu pihak dapat bermanfaat bagi pihak lainnya. Oleh karena itu dalam penanganan sampah, hal yang paling baik dilakukan adalah dengan menambah derajat keterpakaian dari material yang biasanya telah dianggap sebagai sampah. Di Indonesia volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat bahwa satu orang dapat menghasilkan sampah sebanyak 2 kg per hari. Dapat dibayangkan bila angka 2 kg tersebut dikalikan dengan jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup juga menyatakan bahwa dalam 4 tahun terakhir pertambahan jumlah sampah meningkat drastic pada tahun 2010 volume sampah mencapai 200.000 ton/hari dan pada tahun 2012 volume sampah mencapai 490.000 ton per hari atau total 178.850.000 ton setahun. Seebesar 50% dari volume sampah tersebut adalah sampah rumah tangga. Volume sampah rumah tangga yang menyumbang porsi 50% dari volume sampah keseluruhan di Indonesia menurut fakta belum ditangani dengan tepat. Hanya 24,5% dari sampah tersebut yang dikelola dengan tepat yaitu diangkut petugas dan dikomposkan. Sisanya sebagian besar ditangani dengan cara berikut, yaitu: 1) diangkut oleh petugas kebersihan (23,4%), 2) dikubur dalam tanah (4,2%), 3) dikomposkan (1,1%), 4) dibakar (52,1%), 5) dibuang di selokan/sungai/laut (10,2%) dan 6) dibuang sembarangan (9%). Dari data tersebut terlihat bahwa masih ada kesalahan persepsi mengenai penanganan sampah khususnya sampah padat rumah tangga. Sampah rumah tangga seringkali dianggap sebagai material yang tidak memiliki nilai kegunaan sehingga tidak memiliki harga secara ekonomi. Persepsi yang salah menyebabkan penanganan yang salah. Sampah rumah tangga yang

dianggap tidak bernilai akhirnya dibuang atau dibakar oleh masyarakat, suatu penanganan yang juga dianggap sebagai penanganan yang praktis dan tidak membutuhkan banyak biaya. Pembakaran sampah biasanya dilakukan oleh masyarakat di lokasi tempat tinggalnya. Lokasi tersebut dapat berupa pekarangan rumah, lapangan kosong, bahkan tempat sampah besar berbahan dasar semen sehingga tidak akan rusak oleh api.

Gambar 1. Aktivitas pembakaran sampah di pekarangan rumah

Penanganan sampah seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 1. Dilakukan di daerah Blok A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pembakaran sampah biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari. Asap pembakaran sampah berdampak secara langsung menyebabkan mata perih, pandangan tidak jelas, nafas sesak, dan aroma yang memusingkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pembakaran sampah plastik dapat menghasilkan senyawa beracun yaitu dioksin dan senyawa beracun lainnya dari material yang dibakar. Senyawa-senyawa tersebut sangat membahayakan kesehatan terutama orangorang yang terpapar langsung oleh asap pembakaran sampah (Damanhuri dan Padmi, 2010). Dioksin merupakansenyawa kimia beracun yang ada secara erus menerus dan terakumulasi secara biologis. Dioksin juga tersebar pada lingkungan dengan konsentrasi rendah. Dioksin

bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan perubahan sistem hormon, perubahan pertumbuhan janin, penurunan kapasitas reproduksi, penekanan sistem kekebalan tubuh, dan dalam dosis lebih besar dapat menyebabkan kerusakan kulit. Selain pembakaran sampah nonorganik, pembakaran sampah organik juga dapat menyebabkan gangguan kesehata. Pembakaran kayu atau ranting dapat menghasilkan senyawa formaldehida yang berpotensi menyebabkan kanker. Selain itu daun kering yang dibakar akan menghasilkan partikel padat yang terbawa angina sehingga dapat terhirup oleh pernapasan dan dapat menyebabkan sesak. Partikel padat tersebut juga mengandung senyawa hidrokarbon. Secara keseluruhan aktivitas pembakaran sampah dapat meningkatkan potensi penyakit kanker karena hasil pembakaran sebagian besar bersifat karsinogenik (UNAIR, 2013). Dalam mengangani masalah sampah di Indonesia khususnya penanganan sampah oleh masyarakat, pemerintah dalam UU No. 18 tahun 2008 telah melarang adanya pembakaran sampah yang dilakukan oleh setiap orang tanpa mengacu pada teknis dan aturan yang berlaku.Namun nampkanya sosialisasi belum diterima masyrakat secara merata sehingga pembakaran sampah secara sembarang masih banyak dilakukan oleh pelaku rumah tangga. Pemerintah juga telah menggalakkan program 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) yang diimplementasikan dengan program Bank Sampah. Pada program Bank Sampah para pelaku usaha diharuskan memilih bahan baku yang dapat didau ulang dan dalam proses produksi menghasilkan sampah sesedikit mungkin dan sebisa mungkin bersifat biodegradable (Kementrian Lingkungan Hidup, 2013). Program dan peraturan pemerintah dalam menangani sampah tidak akan berhasil sepenuhnya bila tidak ada kesadaran pribadi dari masyarakat. Pembakaran sampah dan pembuangan sampah dapat dikurangi dengan berusaha memilah sampah dan melakukan penggunaan kembali maupun pendaur-ulangan sampah padat rumah tangga. Sampah organik dapat dijadikan kompos atau makanan ternak sedangkan sampah plastic, kain, kardus, kertas, dan sampah non-degradable lainnya dapat digunakan kembali atau dibentuk ulang untuk menciptakan suatu manfaat baru. Permasalahan sampah merupakan permasalahan lingkungan dan kesehatan sehingga tidak ada salahnya melakukan sikap disiplin untuk manfaat yang lebih luas.

Daftar Pustaka Asih, P. 2012. Sampah dan Dampaknya pada Kehidupan Kita. Kompasiana : http://green.kompasiana.com/polusi/2012/10/06/sampah-dan-dampaknya-padakehidupan-kita-499498.html. Diakses pada tanggal 19 Februari 2014 Kementerian Lingkungan Hidup. 2012. dalam http://sebaiknyakamutahu.blogspot.com/2012/03/statistik-sampah-yang-dihasilkanoleh.html. Diakses pada tanggal 19 Februari 2014 UNAIR. 2013. Dampak Pembakaran Sampah : fpk11.web.unair.ac.id/artikel_detail-72949Indonesia Hijau-Dampak Pembakaran Sampah.html. Diakses pada tanggal 19 Februari 2014. Damanhuri, Enri dan Padmi, Tri, 2010, Diktat Kuliah Tl-3104 Pengelolaan Sampah, Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Edisi Semester I - 2010/2011 Kementrian Lingkungan Hidup. 2013. Profil Bank Sampah Indonesia. http://www.menlh.go.id/profil-bank-sampah-indonesia-2013/. Diakses pada tanggal 19 Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai