Peribadi Review Filsafat Pak Nas
Peribadi Review Filsafat Pak Nas
Bab 15 The Development Of Sociological Theory PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HALUOLEO 2012/2013
Diskusi tentang sejarah pemikiran ilmu sosial dan khususnya tentang perkembangan teori sosiologi, dianggap oleh para ilmuawan sosial sebagai tugas yang sangat berat dan sangat menantang
Selain menjadi tugas berat, juga mereka tak dapat memastikan kapan teori sosiologi itu lahir. Yang pasti, orang-orang telah memikirkan dan membangun teori tentang kehidupan sosial sejak zaman paling awal dalam sejarah pemikiran dan perkembangan teori sosiologi.
IBNU KHALDUN (ABDURRACHMAN ABU ZAID WALIUDDIN BIN KHALDUN) (1332 1350 M)
Akan tetapi, jauh sebelumnya Buku Muqaddimah (Lajnah al-Bayan al-Arabi) = Membahas pengaruh letak geografis (letak bumi) terhadap gejala, perilaku dan aktivitas masyarakat
Betapa tidak.telah terjadi pembaratan nama-nama Islam seperti: Ibn Sina diubah menjadi Avicenna, Ibn Rushd menjadi Averroes, Al-Ghazzali menjadi Algazel, Al-Jabr menjadi Algebra dan banyak lagi. Besar dugaan, dalam konteks lain pun terjadi hal yang tak jauh beda.
(1789-1857)
Meskipun Saint-Simon dan Comte dianggap cukup penting dalam pengembangan pemikiran sosial pada abad ke-19, tetapi tulisan-tulisan mereka dianggap terlalu spekulatif dan metafisis serta dianggap antitesis dengan sosiologi positivisme yang merupakan wacana dan peletak dasar teori sosiologi moderen.
Meski demikian, tradisi arus utama penelitian sosiologis modern yang terutama berlangsung di Amerika Serikat, baik dalam bentuk praktikal maupun menjadi sumber inspirasi pengembangan grand teori sosiologi, kebanyakan sosiologi tidak merujuk kepada Saint-Simon atau Comte
Makanya, ketika mengkaji perilaku sosial serta perdebatan metodologis yang demikian panjang mengemuka, maka metodologi Spencer, Durkheim, dan Weber lebih dianggap efektif dalam mendefinisikan serta mengembangkan banyak konsep yang berguna dalam pengembangan teoritis serta penelitian empiris
Spencer yang lahir di Derby, Inggris, 27 April 1820 adalah acapkali disamakan dengan Comte dalam arti pengaruh mereka terhadap perkembangan teori sosiologi, meski ditemukan beberapa perbedaan penting di antara mereka.
Herbert Spencer
Namun Comte, Spencer dan Durkheim serta lainnya adalah sama-sama berkomitmen terhadap pengembangan ilmu sosiologi. Seperti halnya comte, maka Spencer mempunyai konsep evolusi tentang perkembangan historis, meski pada sisi lain ia pun mengkritik teori evolusi Comte .
Pada awalnya, Spencer lebih tepat dipandang beraliran politik liberal dan ia tetap memelihara unsur-unsur liberalisme di sepanjang hidupnya. Tetapi, juga benar bahwa pemikiran Spencer tumbuh semakin konservatif selama hidupnya, sebagaimana halnya Comte yang juga konservartif.
Mas Darwin
Spencer sebagai seorang Darwinis Sosial yang menganut pandangan evolusi dan berkeyakinan bahwa kehidupan masyarakat tumbuh secara progresif menuju keadaan yang makin baik, sehingga kehidupan masyarakat tumbuh dan berkembang tanpa campur tangan dari faktor eksternal yang acapkali memperburuk keadaan.
Menurutnya, institusi sosial seperti halnya tumbuh-tumbuhan dan binatang mampu beradaptasi secara progresif dan positif terhadap lingkungan sosialnya. Dengan demikian, berarti Spencer pun menerima pandangan Darwinian tentang survival of the fittest.
Spencer juga menawarkan teori evolusi dari masyarakat militan ke masyarakat industri, sehingga Spencer dianggap memiliki seperangkat gagasan yang kaya dan ruwet. Karena pada awalnya gagasannya tampak sukses gemilang, meskipun kemudian menjadi redup karena mengalami kevakuman selama beberapa tahun. Akan tetapi, melejit kembali ketika menjelmah teori sosiologi yang beraliran neoevolusionisme.
Emile Durkheim
Emile Durkheim yang lahir Provinsi Lorraine di Prancis Timur dan dibesarkan di tengah keluarga dan komunitas Yahudi ortodoks sebagai anak seorang rabbi, adalah terkenal sebagai tokoh utama dalam perkembangan sosiologi
Setelah merampungkan studinya di Paris tahun 1882 untuk beberapa tahun kemudian Durkheim mengajar filsafat di sejumlah Lycee dan pada Tahun 1887 ia diminta mengajar bidang sosiologi dan pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Bordeaux.
Tesis Durkheim dalam The Division Of Labor In Society sebenarnya merupakan pembelaan atas modernitas. Menurutnya, surutnya otoritas keyakinan-keyakinan moral tradisional bukanlah indikasi adanya disintegrasi sosial......
melainkan perubahan sosial, pergeseran historis dari suatu bentuk tatanan sosial yang didasarkan pada keyakinan bersama dan control komunal (solidaritas mekanis) menuju tatanan yang berdasarkan ketergantungan mutual antar-individu yang relative otonom (solidaritas organis).
Max Weber
PENDEKATAN TEORITIS
PENDEKATAN POSITIVISTIK : Manusia sebagai obyek perspektif hukum kausal Dunia (konsep) sosial terbentuk melalui hukum-hukum sosial yang memiliki kekuatan sendiri dan bekerja dengan caranya sendiri terlepas dari kehendak manusia
PENDEKATAN KRITIS : Menawarkan perubahan yang bersifat partisipatoris Seluruh anggota masyarakat terlibat secara aktif untuk menentukan siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana memenuhi keinginanya, dan bukan elite manusia yang menentukan arah tindakan manusia
Esai Weber ini acapkali dituduh sebagai uraian mengenai agama secara sempit, atau sebagai metanarasi mengenai ideologi serta pentingnya ide-ide dalam kehidupan sosial. Jika agama dianggap membantu lahirnya kapitalisme, tetapi sebaliknya kapitalisme dianggap menghancurkan agama.
Pendekatan Weber terhadap pengetahuan lebih bersifat uraian bebas dalam kerangka hermeneutis. Ia memasukkan tokoh-tokoh sejarah seperti Franklin dan Baxter untuk menggambarkan bahwa bersamaan dengan kapitalisme muncullah cara hidup baru, atau lebih tepatnya kapitalisme lahir bersama dengan cara hidup yang baru, rasional dan kalkulatif.
Weber memandang dunia sosial niscaya terdiri dari sejumlah wilayah dan etika yang khas. Problem yang menyangkut birokrasi, misalnya adalah bagaimana menjaganya agar tetap berada di wilayahnya semula.
Demikian pula halnya dengan praktekpraktek lain. Weber merasa cemas jikalau politik dan kecendikiawanan akan tetap terpisah, bukan karena keduanya tak berkaitan. Namun karena masing-masing mempunyai tujuan sendiri yang berbeda.
Selain itu, Weber adalah seorang pembaharu dan memahami relasi yang salah antara teori sosial dan kebijakan sosial. Namun demikian, kerasnya kenyataan dunia ini tidak membuatnya berpaling dari politik atau dari kecendikiawanan sebagai pilihan-pilihan yang setara.
Weber adalah seorang borjuis beradab seperti Keynes. Namun hal ini menghalangi untuk menjadi seorang pembaharu. Betepapun, logika teori sosialnya adalah bahwa prospek dari perbedaan kualitatif antara kapitalisme dan sosialisme sebenarnya tidak bisa dikonsepsikan.
KONTEMPORER: teori hegemoni (Gramsci), teori strukturasi (Giddens), teori pilihan rasional (Elster), teori konflik (Dahrendorf), teori postmodernism (Bourdieu, Michel Foucault, Derrida), teori kritis (Jurgen Habermas)