Anda di halaman 1dari 75

KONTRASEPSI

PEMBIMBING: dr. Jaenudin Sp.OG

Disusun oleh : Benny R P Deddy S

Keluarga bagian terkecil dari masyarakat yang mencerminkan kualitas dari suatu negara Keluarga sejahtera, sehat, harmonis, dan beriman merupakan impian dari setiap keluarga Program Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi Keluarga Berkualitas Tahun 2015 Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

KB merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama; pencegahan kematian dan kesakitan ibu Wujud nyata partisipasi program KB adalah dengan menggunakan kontrasepsi Kendala berupa banyaknya jenis kontrasepsi dan hanya mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi tersebut Informasi: keuntungan, kekurangan, kontraindikasi maupun efek samping dari kontrasepsi tidak mereka dapatkan

Pandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi Butuh layanan konseling yang menjelaskan secara benar dan jelas Efek samping dan risiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan Harus dipikirkan adalah keuntungan lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi

Syarat kontrasepsi yang ideal : Aman Berdaya guna Dapat diterima Terjangkau harganya oleh masyarakat Bila dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera pulih, kecuali untuk kontrasepsi mantap.

Kontrasepsi

Usaha mencegah terjadinya kehamilan yang bersifat sementara ataupun permanen Metode-metode kontrasepsi dengan efektivitas bervariasi yang dapat digunakan adalah : 1) Kontrasepsi tanpa menggunakan alat-alat/obatobatan 2) Kontrasepsi secara mekanis baik untuk pria maupun wanita 3) Kontrasepsi dengan obat-obat spermatisida 4) Kontrasepsi Hormonal (oral, suntik, implant) 5) Kontrasepsi dengan AKDR 6) Kontrasepsi Mantap (tubektomi dan vasektomi)

KONTRASEPSI TANPA ALAT/OBAT


Senggama terputus (coitus interuptus) Kontrasepsi yang tertua/tradisional Penarikan penis dari vagina sebelum ejakulasi Keuntungannya: Tidak butuh biaya/ alat Tidak menggangu produksi ASI Tidak ada efek samping Setiap waktu Efektif bila digunakan secara benar Pendukung metode KB lain

Kekurangannya: Butuh pengendalian diri yang besar Ganggu kenikmatan seksual Kegagalan dapat disebabkan oleh: Pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat mengandung sperma Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina Pengeluaran semen dekat pada vulva Efektivitas bergantung pada pasangan (angka kegagalan 4-18 kehamilan/100 perempuan/thn) Efektivitas menurun bila sperma dlm 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis

Pembilasan pascasenggama (postcoital douche)

Dengan air biasa dengan atau tanpa tambahan larutan obat (cuka atau obat lain) segera setelah koitus Untuk mengeluarkan sperma secara mekanik dari vagina Penambahan cuka untuk efek spermasida serta menjaga asiditas vagina Kurang efektif karena sebelum pembilasan, spermatozoa dalam jumlah besar telah memasuki servik uteri

Perpanjangan masa menyusui anak (Prolonged lactation) Mengandalkan pemberian ASI Laktasi sebagai kontrasepsi jika : Menyusui secara penuh Belum haid Bayi berumur kurang dari 6 bulan Efektif sampai 6 bulan Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya Cara kerja : Penundaan / penekanan ovulasi

Yang seharusnya tidak menggunakan KB ini:


Sudah mendapat haid pasca persalinan Tidak menyusui secara eksklusif Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam

Efektivitasnya tinggi dapat mencapai 98% pada enam bulan pascapersalinan

Efektivitasnya tinggi (98% 6 bulan pascapersalinan), (kosensus Bellagio,1988):

Menyusui secara penuh (hanya sesekali diberi 1-2 teguk air) Perdarahan <56 hari pasca persalinan dapat diabaikan Bayi menghisap secara langsung Menyusui dimulai dari - 1jam setelah bayi lahir Kolostrum diberikan pada bayi Pola menyusui on demand dan dari kedua payudara Sering menyusui selama 24 jam termasuk malam hari Hindari jarak menyusui > dari 4 jam

Pantang berkala (rhythm method)


Cara Ogino-Knaus Hindari senggama saat masa subur Angka kegagalan mencapai > 20% Masa subur = Fase Ovulasi mulai 48 jam sebelum dan berakhir 24 jam setelah ovulasi Sebelum dan sesudah masa itu, wanita berada dalam masa tidak subur Perhitungan : (Daur haid terpendek 18 hari) dan (daur haid terpanjang - 11 hari) Masa aman ialah sebelum daur haid terpendek yang telah dikurangi dan Sesudah daur haid yang telah dikurangi

Yang dapat menggunakan:


Semua perempuan Paritas berapapun Kurus atau gemuk Merokok Alasan kesehatan tertentu e.g :HT, sakit kepala.dll Alasan agama atau filosofi Tidak dapat menggunakan metode lain Ingin pantang sanggama tiap siklus Ingin mengobservasi, mencatat dan menilai tanda dan gejala kesuburan

Yang tidak menggunakan:


Kehamilan merupakan risiko tinggi Belum mendapat haid Siklus haid tak teratur Pasangan tidak mau bekerja sama Wanita yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya

KONTRASEPSI SECARA MEKANIS


Kondom

Perisai penis sewaktu hubungan, dan mencegah tumpahnya sperma dalam vagina. Selubung yang dapat terbuat dari karet, plastik, atau bahan alami (produksi hewani) Tipis, bentuk silinder, muara pinggirnya tebal Angka kegagalan kondom (2-12 kehamilan/100 perempuan/tahun)

Keuntungan :

kontrasepsi perlindungan terhadap penyakit kelamin (IMS) penghalang kenikmatan sewaktu melakukan hubungan bocor atau koyak tumpahnya sperma

Kekurangan:

Kegagalan:

Efek samping tidak ada, kecuali jika ada alergi terhadap bahan untuk membuat karet

Perhatikan !!!! : Terpasang baik sebelum hubungan Pasanglah sepanjang penis yang sedang ereksi. Pria yang tidak sunat, prepusium harus ditarik terlebih dahulu Tinggalkan sebagian kecil dari ujung kondom U/ kondom yang mempunyai kantong kecil, keluarkanlah udara terlebih dahulu sebelum dipasang Pelicin secukupnya pada permukaan kondom untuk cegah robekan Keluarkan penis sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan tahanlah kondom pada tempatnya ketika penis dikeluarkan dari vagina, supaya sperma tidak tumpah

Pessarium

Ada dua golongan, yakni (1) diafragma vaginal dan (2) cervical cap Menahan sperma tidak ada akses mencapai saluran reproduksi bagian atas (uterus dan tuba) Alat tempat spermatisida Digunakan pada: Tidak tersedia cara yang lebih baik. Frekuensi koitus tidak seberapa tinggi Jika pemakaian pil, AKDR, atau cara lain harus dihentikan untuk sementara waktu o/k sesuatu sebab

Diafragma vaginal

Paling cocok pada wanita dengan dasar panggul yang tidak longgar dan tonus dinding vagina yang baik Kontraindikasi: Sistokel yang berat Prolapsus uteri Fistula vagina Hiperantefleksio atau hiperretrofleksio uterus Efek samping reaksi alergi terhadap spermatisida atau infeksi karena pemasangan yang lama Efektivitasnya sedang (bila digunakan dengan spermasida angka kegagalan 6-18 kehamilan/100 perempuan/tahun pertama)

KONTRASEPSI DENGAN OBATOBAT SPERMATISIDA


Bahan kimia (Non oksinol-9) u/ menonakitfkan atau membunuh sperma Cara kerja : Menyebabkan sel membran sperma pecah Memperlambat gerak sperma Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur Efektivitas kurang (3-21 kehamilan/100 perempuan/thn pertama) Hubungan dilakukan setelah 15-30 aplikasi spermasida Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam

Jenisnya :
Suppositorium : Lorofin supp.

Masukkan sejauh mungkin ke vagina sebelum koitus Mulai aktif setelah 5 Lama kerjanya 20 - 1 jam

Jelly atau cream :

Semprotkan ke vagina dengan suatu alat Lama kerjanya 20 - 1 jam

Tablet busa : Sampon


Sebelum digunakan, terlebih dahulu celupkan dalam air, kemudian masukkan ke vagina sebelum koitus Lama kerjanya 30 60

KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi ini tersedia dalam berbagai bentuk: Oral : kombinasi, mini pil Injeksi : kombinasi, progesteron Implant progestin Lain- lain : Koyo (Ortho Evra;2002), Vaginal Ring (NuvaRing)

Kontrasepsi estrogen + progestin (kombinasi) Efektif dan reversibel Harus minum tiap hari Efek samping di bulan pertama Efek serius jarang Semua ibu usia reproduksi Kapan saja jika yakin tidak hamil Tidak dianjurkan pada yang menyusui Kontrasepsi emergensi (morning after pill) e.g (Preven)

Cara kerja : Menekan ovulasi Mencegah implantasi Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui sperma Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur akan terganggu

Kontrasepsi oral kombonasi estrogen bila diminum setiap hari selama 3 dari 4 minggu, menghasilkan proteksi terhadap kehamilan yang hampir absolute Efektivitasnya tinggi hampir menyerupai tubektomi : 1 kehamilan/1000 perempuan/thn pertama penggunaan)

Pemberian Pil Kombinasi:


Setiap saat selagi haid Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid Boleh setelah hari ke 8 namun perlu menggunakan kontrasepsi yang lain hari ke 8 14 atau sampai selesai Setelah melahirkan :

Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif Setelah 3 bulan dan tidak menyusui Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)

Bila ingin berhenti dari kontrasepsi injeksi pil dapat segera diberikan tanpa menunggu haid

There is no rationale for recommending a pill free interval to rest. The serious side effects are not eliminated by pill free intervals. This practice all to often results in unwanted pregnancies.

Yang boleh menggunakan: Usia reproduksi (20-35 Tahun) Telah memiliki anak atau pun yang belum punya anak Gemuk atau kurus Ingin metode kontrasepsi yang efektivitas tinggi Setelah melahirkan dan tidak menyusui Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan asi eksklusif Pascakeguguran Anemia karena haid yang berlebihan Nyeri haid hebat Siklus haid tidak teratur Riwayat KET Kelainan payudara jinak DM tanpa komplikasi, TBC (kecuali sedang mengkonsumsi rifampisin) Varises vena

Yang tidak boleh menggunakan:


Hamil atau dicurigai hamil Menyusui eksklusif Perdarahan pervaginam (sebab ?) Penyakit hati akut Perokok dengan usia > 35 tahun Riwayat penyakit jantung, stroke, TD > 180/110 Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM > 20 tahun Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara Migrain dan gejala neurologi fokal Tidak dapat menggunakan pil secara teratur

Keterbatasan pil Kombinasi: Mahal dan membosankan Mual, pada 3 bulan pertama Perdarahan bercak pada 3 bulan pertama Pusing Nyeri payudara BB naik sedikit Sebagian kecil menyebabkan depresi, dan perubahan suasana hati Tidak diberikan pada ibu menyusui (ASI <) Dapat meningkatkan TD dan retensi cairan stroke, dan resiko deep vein trombosis meningkat Tidak mencegah IMS, HBV, HIV/AIDS

Kontrasepsi progestasional
Progestin oral (mini pil) Cocok bagi yang menyusui Efektif pada masa laktasi Dosis rendah Tidak memberikan efek samping Estrogen Efek samping utama adalah gangguan perdarahan uterus Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat (Levonorgestrel (Plan B))

Jenis minipil Kemasan 35 pil : 300 mg levonorgestrel atau 350 mg noretindron Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg norgestrel

Cara kerja :

Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat) Transformasi endometrium lebih awal Mengentalkan lendir dan ketebalan serviks Mengubah motilitas tuba Mengubah lining uterus ovum tidak dapat implantasi

Efektivitas tinggi mencapai 98,5%. Pada penggguna minipil jangan sampai terlupa 12 tablet atau terjadi ggn. Gastrointestinalresiko kehamilan >

Pemberian Mini pil:


Mulai hari pertama kelima siklus haid Bila > 5 hari : coitus setelah 2 hari atau menggunakan kontrasepsi lain selama 2 hari Amenore : kapan saja, jangan coitus selama 2 hari atau sambil menggunakan kontrasepsi lain selama 2 hari Amenore laktasi 6 mgg 6 bln (menyusui penuh) : dapat dimulai setiap saat tanpa perlindungan kontrasepsi lain Pasca keguguran : segera Dari metode kontrasepsi hormonal lain : segera Kontrasepsi suntikan : mulai saat jadwal suntikan Kontrasepsi non-hormonal / AKDR : hari 1 5 siklus haid

Instruksi:

Harus diminum setiap hari pada waktu yang sama Bila terlambat > 3 jam segera minum dan gunakan kontrasepsi lain selama 48 jam Bila lupa minum 1 atau 2 pil segera minum setelah ingat dan gunakan kontrasepsi lain sampai akhir bulan

Keuntungan Peningkatan CVD dan keganasan belum terbukti < kemungkina TD atau nyeri kepala Tidak berefek pada metabolisme karbohidrat Jarang menyebabkan depresi, dismenorea, dan gejala premenstruasi Kekurangan/keterbatasan 30-60% tjd ggn haid (amenorea,spotting,) Hot flashes Digunakan setiap hari dan waktu yang sama, bila lupa satu pil saja kegagalan > Payudara tegang, mual, pusing, dermatitis, jerawat, diare Resiko KET cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan) dibanding dengan yang tidak menggunakan mini pil Hirsutisme Efektivitas jika digunakan bersamaan dgn OAT/ Epilepsi Dorongan seksual ,ggn tidur

Yang tidak boleh menggunakan :


Hamil atau diduga hamil Perdarahan pervaginam yang belum jelas Tidak bisa menerima gangguan haid Menggunakan obat TBC atau epilepsi Kanker payudara atau riwayat kanker payudara Sering lupa Mioma uteri

Suntikan Kombinasi (Medroksiprogestero n asetat dan Estradiol Sipionat)

Jenis : 25 mg DMPA dan 5 mg estradiol sipionat, diberikan IM sebulan sekali (Cyclofem) 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat, diberikan IM sebulan sekali

Cara Kerja:

Menekan ovulasi Mengentalkan lendir Perubahan pada endometrium Menghambat transportasi gamet

Efektivitasnya sangat tinggi (0,1- 0,4 kehamilan/100 perempuan/tahun pertama)

Waktu mulai menggunakan: Dalam waktu 7 hari siklus haid Jika > hari ke 7, tidak boleh coitus atau gunakan pelindung selama 7 hari Bila haid (-), pastikan tidak hamil, diberikan setiap saat, tidak boleh coitus atau gunakan pelindung selama 7 hari Pascapersalinan 3 minggu, tidak menyusui Pascakeguguran, dpt segera diberikan atau dalam waktu 7 hari Beralih dari kontrasepsi hormonal, diberikan sesuai dengan jadwalnya Beralih dari kontrasepsi nonhormonal, dapat diberikan segera atau menunggu saat haid

Kontrasepsi progestin suntik

Sangat efektif Aman Dipakai pada usia reproduksi Kembalinya kesuburan lebih lambat Untuk masa laktasi

Jenis : Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) mengandung 150 mg DMPA, diberikan setiap 3 bulan secara IM Depo noretisteron enantat (Depo noristerat) mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan secara IM

Cara kerja :

Mencegah ovulasi Mengentalkan lendir serviks Mengubah lining uterus ovum tidak dapat implantasi Menghambat transportasi gamet oleh tuba Amenorea berkepanjangan Perdarahan uterus selama dan setelah pemakaian Pemulihan kesuburan akan lambat Pemakaian jangka panjang trigliserida dan kolesterol HDL tetapi kolesterol LDL tidak meningkat Penurunan kepadatan mineral tulang pada pemakaian yang lama, akan pulih setelah dihentikan

Kekurangannya :

Waktu pemberian:

Setiap saat selama siklus haid Hari pertama ketujuh siklus haid Jika tidak haid, pastikan tidak hamil, berikan kapan saja, dan gunakan pelindung selama 7 hari Beralih dari kontrasepsi hormonal, diberikan sesuai jadwal pemberian Beralih dari kontrasepsi non hormonal, dapat diberikan saat haid atau segera (jika diberikan pada > hari ketujuh, gunakan pelindung selama 7 hari)

Implan progestin (sistem Norplant)

Efektifitas mencapai 0,2 1 kehamilan/100 perempuan Nyaman Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi Pemasangan dan pencabutan perlu latihan Kesuburan segera pulih setelah implan dicabut Efek samping utama :spotting, perdarahan tidak teratur dan amenorea Aman dipakai pada masa laktasi

Jenis :

Norplant. Terdiri 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, diameter 2,4 cm, berisi 36 mg Levonorgestrel. Implanon. Terdiri 1 batang putih lentur dgn panjang 40mm dan diameter 2mm, berisi 68mg 3-keto-desogestrel. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang berisi 75 mg levonorgestrel. Lendir servik menjadi kental Menggangu prose pembentukan endometrium Mengurangi transportasi sperma Menekan ovulasi

Cara kerja :

Efek samping yang sering ditemukan :

Amenorea Perdarahan bercak/spotting Ekspulsi Infeksi pada daerah insersi BB yang dapat naik/ turun

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Memasukkan benda-benda atau alat ke dalam uterus untuk mencegah kehamilan, telah dikenal sejak zaman dahulu kala Dapat bertahan hingga 10 tahun ( CuT-380A) Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak Efektivitas sangat tinggi yaitu : 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan/tahun

Jenis:

AKDR CuT-380A NOVA T Reaksi peradangan endometrium disertai sebukan leukosit yang menghancurkan blastokista dan sperma Kontraksi uterus pada pemakai AKDR Menginaktifkan sperma Memungkinkan untuk mencegah implantasi ovum dalam uterus

Cara kerja:

Keuntungan

Sangat efektif Dapat efektif segera setelah pemasangan Metode jangka panjang (10 tahun) Tidak ada efek samping hormonal Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI Tidak ada interaksi dengan obat-obatan Membantu mencegah kehamilan ektopik Reversibel

Kerugian : Efek samping yang umumnya terjadi Perubahan siklus haid Haid lebih lama dan banyak Perdarahan antar menstruasi Saat haid lebih sakit Komplikasi lain Sakit dan kejang selama 3-5 hari pasca pemasangan Perdarahan berat pada waktu haid Perforasi dingin uterus Infeksi Tidak mencegah IMS AKDR mungkin dapat keluar tanpa diketahui Tidak mencegah KE Dapat timbul gangguan pada suami

Kontraindikasi pemasangan : K. Relatif : Mioma uteri Insufisiensi serviks uteri Uterus dengan parut pada dindingnya; bekas SC Kelainan jinak serviks uteri; erosio porsiones uteri Gangguan menstruasi K. Mutlak : Kehamilan Infeksi yang aktif pada traktus genitalis Tumor ganas pada traktus genitalis Metrorhagia yang belum disembuhkan Pasangan yang tidak lestari/harmonis

Pemasangan

AKDR:

Sewaktu haid sedang berlangsung Sewaktu postpartum Sewaktu postabortum Beberapa hari setelah haid terakhir

Tehnik pemasangan AKDR:

Kandung kencing dikosongkan, akseptor dibaringkan diatas meja ginekologi dalam posisi litotomi. Bersihkan daerah vulva dan vagina secara a dan antisepsis dengan betadine Lakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk, dan besar uterus Spekulum dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik. Lalu dengan tenakulum dijepit bibir depan porsio uteri, dan dimasukkan sonde ke dalam uterus untuk menentukan arah dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri

AKDR dimasukkan ke dalam uterus dengan tehnik tanpa sentuh, lalu dorong ke dalam kavum uteri hingga mencapai uterus. Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung (inserter) ke bawah sehingga AKDR bebas. Setelah selubung keluar dari uterus, pendorong juga dikeluarkan, dan tenakulum juga dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2 - 3 cm keluar dari ostium uteri, dan akhirnya spekulum diangkat.

Sterilisasi (TUBEKTOMI dan VASEKTOMI)


Tubektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba falopii wanita Vasektomi ialah tindakan yang dilakukan pada kedua vas deferens pria Metoda dengan cara operasi tersebut diatas telah dikenal sejak zaman dahulu Hippocrates tindakan itu dilakukan terhadap orang dengan penyakit jiwa Vasektomi dilakukan sebagai hukuman misalnya pada mereka yang melakukan perkosaan

Tubektomi

Tindakan pengambilan sebagian saluran telur wanita untuk mencegah proses fertilisasi Dapat dilakukan setelah persalinan atau pada masa interval Fertilitas terhenti secara permanen Waktu terbaik melakukan tubektomi pasca persalinan ialah tidak lebih dari 48 jam sesudah melahirkan Bila > 48 jam pasca persalinan maka dilakukan 6-8 minggu persalinan atau pada masa interval

Indikasi Tubektomi:

Penghentian fertilitas atas indikasi medik Kontrasepsi permanen Syarat sukarela Syarat bahagia Syarat medik

Syarat tubektomi :

Keuntungan :

Motivasi hanya satu kali saja Efektivitas hampir 100% Tidak mempengaruhi libido seksualis Kegagalan dari pihak pasien tidak ada

Kerugiannya

tindakan ini dianggap tidak reversibel, walaupun ada kemungkinan untuk membuka tuba kembali dengan operasi Rekanalisasi

Tindakan untuk mencapai tuba falopii :

Pembedahan transabdominal:

Laparotomi Mini laparotomi Laparoskopi Kolpotomi posterior Kuldoskopi

Pembedahan transvaginal:

Pembedahan transservikal (transuterin):

Penutupan lumen tuba histeroskopik


gambar 2.1. Minilaparotomi

Cara penutupan tuba:


Cara Madlener Cara Pomeroy Cara Irving Cara Aldridge Cara Uchida Cara Kroener

Cara yang paling banyak dipakai ialah cara Pomeroy

Cara Pomeroy :

Mengangkat bagian tengah dari tuba sehingga membentuk suatu lipatan terbuka Kemudian dasarnya diikat dengan benang yang dapat diserap Tuba diatas dasar itu dipotong dan dicauter Setelah benang pengikat diserap, maka ujung- ujung tuba akhirnya terpisah satu dengan yang lain.

Vasektomi

Di Indonesia, vasektomi tidak termasuk dalam program keluarga berencana nasional Banyak anggapan vasektomi identik dengan dikebiri dan dapat menimbulkan impotensi Vasektomi, selain aman dari kegagalan dengan tingkat keberhasilan 79%, juga mampu menaikkan libido seks(Kasmiyati) Indikasi :

Menghentikan fertilitas yang merupakan ancaman atau gangguan thd kesehatan pria Melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga

Keuntungan vasektomi :

Tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental Tidak mengganggu libido seksualitas Operasinya hanya berlangsung sebentar sekitar 10 - 15 menit

Tehnik vasektomi:

Kulit skrotum daerah operasi dilakukan a dan antiseptik, kemudian dilakukan anestesi lokal dengan xilokain Vas deferens dicari dan setelah ditentukan lokasinya, dipegang sedekat mungkin dibawah kulit skrotum. Lakukan sayatan pada kulit skrotum sepanjang 0,5 1 cm di didekat tempat vas deferens. Setelah terlihat, dijepit dan dikeluarkan dari sayatan (harus yakin itu benar vas deferens), vas dipotong sepanjang 1-2 cm dan kedua ujungnya diikat Setelah kulit dijahit, tindakan diulang pada bagian sebelahnya

Sehabis operasi, peserta vasektomi baru boleh melakukan hubungan intim dengan pasangannya setelah 1minggu Wajib menggunakan kondom selama hubungan sampai ejakulasi 15-20 kali demi pengamanan Periksa semen 3 bulan pascavasektomi Komplikasi vasektomi: infeksi pada sayatan, rasa nyeri/sakit hematom oleh karena perdarahan kapiler, epididimitis Sperm granuloma.

Anda mungkin juga menyukai