Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau juga upaya pelayanan kesehatan penunjang. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu rumah sakit itu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yang paling dominan adalah faktor sumber daya manusia yang mencakup pengetahuan dan keterampilan agar dapat memberikan jasa tertentu. (Suryawati, 2002). Menurut Notoadmojo, 2003. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Sedangkan keterampilan menurut Dunette 1997 dalam Christian 2008 adalah kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan, dimana perawat harus memiliki keterampilan baik dalam komunikasi efektif, objektivitas dan kemampuan membuat keputusan klinis secara cepat dan tepat agar perawatan setiap pasien menjadi maksimal. Hal ini penting jika tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat tersebut kurang, maka akan timbul keluhan pasien. Berkaitan dengan itu, pengetahuan dan keterampilan perawat sangat penting didalamnya karena perawat merupakan ujung tombak utama dalam sebuah pelayanan. Di Unit Gawat Darurat (UGD) pengetahuan dan keterampilan perawat sangat dibutuhkan, terutama dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi perawat dalam penilaian awal, perawat harus mampu memprioritaskan perawatan pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal tersebut diperlukan pengetahuan dan

keterampilan khusus dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Pemisahan yang dimaksud disebut Triase. (Oman,2008) Sistem triase mulai dikembangkan mulai pada akhir tahun 1950an seiring jumlah kunjungan UGD yang melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk melakukan penanganan segera, dimana tujuan dari triase adalah memilih dan menggolongkan semua pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas penangannnya dan disaat pertama perawat menilai pasien perawat juga melakukan tindakan diagnostik, sehingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan pasien tidak terlalu lama. (Brooker, 2008). Data yang didapatkan di RS Telogorejo dengan RS Pantiwilasa ada terdapat perbedaan didalam menyediakan pelayanan kesehatan di unit gawat darurat khususnya dalam pelayanan triase. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien dalam pelayanan penanganan pasien di UGD, masih ada perawat yang kurang mengetahui kegawatan pasien serta tidak menempatkan pasien sesuai dengan kriteria triase sehingga penanganan pasien jadi terlambat, serta adanya faktor lain yaitu kurang lengkapnya penyediaan sarana tempat yang belum cukup memadai untuk menampung pasien dalam jumlah yang banyak serta belum tersediannya alat dan obat standart UGD yang lengkap sehingga pasien harus menunggu lama dalam penanganan sehingga pasien belum merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan. Adapun faktor yang membuat peningkatan kepuasan cutomer dalam keterampilan perawat RS Telogorejo adalah pelayanan yang cepat dalam penanganan pasien di UGD. Dalam triase UGD Telogorejo juga sudah dilengkapi dengan adanya kode pemilahan sesuai warna triase sehingga perawat dapat menempatkan dan menangani dengan cepat pasien sesuai dengan prioritas dalam penanganan pasien di UGD, serta didepan pintu UGD ditempatkan petugas triase yang sudah memiki keterampilan dalam menentukan prioritas kegawatan yang mana tugasnya adalah memilah semua

pasien yang datang ke UGD dan merujuk pasien yang bukan prioritas. ( Data Customer Center Evaluasi Pelayanan, 2010) Sedangkan di UGD Pantiwilasa dalam hal keterampilan perawat di RS Pantiwilasa adalah belum terpenuhinya ketenagaan perawat yang cukup di UGD sehingga pelayanan menjadi lama, perawat masih lambat dalam menangani pasien, serta belum adanya pelatihan yang diberikan kapada perawat UGD dalam hal pemilahan dan penanganan pasien di UGD sesuai prioritas dan belum tersedianya perawat triase khusus sehingga pasien yang bukan kriteria urgen masuk ke UGD ( Data Administrasi Audit Pelayanan 2010). Data yang diperoleh dari Customer Center ditemukan kepuasan pasien dalam hal keterapilan perawat UGD RS Telogorejo tahun 2008 terpenuhi 90%, 2009 terjadi penurunan 85%, dan 2010 terjadi peningkatan kembali menjadi 90%. Hal ini terjadi karena pelayanan yang cepat oleh perawat dan tim medis serta tersediannya sarana dan prasarana yang lengkap di UGD. Sedangkan di RS Pantiwilasa semarang terdapat data tahun 2008 kepuasan pasien dalam hal keterampilan perawat adalah 65%, tahun 2009 terdapat data 75%, dan 2010 ada 75% tingkat kepuasan customer dalam hal keterampilan perawat dalam menangani pasien. Fakta dari uraian tersebut diatas selanjutnya memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian tentang tingkat pengetahuan dan keterampilan perawat dalam pelaksanaan triase di UGD. Untuk lebih memudahkan dalam penelitian, maka penulis membatasi permasalahan yang diangkat hanya pada tingkat pengetahuan dan

keterampilan perawat di ruang UGD saja. Dari perbedaan kepuasan pasien dalam keterampilan perawat, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian Perbedaan Tingkat Pengetahuan dan Ketrampilan Perawat dalam pelaksanaan Triase di Unit Gawat Darurat (UGD) RS Telogorejo dan RS Pantiwilasa Semarang.

B. Rumusan Masalah Melihat latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut Apakah ada perbedaan antara tingkat

pengetahuan dan ketrampilan perawat dalam pelaksanaan triase di Unit Gawat Darurat RS Telogorejo dengan RS Pantiwilasa Semarang ?.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum: Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan tingkat

ketrampilan perawat dalam pelaksanaan triase diunit UGD RS Telogorejo dengan RS Pantiwilasa di Semarang. 2. Tujuan Khusus: a. Mengidentifikasi pengetahuan perawat di UGD RS Telogorejo Semarang b. Mengidentifikasi pengetahuan perawat di UGD RS Pantiwilasa Semarang c. Mengidentifikasi keterampilan perawat di UGD RS Telogorejo Semarang d. Mengidentifikasi keterampilan perawat di UGD RS Pantiwilasa Semarang e. Menganalisis perbedaan pengetahuan perawat dalam pelaksanaan triase antara RS telororejo dengan RS Pantiwilasa Semarang. f. Menganalisis perbedaan keterampilan perawat dalam pelaksanaan triase antara RS telororejo dengan RS Pantiwilasa Semarang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi RS Telogorejo dan RS Pantiwilasa Semarang, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bagaimana perbedaan antara tingkat pengetahuan dan ketrampilan dengan kemampuan perawat dalam pelaksanaan triase di UGD RS Telogorejo dan RS Pantiwilasa Semarang.

2. Bagi Institusi Pendidikan, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya. 3. Bagi unit keperawatan gawat darurat, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tentang arti pentingnya peningkatan pengetahuan perawat dan ketrampilan perawat dalam rangka meningkatkan kemampuan perawat dalam pelaksanaan triase di UGD.

E. Bidang Ilmu Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan gawat darurat.

Anda mungkin juga menyukai