Anda di halaman 1dari 33

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) ditentukan oleh dua faktor yang saling berhubungan dan saling tergantung yakni kesehatan dan pendidikan. Kesehatan merupakan bagian penting untuk tercapainya keberhasilan suatu pendidikan, sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan mempengaruhi tingkat kesehatan. Oleh karena itu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan titik berat pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai status kesehatan yang setinggi-tingginya pada anak sekolah. Pelaksanaan UKS ditingkat pendidikan dasar (TK dan SD) berbeda dengan tingkat menengah (SMP dan SMA). Pelaksanaan UKS pada tingkat pendidikan menengah lebih difokuskan pada upaya preventif perilaku berisiko seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan tidak diinginkan, abortus yang tidak aman, infeksi menular seksual, kesehatan reproduksi remaja, kecelakaan dan trauma lainnya. Perilaku ini rentan dilakukan remaja karena sesuai dengan ciri dan karakteristik remaja yang selalu ingin tahu, suka tantangan dan ingin coba-coba hal baru. Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian Kesehatan RI telah memberikan perhatian khusus terhadap masalah kesehatan remaja melalui pengembangan konsep Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). PKPR dilakukan secara proaktif untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan dan kemandirian remaja dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya. UKS dilakukan atas kerjasama berbagai sektor yang terlibat. Kerjasama ini dilakukan oleh petugas kesehatan, petugas sekolah, peserta didik, pemerintah setempat, orang tua murid dan kalangan lain dalam masyarakat. UKS telah dikukuhkan pelaksanaanya secara terpadu lintas sektor dan lintas program dalam

surat keputusan bersama (SKB) Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor : 0408/U/1984, Nomor : 74/Tn.1984, Nomor : 60 Tahun 1984 tanggal 3 September 1984 tentang Pokok Kebijaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah. Peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan UKS merupakan bagian dari keberhasilan UKS itu sendiri. Petugas kesehatan memiliki peran dalam memberikan pendidikan kesehatan dan upaya kesehatan dasar dalam pelaksanaan program UKS. Mahasiswa kedokteran merupakan calon petugas kesehatan yang nantinya juga memiliki peran dalam pelaksanaan UKS sudah sepatutnya memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap pelaksanaan progam UKS itu sendiri. Hal ini, akan dilakukan melalui kegiatan laboratorium lapangan (Field Lab) Pembinaan UKS : NAPZA pada tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA). Bentuk dari NAPZA dan efek penggunaannya menjadi isi dalam kegiatan kali ini.Bahaya rokok dan alkohol pun menjadi suatu penekanan tersendiri dalam penyuluhan yang kami berikan. Perkembangan remaja merupakan aspek awal dalam pemberian materi penyuluhan yang diberikan kepada siswa siswi SMP. Tanda-tanda awal remaja dan pengklafikasian remaja terdapat di dalamnya. Gangguan belajar merupakan masalah yang sering terjadi pada remaja masa kini.Ciri-ciri remaja terkena gangguan belajar kami sertakan dalam penyuluhan kami.

B. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu melakukan Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, dan Gangguan Belajar). diharapkan mahasiswa: 1. Mampu mengetahui pelaksanaan UKS di SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas. Adapun learning outcome pembelajaran ini adalah

2. Mampu memberikan masukan dan motivasi untuk meningkatkan pembinaan dan pengembangan UKS kepada pengelola UKS masing-masing SMP dan

SMA di wilayah kerja Puskesmas. 3. Mampu merinci manajemen program dan prosedur Pembinaan UKS khususnya tentang pembinaan kesehatan jiwa remaja terutama NAPZA dan gangguan belajar. 4. Mengkaji dan memberikan pendidikan kesehatan tentang Pembinaan UKS: Kesehatan Jiwa (NAPZA: Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif, hubungannya dengan Gangguan Belajar) kepada pengelola atau sasaran UKS masing-masing SMP dan SMA di wilayah kerja Puskesmas.

C. Materi Penyuluhan I. Karakterisik Remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin yang artinya berangsurangsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal ini mengisyaratkan bahwa pertumbuhan tidak berpindah dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006). Menurut Sarwono (2006) ada 3 tahap perkembangan remaja dalam proses penyesuaian diri menuju dewasa : a. Remaja Awal (Early Adolescence) Seorang remaja pada tahap ini berusia 10-12 tahun masih terheranheran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongandorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis, ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego.Hal ini menyebabkan para remaja awal sulit dimengerti orang dewasa.

b. Remaja Madya (Middle Adolescence) Tahap ini berusia 13-15 tahun.Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan.Ia senag kalau banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan narastic, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau meterialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipoes Complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa kanakkanak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan dari lawan jenis. c. Remaja Akhir (Late Adolescence) Tahap ini (16-19 tahun) adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal dibawah ini. 1. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. 2. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru. 3. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. 4. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. 5. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public). JENIS NARKOTIKA Jenis opioid: Candu (Opium). Opium ini adalah merupakan candu kasar atau mentah yanmg didapat dari getah buah tanaman papaver samniterum yang dihisap / digores dan lalu dibiarkan mengering. Opium merupakan golongan narkotika alami yang sering digunakan dengan cara menghisap.

Morpin. Jenis obat narkoba morphin ini adalah zat aktif yang diperoleh dari candu melalui pengolahan yang dilakukan melalui proses kimia. Cara penggunaanya adalah dengan disuntikan ke dalam tubuh dalam bentuk (injeksi). Putaw Heroin. Golongan narkoba sejenis ini akan lebih mudah menembus otak sehingga lebih kuat dari morfin itu sendiri. Kanabis (Ganja). Inilah yang menjadi kasus narkoba yang paling banyak diberitakan dan menyerang semua kalangan di masyarakat kita. Ganja adalah merupakan jenis tanaman kanabis yang biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil kecil dan digulung untuk dijadikan rokok yang disebut joints Efek samping opioid: Mengalami pelambatan dan kekacauan pada saat berbicara Kerusakan penglihatan pada malam hari Mengalami kerusakan pada liver dan ginjal Peningkatan resiko terkena virus HIV dan hepatitis Penurunan hasrat dalam hubungan sex Kematian karena overdosis

JENIS PSIKOTROPIKA Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997, narkoba jenis psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contohnya: ekstasi (3,4-methylenedioxy methamfetamine = MDMA), lysergic acid diethylamide (LSD), dan DOM. 2. Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Contohnya: Amfetamin, metamfetamin (sabu-sabu), dan fenetilin.

3. Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contohnya: Amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon. 4. Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contohnya: Nitrazepam, diazepam, lexoton, pil koplo, sedativa (obat penenang), dan hipnotika (obat tidur).

AMFETAMIN Amfetamin mempunyai dampak perangsang yang kuat pada jaringan syaraf. Pengguna sering bertingkahlaku kasar, aneh dan menjadi tergantung pada obat ini secara mental. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna amfetamin antara lain: penurunan berat badan, mudah marah dan bingung, gelisah, susah tidur, dan mudah tersinggung. Amfetamin biasanya disalahgunakan untuk menimbulkan kegembiraan, tenaga bertambah, perasaan sehat, berkuasa, dan percaya diri. Penggunaan yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada otak (otak mengerut), berakibat paranoid sampai menjadi gila, dan akhirnya kematian. Jenis obat terlarang ini berbentuk pil, kapsul, dan tepung. Tersedia dalam berbagai merek diantaranya dexamphetamin (dexedrin) dan pemoline (volital).

EKSTASI Nama lain ekstasi adalah 3,4-methylenedioxy methamfetamine disingkat MDMA. Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara tidak sah (ilegal) dalam bentuk tablet atau kapsul. Jenis ekstasi yang populer beredar di masyarakat adalah apel, butterfly, alladin, dan electric. Nama gaul ekstasi di jalanan antara lain dikenal sebagai E, XTC, Doves, New Yorkers, Inex, I, kancing, dan Essence. Pengaruh langsung bagi pengguna ekstasi setelah memakai ekstasi adalah menyebabkan perasaan 'fly' (terbang, gembira), mudah tersinggung,

cemas, menjadi energik, mata sayu, susah tidur, dan berkeringat. Akibat jangka panjang dari pemakaian ekstasi adalah kerusakan syaraf otak, dehidrasi, halusinasi, kurang gizi, ketergantungan, gejala putus asa, dan agresif (hilang akal sehat). SABU-SABU Nama asli sabu-sabu adalah methamfetamin. Sabu-sabu berbentuk kristal seperti vetsin. Jenis sabu-sabu antara lainCrystal, Coconut, dan Gold River. Sabu-sabu dikenal dengan sebutan ice, kristal, ubas, mecin, glass, hirropon, dan quart. Obat ini dapat ditemukan dalam bentuk kristal dan tidak mempunyai warna maupun bau, olehnya itu sabu-sabu mempunyai nama lain ice. Sabu-sabu juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Pemakai sabu-sabu akan selalu bergantung pada obat ini dan berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung dan dapat menyebabkan kematian.:

ZAT ADIKTIF Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi : a. Minuman berakohol,

Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu : - Golongan A: kadar etanol 1-5%, (Bir) - Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman anggur) - Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput.

b.

Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa

senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalah gunakan, antara lain : Lem, thinner, penghapus cat kuku, bensin. c. Tembakau : Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di

masyarakat. Pada upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang lebih berbahaya. Bahan/ obat/zat yang disalahgunakan dapat juga diklasifikasikan,sebagai berikut: - Sama sekali dilarang : Narkotoka golongan I dan Psikotropika Golongan I. - Penggunaan dengan resep dokter: amfetamin, sedatif hipnotika. - Diperjual belikan secara bebas : lem, thinner dan lain-lain. - Ada batas umur dalam penggunannya : alkohol, rokok.

MINUMAN KERAS Jenis-jenis miras oplosan: 1. Miras dengan minuman berenergi Jika digabungkan, efeknya bisa memicu gagal jantung. 2. Miras dengan susu Miras oplosan jenis ini dapat menyebabkan keracunan.. 3. Miras dengan spiritus atau jenis miras yang lain . Sementara alkohol dengan satu atom karbon atau metanol umumnya digunakan sebagai pelarut atau bahan bakar, sehingga sangat beracun jika diminum. 10 mL methanol cukup untuk menyebabkan kebutaan dan 30 mL akan menyebabkan dampak lebih fatal termasuk kematian. 4. Miras dengan obat-obatan Dengan anggapan akan mendongkrak efek alkohol, beberapa orang menambahkan

obat-obatan ke dalam minuman keras. Mulai dari obat tetas mata, obat sakit kepala, hingga obat nyamuk. Karena akan meningkatkan aktivitas metabolisme, efek samping paling nyata dari jenis oplosan ini adalah kerusakan hati dan ginjal.

Berikut 8 efek negatif mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan : 1. Gangguan Mental Organik (GMO) Gangguan ini akan mengakibatkan perubahan perilaku, seperti bertindak kasar, gampang marah sehingga memiliki masalah dalam lingkungan sekitar. Perubahan fisiologi seperti mata juling, muka merah dan jalan sempoyongan. Perubahan psikologi seperti susah konsentrasi, sering ngelantur dan gampang tersinggung. 2. Merusak Daya Ingat Kecanduan minuman keras dapat nghambat perkembangan memori dan sel-sel otak. 3. Oedema Otak Pembengkakan dan terbendunganya darah di jaringan otak.Sehingga mengakibatkan gangguan koordinasi dalam otak secara normal. 4. Sirosis Hati Peradangan sel hati secara luas dan kematian sel dalam hati akibat terlalu banyak minum minuman keras. 5. Gangguan Jantung Terlalu banyak minum minuman keras dapat membuat kerja jantung tidak berfungsi dengan baik. 6. Gastrinitis Radang atau luka pada lambung.Ini biasanya diakibatkan gara2 muntah akibat mninuman keras, karena lambung harus memompa secara paksa keluar zat-zat adiktif yang beracun dalam tubuh. 7. Paranoid Karena kecanduan, kadang2 peminum sering seperti merasa kepala dipukuli atau tidak tenang.Sehingga perilakunya menjadi lebih kasar terhadap orang di sekelilingnya.

8. Keracunan / Mabuk Terlalu banyak minum minuman keras dapat menghilangkan kesadaran dirinya alias sudah naik alias nge-fly, biasanya ini yang dibilang "enak" dari minuman keras.Padahal, itu jelas-jelas tanda seseorang sedang mengalami keracunan. Melihat segala akibat yang mungkin terjadi, membatasi mengonsumsi minuman beralkohol merupakan langkah bijak yang patut diambil sejak dini.

ZAT-ZAT BERACUN PADA ROKOK Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan.Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahanbahan kimia lain yang tak kalah beracunnya.

Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :

Karbon monoksida (CO) Nikotin Tar Kadmium Akrolein Amoniak Asam Format Hidrogen Sianida/HCN Nitrous Oxid. Formaldehid Fenol Asetol Hidrogen sulfida Piridin Metil Klorida

Metanol

Bahaya merokok: 1. Penyakit jantung 2. Penyakit paru 3. Kanker paru dan kanker lainnya 4.Diabetes 5.Impotensi 6. Menimbulkan Kebutaan 7. Penyakit mulut 8. Gangguan Janin 9. Gangguan Pernafasan

GANGGUAN BELAJAR Menurut sudrajat, kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya: a. Learning disorder b. Learning disfunction c. Underachiever d. Slow learner e. Learning disabilities (GEMARI, 2007; Ridwan, 2009) Tanda-tanda Kesulitan Belajar: 1. Prestasi hasil belajar dibawah rata-rata/dibawah potensi yang dimilki 2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang elah dilakukan 3. Lambat dalam mengerjakan tugas-tugas kegiatan belajarnya 4. Menunjukkan sikap yang tidak wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya

5. Menunjukkan perilaku berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak mengerjakan PR, mengganggu di dalam dan luar ruangan kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajarnya, dan sebagainya! 6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti:pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah, tidak menunjukkan persaan sedih atau menyesal, dan sebagainya. (Ridwan, 2009)

Faktor Penyebab Kesulitan Belajar: Dari hasil penelitian para ahli diagnostik, ditemukan empat faktor yang dapat memperberat gangguan dalam belajar. Keempat faktor ini sering ditemukan pada anak yang mengalami kesulitan dalam belajar (Kirk/Gallagher,1989:197). Adapun keempat faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kondisi fisik, Meliputi gangguan visual, gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan dan orientasi ruang, body image yang rendah, hiperaktif, serta kurang gizi. 2. Faktor lingkungan Lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah yang kurang menguntungkan bagi anak, akan menghambat perkembangan sosial, psikologis dan pencapaian prestasi akademis. Pengalaman yang mengoncangkan jiwa, perasaan tertekan dalam keluarga, dan kesalahan dalam mengajar juga dapat menghambat kemajuan belajar, akan tetapi anak yang mengalami hambatan tersebut tidak disebut anak yang berkesulitan belajar, kecuali faktor lingkungan yang tidak menguntungkan ini mengakibatkan adanya gangguan konsentrasi, memori dan proses berfikir. 3. Faktor Motivasi dan Afeksi Kedua faktor ini dapat memperberat anak yang mengalami berkesulitan belajar.Anak yang selalu gagal pada satu mata pelajaran atau beberapa mata

pelajaran cenderung menjadi tidak percaya diri, mengabaikan tugas, dan rendah diri. Sikap ini akan mengurangi motivasi belajar dan muncul perasaanperasaan negatif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sekolah. Kegagalan ini dapat membentuk pribadi anak menjadi seorang pelajar yang pasif (tak berdaya). 4. Kondisi Psikologis Kondisi psikologis (yang berhubungan dengan perkembangan anak

berkesulitan belajar) ini meliputi gangguan perhatian, persepsi visual, persepsi pendengaran, persepsi motorik, ketidakmampuan berfikir, dan lambat dalam kemampuan berbahasa. Mengatasi kesulitan belajar: 1. Diagnosis penyebab kesulitan belajar, apakah kesulitan membaca (disleksia), menulis, menghitung a. Disleksia: Belajar membaca dengan cara mengajar membaca dengan cara phonic yaitu melalui bunyi yang dicontohkan oleh pengajar. b. Dysgraphia Gunakan bantuan teknologi untuk mempermudah menulis.Meminta fotokopi dari catatan temannya.Gunakan alat perekam untuk menangkap informasi pelajaran. Jika harus memberikan ujian, maka diberikan tes seperti lisan, soal dengan pilihan danda, take home test, ataupun tes dengan cara mengetik. c. Dyscalcucia Peer tutoring, yaitu dengan cara mengajar privat yang merupakan cara pendekatan intensif. Ketika masih memiliki kesulitan, maka bisa diberikan alat bantu pintas berupa kalkulator untuk membantu berhitung. (Derek W et al, 2005)

BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Pada kegiatan field lab ini, kami melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut diterangkan secara rinci sebagai berikut : 1. Hari 0 Survey lapanggan dilaksanakan pada tanggal 6 November 2013. Kegiatan yang dilakukan yaitu pergi ke puskesmas untuk mengantarkan surat pengantar dari Field Lab FK UNS sekaligus memastikan jadwal kegiatan lapangan berikutnya. 2. Hari I Kegiatan lapangan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 November 2013. Pada pertemuan ini, kami mendapat pembekalan dari dr. Sri selaku kepala puskesmas dan dr. Puji serta Bu Wheny selaku instruktur lapangan kami, tentang topik Keterampilan Pembinaan UKS : Kesehatan Jiwa, NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) dan Gangguan Belajar. Kami tiba di puskesmas sekitar pukul 07.25 WIB dan melakukan persiapan sebelum Sambirejo.

pembekalan.Kemudian

kami

menuju

ruang aula Puskesmas

Pembekalan yang kami dapatkan berupa penjelasan tentang isi laporan individu dan kelompok yang harus dibuat; lokasi penyuluhan yang akan dituju untuk topik

ini, pada kesempatan ini kami akan melakukan penyuluhan di SMP 2 Sambirejo; apa saja materi penyuluhan; dan pembekalan tata cara memberikan konseling yang baik dan benar. 3. Hari II Sesuai dengan pertemuan sebelumnya, pada tanggal 20 November 2013 kami melakukan penyuluhan ke SMP 2 Sambirejo. Kami datang sekitar pukul 07.10 kemudian berangkat ke lokasi penyuluhan bersama dengan dr. Puji dan Bu Wheny. Sesampainya di lokasi, kami disambut oleh guru dan kepala sekolah SMP 2 Sambirejo. Setelah itu kami diberi penjelasan kelas mana yang akan kami tuju untuk pelaksanaan penyuluhan. Untuk teknis penyuluhan, dari 10 kelompok, kami dibagi menjadi 2 kelompok untuk menyuluh 2 kelas yang berbeda.Target penyuluhan kali ini ditujukan untuk siswa/siswi kelas 7. Materi yang kami sampaikan antara lain tentang karakteristik remaja dan kenakalan remaja, kandungan rokok dan bahayanya, minuman keras oplosan dan bahayanya, NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif), serta gangguan belajar. Berikut ini daftar mahasiswa beserta materi yang dibawakan: 1. Karakteristik anak remaja dan kenakalan remaja - Aprilisasi P - Ines Aprilia S 2. Kandungan rokok, minuman keras oplosan, dan bahayanya - Riko Saputra - Jati F P 3. NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif) - Risky Pratiwi P. - Fitria Dewi L 4. Gangguan Belajar - Dea Saufika N. - Gefaritza Rabbani

Selain itu, kami juga menunjuk moderator untuk penyuluhan kali ini.Yang bertindak sebagai moderator adalah Achmad Nurul Hidayat untuk kelas pertama dan Azamat Agus Untuk kelas kedua. Penyuluhan pun dimulai oleh moderator dengan doa dan beberapa kalimat prolog, kemudian dilanjutkan dengan materi penyuluhan, sesi tanya jawab, pembagian doorprize untuk siswa/siswi yang bisa menjawab pertanyaan, dan di akhir pertemuan kami menampilkan sebuah video mengenai rokok dan bahanya. Setelah itu penyuluhan pun ditutup oleh moderator. Acara penyuluhan selesai, kami menuju ke lobby SMP 2 Sambirejo. Di sana, kami menunggu siswa/siswi yang akan kami konseling mengenai topik kenakalan remaja. Namun disini kami mengalami kendala.Ternyata pihak sekolah tidak menyiapkan siswa/siswi yang benar-benar melakukan kenakalan remaja, tetapi hanya menuliskan daftar siswa tersebut.Akhirnya kami melakukan konseling kepada siswa/siswi yang masih ada di sekitar lingkungan sekolah. Siswa/siswi tersebut antara lain (ga tau siapa aja). Untuk melakukan konseling kami dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing 2 orang untuk mengkonseling 1 siswa/siswi. Setelah sesi konseling selesai, kami kembali menuju ruang aula puskesmas untuk mempresentasikan apa saja yang lakukan pada hari itu. Karena telah dilakukan presentasi mengenai kegiatan yang dilakukan, laporan individu pun ditiadakan. Semua acara pada hari ke II telah terlaksana semuanya, baik penyuluhan, konseling maupun presentasi.Pertemuan ini diakhiri dengan perencanaan untuk hari ke III dimana kami harus mempresentasikan seluruh rangkaian kegiatan fieldlab di Puskesmas Sambirejo dan mengumpulkan laporan kelompok. 4. Hari III Kegiatan lapangan ketiga dilaksanakan pada tanggal 27 November 2013.Pada pertemuan ini, kami mempresentasikan hasil kegiatan yang telah kami lakukan pada beberapa pertemuan sebelumnya di puskesmas sekaligus mengumpulkan laporan.

BAB III PEMBAHASAN I. DATA Jumlah Remaja Di Kecamatan Sambirejo Berdasarkan Rekepitulasi Jumlah Siswa SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
N o 1 2 3 4 5 6 KELAS Nama sekolah L SMPN I SAMBIREJO SMPN II SAMBIREJO SMPN III SAMBIREJO SMP BAITUL QURAN MTs SAMBIREJO MTs SAMBI Jumlah 124 81 31 30 266 VII P 167 95 38 35 335 Jml 291 176 69 65 601 L 110 85 30 25 250 VIII P 141 95 35 32 303 Jml 251 180 65 67 563 L 110 57 25 17 209 IX P 143 80 36 23 282 Jml 253 137 61 40 491 Jumlah L P 344 223 86 72 725 451 270 109 90 920 Total 795 493 195 162 1645

N o 1 2

KELAS Nama sekolah L SMKN SAMBIREJO SMA MUH 9 SAMBIREJO Jumlah 135 15 150 VII P 160 18 178 Jml 295 33 328 L 123 9 132 VIII P 150 12 162 Jml 273 21 294 L 129 15 144 IX P 147 21 168 Jml 276 36 312 Jumlah L P 387 39 426 457 51 508 Total 844 90 934

Data di atas merupakan daftar sekolah yang merupakan wilayah kerja dari Puskesmas Sambirejo yang terdiri dari 3 SMP, 2 MTs, 1 SMK, dan 1 SMA. Untuk kegiatan mengenai kenakalan remaja, NAPZA, serta gangguan belajar kali ini kami memilih SMPN II Sambirejo sebagai target penyuluhan. SMPN II Sambirejo dipilih sebagai target dikarenakan banyaknya laporan kasus kenakalan remaja yang muncul di lingkungan sekolah menengah pertama tersebut. Selain itu

lingkungan masyarakat di sekitar SMPN II tersebut juga sangat mendukung terjadinya kenakalan remaja di sekolah. Penyuluhan mengenai kenakalan remaja ini dilaksanakan di ruang kelas SMPN II Sambirejo. Terdapat dua kelompok yang akan diberi penyuluhan, terdiri dari kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Seharusnya terdapat 3 kelompok yang akan diberikan materi, namun karena keterbatasan sumber daya serta waktu, maka penyuluhan hanya dilakukan kepada 2 kelompok besar. Dalam pelaksanaan penyuluhan terdapat beberapa hambatan yang diperoleh, terutama pada kelompok laki-laki. Kondisi yang gaduh dan banyak yang tidak memperhatikan menyebabkan penyuluhan menjadi kurang kondusif.

Ketidakadanya microphone juga menyebabkan suara pemberi materi tidak terdengar secara jelas hingga bangku belakang. Selain itu materi yang masih tergolong baru seperti NAPZA juga menyebabkan para siswa kurang mengerti dan tertarik terhadap presentasi yang disampaikan dan berujung gaduh. Antusiasme para siswa baru muncul ketika penyuluhan mengenai rokok dan alkohol diberikan. Hal tersebut mungkin disebabkan karena kedua barang tersebut merupakan benda yang sangat sering mereka jumpai setiap hari. Dari penyuluhan yang dilakukan, didapatkan informasi bahwa banyak siswa yang telah mengonsumsi rokok meskipun masih duduk di kelas 7 smp. selain itu, banyak siswa yang ternyata belum mengetahui bahaya dari mengkonsumsi rokok dan alkohol. Kekurangan informasi mengenai bahaya rokok dan alkohol ini mungkin disebabkan karena lokasi SMP yang berada di desa sehingga penyebaran informasi tidak semasif di daerah perkotaan. Di bawah ini merupakan hasil dari konseling yang kami lakukan kepada 5 siswa SMPN II SAMBIREJO

Konseling Laporan konseling FL Kelompok A8: Konselor : Achmad Nurul Hidayat Fitria Dewi Larasuci

Identitas siswa Nama : Aditya Ahmad Umur : 12 tahun Alamat : Asri Gondang RT:13, Sambirejo Sragen Kelas : VII A Pengetahuan tentang materi penyuluhan Menurut Aditya materinya bagus.Baru tahu bahaya rokok, narkoba, miras dan alkohol.Materi yang paling mudah diingat adalah tentang bahaya rokok, dikarenakan materinya menarik dan didukung dengan video interaktif di akhir sesi. Sedangkan, Materi yang paling susah diingat adalah tentang NAPZA karena selain banyak macamnya juga dikarenakan suasana yang terlalu ramai. Riwayat keluarga Keluarga mendukung penuh suasana belajar Aditya di rumah meskipun tidak langsung memberikan bantuan kepadanya.Misalnya ketika sedang belajar, TV dimatikan. Riwayat di sekolah -Banyak teman-temannya yang suka merokok di sekolah, tepatnya di belakang sekolah, pernah dipergoki guru akan tetapi tidak jera lalu mengulangi kembali.

-Banyak juga teman yang suka bolos saat jam pelajaran. Akan tetapi tidak ada tawuran.Sempat ada pertengkaran antar teman gara-gara hal sepele, seperti rebutan pacar. -Terkait dengan pacaran, banyak yang menjalin hubungan pacaran yang tidak wajar. Baru-baru ini, teman lain kelasnya kebablasan menjalin hubungan dengan pacarnya sehingga hamil di luar nikah dengan pasangannya yang duduk di bangku kelas IX, akhirnya kedua siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah. -Tentang gangguan belajar tidak ada yang perlu dikhawatirkan berlebih karena Aditya mengaku hanya kesulitan dalam pelajaran Agama. Riwayat pergaulan di luar sekolah -Setelah pulang sekolah, langsung pulang ke rumah lalu makan siang dan istirahat. -Sore main sepak bola. Sedangkan, malamnya belajar. Teman-temannya yang lain banyak yang main game, play station saat jam belajar. Meski begitu, teman pergaulan Aditya tergolong baik, karena tidak ada yang mabukmabukan. Edukasi yang diberikan Aditya tergolong siswa didik yang pantas memberikan teladan bagi temanteman yang lain karena dalam kesehariannya dipenuhi dengan kegiatan yang memberikan manfaat. Oleh karena itu, kami berikan pujian sebagai reward serta dukungan maupun saran untuk mencari solusi mengatasi kesulitan dalam memahami pelajaran agama Islam dengan cara mencari ustadz untuk mengaji

Laporan konseling FL Kelompok A8: Konselor : Aprilisasi Purnama Sari Dea Saufika Najmi

Identitas siswa Nama : Inez Lorenza Angelina Umur : 12 tahun Alamat : Kembangan Kelas : VII B Pengetahuan tentang materi penyuluhan Inez tidak mengikuti penyuluhan NAPZA dari kelompok A8 dan tidak begitu paham tentang NAPZA termasuk apa bahayanya Tidak pernah mencoba NAPZA dan tidak pernah berpikir untuk mencoba NAPZA Ayahnya merokok Tidak merasa memiliki teman yang bermasalah dengan NAPZA

Riwayat keluarga Anak kedua dari 2 bersaudara Di rumah tinggal bersama kedua orang tua nya Ayah dan Ibu berjualan sayur di pasar, kakak bekerja di Hongkong Hubungan dengan Ayah dan Ibu secara umum baik, sering menonton TV bersama di rumah dan diantar jemput oleh Ayahnya ke sekolah, tetapi komunikasi antara Inez dengan orang tua kurang terjalin dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari Inez yang tidak terbiasa menceritakan apa yang dialaminya kepada orang tuanya. Inez juga mengaku tidak pernah bercerita kepada sang Ibu tentang sekolahnya. Minimnya komunikasi mungkin disebabkan karena keterbatasan waktu yang dimiliki Inez untuk bertemu dengan orang tua nya yang sudah harus perg ke pasar sejak jam 2 pagi Riwayat di sekolah

Inez mengaku tidak tahu ranking nya di sekolah Inez merupakan siswi yang rajin belajar (belajar setiap hari di rumah walaupun hanya membaca) Tidak ada masalah dalam mengerjakan PR di rumah Inez pernah mengalami kesulitan belajar di sekolah yaitu untuk pelajaran matematika khususnya materi aljabar. Setelah digali lebih lanjut, kesulitan belajar dikarenakan guru yang kurang jelas dalam menyampaikan materi sehingga murid-murid merasa kurang memahami materi yang

disampaikan. Inez pernah merasa bosan belajar tetapi tidak pernah merasa bosan untuk sekolah dan Inez juga tidak pernah bolos sekolah Suasana belajar di sekolah menyenangkan tetapi kurang nyaman karena kelasnya kotor dan piket di kelas tidak berjalan dengan baik Hubungan dengan teman-teman di sekolah baik-baik saja, inez akrab dengan seluruh teman di sekolahnya tetapi inez mengaku tidak pernah belajar bersama Riwayat pergaulan di luar sekolah Inez memiliki banyak tetangga di sekitar rumah. Inez banyak mengenal tetangganya tetapi tidak terlalu dekat dan tidak biasa menghabiskan waktu bersama tetangganya karena lelah setelah pulang sekolah dan lebih memilih untuk istirahat di rumah Edukasi yang diberikan Disarankan untuk mencoba belajar bersama teman Diberikan sedikit pengetahuan tentang NAPZA dan rokok serta bahayanya Disarankan untuk berani bertanya kepada guru apabila materi yang diberikan oleh guru belum dapat dimengerti

Laporan konseling FL Kelompok A8:

Konselor : Gefaritza Rabbani Ines Aprilia Safitri

Identitas siswa Nama : Riski Umur : 12 tahun Alamat : Badran Kelas : VII Pengetahuan tentang materi penyuluhan Riski tidak mengikuti presentasi yang diberikan oleh mahasiswa FK UNS sehingga untuk mengetahui seberapa jauh pasien mengerti tentang rokok dan napza, kami mengajukan beberapa pertanyaan umum.Dari pertanyaan yang kami berikan kami simpulkan Riski mengerti tentang miras, karena Riski mengaku sering melihat orang mengkonsumsi miras terutama setelah hajatan.Untuk rokok, Riski mengungkapkan bahwa di rumah ada ayah dan kakek Riski yang merokok, dan di sekolah Riski mengetahui beberapa teman sekelas yang merokok.Untuk napza, Riski mengaku kurang paham macam dan efek napza karena di lingkungannya tidak ada kasus napza. Riwayat keluarga Riski mengaku tidak mempunyai permasalahan dengan orang tua dan keluarganya. Hanya saja ayah dan kakeknya kurang mengetahui bahaya rokok dan perokok pasif ditunjukkan dengan merokok di sembarang tempat Riwayat di sekolah Riski tidak mempunyai geng khusus dalam membina pertemanan Riski memiliki sahabat yang dapat dikategorikan berprilaku baik

Riski tidak mengalami gangguan proses belajar di sekolah ditunjukan dengan prestasi yang baik dan stabil.

Riwayat pergaulan di luar sekolah Riski tampak sebagai sosok yang mampu merawat dan membawa diri Riski tidak menunjukkan adanya tanda anti sosial, pasien sangat kooperatif saat konseling Hubungan dengan lingkungan seperti sahabat, guru, orang tua baik Riski mengaku sudah memiliki teman dekat lelaki, ia mulai tertarik dengan lawan jenis sejak akhir jenjang sekolah dasar. Namun Riski mengaku hubungan dengan teman lelaki tidak menghambat studinya, ditunjukkan dengan pola belajar yang kontinyu dan prestasi yang selalu baik dan stabil Riski mampu mengatasi masalah sendiri, misal konflik dengan teman lelaki dengan teman lelaki pasien dapat diselesaikan sendiri dengan cara berkomunikasi dua arah, dan konflik tadi tidak mempengaruhi hubungan pasien dengan lingkungan sekitar. (pasien tidak menjadi moody atau gampang marah saat hubungan dengan teman lelakinya terganggu) Riski mengaku tidak tertarik untuk mencoba rokok, napza, miras, maupun pergaulan bebas. Edukasi yang diberikan Karena Riski tidak memiliki masalah gangguan belajar, dan juga masalah terkait rokok, miras, napza, kami melakukan konseling ditekankan dengan pergaulan lawan jenis. 1. Bahwa mulai tertarik dengan lawan jenis adalah normal saat fase remaja, yang terpenting pergaulan dijaga agar tidak kelewat batas atau pergaulan bebas dan pergaulannya jangan sampai mengganggu studi. 2. Pergaulan diarahkan dengan hal-hal postif, misal waktu bersama digunakan untuk belajar bersama

3. Bahwa dia sebaiknya harus pandai membawa diri dalam pergaulan dan menghargai diri sendiri dengan tidak melakukan pergaulan bebas, kami mencontohkan dengan analogi baju di kaca dan baju yang di obral. Baju di kaca dijaga dan dibatasi oleh kaca, sehingga tetap cantik, bersih dari debu dan tangan jahil yang berusaha menjamah, dan baju di kaca menjadi mahal, sehingga hanya yang benar-benar berminat akan baju tersebut yang berani meminang serius dengan harga mahal. Berbeda dengan baju di obral, yang tidak dibatasi kaca, sehingga gampang berdebu, gampang dijamah orang yang hanya berminat melihat-lihat, tanpa membeli, dan karena harganya murah pun, orang yang hanya tertarik sesaat atau 'lapar mata' saja mampu membeli, walau tak serius

Laporan konseling FL Kelompok A8: Konselor : Azamat Agus Sampurna Riko Saputra

Identitas Siswa Nama : Nita Umur : 12 tahun Alamat : Pondok Rejo Kelas : Pengetahuan tentang materi penyuluhan Nita tidak mengikuti penyuluhan Riwayat keluarga Anak kedua dari 2 bersaudara Di rumah tinggal bersama neneknya

Kakek dan ayahnya bekerja di Jakarta, sedangkan ibu dan kakaknya bekerja di Manokwari Dia sering rindu ingin berkumpul dengan keluarganya, namun ayahnya hanya pulang setahun sekali yaitu saat lebaran, sedangkan ibunya tidak pernah pulang, dan kakaknya pun belum pernah pulang karena belum lama bekerja (belum sampai 1 tahun), sehingga tidak bisa pulang ke Sambirejo. Ini membuat Nita sedih karena dia sudah ditinggal bekerja oleh orang tuanya sejak kelas 2 SD dan ditinggal kakaknya sejak kelas 6 SD

Di rumahnya, dia hanya belajar setelah maghrib sambil merawat neneknya. Dia hanya belajar seorang diri di rumahnya dan tidak ada yang mengajari dia.

Riwayat di sekolah Hubungan dengan teman cukup baik Dia sering mengalami gangguan belajar, khususnya dalam pelajaran matematika dan fisika. Dia di sekolah tidak memahami penjelasan dari guru karena dia merasa gurunya tidak jelas dalam menerangkan, tapi dia tidak bertanya kepada gurunya. Hal ini mungkin disebabkan karena takut atau malu. Sebagai gantinya dia biasa bertanya pada teman-temannya, namun temantemannya pun juga banyak yang tidak mengerti, sehingga tidak bisa menjelaskan materi pelajaran itu kepadanya Selain itu ketika mengerjakan PR, dia seringkali menyontek milik temannya, karena dia tidak bisa mengerjakan sendiri. Hal ini disebabkan dia telah terbiasa dikerjakan PR-nya oleh kakaknya ketika dahulu kakaknya masih belum bekerja di Manokwari. Riwayat pergaulan di luar sekolah

Nita memiliki teman yang cukup akrab bernama Dea.Mereka cukup sering bermain bersama namun jarang belajar bersama. Edukasi yang diberikan Kami menyarankan kepadanya agar dia belajar bersama temannya ketika di rumah sehingga dia bisa diajari oleh temannya itu. Selain itu kami juga menyarankan agar di sekolah dia berani bertanya kepada gurunya agar sang guru bisa menjelaskan lagi materi yang belum dia pahami. Kami juga

memberi semangat dan saran agar dia tetap semangat belajar untuk membanggakan orang tuanya yang telah bekerja keras untuknya.

Laporan konseling FL Kelompok A8: Konselor : Risky Pratiwi Jati Febriyanto

Identitas Siswa Nama : Aulia Nadhiroh Umur : 12 tahun Alamat : Pulirejo Bendungan, Kedawung rt29/rw007 Kelas : 7C Pengetahuan tentang materi penyuluhan Nita tidak mengikuti penyuluhan Riwayat keluarga Anak tunggal Tinggal bersama nenek Ibu di Hongkong (namun komunikasi tetap terjalin baik dan ibu pulang sekali setahun)

Orang tua bercerai (saat ibu sedang hamil aulia) dan ayah entah dimana Tidak merasa kesepian karena lingkungan mendukung Tidak merasa tertekan oleh kondisi keluarga (terlihat saat raut muka ketika di tanya tentang masalah keluarganya)

Setiap hari belajar secara teratur Kadang belajar bersama tetangga yang sudah SMA

Riwayat di sekolah Saat SD rangking 2 Sekarang nilainya >70 Paling suka pelajaran agama dan bahasa indonesia

Riwayat pergaulan di luar sekolah Kakak kelas banyak yang merokok Untuk teman sekelas kurang tau kalau ada yang merokok

Edukasi yang diberikan Membawa catatan kecil yang bisa selalu dibawa untuk mengingatkan tentang materi yang telah dipelajari. Mengajarkan apa yang telah dipelajari kepada teman yang kurang mengerti mengenai pelajaran tersebut. Menjadikan kondisinya yang jauh dengan orang tua sebagai motivasi untuk terus rajin belajar demi membanggakan orang yang menyayanginya.

Dari kelima siswa yang kami lakukan konseling, tidak satupun dari mereka merupakan siswa bermasalah yang mengkonsumsi NAPZA, rokok, maupun minuman keras. Mereka juga merupakan golongan anak yang sering berkelahi, mencuri, ataupun melakukan tawuran. Hal tersebut disebabkan karena memang target konseling diambil secara random, bukan dari siswa yang menurut bagian BK bermasalah.

Permasalahan secara umum yang dikeluhkan dari siswa yang dilakukan konseling adalah gangguan belajar. Gangguan belajar yang dialami oleh target konseling bervariasi, salah satunya mengeluhkan bahwa dia sering lupa dengan apa yang dia pelajari sebelumnya walaupun tiap malam dia sudah mempelajari pelajaran yang disampaikan. Selain itu ketidakpahaman tentang materi yang disampaikan oleh guru saat di sekolah juga menjadi salah satu permasalahan yang dialami oleh beberapa siswa yang kami berikan konseling. Mereka menyatakan bahwa materi yang disampaikan susah untuk dipahami. Dan kondisi diperburuk dengan ketidakmauan untuk bertanya. Permasalahan lain yang muncul dari konseling yang kami lakukan adalah masalah pengerjaan PR. Ternyata ada salah satu dari target konseling kami yang PRnya dikerjakan oleh kakaknya. Selain itu tradisi menyontek pekerjaan rumah teman di sekolah juga masih kami temukan. Walaupun tidak berkesempatan untuk melakukan konseling dengan siswa bermasalah, kami mendapatkan sedikit gambaran tentang perilaku kenalakan remaja di SMP 2 Sambirejo dari kelima siswa yang kami berikan konseling. Didapatkan informasi bahwa siswa di SMP 2 Sambirejo masih banyak yang mengkonsumsi rokok. Biasanya mereka merokok secara sembunyi-sembunyi seperti di halaman belakang sekolah. Berita ini diperkuat dengan adanya laporan dari pihak BK bahwa salah satu kenakalan remaja yang terjadi di smp tersebut adalah banyaknya siswa yang merokok. Selain merokok, kenakalan remaja lainnya yang kami dapatkan adalah membolos. Masih didapatkan siswa yang pergi meninggalkan sekolah sebelum jam sekolah selesai. Perkelahian serta konsumsi alkohol juga merupakan salah satu kenakalan remaja yang dilakukan siswa SMP 2 Sambirejo. Namun kasus kenakalan remaja yang paling memprihatinkan adalah adanya kasus hamil diluar nikah yang dilakukan 2 siswa yang sama-sama berasal dari smp ini. Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata budaya merokok dan minum-minuman keras merupakan hal yang sering ditemukan di lingkungan masyarakat di sekitar SMP 2 Sambirejo. Berdasarkan

info dari salah satu narasumber, dia sering melihat warga minum-minuman keras terutama setelah adanya acara hajatan. Diperjalanan pulang dari SMP 2 Sambirejo kami juga sempat menemukan masyarakat yang merokok di pinggir jalan baik itu orang dewasa maupun anak-anak usia remaja. Hal tersebut mungkin yang menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya kenakalan remaja yang muncul di SMP 2 Sambirejo pada khususnya. -

BAB IV PENUTUP

A. 1.

KESIMPULAN Respon siswa-siswi SMPN 2 Sambirejo Sragen terhadap materi yang disampaikan cukup baik dilihat dari kesan yang didapatkan setelah dilakukan sosialisasi. 2. Beberapa siswa yang mendapatkan konseling khusus setelah sosialisasi termasuk siswa yang baik karena tidak ditemukan gangguan belajar maupun penggunaan NAPZA. 3. Masih ditemukan beberapa siswa yang perlu pembinaan kesehatan jiwa, penyalahgunaan NAPZA, dan gangguan belajar.

B. 1.

SARAN Sosialisasi tentang gangguan jiwa, NAPZA dan gangguan belajar perlu terus dilakukan di usia sekolah untuk membantu keberhasilan program UKS 2. Diperlukan program rewardandpunishment yang bersifat memotivasi dan memberikan efek jera pada siswa untuk mencegah timbulnya penyalahgunaan NAPZA. 3. Optimalisasi program UKS melalui koordinasi guru BK di sekolah untuk memaksimalkan pembinaan kesehatan jiwa, pencegahan penyalahgunaan NAPZA, dan masalah gangguan belajar pada siswa-siswinya.

BAB V DAFTAR PUSTAKA

Azrimaidaliza, Nizwandi A, Defriman D. Masrizal Dm. 2009. Pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah SMP Negeri 22 Padang Tahun 2009. Diunduh dari: http://repository.unand.ac.id/2734/1/AZRIMAIDALIZA.pdf Choate, L.H. (2007). Counseling Adolescent Girls for Body Image Resilience: Strategi for School Counselors. Profesional School

Counseling. Alexandria: Feb 2007. Vol. 10, Iss.3; pg. 317, 10 pgs. Diakses melalui http://ezproxy.match.edu/menu pada 27 november 2013 Fagan, R. (2006). Counseling and Treating Adolescents with Alcohol and Other Substance Use Problems and their Family. The Family Journal: Counseling therapy For Couples and Families. Vol.14. No.4.326-333. Sage Publication diakses melaluihttp://tfj.sagepub.com/cgi/reprint/14/4/326 pada 27 November 2013 GEMARI.(2007). Alternatif Mengatasi Kesulitan Belajar.Edisi 73/Tahun

VIII/Pebruari 2007 Gunarsa, S. D. (1989). PsikologiPperkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. Hanim D, Yuliastuti E, Marhamah, Nurchasanah. 2008. Menjadikan UKS sebagai Upaya Promosi Tumbuh Kembang Anak Didik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Artikel PPM Reguler Pemberdayaan Guru UKS Hurlock, E.B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga.

Idris, Ridwan. (2009). Mengatasi Kesulitan Belajar dengan Pendekatan Psikologi Kognitif.Lentera Pendidikan Vol. 12 No. 2; 152-172 Kirk, A. Samuel & Gallagher, J. James (1989).Educating Exceptional Children. Boston: Houghton Mifflin Company. Koob, G.F. dan M.L. Hanson, S.Y. Chu, J.L Jones dan J.W. Ward (1998). Epidemiology of anemia in human immunodeficiency virus (HIV)-infected persons: results from multistate adult and adolescent spectrum of HIV disease surveillance project. Blood 91(1): 301 Mongks, F. J. , Knoers, A. M. P. , & Haditono, S. R. (2000). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Muss, R. E. , Olds, S. W. , & Fealdman (2001). Human Developmen. Boston: McGraw-Hill Companies. Rey, J. (2002). More than Just The Blues: Understanding Serious Teenage Problems. Sydney: Simon & Schuster. Rini, J.F. (2004). Mencemaskan Penampilan. Diakses dari e-psikologi.com pada tanggal 27November 2013. Santrok, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja).Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Setiono, L.H. (2002). Beberapa Permasalahan Remaja. Diakses dari www.epsikologi.com pada tanggal 27November 2013. Turner, C.F., L.ku, S.M. Rogers, L.D. Lindberg, J.H. Pleck dan F.L. Sonenstein (1998). Adolescent sexual behavior, drug use, and violence: increased reporting with computer survey technology. Science 280(5365): 867 Wood, Derek et al. (2005). Kiat Mengatasi Gangguan Belajar. Yogyakarta: Kata hati

Anda mungkin juga menyukai