Sumber Kedutaan Besar Amireka Serikat US AID

Demokrasi: Anti diskriminasi dan perbudakan

Demokrasi 1. prinsip pemerintahan berdasarkan konstitusi 2. pemilu yang demokratis 3. federalisme (pemerintahan nasional, negara bagian, dan lokal) 4. pembuatan undang-undang (kongres, badan legislatif negara bagian, dewan kota) 5. sistem peradilan yang independen 6. kekuasaan lembaga preseiden 7. peran media massa yang bebas 8. peran kelompok-kelompok kepentingan 9. hak masyarakat untuk tahu 10. kontrol sipil atas militer

SUMBER: AFFAN GAFFAR. 1999. POLITIK INDONESIA, TRANSISI MENUJU DEMOKRASI, PUSTAKA PELAJAR. YOGYAKARTA.

PEMILU 1. DEMOKRATIK, SEMUA PATAI DAN CALEG BERKOMPETISI FAIR DAN JUJUR DAN HARUS BEBAS DARI SEGALA BENTUK "FRAUD". PROSES PEMILU MULAI DARI PENDAFTARAN PEMILIH, PELAKSANAAN KAMPANYE, PEMANGGILAN PEMILIH, SAMPAI PENGHITUNGAN SURAT SUARA. 2. HARUS DICIPTAKAN MPR/DPR, DPRD YANG BERKUALITAS, MANDIRI DAN MEMILIKI AKUNTABILITAS POLITIK YANG TINGGI 3. DERAJAT KETERWAKILAN 4. TUNTAS 5. PELAKSANAAN PRAKTIS SISTEM PEMILIHAN MERUPAKAN SESUATU YG SANGAT PENTING DALAM SEBUAH NEGARA DEMOKRASI PERWAKILAN KARENA: 1. SISTEM PEMILIHAN MEMBAWA KONSEKWENSI PROPORSIONAL HASIL PEMILIHAN 2. BERDAMPAK KEPADA SISTEM KEPARTAIAN 3. MACAM KABINET (ADA KOALISI/TIDAK) DERAJAT KEUTUHAN/KESATUAN PARTAI SISTEM PEMILU 1. PR (PROPORTIONAL REPRESENTATION) 2. PLURALITY SYSTEM (SISTEM DISTRIK), INGGRIS, AS, CANADA, SELANDIA BARU, PERANCIS, PORTUGAL, URUGUAY, HONDURAS SISTEM DISTRIK CALEG DIKENAL MASYARAKAT DAN PARISIPASI AKTIF MASYARAKAT

Prisma 9, september 1981

MOELYARTO TJOKROWINOTO (UGM) DALAM DEMOKRASI PANCASILA PERLU DITELITI ASPEK KUALITATIF PARTISIPASI RAKYAT 1. KESADARAN MASYARAKAT AKAN CIVIC RESPONSIBILITY, YAKNI TANGGUNG JAWAB KEWARGANEGARAAN MEREKA UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROSES POLITIK Dl NEGARANYA 2. CITRA MASYARAKAT TERNADAP SISTEM DAN PELAKSANAAN PEMILU

SISTEM PEMILU DISTRIK LEBIH BAIK KARENA TERJADINYA HUBUNGAN INTIM ANTARA WAKIL DAN PEMILIHNYA, DAN LEBIH MEMUNGKINKAN INTERAKSI POLITIK ANTARA KEDUA PIHAK, SEMENTARA SISTEM PEMILU PROPORSIONAL MEMBUAT JARAK ANTARA WAKIL DAN PEMILINYA H.R. DHARSONO PEMILU Dl NEGARA BERKEMBANG UNTUK MEMPERTAHANKAN STATUS QUO, CONTOH ADA PROSES SCREENING BAGI CALEG ABDUL MADJID (PDI) SISTEM DISTRIK BELUM COCOK UNTUK INDONESIA KARENA KESADARAN POLITIK RAKYAT BELUM BAIK,KEBERANIAN ORANG BICARA MASIH KURANG SUTOMO ROESNADI SISTEM PEMILU DI INDIA INDIAN COUNCIL ACT 1861 DAN 1892 SETELAH 1909 ORANG2 INDIA DIBERI KESEMPATAN UNTUK BERPARTISIPASI DI DEWAN LEGISLATIF INDIA MERDEKA 1947, PARTAI KONGRES SECARA TERUS MENERUS DI PUNCAK KEKUASAAN, PEMILU 1971 2/3 PARTAI KONGRES. TAHUN 1977 PARTAI KONGRES KALAH, HIKMAHNYA IALAH BAGAIMANA PENTINGNYA SETIAP PARTAI ATAU SETIAP PEMIMPIN UNTUK SELALU MAWAS PIRI DAN SELALU MENGADAKAN HUBUNGAN DEKAT DENGAN RAKYAT BANYAK WIRATMO SOEKITO PEMILU DI UNI SOVIET SISTEM MENGHARUSKAN RAKYAT UNTUK MEMILIH SUKA ATAU TIDAK SUKA TERHADAP CALON YANG DISEBUT DEPUTAT. SOVIET LEBIH MENGUTAMAKAN KUANTITATIF PEMILIH DARIPADA KUALITATIF, SISTEMNYA UNIVERSAL (UMUM) DAN LANGSUNG