TATA SAJI
PENDAHULUAN GARIS BATAS TANGGAL INTERNASIONAL RIWAYAT PEMBAGIAN WILAYAH WAKTU DI INDONESIA PRINSIP YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBAGIAN WILAYAH WAKTU PENYIARAN TANDA WAKTU KONSEP DASAR DAN PERHITUNGAN TANDA WAKTU PERHITUNGAN LAMA SIANG DAN LAMA MALAM
PENDAHULUAN
Pengertian waktu pada hakekatnya ialah perputaran bumi satu kali diperlukan waktu rotasi selama 24 jam penuh.
Sebagai acuan Bujur Tolok di muka bumi maka dibuat kesepakatan bersama bahwa Greenwich dipakai sebagai acuan Bujur Tolok 0. Daerah yang berada di sebelah timur Greenwich, waktunya lebih cepat dari waktu Greenwich. Daerah di sebelah barat Greenwich waktunya lebih lambat dari waktu Greenwich.
RABU
SELASA
BMKG
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA BALAI BESAR MKG WILAYAH III DENPASAR JL. RAYA TUBAN BADUNG - 80362
BMKG
1. Peraturan pertama dikeluarkan 6 Januari 1908 dengan Gouvernements besluit dan berlaku mulai tanggal 1 Mei 1908 untuk memenuhi permintaan dari SS (PJKA-sekarang). Selisih Waktu Jawa Tengah dengan Waktu Menengah Jakarta yaitu 12 menit. Berlaku di Jawa dan Madura 2. Waktu Sumatera Barat dan Sumatera Timur dengan peraturan Gouvernement besluit tanggal 22 Pebruari 1918 No.38 Stbl.101 yaitu berlakunya Waktu Padang 39m terlambat dari Waktu Jawa Tengah, sedangkan Balikpapan dipergunakan waktu 8j 20m selisih dengan GMT.
3. 1 Januari 1924 berlaku peraturan lagi yang tidak banyak perubahan dari waktu yang lama, hanya waktu baku diambil 7j 20m lebih dahulu dari GMT. Dalam peraturan ini tidak disebut mengenai waktu resmi untuk luar Jawa dan Madura. Sehingga pembagian waktu yang berlaku pada saat itu ditentukan sendiri oleh Hoofden van Gewestelijk Bestuur in Buitengewesen yang menurut kutipan tulisan DR. S.W. Visser sebagai berikut : Daerah Maluku, Kalbar, Bangka & Lampung, Riau dan sekitar : tidak ada waktu resmi Daerah Timor, Kalsel & Kaltim : tidak ada penentuan waktu resmi Bali & Lombok : dipergunakan waktu Bali 22m maju dari Waktu Jawa Tengah Daerah Manado : waktu setempat adalah 1j dimuka Waktu Jawa Tengah Sulawesi dan sekitar : tidak ada penentuan waktu resmi, di ibukota Makassar digunakan waktu setempat = Waktu Jawa Tengah + 38m Bengkulu : Waktu Jawa Tengah Palembang : Waktu Jawa Tengah Tapanuli : Waktu setempat = Waktu Jawa Tengah kurang 45m, Waktu Padang kurang 7m.
BMKG
4. Bij Gouvernment Besluit van 27 Juli 1932 no. 26 Stbl.No.412 yang mulai berlaku 11 Nopember 1932. Pembagian wilayah waktu, Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah waktu dengan selisih waktu batas berdampingan selama 30 menit. Adapun pertimbangannya : Penyesuaian Waktu Menengah Setempat yaitu selisih antara Waktu Baku dengan Waktu Menengah Setempat diambil sekecil mungkin, agar masyarakat yang sudah biasa mempergunakan jam matahari tak dirugikan.
BMKG
5. Pada massa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang telah mengeluarkan peraturan waktu di Indonesia yang menyimpang sama sekali dari semua sistem yang ada, yaitu berlakunya waktu Tokyo di Indonesia yang berbeda +9j dengan GMT, atau di Jawa waktu diajukan 1j 30m, pertimbangan peraturan ini mungkin untuk keperluan operasi militer dan dalam rangka menjepangkan Indonesia.
6. Pada massa revolusi daerah yang diduduki Belanda mengalami perubahan waktu wilayah, jumlah wilayah waktu yang tadinya 6 (enam) dikurangi menjadi 3 (tiga) masing-masing wilayah waktu berselisih +7j , +8j dan +9j dengan GMT, mulai berlaku 30 April 1947( Stblad No. 212 tanggal 10 Desember 1947). Mengenai dasar pertimbangan ini tidak didapat penjelasan tertulis, mungkin atas pertimbangan politis atau mungkin untuk keperluan penerbangan, dimana pebedaan waktu sebesar 30 menit dianggap tidak praktis.
7. Keppres RI No.152 Tahun 1950 berlaku mulai pada tanggal 1 Mei 1950.
Daerah Waktu Irian (Niewu Guinea tijd). Bagian dari Maluku, ialah kepulauan : Kai, Aru, Saumlaki, Larat, Irian Selatan, Tanah Merah,Manokwari,Sorong, Schouten, Holandia, Irian Barat. Waktu Maluku Bagian lain dari Maluku (Maluku Utara dan Maluku selatan) kecuali Kai, Aru, Saumlaki dan Larat Waktu Sulawesi Sulawesi, Sangihe dan Talaud, Sumbawa, Flores, Sumba dan Timor Waktu Jawa Jawa, Madura, Bali, Lombok dan Kalimantan Waktu Tolok GMT + 9j Bujur Tolok 135 BT
GMT + 7j 30m
137 30 BT
GMT + 8j
120 BT
GMT + 7j 30m
112 30 BT
Waktu Sumatera Selatan Bengkulu, Lampung, Palembang, Jambi, Riau, Bangka dan Belitung
Waktu Sumatera Utara Sumatra Barat, Tapanuli, Sumatra Timur, Aceh dan pulau-pulau sebelah barat Sumatra kecuali Enggano
GMT + 7j
105 BT
GMT + 6j 30m
97 30 BT
8. Pada waktu didudukinya Irian Barat oleh Belanda dikeluarkan peraturan tersendiri oleh Pemerintah Belanda untuk wilayah tersebut, yang menyimpang dari penentuan yang disebut dalam peraturan Waktu Republik Indonesia, yaitu dengan selisih 9J 30m dengan GMT yang seharusnya 9J. 9. Keputusan Presiden No. 243 tahun 1963 dibuat setelah Irian jaya kembali ke NKRI, Indonesia dibagi dalam Wilayah Waktu dengan 3 (tiga) Waktu Tolok,dilaksanakan mulai 1 Januari 1964 jam 00.00 Waktu Indonesia Barat sesuai dengan jam 00j.00m waktu Jawa dan pada saat itu pula Indonesia Tengah jam 01j 00m dan Indonesia Timur jam 02 j.00 m.
Waktu Tolok Bujur Tolok 105 BT
Wilayah Waktu
Indonesia Barat meliputi : Daerah Tingkat I di Sumatra, Jawa dan Madura serta Bali Indonesia Tengah meliputi : Daerah Tingkat I di Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara Indonesia Timur meliputi : Daerah Tingkat I di Maluku dan Irian Jaya GMT + 07 jam
GMT + 08 jam
120 BT
GMT + 09 jam
135 BT
BMKG
Penentuan dalam 3 (tiga) Wilayah Waktu ditinjau dari segala sudut, baik teknis, sosial maupun agama yang terpenting adalah sebagai berikut : a. Secara nautis telah sepantasnya Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan meliputi 46 terbagi dalam 3 Wilayah Waktu. Karena Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau, maka tidak mungkin untuk mendapatkan batas wilayah waktu yang merupakan garis lurus. b. Diusahakan agar satu kepulauan besar/daerah Tingkat I tidak terbagi dalam 2 (dua) Wilayah Waktu. c. Diusahakan agar derajat tolok membagi Wilayah Waktu dalam 2 bagian yang simetris, supaya waktu di ujung Barat dan Timur tidak berbeda jauh dengan Waktu Tolok di tempat-tempat dengan banyak aktivitas dan tidak berbeda jauh dengan Waktu Sejati. d. Ditinjau pula dari sudut lalu lintas dan komunikasi antar daerah, lagi pula dari kepadatan penduduk. e. Ditambah lagi dengan peninjauan dari segi sosial dan agama dengan maksud untuk mencapai keseragaman, efisiensi dan penyederhanaan.
10. Kep.Pres RI No. 41 Tahun 1987 dan berlaku 1 Januari 1988 jam 00.00 WIB. Pembagian waktu tetap menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT) sesuai dengan pembagian waktu sebelumnya.Terhadap pulau Kalimantan dibagi menjadi dua wilayah, yaitu propinsi Kalimantan Barat dan Kalimanatan Tengah masuk wilayah kedalam wilayah Waktu Indoneisa Barat, sedangkan Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan tetap masuk wilayah Waktu Indonesia Tengah. Propinsi Bali dimasukan kedalam wilayah Waktu Indonesia Tengah
Wilayah Waktu Indonesia Barat meliputi : Daerah Tingkat I di Sumatra, Jawa dan Madura, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah Indonesia Tengah meliputi : Daerah Tingkat I di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara Indonesia Timur meliputi : Daerah Tingkat I di Maluku dan Irian Jaya Waktu Tolok GMT + 07 jam GMT + 08 jam Bujur Tolok 105 BT
120 BT
GMT + 09 jam
135 BT
11. Perubahan pembagian wilayah waktu di Indonesia ini pada dasarnya tidak akan menggangu pelaksanaan ibadah umat beragama, khususnya umat Islam. Hanya saja perubahan tersebut bagi daerah yang mengalami perubahan akan mempunyai dampak berubahnya waktu sholat yang telah ditetapkan bagi daerah yang bersangkutan dan berubahnya waktu bayang-bayang yang dipedomani untuk penentuan arah kiblat.
Kode PKX
Waktu penyiaran dalam GMT 00j 55m 00d s/d 01j 00m 00d
Waktu Bintang
Obyek acuannya adalah Vernal Equinox/Titik Aries, dimana jam 00 Waktu Bintang dimulai ketika Titik Aries berada di Zenith (Kulminasi Atas) dari peninjau. Obyek acuannya adalah matahari. Jam 00 Waktu Matahari Sejati jika matahari berada di Nadir (Kulminasi Bawah) dari peninjau. Oleh karena itu pengukuran waktu berdasarkan kedudukan matahari maka masing-masing tempat dengan sendirinya akan mempunyai waktu yang berbedabeda berdasarkan letak meridian masing-masing. Obyek acuannya adalah benda langit (perkiraan) yang dinamakan Matahari Menengah. Matahari Menengah bergerak beraturan di khatulistiwa langit dan menempuh jarak yang sama dalam setahun dengan Matahari Sejati. Bumi, setiap bujur 15 derajat dihitung 1 (satu) jam sehingga pembagian waktu tiap perbedaan bujur mudah diperhitungkan. Garis Bujur 0o (Meridian Greenwich) sebagai meridian pokok dan untuk meridian 180o adalah merupakan meridian dimana perubahan tanggal terjadi.
Waktu
Waktu Matahari Sejati
Digunakan sehari-hari
I = 366,24
Waktu Matahari Menengah (WMM) dalam 1 tahun terdiri dari 365,24 hari, atau variabel:
I = 365,24
I = 366,24 I 365,24
I = I + 0.00273791. I
I = I - 0.00273043. I
Contoh Soal :
Pada suatu tempat jam Waktu Bintang adalah jam 02.00, dan jam Waktu Matahari Menengah adalah jam 02.00 juga, 5 jam (Waktu Bintang) kemudian, jam berapa kedua jam tersebut menunjukkan ? Jawaban : Diketahui
Jam Bintang
= Jam 02.00
Jam Matahari Menengah = Jam 02.00 Maka 5 Jam Waktu Bintang kemudian ?
= 2.00 + (5 0.01365215)
= 2.00 + 4.8634785 = 6.8634785 Jam 6 51 48.30
Teori Dasar
t WMM
Contoh Soal :
Matahari berkulminasi atas di Surabaya (Bujur 112o 30 BT). Perata Waktu + 3 Menit. Jam berapa saat itu di WIB (105o )?
Jawaban : Diketahui = 112o 30 BT = 112.5o t = 105o eq = + 3 m
WMS
Maka
= Jam 12
Jawaban WMM = WMS eq = 12h 3m = 11 h 57 m WMMs = WMM = 11 h 57 m = (t - ) = 105o - 112.5o =- 7.5o maka WMMst = x 4 menit =- 7.5o x 4 m = -30 m WMMt = WMMs + WMMst = 11 h 57 m - 30 m = 11 h 27 m = 11.27 WIB
Jadi Saat itu Waktu Matahari menengah di Bujur Tolok (105o ) adalah jam = 11 : 27 WIB
Contoh Soal :
Matahari berkulminasi atas di Mekkah (Bujur 39o 50 BT). Perata Waktu + 3 Menit. Jam berapa saat itu di WITA (120o ) ?
Bila Matahari berkulminasi atas (Zenith) maka WMS Maka Jawaban = Jam 12
Greenwich Mean Time adalah skala waktu yang berdasar pada pergerakan semu rata-rata matahari dimana perhitungan waktu universal mengacu pada meridian dari Observatorium Greenwich di Inggris (Bujur nol derajat).
Bila waktu suatu tempat ditulis : GMT + 8, maka waktu di tempat tersebut sama dengan waktu greenwich (GMT) ditambah dengan 8 Jam. a b = Bujur Lokasi A = Bujur Lokasi B maka Wa Wb W = x 4 menit = Waktu di Lokasi A = Waktu di Lokasi B
= ( b - a )
Wb = Wa + W
Contoh Soal :
Pada tgl 3 Januari 2013 jam 23 Waktu Tokyo, pesawat berangkat dari Tokyo menuju New York. Lama terbang 11 Jam Waktu Tokyo = GMT + 9 Waktu New York = GMT - 8
Hitung : Jam dan tanggal berapa pesawat tiba di New York ? Jawaban : Diketahui Wa = Tgl. 3 Januri 2013 Jam 23 Waktu Tokyo t = Lama Terbang Pesawat = 11 Jam Maka Wb = ? Jawaban
Bila di Denpasar dengan bujur 115 o 12, waktu menunjukkan pukul 12.30 waktu setempat maka di waktu setempat di Jakarta menunjukkan pukul berapa ? (Bujur Jakarta = 106 o 49 )
Jawaban : Diketahui dps jkt Maka = Bujur Denpasar = 115 o 12 = Bujur Jakarta W dps = Waktu di Denpasar = 12.30 = 106 o 49
W jkt = ?
Jawaban = ( jkt dps ) maka = 106 o 49 - 115 o 12 = 106,81 115,2 = - 8 o.39 W = x 4 menit = -8 o.39 x 4 = -33.56 menit W jkt = W dps + W = Jam 12 Menit 30 33.56 Menit = Jam 11 Menit 56.44 11.57 Jadi waktu setempat di Jakarta menunjukkan pukul 11.57
RUMUS :
Keterngan: Rumus ini dipergunakan untuk mencari lama siang dan lama malam pada suatu tempat di permukaan Bumi pada waktu tertentu. Dalam rumus ini belum diperhitungkan koreksi jari-jari Matahari, kerendahan ufuq dan pembiasan sinar pada saat Matahari terbit atau terbenam. Bila = 0 maka untuk semua harga , cos t0 = 0 dan t0 = 90. Artinya, bila Matahari di equator (sekitar tanggal 21 Maret dan 23 september) maka untuk semua tempat di permukaan Bumi lama siang dan malam akan sama panjangnya yaitu masing-masing 12 jam.
Bila = 0, maka untuk semua harga , cos t0 = 0 dan t0 = 90. Artinya untuk tempat- tempat yang terletak di equator, sepanjang tahun siang dan malam akan sama panjangnya, yaitu masing-masing 12 jam.
hasil kali tg
harga mutlaknya tidak lebih dari 1. oleh karena itu, jika hasil kali tg tg mencapai harga mutlak lebih dari 1, maka pada hari itu tidak terdapat titik terbit atau terbenam. Artinya, sepanjang hari itu matahari berada diatas ufuk jika deklinasi dan lintang tempat sama letaknya (sama-sama di utara atau di selatan equator), atau sepanjang hari itu matahari berada dibawah ufuk jika deklinasi dan lintang tempat berlainan letak (yang satu di utara dan yang lainnya di selatan equator, atau sebaliknya).
Tentukan lama siang dan malam pada tanggal 1 januari di Pos Observasi Bulan Pelabuhan Ratu jika diketahui deklinasi Matahari saat itu -23 dan lintang tempatnya adalah -7 1 44.6 !
Cos t0 = -tg tg Cos t0 = - tg (-23) tg (-7144.6) Cos t0 = -0.05233747 t0 = 93 (dibulatkan) 2t0 = 186 = 12j 24m Kesimpulan: Lama siang di Pos Observasi pada tanggal 1 Januari yaitu 12j 24m sedangkan lama malam 11j 36m
Tentukan lama siang dan malam pada tanggal 20 Juni di Denpasar jika diketahui deklinasi Matahari saat itu 23 26 dan lintang tempatnya adalah -8 37 12.6 !
Cos t0 = -tg tg Cos t0 = - tg (2326) tg (-83712.6) Cos t0 = 0.065706108 t0 = 8614 2t0 = 17228 = 11j 30m Kesimpulan: Lama siang di Denpasar pada tanggal 20 Juni yaitu 11j 30m sedangkan lama malam 12j 30m
Tentukan lama siang dan malam pada tanggal 22 Juni di Murmanks, daerah sebelah utara laut putih Rusia jika diketahui deklinasi Matahari saat itu 2326 dan lintang tempatnya adalah 68 55 !
Cos t0 = -tg tg Cos t0 = - tg (2326) tg (6855) Cos t0 = 1.12423248 Cos t0 memiliki harga mutlak lebih dari 1 maka t0 tak memiliki harga.
Kesimpulan: Karena dan memiliki letak yang sama yaitu di utara equator, maka pada tanggal 22 Juni di Murmanks, Matahari di atas ufuk dan tidak pernah terbenam.
Tentukan lama siang dan malam pada tanggal 22 Juni di Kota Paris jika diketahui deklinasi Matahari saat itu 2326 dan lintang tempatnya adalah 45 20 !
Cos t0 = -tg tg Cos t0 = - tg (2326) tg (4520) Cos t0 = -0.43850228 t0 = 116 (dibulatkan) 2t0 = 232= 15j 28m Kesimpulan: Karena dan memiliki letak yang sama yaitu di utara equator, maka pada tanggal 22 Juni di Paris, lama siang = 15j 28m dan lama malam = 8j 32m.
Tentukan lama siang dan malam pada tanggal 15 Oktober di Pemkab Badung jika diketahui deklinasi Matahari saat itu -823 24 dan lintang tempatnya adalah -8 11 !
Cos t0 = -tg tg Cos t0 = - tg (-823 24) tg (-811) Cos t0 = -0.021209671 t0 = 91 12 55.14 2t0 = 182 25 50.2 = 12j 10m Kesimpulan: Pada tanggal 15 Oktober di Pemkab Badung, lama siang = 12j 10m dan lama malam = 11j 50m.
BMKG
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah III Denpasar