Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................I
KONTROL PENCEGAH AIR LIMBAH.......................................................................................1
1. TUJUAN KHUSUS.................................................................................................................1
2. DESKRIPSI KERJA................................................................................................................1
3. CARA KERJA.........................................................................................................................2
4. DIAGRAM KONTROL..........................................................................................................4
5. TERMINAL BLOK...............................................................................................................12
6. HAL YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM KONTROL.............................................14
7 . KESIMPULAN.....................................................................................................................17

KONTROL PENCEGAH AIR LIMBAH


1. TUJUAN KHUSUS
1. Praktikan dapat memahami serta merakit diagram rangkaian kontrol pencegah air
limbah sekaligus mengetahui cara kerja dari rangkaian kontrol pencegah air
limbah.
2. Praktikan mampu menganalisa rangkaian kontrol pencegah air limbah, dan
memperbaiki rangkaian kontrol pencegah air limbah jika ditemukan kesalahan.
3. Praktikan diharapkan mampu mengetahui letak kesalahan/trouble dari sistem
kontrol pencegah air limbah dan sekaligus mampu untuk memperbaikinya.
4. Melatih praktikan agar mampu bekerja dengan cepat dan tepat sesuai dengan
skedul/jadwal yang telah disepakati bersama.
5. Melatih daya nalar dan kecepatan pengambilan tindakan dalam menghadapi suatu
sistem, baik dalam keadaan normal dan trouble.

2. DESKRIPSI KERJA
Kontrol ini mengoperasikan dua pompa air untuk membuang air limbah ke suatu tempat
tertentu. Saat level air mencapai level 1 maka kedua pompa tidak akan bekerja. Salah satu pompa
air akan bekerja bila air mencapai level 1 sampai level 2 (S13 ON). Pada saat level air mencapai
level 2 sampai level 3 (S13 dan S18 ON) maka kedua pompa akan bekerja bersamaan. Pompa air
akan bekerja secara bergantian pada saat air limbah berada antara level 1 dan level 2 (S13 ON) .
Jika air mencapai level 4 over limit (S37 ON) maka alarm akan berbunyi dan lampu tanda
over limit (H39) akan menyala.
Sebagai pengaman pada pompa, apabila tidak ada air yang mengalir (no flow) pada pipa saat
pompa bekerja, maka pompa akan OFF secara otomatis, alarm akan berbunyi dan lampu tanda
no flow (H15 untuk Pompa 1 dan H20 untuk Pompa 2) akan menyala.
Jika terjadi beban lebih (over load) pada pompa maka pompa juga akan OFF dan alarm
berbunyi serta lampu tanda over load (H26 untuk Pompa 1 dan H29 untuk Pompa 2) akan
menyala.

1. Jika air pada tangki B berada dibawah level 2 maka kedua pompa (M1 dan M2)
tidak akan bekerja.
2. Jika air pada tangki B berada di atas level 2 maka salah satu pompa saja yang
bekerja untuk membuang air limbah ke suatu tempat.
3. Jika ketinggian air pada tangki B naik-turun di antara level 2 dan ketika
ketinggian air pada tangki B diatas Level 2, M1 dan M2 akan bekerja secara
bergantian.
4. Jika air pada tangki B berada di atas level 3 maka kedua pompa akan bekerja.

3. CARA KERJA
Main switch (S01) kita putar sehingga posisi saklar ON. Bila S01 pada posisi ON dan air
limbah di bawah level 1 pada bak penampungan air limbah (S13, S18 & S37 OFF) maka motor
tidak akan ada yang bekerja.
Main switch (S01) pada posisi ON dan pada bak penampungan terdapat air limbah sampai ke
level 1 (S13 ON), maka salah satu pompa akan bekerja (M2). Pompa (M2) akan bekerja sampai
air limbah mencapai level 2. Pada kasus ini level air limbah bisa saja terus naik meski pompa
terus membuang air limbah ke tempat tertentu. Hal ini disebabkan karena jumlah air limbah yang
masuk lebih besar dari jumlah air limbah yang dikeluarkan ;saat air limbah mencapai level 2
(S13 dan S18 ON) maka kedua pompa akan bekerja membuang air limbah. Bila air limbah
kembali ke level 1 (S13 ON) maka salah satu pompa akan bekerja. Terjadinya pergantian pompa
yang bekerja untuk membuang air limabah disebabkan karena terdapatnya saklar impuls (K15M)
pada sistem kontrol air limbah. Dimana pada saat mencapai level 1 untuk pertama kalinya, maka
saklar impuls (K15M) bekerja, sehingga mengoperasikan K16M. dengan beroperasinya K16M
maka kontaktor ini akan menentukan motor mana yang akan bekerja berikutnya (M2). Bila air
limbah mencapai level 2 dan kembali ke level 1 maka jumlah air limbah yang keluar dari bak
penampungan lebih besar dari jumlah air limbah yang masuk ke bak penampungan, maka hanya
satu pompa (M2) saja yang bekerja. Bila air limbah terus surut sampai air limbah di bawah level
1 maka tidak ada satu pun pompa yang bekerja. Bila air limbah kembali lagi naik ke atas level 1
maka S13 ON dan saklar impuls (K15M) bekerja lagi dan posisi saklar impuls berada pada kutub

yang lainnya, sehingga K16M berada pada posisi normal dan salah satu motor (M1) akan
bekerja. Bila air limbah terus naik pada bak penampungan sampai mencapai level 3 (S37 ON)
maka alarm akan bunyi dan lampu tanda over limit level (H39) ON. Saat air limbah mencapai
level 3, maka harus diambil tindakan. Bila air limbah sudah di bawah level 3 (S37 OFF) maka
untuk meng-OFFkan alarm dan lampu tanda over limit level kita harus menekan saklar high
level (S38) sehingga K37M OFF. Bila K37M OFF maka alarm dan lampu tanda over limit
level (H39) akan segera OFF.

4. DIAGRAM KONTROL

10

11

5. TERMINAL BLOK
Terminal

Tujuaan

Sumber L1

Sumber L2

Sumber L3

Sumber Netral

PE

Sumber PE

Menuju S32

L1 main switch

Netral main switch

d
e

Phasa 48

Netral 48

NTC 1

h
i

NTC 2

j
1

Jum S 12

Phasa Flow 1(F1)

Phasa Flow 1(F2)

masukan S 13

Keluaran S 13

l
5

Jum S 17

Auto S 17

7
8

Keluaran S 18

Sumber 48

10

Keluaran S 32

11

12

12

Keluaran S 37

13

masukan S 37 (48 Volt)

14

Auto S 12

15

Hour Meter 1

16
17

Hour Meter 2

18

Keluaran S 38

19

Masukan S 38

20

Phasa Alarm

21

Phasa Penanda Motor 1 (M1)

22

Phasa Penanda Motor 2 (M2)

23

Phasa H 15/Katoda D1

24

Anoda D1

25

Phasa H 20/Katoda D2

26

Anoda D2

27

Phasa H 25/Katoda D3

28

Anoda D3

29

Phasa H 26/Katoda D4

30

Anoda D4

31

Phasa H 28/Katoda D5

32

Anoda D5

33

Phsa H 29/Katoda D6

34

Anoda D6

35

Phasa H 39/Katoda D7

36

Anoda D7

13

6. HAL YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM KONTROL


Hal-hal yang berhubungan pada sistem kontrol pencegah air limbah adalah sebagai
berikut:
1. No Flow
No flow adalah kejadian pada pipa dimana pada saat pompa bekerja membuang air limbah ke
tempat tertentu tidak ada air yang mengalir di dalam pipa. Untuk mengatasi masalah ini agar
pompa senantiasa aman maka saat terjadi no flow pompa yang sedang ON harus diamankan
dengan cara meng-OFFkan motor yang sedang bekerja tersebut.
Pada simulasi ini agar terjadi no flow pada pompa 1 (M1), kita harus mengatur timer pada
K13T lebih keci dari pada pengaturan waktu K10T. Sedangkan agar terjadi no flow pada
pompa 2 (M2), kita harus mengatur timer pada K18T lebih kecil dari pada pengaturan waktu
K17T.

2. Over Flow (Over Limit)


Over flow adalah kejadian pada bak penampungan saat air limbah berada pada level 4.
Apabila hal ini terjadi maka alarm akan berbunyi dan lampu tanda (H39) akan ON. Setelah kita
mengetahui telah terjadi over flow pada bak penampungan, maka kita harus mengambil
tindakan atas kejadian ini. Setelah air sudah turun di bawah level 4, saklar tekan high level (S38)
kita tekan, maka alarm dan lampu tanda over limit level (H39) akan OFF.
3. Over Load
Over load adalah kejadian pada motor pompa, dimana kerja motor pompa berlebihan. Bila
situasi ini terus berlanjut maka akan merusak motor pompa itu sendiri. Untuk mengatasi hal ini
maka kontaktor yang menghubungkan motor pompa dengan sumber daya dilengkapi dengan
Thermal Over Load, sehingga motor tetap aman. Bila over load terjadi pada pompa 1 (M1) dan
atau pompa 2 (M2) maka alarm & lampu tanda H26 (M1), H29 (M2) akan segera ON, sementara
motor pompa yang mengalami over load akan segera OFF.

14

4. NTC
NTC (Negative Temperature Coeficient) adalah suatu komponen elektronika dimana bila
suhu pada NTC naik/panas maka tahanan akan turun/kecil. Dengan tahanan yang kecil maka arus
akan dilewatkan melalui NTC ini sehingga keadaan NTC menjadi terhubung dengan komponen
berikutnya. Dalam sistem kontrol pompa air limbah ini NTC dihubungkan dengan K13M (M1)
dan K18M (M2).
Dalam simulasi ini NTC berfungsi agar K13M (untuk M1) dan K18M (untuk M2) tidak
langsung bekerja sehingga yang pertama bekerja adalah saklar impuls (K15M) yang
mengoperasikan K16M yang berfungsi untuk menentukan motor mana yang akan bekerja
berikutnya pada pompa yang bekerja secara bergantian (NTC berfungsi sebagai penunda kerja
K13M (M1) dan K18M (M2)).

5. Main Switch
Main switch adalah saklar utama yang berfungsi untuk menghubungkan sumber daya dengan
sistem kontrol pompa air limbah.
6. Jmp
Untuk mengetahui apakah kedua motor pompa dalam keadaan baik, maka switch pump 1
(M1) dan switch pump 2 (M2) dibuat ke arah jmp. Selama switch pump 1 (M1) dan switch pump
2 (M2) dibuat ke arah jmp maka selama itu pula motor pompa 1 dan 2 akan ON. Apabila
kondisinya seperti ini, maka motor telah terhubung dengan sumber daya (artnya motor dalam
keadaan baik).
7. Auto
Bila switch pump 1 (M1) dan switch pump 2 (M2) diarahkan pada posisi auto maka kerja
sistem seperti deskripsi kerja rangkaian kontrol air limbah di atas.
8. Light Test
Saklar tekan (S31) berfungsi untuk memeriksa apakah seluruh keadaan lampu tanda pada
pintu panel bekerja dengan baik atau tidak. Selama S31 kita tekan, maka selama itu pula lampu

15

tanda pada pintu panel akan menyala. Bila hal ini terjadi maka keadaan lampu tanda pada pintu
panel dalam keadaan baik.
9. Check Run Pump
Apabila saklar S32 kita tekan pada saat pompa 1 dan pompa 2 bekerja, maka selama
pengaturan waktu pada K32T selama itu pula lampu tanda run pump 1 dan run pump 2 yang ada
pada pintu panel ON.
10. High Level
Saklar tekan high level (S38) berfungsi untuk meng-OFFkan alarm dan lampu tanda over
limit (H39) setelah air limbah di bawah level 4.

16

7 . KESIMPULAN
1. Untuk merancang dan merakit kontrol pencagah air limbah kita harus dapat
membaca diagram rangkaian dan mengetahui sistem kerja rangkaian serta
mengetahui fungsi setiap komponen dengan pasti.
2. Untuk merancang dan merakit panel kontrol, posisi komponen-komponen
haruslah tepat agar dalam pengawatannya mudah, dan pada umumnya komponenkomponen yang berat diletakkan pada posisi paling bawah pada rangka / landasan
panel komponen.
3. Dalam melakukan pengawatan rangkaian kontrol pencegah air limbah, penarikan
kabel dari terminal utama panel ke komponen-komponen yang terpasang di pintu
panel haruslah memiliki toleransi agar pintu panel dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah (leluasa).
4. Apabila kita mengalami trouble (masalah) pada bagian rangkaian kontrol
pencegah air limbah ini maka kita terlebih dahulu :
menganalisa kesalahan rangkaian dengan cara mengalokasikan kesalahan
(mengumpulkan setiap kesalahan) dengan melakukan pengoperasian awal
sebelum diperbaiki;
men-check apakah supply sudah ada diberikan pada rangkaian kontrol;
men-check apakah fuse, MCB dan pengaman lainnya masih berfungsi atau
tidak;
men-check apakah ada kabel yang tidak terhubung pada tempatnya
(lepas/putus);
periksa peralatan selain bagian kontrol (seperti lampu) apakah baik atau
tidak;
periksa bagian pengontrol (saklar) apakah masih berfungsi atau tidak;
periksa bagian pengontrol (kontaktor/timer) apakah masih berfungsi atau
tidak;
sesuaikan rangkaian kontrol panel berdasarkan gambar rangkaian.

17

Anda mungkin juga menyukai