Oleh kelompok 3 :
Artha Vinsentricia Ekajayanti Kining Fitriana Shofia Monisa Gema Wahyuni Livia Rhea Alvita Origenes Boy Kapitan Riki Sogandi Tirta setiawan Ukhradhia M Safira G851130381 G851130141 G851130331 G851130391 G851130131 G851130111 G851130301 G851130241 G851130101 G851130466
PENDAHULUAN
Invertase atau -fruktofuranosida fruktohidrolase menghidrolisis sukrosa menjadi molekul -D-glukosa dan -DFruktosa (Barlikova et al. 1991). Enzim ini juga menhidrolisis -fruktan seperti rafinosa menjaedi gula-gula sederhana (Nakano et al. 2004). Enzim invertase yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisiae mempunyai aktivitas paling tinggi pada pH 4.5 dan temperature 30 C (Bergamasco et al. 2000). Penentuan aktivitas enzim ditentukan dengan menggunakan metode Assay Nelson dan penentuan kadar protein dengan metode Lowry. Penetuan kinetika enzim dapat menggunakan persamaan Michailes Menten, Line Weaver Burk, Dixon, Hanes, dan Eddie Hofstee.
Amobilisasi Enzim
Setelah digunakan tidak dapat dipakai kembali
Enzim mudah larut dalam air sehingga harus dilakukan pemurnian untuk dipakai kembali.
Amobilisasi Enzim
Definisi
enzim yang secara fisik dijerap/terlokalisasi dalam suatu bahan penyangga dan aktivitas katalitiknya tetap dipertahankan
Keuntungan
Untuk mengurangi pengeluaran biaya dalam proses enzimatik secara kontinu khususnya dalam industri makanan dan minuman Bisa digunakan kembali beberapa kali dan tetap aktif Pemisahan dan pembentukan kembali enzim mudah dilakukan Dapat menurunkan biaya operasi (Bayramolu et al. 2003)
Covalent bonding
Cross linking
Entrapment
Hasil
Entrapment
Metode
Kesimpulan
Bahan
Akrilamid Bis Akrilamid TEMED Amonium Persulfat Enzim Invertase Fraksi I (ekstrak kasar Fraksi 2 (amonium sulfat) Buffer asetat Sukrosa
Pencucian 1
Gel Poliakrilamid (2 mm)
Pencucian 2
Pencucian 3
HASIL
Tabel Data Uji Aktivitas Invertase Amobil dan Bebas
Sumber enzim Absorbansi [glukosa] (mM) 0 0.757 Unit enzim Unit aktivitas (unit/mL) (unit) 7.567 15.135 Rataan (unit) Blanko (sukrosa) Enzim amobil T1 (0.05 mL) 0 0.089
0.144
0.071 0.181 0.639 0.492 - 0.064 - 0.060 - 0.070 0.078 0.080 0.040
1.252
0.594 1.586 5.712 4.387 -0.622 -0.586 -0.676 0.658 0.676 0.315
12.522
5.946 1.586 5.712 4.387 -6.216 -5.856 -6.757 0.658 0.676 0.315
25.045
11.892 3.171 11.423 8.775 -12.432 -11.711 -13.513 1.315 1.351 0.631 12.573
-5.727
CONTOH PERHITUNGAN
Kurva standar aktivitas
0.16 0.14
0.12 Absorban (A) 0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0 0.2 0.4 0.6 0.8 [Glukosa] (mM) 1 1.2 1.4 y = 0.111x + 0.0055 R = 0.9524
PEMBAHASAN
Aktivitas enzim didefinisikan sebagai bertambahnya produk atau berkurangnya substrat per satuan waktu. Pengujian aktivitas invertase kali ini dilihat dari banyaknya produk yang terbentuk yaitu glukosa. Pengujian dilakukan dengan metode Nelson yang memanfaatkan prinsip pengujian gula pereduksi. Penambahan reagen Nelson berguna sebagai pewarna dan selanjutnya segera dipanaskan untuk memperjelas warna yang dihasilkan. Reagen Nelson berisi CuSO4, Ba(OH)2, dan pereaksi tembaga alkali (Bintang 2010). Hasil penambahan kemudian didinginkan sehingga diperoleh padatan berwarna biru hingga biru kehijauan. Semakin tinggi konsentrasi gula pereduksi maka warna hijau semakin dominan. Penambahan fosfomolibdat betujuan untuk melarutkan padatan yang terbentuk sehingga warna biru semakin pekat. Warna yang terlalu pekat dapat dikurangi dengan penambahan akuades.
PEMBAHASAN
Berdasarkan data pada tabel, dapat terlihat bahwa konsentrasi glukosa (produk) paling tinggi terdapat pada fraksi amobil S2 yakni sebesar 5.712 mM. Hal ini dikarenakan volume enzim yang digunakan juga besar dan cukup mempengaruhi yaitu sebanyak 0.5 mL. Namun, volume enzim yang besar ternyata mempengaruhi unit aktivitas enzim. Unit aktivitas enzim amobil S1-S3 lebih kecil dibandingkan enzim amobil T1-T3. Hal ini disebabkan peningkatan volume enzim menyebabkan enzim banyak berkumpul sehingga mengurangi kesempatan bagi molekul substrat menempel pada sisi aktif enzim (Meryandini et al 2009). Rataan unit aktivitas enzim amobil yaitu 12.573 unit lebih besar dibandingkan rataan unit aktivitas enzim bebas yaitu 5.727 unit. Unit aktivitas adalah jumlah substrat yang dihidrolisis per menit. Artinya, enzim amobil memiliki kemampuan menghidrolisis substrat lebih banyak dibandingkan enzim bebas. Hal ini dikarenakan enzim amobil bersifat lebih spesifik dan efektif dalam menghidrolisis substrat dibandingkan enzim bebas yang kemungkinan memiliki lebih banyak pengotor berupa protein atau senyawa lainnya .
PEMBAHASAN
Keuntungan enzim amobil antara lain dapat digunakan lebih dari satu kali dan mudah dalam proses pemisahan produk. Amobilisasi invertase dengan penyangga poliakrilamid termasuk jenis amobilisasi berdasarkan pembentukan ikatan kovalen (covalent binding) antara dua atom yang berasal dari poliakrilamid dan residu asam amino pada enzim (Gambar 1). Bagian sisi aktif enzim akan berada dalam kondisi terbuka dan siap menangkap substrat. Selain dengan poliakrilamid, bahan lain juga dapat digunakan untuk mengamobilisasi invertase diantaranya alginat (Tanriseven & Dogan 2001), Nylon-6 microbead (Amaya-Delgado et al 2006) dan Sepabeads (Torres et al 2002).
Gambar 1
menambahkan Glukosa masingmasing 0 ; 0,02 ; 0,05 ; 0,1 ; 0,15 ; 0,2 ; 0,25 ; dan 0,3 mM
campuran
Menambahkan aquades sebanyak: 1 ; 0,98 ; 0,95 ; 0,9 ; 0,85 ; 0,8 ; 0,75 ; dan 0,7 mL
campuran
campuran
Memanakan dalam waterbath selama 20 menit Mendinginkan dalam suhu ruangan Mengocok dengan vortex Mendiamkan tabung selama 5 menit
Campuran terhomogenkan
9 tabung reaksi uji Menambahkan 0,2 M buffer asetat pH 4,5 Menambahkan aquades masing-masing 0,6 ; 0,55 ; 0,10 ; 0,55 ; 0,10 ; 0,55 ; dan dan 0,10 mL Menambahkan masing2 fraksi dgn volume 0; 0,05 ; 0,50 ; 0,05 ; 0,50 ; 0,05 ; dan 0,50 mL Menambahkan sukrosa 0,5M maing2 sebanyak 0,20 mL Menambahkan reagen kurpitartat campuran
Mendidihkan semua tabung dalam waterbath selama 10 menit Mengukur A pada panjang gelombang 510 nM
8 tabung reaksi uji Menambahkan 0,2 M buffer asetat pH 4,5 Menambahkan sukrosa 0,5M maing2 sebanyak 0 ; 0,02 ; 0,03 ; 0,04 ; 0,05 ; 0,06 ; 0,07 ; dan 0,08 mL Menambahkan aquades sampai volume 0,9 mL Menambahkan enzim masing2 sebanyak 0,1 mL menginkubasi Menambahkan reagen kurpitartat masing2 sebanyak 1 mL Mendiihkan tabung selama 20 menit Mengukur absorbansi pada 510 nM Absorbansi masing2 tabung
Campuran Homogen
Menambahkan reagen D masing2 sebanyak 0,5 mL Mengaduk dengan vortex, dan mendiamkan dalam suhu kamar selama 30 menit Mengukur absorbansi pada panjang gelombang 750 nm dan membuat kurva standar BSA
0.12
0.08
0.06
0.04
0.02
0.25
Absorban (A)
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 20 40 60
[BSA] (g/mL)
80
100
120
0.120
0.100
Vo (mM/menit)
0.080
0.060
0.040
0.020
10
1/Vo
0.000
0.020
0.040
0.060
0.080
0.100
1/[Sukrosa]
Perhitungan Km dan Vm
y = 24.93x + 8.206 R = 0.786 Keterangan: y = 1/Vo x = 1/[substrat] a = 1/Vmaks b = Km/Vmaks sehingga, nilai Vmaks = 1/8.206 = 0.122 mM/menit Km = Vmaks x b = 0.122 x 24.93 = 3.04 mM
Blanko Ekstrak Kasar Fraksi Amonium Sulfat Encer Kental Kromatografi Encer Kental
0,000 2,696
24,243
0,192 1,948
1,684 17,504
3,369 3,501
0,168 1,750
0,120 0,278
1,036 2,459
2,072 0,491
0,104 0,246
1 0,395
100 39,563
0,175
0,479
0,365
0,445
7,219
2.955 2,955
0,479
SARAN Perlu dilakukan pengujian terhadap penggunaan berulang invertase amobil untuk melihat seberapa efektif invertase amobil jika digunakan lebih dari satu kali.
DAFTAR PUSTAKA
Amaya-Delgado L, Hidalgo-Lara ME, Montes-Horcasitas, MC. 2006. Hydrolysis of sucrose by invertase immobilized on nylon-6 microbeads. Food Chemistry 99 (2) : 299-304. Bintang M. 2010. Teknik Penelitian Biokimia. Jakarta: Erlangga. Meryandini A, Sunarti TC, Mutia F, Gusmawati NF, Lestari Y. 2009. Penggunaan xilanase Streptomyces. Sp 45 I-3 amobil untuk hidrolisis xilan tongkol jagung. J.Teknol. dan Industri Pangan 20 (1) : 9-16. Tanriseven A, Dogan S. 2001. Immobilization of invertase within calcium alginate gel capsules. Process Biochemistry 36 (11) : 1081-1083. Torres R, Mateo C, Fuentes M, Palomo JM, Ortiz C, FernandezLafuente R, Guisan JM. 2006. Reversible Immobilization of Invertase on Sepabeads Coated with Polyethyleneimine: Optimization of the Biocatalyst's Stability. Biotechnol. Process 18 (6) : 1221-1226.