1 Latar Belakang Jantung merupakan organ vital manusia yang jika terganggu kerjanya akan berakibat fatal bagi manusia. Jantung bertugas memompa darah ke seluruh bagian tubuh agar kebutuhan sel-sel dapat terpenuhi melalui. Oleh karena itu jantung juga merupakan organ sirkulasi karena memompa darah sehingga dapat mengalir didalam tubuh. Bertolak dari fungsi jantung yang sangat penting menjadikan belajar mengenai struktur fungsi jantung menjadi diperlukan. Fungsi jantung sebagai pompa darah berkontaksi secara terus menerus dan memiliki ritme. Irama denyut jantung dapat dideteksi dengan merasakan denyut nadi terutama pada bagian arteri radialis, sehingga menjadi penting bahwa pulsus menjadi indikator parameter fisiologis manusia. Dengan demikian mempelajari mekanisme terjadinya pulsus dan faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya menjadi sangat penting. Menurut Frandston (1992), hukum Starling dari jantung merupakan satu penjelasan yang paling umum diterima guna menerangkan terjadinya perubahanperubahan kemampuan jantung dalam menangani jumlah darah yang bervariasi pada berbagai kecepatan denyut. Hukum ini berbunyi bahwa semakin banyak darah yang mengisi jantung ketika diastole, semakin banyak pulalah jumlah darah yang akan dipompakan keluar (dalam batas fisiologi). Jantung dapat melakukan semuanya ini hanya karena meningkatnya jumlah darah yang masuk lebih merentangkan otot ventrikular, yang kemudian menyebabkan ventrikel
berkontraksi, dengan tenaga yang lebih besar, untuk memompakan keluar, darah lebihan itu. Hal tetsebut disebut pengaturan otomatis secara heterometrik atau intrinsik. 1.2 TUJUAN Untuk mnegetahui pengaruh aktivitas terhadap denyut nadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung adalah suatu struktur muscular berongga yang berbentuk menyerupai kerucut. Dasarnya mengarah dorsal atau kraniodorsal dan melekat pada struktur-struktur torasik lainnya dengan perantara arteri-arteri besar, vena dan kantung perikardial. Puncaknya (apeks) mengarah ventral dan sepenuhnya bebas tak terikat di dalam perikardium (Srigandono, 1992) Jantung tersusun dari bagian-bagian yang tersruktur secara sistemik dan ritmis. Setiap bagian memiliki peran penting dalam menopang kesempurnaan kinerja jantung. Empat katup dalam jantung, yang masing-masing terdiri atas kelepak-kelepak jaringan ikat, berfungsi untuk mencegah aliran darah balik. Antara setiap atrium dan ventrikel terdapat katup atrioventrikular (AV). AV ditambatkan oleh jaringan ikat kuat sehingga menccegah terjadinya perputaran balik aliran darah dari dalam ke luar. Tekanan yang dbangkitkan oleh kontraksi ventrikel yang sangat kuat akan menututp katup AV, sehingga menjaga darah agar tidak kembali ke atrium. Katup semilunar, terletak di kedua pintu keluar jantung, tempat aorta meninggalkan ventrikel kiri dan artiri pulmoner meninggalkan ventrikel kanan. Darah dipompakan kelur dan masuk ke dalam arteri melalui katup semilunar, yang diaksa membuka oleh kontraksi ventrikel. Ketika ventrikel berkontraksi, darah mulai mengalir kembali menuju jantung, menutup katup semilunar , mencegah darah masuk kembali ke dalam venrikel. Dinding arteri yang elastis akan mengembang ketika menerima darah yang dikeluarkan dari ventrikel (Wiwi, 2006).
2.2 Denyut Nadi Istilah denyut nadi merupakan manisfestasi dari kemampuan jantung. Indikator dari denyut jantung adalah denyut nadi. Jadi untuk melihat denyut jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang merupakan rambatan dari denyut jantung. Denyut tersebut dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi
(kali/menit) atau dengan denyut nadi maksimal adalah 220 dikurangi umur (Kamiso 1991). Menurut Campbell (2004), denyut nadi merupakan gambaran dari denyut jantung yang dapat diraba dan dirasakan pada arteri yang berada di bawah kulit, seperti pergelangan tangan dan leher. Denyut jantung dihasilkan oleh kotraksi otot saat jantung memompakan darah. Sel-sel tertentu otot jantung vertebrata bersifat dapat terangsang sendiri, yang berarti sel-sel itu dapat berkontraksi tanpa sinyal apapun dari sistem saraf. Jumlah denyut nadi seseorang dapat berbeda-beda, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti aktivitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang, suhu udara sekitar, posisi tubuh (berbaring tau berdiri), tingkat emosi, ukuran tubuh, serta obat yang sedang dikonsumsi. Sedangkan untuk mengetahui sirkulasi darah yang paling sederhana dengan pemeriksaan denyut nadi. Pulsus atau denyut nadi adalah perubahan tiba-tiba dari tekanan jantung yang dirambatkan sebagai gelombang pada dinding pembuluh darah. Denyut nadi merupakan sebagaian besar indeks pekerjaan jantung tetapi elastilitas pembuluh darah yang lebih besar, viskositas darah, resistensi arterior dan kapiler memegang peranan dalam menetapkan sifat-sifat tertentu dari denyut nadi (Hairy 1993). Siklus jantung terdiri dari periode relaksasi yang dinamakan diastole dan diikuti oleh periode kontraksi yang dinamakan systole. Kekuatan darah masuk ke dalam aorta selama sistolik tidak hanya menggerakkan darah dalam pembuluh ke depan tetapi juga menyusun suatu gelombang tekanan sepanjang arteri. Gelombang tekanan mendorong dinding arteri seperti berjalan dan pendorongnya teraba sebagai nadi (Hairy 1993). Urutan normal bagian-bagian jantung yang berdenyut yaitu kontraksi atrium (sistolik atrium) diikuti oleh kontraksi vertikel (sistolik vertikel) dan selama diastolic keempat ruangan relaksasi. Nadi berasal khusus dari sistem konduksi adalah nodus 4 siontriate (nodus SA), lintasan internojal atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas HIS, cabangcabangnya dan sistem purkinye, ke otot ventrikel (Ganong, 1983).
Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari noddus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim) waktu istirahat jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya (Guyton, 1997).
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Detak Jantung Menurut Hill dan Wyse (1989), faktor yang mempengaruhi detak jantung yaitu: a. Faktor kimia: ion-ion sperti Ca, Na dan K yang terdapat dalam cairan jaringan, adrenalin, dan karbondioksida b. Pengaruh temperature: frekuensi denyut jantung akan bertambah bila temperature naik dan akan berkurang jika temperature turun. c. Berat badan: semakin berat tubuh maka semakin lambat denyut jantung begitupun sebaliknya. d. Aktivitas: semakin banyak melakukan aktivitas maka denyut jantung akan semakin cepat karena jantung memompa darah semakin cepat. e. Jenis kelamin: denyut jantung perempuan lebih cepat bila dibandingkan denyut jantung laki-laki. f. Kondisi fisiologs: denyut jantung orang yang stress atau tertekan lebih banyak daripada kondisi yang normal. g. Usia dan digesti: umur muda maka frekuensi jantung lebih cepat. h. Athropin dan nikotin: mempercepat frekuensi denyut jantung 2.4 Pengukuran Denyut Nadi Tempat meraba denyut nadi menurut Depdikbud (1996) adalah : a. Pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis); b. Dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis);
c. Dada sebelah kiri, tepat di apex jantung (Arteri temparalis); d. Di pelipis. Metode pengukuran denyut nadi menurut Eko Nurmianto (1996) 1) Metode palpasi Metode palpasi dilakukan terhadap subyek dalam keadaan diam atau istirahat. Perabaan untuk menghitung denyut nadi dapat dilakukan dengan meletakkan ujung jari 3 jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis) pada pergelangan tangan bagian luar arah ibu jari, atau juga didaerah leher kiri/kanan, dibawah sudut dagu. Arah ketiga jari membentuk garis lurus sesuai dengan panjang sumbu tubuh. Perhitungan menggunakan stopwatch/jam henti. 2) Metode Auskultasi Metode ini menggunakan stetoskop (alat dengar) untuk mendengarkan denyutan jantung. Tinggal menghitung berapa denyut dalam waktu 5 detik, 10 detik atau dalam 15 detik. Hasil dikalikan dengan 12, 6,4 seperti diatas sesuai lamanya mendengarkan detikan tadi. Metode ini baik digunakan bila subyek diam tak bergerak. 3) Pulsemeter Ada 2 jenis pulsemeter yaitu pulsemeter dengan pegas dan pulsemeter digital. Pulsemeter dengan pegas akan menunjukkan simpangan kekiri dan kanan sedangkan pulsemeter digital akan akan langsung menunjukkan pada satu angka. Sensornya diletakkan dekat daun telinga / pada ujung telunjuk. 4) Electrocardiografi (ECG) ECG merupakan alat rekam jantung sehingga gravik aktifitas listrik jantung dapat terekam. Dari gambar grafik tersebut dapat dihitung berapa denyut jantung/menit. Alat ini mahal dan tidak praktis dilapangan. ECG tidak bisa dipakai untuk subyek yang bergerak dan biasanya dipakai untuk euduasi di bangsal perawatan. 5) ECG nirkabel ECG nirkabel menggunakan alat sensor yang dipasang di dada, lalu secara telemetri rekaman dapat diterima penerima dan langsung digambar listrik
jantungnya. Alat ini dapat digunakan pada subyek yang bergerak aktif tanpa mengganggu aktifitas yang dilakukan. 6) Sport tester Merupakan alat rekam yang dipasang didada yang kemudian merekam denyut jantung dan selanjutnya ditampilkan dalam monitor komputer.
2.5 Cardiac Output Cardiac output ialah jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel dalam satu menit. CO ventrikel kiri dan kanan dalam keadaan sehat (fisiologis) sama besarnya, karena bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah pada suatu tempat dalam susunan peredaran darah. Jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel pada setiap sistole disebut sebagai isi sekuncup (Stroke Volume). Dengan demikian curah jantung = isi sekuncup x frekuensi denyut jantung/menit. Besarnya curah jantung berhubungan dengan besar tubuh seseorang dan muas permukaan tubuh. Besar curah jantung untuk maksud tertentu dinyatakan dalam per meter persegi tubuh disebut sebagai indeks jantung (cardiac indeks) (Wiwi, 2006). Penggunaan indeks jantung bertujuan untuk membandingkan besar curah jantung dari orang yang berbeda besar dan tinggi tubuhnya. Curah jantung akan meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan seperti dalam keadaan stress, melakukan kerja otot, peningkatan suhu dll. Mekanisme naik-turunnya curah jantung dipengaruhi oleh besar isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung. Tubuh seseorang setelah melakukan berbagai kegiatan akan berusaha mengembalikan fungsi-fungsi tubuhnya kekeadaan basal dalam batas-batas normal. Hal ini tergantung dari daya tahan tubuh dan fungsi fisiologis yang lebih efisien dari masing-masing orang. Daya tahan tubuh dibagi dua macam yaitu daya tahan otot dan daya tahan umum yang berhubungan dengan kemampuan kerja jantung, sirkulasi darah dan pernapasan. Bermacam-macam cara dipakai untuk menilai daya tahan tubuh seseorang yang meliputi penilaian terhadap kesanggupan otot maupun kesanggupan kardiovaskulernya (Wiwi, 2006).
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat tanggal 29 November 2013, pukul 08.00 sampai dengan 10.00 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini meliputi jam (stopwatch). 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
3.3 Cara Kerja 1. Hitunglah denyut nadi setiap praktikan sebelum melakukan aktivitas. 2. Lakukan aktivitas selama 1 menit. 3. Hitunglah denyut nadi praktikan setelah melakukan aktivitas selama 1 menit. 4. Lakukan aktivitas selama 5 menit. 5. Hitunglah denyut nadi praktikan setelah beraktivitas selama 5 menit. 6. Lakukan aktivitas selama 10 menit. 7. Hitunglah denyut nadi praktikan setelah beraktivitas selama 10 menit. 8. Amatilah perubahan denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel pengamatan denyut jantung Denyut jantung Nama Aktivitas Sebelum aktivitas Ardi Imam Dayat Bambang Sit up Push up Run Scot jump 100/menit 93/menit 79/menit 99/menit 1 menit 122/menit 112/menit 81/menit 99/menit 5 menit 197/menit 113/menit 145/menit 112/menit 10 menit 266/menit 110/menit 197/menit 136/menit
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pada keadaan normal sebelum melakukan aktivitas denyut nadi praktikan yang bernama Ardi sebanyak 100 kali/menit, Imam 93 kali/menit, Dayat 79 kali/menit, dan Bambang 84 kali/menit, denyut nadi dapat dirasakan pada bagian pergelangan tangan praktikan. Setelah melakukan aktivitas selama satu menit denyut nadi pada masing-masing praktikan berubah dan bertambah dari denyut nadi sebelum melakukan aktivitas. Begitu pula dengan dengan denyut nadi setelah melakukan aktivitas selama 5 menit dan 10 menit, denyut nadi semakin bertambah cepat dari sebelumnya. Praktikan yang bernama Ardi frekuensi denyut nadinya bertambah seiring dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan. Sedangkan pada praktikan yang bernama Imam denyut nadinya menurun ketika melakukan aktivitas selama 5 menit. Saat melakukan aktivitas selama 1 menit denyut nadinya sebanyak 122 kali/menit namun setelah melakukan aktivitas selama 5 menit menurun yaitu sebanyak 113 kali/menit. Hal itu karena praktikan tidak terlalu banyak melakukan aktivitas push up sehingga jantungnya tidak terlalu berkontraksi. Namun, pada
praktikan yang bernama Bambang dan Dayat frekuensi denyut nadinya naik seiring dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan. Frekuensi denyut nadi berubah dan bertambah dari sebelum dan setelah melakukan aktivitas dengan waktu yang berbeda. Hal ini karena aktivitas mempengaruhi denyut nadi, semakin banyak aktivitas maka semakin cepat jantung memompa darah atau sedang dalam keadaan sistol. Menurut Campbell (2004), denyut nadi merupakan gambaran dari denyut jantung yang dapat diraba dan dirasakan pada arteri yang berada di bawah kulit, seperti pergelangan tangan dan leher. Denyut jantung dihasilkan oleh kotraksi otot saat jantung memompakan darah. Sel-sel tertentu otot jantung vertebrata bersifat dapat terangsang sendiri, yang berarti sel-sel itu dapat berkontraksi tanpa sinyal apapun dari sistem saraf. Jumlah denyut nadi seseorang dapat berbeda-beda, dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti aktivitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang, suhu udara sekitar, posisi tubuh (berbaring tau berdiri), tingkat emosi, ukuran tubuh, serta obat yang sedang dikonsumsi. Aktivitas fisik dengan melakukan lari-lari kecil juga telah meningkatkan suhu, baik suhu tubuh maupun suhu udara sekitar. Suhu tubuh adalah faktor lain yang menentukan pacu jantung. Peningkatan suhu sebesar 1C saja akan meningkatkan denyut jantung sekitar sepuluh denyut per menit.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari percobaan dan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa denyut jantung seseorang dapat dirasakan melalui denyut nadi yang terletak di arteri bagian bawah kulit pada pergelangan tangan ataupun leher. Jumlah denyut nadi orang dewasa yang dalam kondisi normal (sehat) adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jumlah ini dapat berbeda pada seseorang karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah aktivitas fisik dan suhu udara sekitar. Semakin tinggi aktivitas fisik seseorang maka jumlah denyut nadi per menitnya juga semakin banyak. Begitu pula dengan suhu. Meningkatnya suhu diiringi dengan meningkatnya jumlah denyut nadi tiap menit. 5.2 Saran Saran untuk praktikum ini yaitu hendaknya pengarahan terhadap praktikan pada saat praktikum lebih dijelaskan kembali. Praktikan lebih bias memahami pelaksanaan praktikum, praktikum juga harus disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, A Neil. 2004. Biologi Edisi 5 Jilid III. Erlangga: Jakarta. Eko Nurmianto .1996. Pengukuran Denyut Nadi. (http://www.scribd.com). Diakses tanggal 02 Desember 2013, pukul 14.30 WIB Frandson, RD.1993.Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi Ke 4. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. Ganong, William F. 1992. Buku Ajar Fisiologi Fisiologi Kedokteran ECG. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta. Guyton, AC. 1994. Textbook of Medical Physiology Ed 7. Missoury: WB Saunders Hairy, Junusul, 1993, Fisiologi Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Hill dan Wyse .1989. Anatomi dan fisiologi untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta. Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kansinos: Yogyakarta. Kamiso, 1991, Buku 2 Kumpulan Bahan Bacaan Mahasiswa Ilmu Kepelatihan Dasar, Semarang, IKIP Semarang Press. Srigandono, 1992. Denyut Nadi dan Cardiac Output. (http://www.scribd.com). Diakses tanggal 02 Desember 2013, pukul 14.00 WIB