10 Januari 2012
10 Januari 2012
1 / 34
Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah dan Tujuan Pembahasan Keterobservasian Sistem Linier Kontinu Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Hub. antara Keterobservasian dan Keterkonstruksian Sistem Linier Kontinu Penutup Kesimpulan Saran
10 Januari 2012
2 / 34
Latar Belakang
Diberikan suatu sistem linier kontinu yang bergantung terhadap waktu berikut: (t) = A(t)x(t) + B (t)u(t); x y(t) = C (t)x(t) + D(t)u(t) Solusi persamaan pertama dalam (1) adalah
t
t0 t t1 ,
(1)
(2)
Dengan demikian,
t
10 Januari 2012
3 / 34
Hal yang menarik untuk dikaji dari sistem linier kontinu terhadap waktu adalah Sistem (1) dikatakan terobservasi jika keadaan awal x(t0 ) = x0 dapat ditentukan dengan mengetahui output dan input sekarang dan akan datang. Selain itu, sistem (1), dikatakan terkonstruksi jika keadaan awal x(t0 ) = x0 dapat ditentukan dengan mengetahui output dan input sekarang dan masa lalu.
10 Januari 2012
4 / 34
Dalam [2], Antsaklis dan Michel telah mengkaji hubungan antara keterobservasian dan keterkonstruksian dari sistem (1). Skripsi ini mengkaji kembali hubungan antara keterobservasian dan keterkonstruksian sistem linier tersebut, serta memberikan beberapa contoh yang berkaitan dengan hubungan tersebut.
10 Januari 2012
5 / 34
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah
1
Bagaimanakah syarat cukup dan perlu untuk keterobservasian dari sistem (1)? Bagaimanakah syarat cukup dan perlu untuk keterkonstruksian dari sistem (1)? Bagaimanakah hubungan antara keterobservasian dan keterkonstruksian dari sistem (1)?
10 Januari 2012
6 / 34
Batasan Masalah
Batasan masalah dari skripsi ini adalah sistem linier kontinu yang bergantung terhadap waktu.
Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari keterobservasian, keterkonstruksian, dan hubungan keduanya pada sistem (1).
10 Januari 2012
7 / 34
Pembahasan
(4)
y(t)
y(t)
t0
(5)
dan x0 = x(t0 )
10 Januari 2012
8 / 34
Denisi 3.1.1 Suatu keadaan x dikatakan tak terobservasi pada waktu t0 jika respon inputnol dari sistem adalah nol untuk setiap t t0 , yaitu jika C (t)(t, t0 )x = 0 untuk setiap t t0
t0 menyatakan himpunan semua keadaan tak terobservasi Misalkan Ro pada t = t0 , atau secara simbolis dapat ditulis t0 Ro = {x | x tak terobservasi pada t = t0 }.
10 Januari 2012
9 / 34
Denisi 3.1.2 Sistem (1) dikatakan terobservasi keadaan pada t0 , jika keadaan yang tak t0 terobservasi pada t0 hanyalah keadaan nol, x = 0, yaitu jika Ro = {0}.
10 Januari 2012
10 / 34
Teorema 3.1.3 Suatu keadaan x adalah tak terobservasi pada t0 jika dan hanya jika x ker(Wo (t0 , t1 )) untuk setiap t1 t0 , dimana
t1
Wo (t0 , t1 )
t0
T (, t0 )C T ( )C ( )(, t0 )d
(6)
10 Januari 2012
11 / 34
Akibat 3.1.4 Sistem (1) adalah terobservasi keadaan pada t0 jika dan hanya jika terdapat suatu waktu berhingga t1 > t0 sedemikian sehingga rank (Wo (t0 , t1 )) = n. Jika sistem terobservasi, maka keadaan x0 pada t0 adalah
1 x0 = W o (t0 , t1 ) t1 t0
(7)
T (, t0 )C T ( )y( )d .
(8)
10 Januari 2012
12 / 34
Denisi 3.2.5 Suatu keadaan x dikatakan tak terkonstruksi pada waktu t1 jika untuk setiap waktu berhingga t t1 , respon input-nol dari sistem adalah nol untuk semua t, yaitu, C (t)(t, t0 )x = 0 untuk setiap t t1 .
t1 Misalkan Rcn menyatakan himpunan semua keadaan tak terkonstruksi pada t = t1 , atau secara simbolis dapat ditulis t1 Rcn = {x | x tak terkonstruksi pada t = t1 }.
10 Januari 2012
13 / 34
Densi 3.2.6 Sistem (1) dikatakan terkonstruksi keadaan pada t1 , jika keadaan yang tak 1 terkonstruksi pada t1 hanyalah keadaan nol, x = 0, yaitu jika Rt cn = {0}.
10 Januari 2012
14 / 34
Teorema 3.2.7 Suatu keadaan x adalah tak terobservasi pada t1 jika dan hanya jika x ker(Wcn (t0 , t1 )) untuk setiap t0 t1 , dimana
t1
Wcn (t0 , t1 )
t0
T (, t1 )C T ( )C ( )(, t1 )d
(9)
10 Januari 2012
15 / 34
Akibat 3.2.8 Sistem (1) adalah terkonstruksi keadaan pada t1 jika dan hanya jika terdapat suatu waktu berhingga t0 < t1 sedemikian sehingga rank (Wcn (t0 , t1 )) = n. (10)
10 Januari 2012
16 / 34
Teorema berikut memperlihatkan hubungan antara keterobservasian dan keterkonstruksian sistem (1). Teorema 3.3.9 Jika sistem (1) terobservasi keadaan pada t0 , maka sistem tersebut terkonstruksi keadaan pada suatu t1 > t0 . Selanjutnya, jika sistem (1) terkonstruksi keadaan pada t1 , maka sistem tersebut terobservasi keadaan pada suatu t0 < t1 .
10 Januari 2012
17 / 34
Misalkan sistem (1) terboservasi keadaan pada t0 , akan dibuktikan bahwa sistem tersebut terkonstruksi keadaan pada t1 . Karena sistem (1) terobservasi keadaan pada t0 , maka terdapat suatu waktu berhingga t1 > t0 sedemikian sehingga rank (Wo (t0 , t1 )) = n. Perhatikan matriks Wcn (t0 , t1 ) pada persamaan (13). Dengan mengalikan matriks Wcn (t0 , t1 ) dari kiri dengan T (t1 , t0 ) dan dari kanan dengan (t1 , t0 ), diperoleh
10 Januari 2012
18 / 34
T (, t1 )C T ( )C ( )(, t1 )d (t1 , t0 )
=
t0 t1
=
t0 t1
=
t0
= Wo (t0 , t1 ).
10 Januari 2012
19 / 34
Karena (t1 , t0 ) adalah matriks tak singular untuk setiap t0 dan t1 , maka rank ((t1 , t0 )) = n. Karena rank (Wo (t0 , t1 )) = n dan rank ((t1 , t0 )) = n, maka mestilah rank (Wcn (t0 , t1 )) = n untuk setiap t1 yang menunjukkan bahwa sistem terkonstruksi keadaan.
10 Januari 2012
20 / 34
Misalkan sistem (1) terkonstruksi keadaan pada t1 , akan dibuktikan bahwa sistem tersebut terobservasi keadaan pada t0 . Karena sistem (1) terkonstruksi pada t1 , maka terdapat suatu waktu berhingga t0 < t1 sedemikian sehingga rank (Wcn (t0 , t1 )) = n. Perhatikan matriks Wo (t0 , t1 ) pada persamaan (10). Dengan mengalikan matriks Wo (t0 , t1 ) dari kiri dengan (T (t1 , t0 ))1 dan dari kanan dengan ((t1 , t0 ))1 diperoleh
10 Januari 2012
21 / 34
T (, t0 )C T ( )C ( )(, t0 )d (t0 , t1 )
=
t0 t1
=
t0 t1
=
t0
= Wcn (t0 , t1 ).
10 Januari 2012
22 / 34
Karena (t1 , t0 ) adalah matriks tak singular untuk setiap t0 dan t1 , maka rank ((t1 , t0 )) = n. Selanjutnya, karena rank (Wcn (t0 , t1 )) = n dan rank ((t1 , t0 )) = n, maka mestilah rank (Wo (t0 , t1 )) = n untuk setiap t1 yang menunjukkan bahwa sistem terobservasi keadaan.
10 Januari 2012
23 / 34
Wo (t0 , t1 ) =
t0
10 Januari 2012
24 / 34
Diberikan y(t0 ) = y(t0 ) = et0 , maka x0 dapat ditentukan menggunakan (12), yaitu x0 = e2t0 (t1 t0 )
t1 t0
et0 (et0 )d = .
10 Januari 2012
25 / 34
Contoh 3.3.2. = A(t)x, y = C (t)x dimana Diketahui sistem x 1 e2t A(t) = dan C (t) = 0 et . Akan diperlihatkan bahwa 0 1 sistem ini tak terobservasi keadaan. Karena
t t
A(t)
t0
A( )d =
t0
A( )d A(t),
dapat ditunjukkan.
10 Januari 2012
26 / 34
A( )d
1 t+t0 et+3t0 ) 2 (e e(tt0 )
t0 ( t t0 ) e
e(tt0 ) 0 .
0 e2 +t0
10 Januari 2012
27 / 34
10 Januari 2012
28 / 34
10 Januari 2012
29 / 34
e(t1 t) 0
e2 +t1 )
10 Januari 2012
30 / 34
10 Januari 2012
31 / 34
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari pembahasan, dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut:
1
Syarat cukup dan perlu untuk keterobservasian dari sistem (1.1.1) adalah rank (Wo (t0 , t1 )) = n, (11) Syarat cukup dan perlu untuk keterkonstruksian dari sistem (1.1.1) adalah rank (Wcn (t0 , t1 )) = n, (12) Jika sistem (1.1.1) terobservasi keadaan pada t0 , maka sistem tersebut terkonstruksi keadaan pada suatu t1 > t0 . Selain itu, jika sistem tersebut terkonstruksi keadaan pada t1 , maka sistem tersebut terobservasi keadaan pada suatu t0 < t1 .
10 Januari 2012
32 / 34
Saran
Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk membahas tentang hubungan antara keterobservasian dan keterkonstruksian sistem diskret bergantung waktu.
10 Januari 2012
33 / 34
Terima Kasih
10 Januari 2012
34 / 34