Anda di halaman 1dari 25

PERSILANGAN ANTARA JALAN REL DENGAN JALAN RAYA

Oleh: ISMAIL (11110008)

MARIANA SAFITRI (11110011)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS MALAHAYATI 2013

PENDAHULUAN

Persilangan antara jalan rel dan jalan raya dikenal pula dengan istilah Perlintasan. Uraian yang akan disampaikan pada sub-bab ini ialah yang berkaitan dengan persilangan sebidang antara jalan rel dan jalan raya.

Terdapat dua kelompok jenis persilangan dengan jalan raya, yaitu: a) persilangan/perlintasan dengan penutup/palang, b) persilangan/perlintasan tanpa penutup/palang

PENDAHULUAN

Tujuan
Mengetahui perbedaan persilangan dengan penutup dan tanpa penutup, serta perancangan struktur persilangan jalan rel dengan jalan raya.

Rumusan Masalah
Apa perbedaan persilangan dengan penutup dan tanpa penutup, serta perancangan struktur persilangan jalan rel dengan jalan raya.

Manfaat
Mampu memahami persilangan dengan penutup dan tanpa penutup, serta perancangan struktur persilangan jalan rel dengan jalan raya serta menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dan juga pembaca.

PENGERTIAN

Perlintasan sebidang adalah perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan. Peringatan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan. Jarak Pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada saatmengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yangmembahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahayatersebut secara aman.

PERSILANGAN DENGAN PENUTUP

Penutup Sorong
Penutup Persilangan Penutup Jungkit

Digerakkan sejajar dengan sumbu jalan rel yang terdiri atas "pagar" dengan roda-roda kecil
terdiri atas batang yang salah satu ujungnya dapat berputar pada suatu sumbu horizontal, untuk memperkecil gaya yang dibutuhkan dan untuk membuka serta menutup dan diujung diberi beban kontra (Counter Weight)

PERSILANGAN DENGAN PENUTUP

PERSILANGAN DENGAN PENUTUP


Perlintasan sebidang yang dilengkapi dengan pintu tidak otomatis baik elektrik maupun mekanik harus dilengkapi dengan : a. Genta/isyarat suara dengan kekuatan 115 db pada jarak 1 meter. b. Daftar semboyan; c. Petugas yang berwenang;

d. Daftar dinasan petugas;


e. Gardu penjaga dan fasilitasnya; f. Daftar perjalanan kereta api sesuai Grafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA);

g. Semboyan bendera berwarna merah dan hijau serta lampu semboyan;


h. Perlengkapan lainnya seperti senter, kotak P3K, jam dinding; i. Pintu dengan persyaratan kuat dan ringan, anti karat serta mudah dilihat danmemenuhi kriteria failsafe untuk pintu elektrik

PERSILANGAN DENGAN PENUTUP

Perlintasan sebidang yang dilengkapi dengan pintu otomatis harus memenuhi ketentuan: a. pintu dengan persyaratan kuat dan ringan, anti karat serta mudah dilihat dan memenuhi kriteria fail safe; b.pada jalan dipasang pemisah lajur;

c.pada kondisi darurat petugas yang berwenang mengambil alih


fungsi pintu.

Persilangan Tanpa Penutup

Pada persilangan atau perlintasan tanpa penutup tersebut harus tersedia daerah pandangan bebas yang memadai baik bagi pengemudi kendaraan di jalan raya maupun bagi masinis kereta api. Persyaratan ketersediaan daerah pandang bebas tersebut mengakibatkan daerah pandangan bebas dimaksud berbentuk segitiga.

Persilangan Tanpa Penutup


Persilangan yang paling baik antara jalan rel dan jalan raya ialah persilangan siku-siku. Kondisi terjelek yang mungkin terjadi ialah tidak ada rambu atau tanda yang memberitahu bahwa kereta api akan melewati persilangan dengan jalan raya, oleh karena itu perancangan jarak pandangan bebasnya berdasar pada dua kasus yaitu: Kasus I: pengemudi kendaraan jalan raya dapat melihat kereta api yang mendekat dan kendaraan dapat melintasi persilangan sebelum kereta api tiba di persilangan, Kasus II: pengemudi kendaraan jalan raya dapat melihat kereta api yang mendekat dan kendaraan dapat dihentikan sebelum memasuk di daerah persilangan.

Persilangan Tanpa Penutup Kasus I

Persilangan Tanpa Penutup

Persilangan Tanpa Penutup


dH = Jarak pandang bebas minimum sepanjang jalan raya (feet), dT Vv VT t f D = Jarak pandang bebas minimum sepanjang jalan rel (feet), = Kecepatan kendaraan jalan raya (mil/jam), = Kecepatan kereta api (mil/jam), = Waktu reaksi diambil 2,5detik, = Koefisien gesek, = Jarak dari garis berhenti atau jarak ujung depan kendaraan ke rel terdekat, diambil 15 feet,

De
L W

= Jarak dari pengemudi ke ujung depan kendaraan di ambil l0 feet,


= Panjang kendaraan di ambil 65 feet, = Jarak antara rel terluar, untuk jalur tunggal digunakan 5 feet.

Persilangan Tanpa Penutup

Untuk keperluan keamanan, panjang dH yang didapat dari persamaan (2.a) perlu dikalikan dengan faktor keamanan minimum sebesar 1,1. Untuk menentukan koefisien gesek (f) yang digunakan dapat menggunakan Tabel 2.1

Persilangan Tanpa Penutup

Kasus II

Persilangan Tanpa Penutup

Dt

Jarak pandang bebas minimum sepanjang jalan rel (feet),

VT =
VG = al J = =

Kecepatan keretaa api (mil/jam),


Kecepatan terbesar kendaraan pada sisi pertama, diambil sebesar 8,8feet/detik. Percepatan kendaraan pada sisi pertama, diambil 1,47 feet/detik Waktu reaksi, diambil sebesar 2,0detik.

Persilangan Tanpa Penutup

Persilangan Tanpa Penutup


Berdasarkan pada kedua kasus tersebut di atas AASHTO (l984) memberikan tabel kebutuhan jarak pandangan bebas pada kedua belah pihak yaitu pada jalan raya dan jalan rel sebagai yang ditunjukkan pada Table 2.2.

Jarak-jarak minimum pandangan bebas untuk kedua kasus tersebut di atas juga diberikan oleh PT Kereta Api (persero) melalui PD 10, seperti yang tercantum pada Tabel 2.3. Perlu dicatat bahwa baik yang berikan oleh AASHIO (1984) maupun oleh PD l0 tahun 1986 jarak pandangan bebas dimaksud (lihat Gambar 2.2 dan Gambar 2.3) ialah dengan syarat medannya rata, bebas dari benda-benda penghalang setinggi 1 meter ke atas, dan diperlintasan dipasang pasang semboyan dan rambu yang sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku.

Perancangan Struktur Persilangan Jalan Rel dengan Jalan Raya

Lebar perkerasan jalan raya pada persilangana antara jalan rel dengan jalan raya baik yang tanpa atau dengan penutup/palang harus sama dengan lebar perkerasan jalan raya yang bersangkutan. Agar supaya roda kereta dapat melewali persilangan ini maka perlu disediakan alur untuk flens roda selebar 40 mm. Lebar alur dimaksud harus selalu bersih dari bendabenda yang dapat mengganggu. Penyediaan alur untuk flens roda dapat dilakukan dengan pemasangan rel lawan yang panjangnya mencapai 80 cm di luar lebar persilangan dan dibengkokkan ke dalam.

Perancangan Struktur Persilangan Jalan Rel dengan Jalan Raya

Rel pada persilangan antara jalan rel dengan jalan raya

Perancangan Struktur Persilangan Jalan Rel dengan Jalan Raya

Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan jalan raya menggunakan perkerasan beraspal

Perancangan Struktur Persilangan Jalan Rel dengan Jalan Raya

Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan jalan raya menggunakan balok kayu

Perancangan Struktur Persilangan Jalan Rel dengan Jalan Raya

Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan jalan raya menggunakan pelat beton.

Perancangan Struktur Persilangan Jalan Rel dengan Jalan Raya

Potongan melintang persilangan sebidang antara jalan rel dengan jalan raya menggunakan pelat baja khusus

SEKIAN
TERIMA KASIH :)

Anda mungkin juga menyukai