BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Masalah
1. Pendarahan pada kehamilan muda disertai dengan gejala mirip preeklamsi
2. Resiko tinggi untuk menjadi keganasan (k:oriokarsinoma)
( Sarwono Prawirohardjo, 2003 )
1.3. Insidens
Frekuensi mola umumnya pada wanita Asia lebih tinggi (1 atas 20 kehamilan)
daripada wanita dinegara-negara barat (1 atas 200 kehamilan). Soejones, dkk (1976)
melaporkan 1 : 85 kehamilan, RS Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta 1 : 31 persalinan
dan 1 : 49 kehamilan, Luat A Siregar (Medan) 1982 : 11-16 per 1000 kehamilan,
Soetomo (Surabaya) 1 : 80 persalinan, Djamhoer M (Bandung) : 9-21 per 1000
kehamilan. Tidak ada ras atau etnis khusus yang menjadi predileksi bagi suatu
kehamilan mola, meskipun pada negara-negara Asia menunjukan angka 15 kali lebih
tinggi dibandingkan Amerika wanita Asia yang tinggal di Amerika tidak menampakan
adanya perbedaan angka kehamilan mola dibandingkan dengan grup etnis lainnya. Mola
hydatidosa sering terjadi pada wanita usia reproduktif. Wanita dewasa muda atau
perimenopause beresiko tinggi untuk kehamilan mola. Wanita dengan usia lebih dari 35
tahun 2 kali lipat lebih beresiko, dan wanita dengan usia lebih dari 40 tahun beresiko 7
kali lipat dibandingkan dengan wanita yang usianya Iebih muda. ( Sarwono
Prawirohardjo, 2003 )
1.4. Etiologi
Walaupun penyakit ini sudah dikenal sejak abad ke-6, tetapi sampai sekarang
belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Berbagai teori telah diajukan, misalnya :
1. T eori infeksi
2. Teori defisiensi makanan, terutama protein tinggi
3. Teori kebangsaan
( Sarwono Prawirohardjo, 2003 )
BABII
TINJAUAN TEORI
2.2. Patogenesis
Ada beberapa teori yang dianjurkan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit
trofoblas. Pertama missed abortion yaitu mudigah mati pada kehamilan 3-5 minggu (
missed abortion ), karena itu terjadi gangguan peredaran darah sehingga terjadi
penimbunan eairan dalam jaringan mesenkim dari viii dan akhirnya terbentuklah
gelembung-gelembung. Menerut Reynolds, kematian mudigah itu disebabkan
kekurangan gizi berupa asam folik dan histidine pada kehamilan hari ke 13 dan 21. Hal
ini yang menyebabkan gangguan angiogenesis. Kedua teori Neoplasme dari Park yang
menyatakan bahwa yang abnormal adalah sel-sel trofoblas yang mempunyai fungsi
yang abnormal pula, dimana terjadi resorpsi cairan yang berlebihan kedalam viii,
sehingga timbul gelembung. Hal ini menyebabkan gangguan peredaran darah dan
kematian mudigah. Ada juga teori sitogenetika, yaitu mola hidatidosa komplit berasal
dari genom paternal (genotype 46xx sering, 46xy jarang, tapi 46xxnya bersal dari
reproduksi haploid sperma dan tanpa kromoson dari ovum). Mola parsial mempunyai
69 kromoson terdiri dari kromoson 2 haploid paternal dan 1 haploid maternal (triploid,
69xxx atau 69xxy dari 1 haploid ovum dan lainnya reduplikasi haploid paternal dari
satu sperma atau fertilisasi dispermia. ( www.google, Sayudi, 2004 )
2.3. Klasiflkasi
Perkembangan penyakit trofoblas ini amat menarik dan ada tidaknya janin telah
digunakan untuk menggolongkannya menjadi bentuk mola yang komplit (klasik) dan
parsial (inkomplit). ( www.google, 2004 )
1. Mola Hydatidosa Komplit ( Klasik)
Suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan
hampir seluruh viIi khorialis berubah menjadi kumpulan gelembung yang jernih
yang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yang lebih mudah terlihat
sampai beberapa em dan bergantung dalam beberapa em dan bergantung dalam
beberapa kelompok dari tangkai yang tipis. Massa tersebut dapat tumbuh eukup
besar sehingga memenuhi uterus yang besarnya biasa meneapai ukuran uterus
kehamilan normal lanjut,.
Struktur histologiknya ditandai oleh :
a. Degenerasi hidropik dan pembengkakan stroma vilus
b. Tidak adanya pembuluh darah dalam viIi yang membengkak
c. Proliferasi epitel trofoblas hingga mencapai derajat yang beragam
d. Tidak ditemukan janin dan amnion
berjalan lambat, sementara viIi lainnya yang vaskuler dengan sirkulasi darah
fetus-plasenta yang masih berfungsi tidak mengalami perubahan. Bila ada mola
yang disertai janin ada 2 kemungkinan, pertama kehamilan kembar dimana 1
janin tumbuh normal dan hasil konsepsi yang 1 lagi mengalami mola parsial.
9. Emboli paru. Penyulit lain yang mungkin terjadi ialah emboli sel trofoblas keparu-
pam. Sebetulnya pada tiap kehamilan selalu ada migrasi sel trofoblas ke peredaran
darah kemudian keparu-paru tanpa memberikan gejala apa-apa tetapi pada mola
kadang-kadang jumlah sel trofoblas ini demikian banyak sehingga dapat
menimbulkan emboli paru-paru akut yang bisa menyebabkan kematian.
10. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada), yang
mempakan diagnosa pasti.
2.5. Diagnosis
1. Anamnesis
a. Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata dari
kehamilan biasa
b. Kadangkala ada tanda toksemia gravidarum
c. Terdapat beberapa perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur, wama
tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak.
d. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua kehamilan sehamsnya
e. Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada)
yang merupakan diagnosa pasti.
2. Pemeriksaan Fisis
Inspeksi :
a. Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan yang
disebut muka mola (mola face)
b. Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas
Palpasi :
a. Uterus membesar tidak sesuai dengan umur kehamilan, terasa lembek
b. Tidak terba bagian-bagianjanin dan ballotement,juga gerakanjanin
c. Adanya fenomena harmonika : darah dan gelembung mola keluar dan fundus
uteri turun lalu naik lagi karena terkumpulnya darah bam
Auskultasi :
a. Tidak terdengar denyut jantung janin
b. T erdengar bising dan bunyi khas
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan β -hCG atau Serum, misalnya Galli Mainini pada mola hidatidosa
kadar gonadotropin dalam darah dan urin sangat meningkat maka reaksi Galli
Mainini dilakukan secara kuantitatif
b. Foto thoraks, ada gambaran emboli udara atau matastase ke paru
c. USG menunjukan gambaran badai salju (snow flake pattern)
d. Pemeriksaan sonde uterus (Hanifa), dimana sonde mudah masuk ke dalam
Cavum uteri, pada kehamilan biasanya ada tahanan oleh janin
e. Tes Acosta Sison, dengan tang abortus gelembung mola dapat dikeluarkan
f. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotoksikosis
g. Pemeriksaan histologik :
Mola hydatidosa komplit : gambaran proliferasi trofoblas, degenerasi
hidrofik viIi khorialis dan berkurangnya vaskularisasi / kapiler dalam
stromanya
Mola hydatidosa parsial : gambaran edema vilinya fokal dan proliferasi
trofoblasnya ringan dan terbatas pada lapisan
2.6. Penatalaksanaan
Terapi mola hydatidosa terdiri dari 4 tahap yaitu :
1. Perbaiki keadaan umum
a. Koreksi dehidrasi
b. Transfusi darah bila ada anemia (Hb ≤ 8 gr%)
c. Bila ada gejala pre-eklampsia dan hiperemesis gravidarum diobati sesuai
dengan protokol penanganan di bagian Obgin FK-UH
d. Bila ada gejala tiroktoksikosis dikonsulkan ke Bagian Penyakit Dalam
2. Pengeluaran jaringan mola
Ada 2 cara yaitu :
a. Kuretase
1. Dilakukan setelah keadaan umum diperbaiki dan setelah pemeriksaan
persiapan selesai (pemeriksaan darah rutin, kadar β - hCG serta foto
thoraks), kecuali bilajaringan mola sudah keluar spontan.
e. Bila terjadi remisi spontan (kadar β -hCG, pemeriksaan fisis dan foto thoraks
setelah satu tahun semuanya normal) maka penderita tersebut dapat berhenti
menggunakan kontrasepsi dan hamil lagi
f. Bila selama masa observasi kadar β -hCG tetap atau bahkan meningkat atau pada
pemeriksaan klinis, foto thoraks ditemukan adanya metastasis maka penderita
harus dievaluasi dimulai pemberian kemoterapi.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN
MOLA HYDATIDOSA
A. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Pasien : Ny. Sulastri Nama Suami : Tn. Rawin S.
Umur : 26 tahun Umur : 28 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Palembang / Indonesia Suku/Bangsa :Palembang/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. A. Yani Rt.01/Rw.04Alamat : Jl. A. Yani Rt.01/Rw. 04
Palembang Palembang
b. Keluhan Utama :
Pada tanggal 10 September 2009 pukul 10.00 WIB ibu datang ke BPS mengaku
hamil 3 bulan anak pertama ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluh
mual, muntah dan perdarahan
c. Data Kebidanan
1. Haid
Menarche : 15 tahun Teratur/tidak : Teratur
Siklus : 27 hari Sifat darah : Encer
Lamanya : 7 hari Disminorhoe : Tidak ada
Banyaknya : 2 x ganti pembalut
2. Status Perkawinan
Kawin : Ya, 1 kali
Usia kawin pertama : 24 tahun
Lamanya perkawinan : 2 tahun
5. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah
Pernah Menjadi askeptor KB : Tidak pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : Tidak pernah
Alasan berhenti menjadi akseptor KB : Tidak pernah
d. Data Kesehatan
1. Pribadi
Penyakit / Kelainan yang pernah dialami : Tidak ada
Operasi yang pernah dialami : Tidak ada
2. Keluarga
Penyakit / kelainan dalam keluarga : Tidak ada
Keturunan kembar : Tidak ada
f. Data Psikososial
1. Pribadi
Alasan datang ke petugas kesehatan : Ingin memeriksakan
kehamilan
Harapan terhadap persalinan : Normal dan lancar
Rencana tempat melahirkan : Klinik bersalin / bidan
Persiapan yang telah dilakukan : Perlengkapan bayi dan
materiil
Rencana menyusui : Sendiri
Rencana perawatan anak : Sendiri
Alat kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada
Rencana jumlah anak : ± 3 orang
2. Keluarga
Tanggapan suami / keluarga terhadap kehamilan : Sangat diharapkan
Dorongan yang diberikan suami / keluarga : Moril, spiritual
3. Budaya
Adat / kebiasaan yabng sering dijalankan selama kehamilan : Tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Fisik
KU : Baik Suhu : 36oC
Kesadaran : Composmentis TB : 155 cm
TD : 120/70 mmHg BB Sebelum Hamil : 47 Kg
Nadi : 82 x/menit BB sesudah hamil : 49 Kg
RR : 24 x/menit Lila : 23,5 cm
b. Pemeriksaan Obstetri
1. Inspeksi/palpasi
Kepala
Mata : Sklera bening, konjungtiva merah muda
Muka : Tidak ada cloasma gravidarum
Mulut : Bersih, tidak ada caries
Leher
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Tumor : Tidak ada
Payudara / mamae
Pembesaran : Simetris
Areola mammae : Hyperpigmentasi
Puting susu : Menonjol
Colostrum : Belum keluar
Perut
Pembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilan
Linea alba / nigra : Linea Alba
Striae albican / livide : Striae albican
Kelainan : Tidak ada
Genetalia Eksterna
Labia mayora / minora : Simetris, tidak ada kelainan
c. Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum : 26 cm
Distansia cristirum : 28 cm
Conjungata eksterna : 19 cm
Lingkar panggul : 84 cm
d. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah
Hb : 12 gr%
Gol. Darah : B
2. Urine
Protein : Negatif
Glukosa : Negatif
C. ANALISA DATA/ASSESMENT
a. Diagnosa : G2P0A0 hamil 12 minggu dengan mola hidatidosa
b. Masalah : Mual – muntah > 3 kali sejak 2 hari yang lalu
c. Kebutuhan : 1. Informasi tentang keadaan ibu dan janin
2. Informasi tentang fisiologi kehamilan
3. Beri informasi tentang gizi seimbang
4. Informasi tentang perawatan payudara
5. Informasi tentang tanda – tanda kehamilan
6. Informasi tentang personal hygiene
7. Informasi tentang control ulang
d. Diagnosa Potensial :
e. Tindakan segera : 1. Memberikan konseling tentang kehamilan dan
perubahan pada masa kehamilan
2. Memberikan obat – obatan untuk mengurangi
mual muntah, seperti metaclopramide, antihistamin
dan anti reflux medication, medianen BG, antesida
dan anti mulas
D. PLANNING
1. Beri informasi tentang keadaan ibu dan janin
Memberikan informasi kepada ibu tentang keadaan ibu dan janin dalam
keadaan baik dan diperoleh hasil yaitu TD : 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/m, RR :
20 x/m, Temp : 36oC.
E. EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang apa yang diberikan dan dijelaskan oleh bidan tentang
keadaan ibu dan janin.
2. Ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan oleh bidan tentang fisiologi kehamilan
3. Ibu mengerti tentang gizi seimbang
4. Ibu mengerti tentang perawatan payudara
5. Ibu mengerti tentang tanda – tanda bahaya kehamilan
6. Ibu mengerti tentang personal hygiene
7. Ibu mengerti tentang jadwal kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahimya bayi yang sempurna
Tetapi akan kenyataannya tidak selalu demikian, seringkali perkembangan kehamilan
mendapat gangguan yang dapat teIjadi pada berbagai tahap. Tergantung pada tahap
mana ganguan itu teIjadi, maka kehamilan dapat berupa keguguran, kehamilan ektopik,
prematuritas, kematian janin dalam rahim atau kelainan konggenital, kesemuanya
merupakan kegagalan fungsi reproduksi. Demikian pula dengan penyakit tropoblas pada
hakekatnya merupakan kegagalan reproduksi. Pada keadaan ini janin tidak berkembang
menjadi janin yang tidak sempuma, melainkan berkembang menjadi keadaan patologik
yang teIjadi pada minggu-minggu pertama kehamilan berupa degenerasi hidropik pada
jonjot korion, sehingga menyerupai gelembung yang disebut mola hydatidosa. Pada
umumnya penderita mola hydatidosa akan baik kembali, tetapi ada diantaranya
mengalami degenerasi berupa koriokarsinoma, penyakit tropoblastik gestasional
meliputi beberapa proses penyakit yang berasal daro plasenta. Ini meliputi kehamilan
mola, tumor tropoblatik palsenta, choriocarcinoma, dan mola invesif.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi Petugas Kesehatan
Agar lebih meningkatkan pemberian pengetahuan dan tanda-tanda
bahaya bagi kehamilan mola hydatidosa sehingga dapat menolong persalinan
dengan baik, sehingga ibu dan anak yang dilahirkan juga dalam kondisi yang
baik serta tidak ditemukannya kemungkinan buruk .
5.2.2. Bagi Pendidikan
Agar makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan merupakan
informasi yang lengkap dan bermanfaat untuk perkembangan pengetahuan
terhadap kehamilan mola hydatidosa.
DAFTAR PUSTAKA